Jumat, 17 Januari 2014

Complicated Story


  • Cerita ini hanya sebuah karangan, tumpahan dari imajinasi liar yang dibuat hanya untuk kesenangan semata. Apabila ada kesamaan nama itu hanyalah sebuah kebetulan, tidak ada unsur kesengajaan,
  • Foto di ambil dari internet, dan identitas pemilik foto dirahasiakan!
  • Baca dahulu baru kasih komentar :D
#########################

“Dok! Pasti ada yang salah! Tolong periksa sekali lagi kondisi suami saya. Saya mohon…. Dok”. Sungguh diluar dugaan, hasil tes diagnosa rumah sakit memvonis bahwa pasien yang merupakan suami dari Jessica mengalami kelumpuhan sebagian tubuh. Meskipun tidak bersifat permanen, kabar buruk tersebut cukup membuat Jessica syok. Isak tangis pun tak tertahankan lagi.

###
4 hari yang lalu

Jessica

"Sayaaang, kamu kok cantik banget sih? Boleh minta resepnya" goda Jimmy yang coba merayu Jessica dengan maksud meminta jatah seorang suami.
"Apaan sih kamu, basi banget ah. Aku lagi cape banget tau yang. Tugas akhir tahunku sangat numpuk, sebagian sudah dikerjakan di kantor tapi belum selesai-selesai juga huh" keluh Jessica. Memang benar kenyataannya akhir-akhir ini Jessica seringkali lembur bekerja dikarenakan tugas yang begitu banyak dan menuntut untuk diselesaikan.
"Tapi aku lagi kepengen sayang... Kan kamu tau sendiri aku gak akan bisa tidur apabila nahan horny. Oiya yang aku mau cerita sedikit deh"
"Alah alibi banget. Palingan cerita jorok kamumah yang. Wuu gemesin banget sih.." Jawab Jessica sambil menarik pipi suamiya
Jimmy

"Kamu tuh yang ngegemesin. Istrinya siapa sih?" Canda sang suami sambil mendekapkan tubuhnya ke arah sang istri. Tercium wangi tubuh yang membuat lelaki manapun bergairah ketika menciumnya.
 "Tadi saat aku ke warung sebelah tidak sengaja aku mendengarkan pembicaraan petugas keamanan komplek sini. Mereka membicarakan kamu yang" Jimmy memulai ceritanya
"Membicarakan aku? Maksudnya?" Heran Jessica
"Mereka tidak menyadari kedatanganku dan tetap melanjutkan obrolannya. Yang aku dengar awalnya mereka memuji kecantikanmu dan menyatakan betapa beruntungnya diriku yang tidak tampan tetapi mendapatkan istri secantik dirimu. Mereka juga mengira aku menggunakan ilmu hitam. Bahkan sampai sekarang mereka tidak percaya bagaimana bisa seorang supir angkutan umum sepertiku mendapatkan istri yang dapat dikatakan mendekati sempurna. Selain memiliki paras yang cantik, tubuh yang seksi. Juga memiliki pendidikan yang tinggi serta berasal dari keluarga terhormat."
"Jangan dengarkan kata-kata mereka ya sayang. Aku memilihmu karena rasa cinta yang begitu tulus. Tidak memandang apa latar belakangmu" Jessica berusaha meyakinkan Jimmy dan dikecupnya kening sang suami
"Aku percaya kamu kok sayang, aku juga tidak terlalu memikirkan akan hal itu. Tapi yang menjadi pikiranku sekarang adalah lanjutan pembicaraan mereka" lanjut sang suami
"Emang apasih lanjutannya yang. Sini sini ceitain semuanya ke aku" sekarang dipagutnya bibir sang suami dan mereka berciuman dengan mesra untuk beberapa menit.
Tidak kuat menahan nafsu, tangan Jimmy bergerak ke balik piyama sang istri. Selama ini Jessica selalu melepas bra-nya ketika beranjak tidur, dan itu telah menjadi kebiasaan. Jadi barangsiapa yang tidak sengaja melihatnya tertidur di kamar, dan kalaupun itu beruntung ia akan menemukan tonjolan kecil di bagian dadanya. Dan pasti akan tergerak untuk segera menindihnya dikarenakan piyama yang dimiliki Jessica semuanya berbahan tipis sehingga tubuhnya yang begitu mulus dan seksi nyaris terlihat.
"Aaah.. Yang... Lanjutin dulu dong ceritanya" selak Jessica ditengah kemesraannya
Tersadar ada hal yang belum dituntaskan maka Jimmy menunda dulu aktivitasnya dan segera melanjutkan cerita. "Aku mendengar mereka membayangkan nikmatnya menyetubuhi kamu"
"Apa?!" Darah Jessica langsung mengalir dengan cepat mendengar lanjutan dari cerita Jimmy

- saat itu di balai dekat warung –
Acun, Muklis & Aceng

"Gua tau bu Jessica ga pernah puas ngentot sama si Jimmy. Punya dia sama jempol kaki gua juga gedean jempol kaki gua hahahaha" ejek Si Acun yang merupakan satpam komplek tersebut disambut dengan tawaan kerasnya dan disusul oleh tawaan kedua temannya.  Mereka bertiga tidak menyadari kalau pembicaraan mereka terdengar oleh  Jimmy yang pada saat itu berada di warung tepatnya sebelah balai tersebut.
"Enak banget ye kayanya mangku bu Jessica sambil nyoblosin kontol gua ke memeknya. Ahh… Bu Jessica… Ngelus-ngelus pantatnya yang sekel sambil ngenyotin teteknya yang padet. Ahhh... Bu Jessica.. Ahh... Tetekmu bu Jessica enak banget dikenyot" dengan tampang mesumnya Si Muklis mempraktekan apa yang diucapkannya.
"Kalo gua pengen banget mandi bareng bu Jessica. Teteknya yang montok di gosok-gosokin ke muka gua. Sluurrrppp…. Putingnya pasti warna pink. Terus gua paksa dia nungging ngadep tembok. Gua tusuk boolnya yang masih perawan. Sambil remes teteknya sampe kesakitan" Si Aceng menjilat bibirnya sendiri membayangi kenikmatan apabila melakukan hal tersebut.
"Ah lu pada menghayal mulu, lama kelamaan gila lu. Asal lu pada mau sih kita bisa aja perkosa bu Jessica pas si Jimmy lagi nyupir. Gua udah ga sabar pengen nyium bibirnya yang indah. Terus gua paksa nyepong deh. Berani taruhan Bu Jessica biarpun tampangnya kalem pasti liar kalau di ranjang" Usul Si Acun dengan mantapnya.
"Elu ajadeh cun, gua gamau ditangkep polisi" sanggah si Aceng.
"Iya cun, kesian bini sama anak gua mau dikasih makan apa kalau gua dipenjara" Si Muklis menyetujui pernyataan Aceng.
"Ah! Bencong lu pada! Dikasih yg enak gamau! Payah!" Jawab Acun dengan kesal.

###
Debby Lovania Erry

Kelap-kelip lampu memenuhi ruangan disertai dentuman musik club. Sebagai bartender Debby dapat membiayai kehidupannya sendiri serta uang kuliahnya. Walaupun banyak orang yang menyarankan agar Debby menjadi seorang model, bintang iklan, bahkan artis saja, tetapi sampai sekarang debby tidak mempunyai keinginan untuk menjadi itu semua. Padahal kondisi fisiknya sangat mendukung untuk menjadi seorang artis. Paras yang begitu cantik, serta bodynya yang seksi. Debby adalah adik kandung Jessica sehingga parasnya tidak jauh berbeda. Mereka berdua merupakan seorang yatim piatu. Hanya kepada kakaknya lah Debby mengharapkan perlindungan dan perhatian layaknya seorang ibu. Tetapi Debby bersifat dewasa, ia mencoba untuk selalu mandiri karena ia tahu kakaknya mempunyai rumah tangga yang mungkin harus lebih diperhatikan daripada dirinya.
"Neng... Temenin abang minum yuk. Kita joged-joged aja dulu sebentar" goda seorang pria yang diprediksi umurnya sudah memasuki kepala 5.
"Maaf pak, saya tidak bisa meninggalkan tugas saya. Mungkin lain kali pak" jawab Debby dengan ramah sambil memberikan senyuman yang membuat lelaki manapun terpesona akan kecantikannya.
"Ah si eneng, yaudah pulangnya ikut abang ya. Kita coba gaya doggy style. Uh.. Ah.. Uh.. Ah.. Si eneng sekel banget bodinya. Enak banget pasti kalo dientot dari belakang" rayu si bapak tua dengan kata-kata yang tidak senonoh.
Debby tidak menghiraukannya karena ia yakin kalau Si Bapak Tua telah terpengaruh efek alkohol.
"Udah tua, Udah bau tanah, bukannya ngurusin cucu! Malah ngegodain perempuan!" Batin Debby kesal melihat tingkah lakunya.
Debby kuliah di Universitas Negeri di kotanya. Ia termasuk cewek yang sering mencuri perhatian lawan jenisnya ketika berada di kampus, bukan karena tingkah lakunya yang caper melainkan kecantikan nan elok yang dimilikinya membuat pria manapun rela menyediakan sedikit waktunya untuk menatap keindahan ciptaan Sang Kuasa, bahkan banyak dosen lelaki pun mengakui kalau wanita ini merupakan wanita idaman pria. Ketika ia lewat perhatikan saja sekelilingnya. Pasti cowok-cowok yang tidak kuat menahan nafsu akan segera memasang tampang mupeng.Ah mahasiswa jaman sekarang. Paling-paling sampai dikostan si Debby ini bakalan jadi bahan masturbasi. Debby ialah tipe cewek yang sering gonta-ganti pacar. Ia cepat sekali merasa bosan akan sesuatu. Banyak juga orang yang mengatakan kalau dia adalah tipe cewek matre. Tetapi jangan berpikiran negatif terlebih dahulu, meski dia seringkali gonta-ganti pacar, bukan berarti dia cewek murahan. Buktinya ia masih dapat menjaga keperawanannya hingga detik ini. Padahal sulit sekali menjaga keperawanan ditengah maraknya pergaulan yang negatif. Dia tidak neka-neko selama berpacaran paling jauh ya melakukan ciuman, itupun hanya kepada orang tertentu. Ia selalu ingat nasihat kakaknya untuk tidak mengecewakan orang tua meskipun keduanya telah tiada 

###

"Aku takut Si Acun beneran merkosa kamu yang" kata-kata Jimmy sungguh menggambarkan perasaannya yang resah. Jessica sungguh takut, takut jikalau itu semua benar terjadi, membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduknya bergidik.
"Kenapa mereka menginginkan tubuhku? Bukannya mereka bertiga telah beristri?" tanya Jessica dengan suara bergetar.
"Pertanyaan bodoh macam apa itu sayang. Jelas-jelas banyak lelaki yang terobsesi untuk bisa meraup kenikmatan sebanyak-banyaknya dari tubuh indahmu. Tidak pandang usia. Aku yakin kamu pasti menjadi bahan masturbasi para pemuda komplek sini. Dan para suami selalu membayangkan menyetubuhi tubuh indahmu ketika mereka bercinta dengan istrinya"
Entah kenapa mendengar itu semua Jessica merasakan perasaan lain selain rasa takut, Jessica mulai terangsang, meski dia menangkis itu semua. Dia mulai mengingat ketika pak RT seringkali memandanginya seakan menelanjanginnya. Sungguh risih diperlakukan seperti itu
"2 hal yang aku benarkan. Pertama kamu memang benar-benar cantik dan seksi. Kedua aku memang benar-benar beruntung memilikimu. Aku dapat merasakan lembutnya kulitmu, harumnya tubuhmu, dan sempitnya vaginamu kapanpun aku mau dengan gaya apapun hehe" rayu Jimmy berharap mood istrinya segera berubah.
"Kamu ini selalu berlebihan ah. Aku sayang kamu Jim. Sungguh"
Benar sekali mood Jessica langsung berubah. Ciuman mesra segera dilayangkan Jimmy ke bibir Jessica yang begitu ranum. Meskipun sudah 3 Tahun berumah tangga Jimmy selalu bergairah apabila sedang bercinta dengan Jessica. Tidak ada perasaan bosan sedikitpun. Lidah mereka berbelit tidak teratur. Jimmy menghisap kuat-kuat bibir bawah Jessica. Sambil tangannya bergerilya meremas payudara dari luar kaos Jessica. Perlahan-lahan ciuman tersebut merambat turun ke bawah, merayapi leher sang istri dengan lidahnya.
"Ah mas... Geli mas. Aku gak kuat" Jessica mendesah tidak kuat menahan nafsu. Sehingga tangannya berinisiatif menggenggam kemaluan Jimmy dari luar celana.
"Mas buka dulu ah celana kamu. Ga seru hihi" goda Jessica melihat suaminya yang terburu-buru dan telah dipenuhi nafsu
"Aduh sampai kelupaan kan yang, malah langsung main aja. Kamu sih nafsuin banget. Seperti bercinta dengan bidadari surga" dengan lancarnya Jimmy melepaskan celana beserta celana dalamnya. Setelah itu ia kembali mencium bibir Jessica tetapi beda dengan sebelumnya, kali ini lebih brutal.
Jessica

"Mas.. Pelan-pelan dong mas.. Ah.."
Tangan Jessica mengelusi kepala penis Jimmy sehingga penis tersebut makin menegang. Apabila terdapat parameter angka 1-10, penis Jimmy hanya mendapat nilai 6. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu panjang. Jessica mulai mengocok penis sang kekasih dengan lembut, mencoba memberi kenikmatan penuh kepada sang suami sebagai bentuk pengabdian seorang istri. Jimmy mengerang keenakan.
“Ah… enak banget. Aku tak akan rela apabila tangan ini menggenggam penis orang lain sayang!”  Jimmy memberikan ancaman mesra kepada Jessica.
Tangannya mulai mempreteli piyama yang dikenakan Jessica. Satu persatu kancing piyamanya ia lepas. Setelah itu dengan segera ia menyibak bra yang digunakan Jessica. Dia menghentikan pagutan terhadap bibir Jessica dan matanya terfokus pada payudara Jessica. Meskipun telah melahirkan seorang anak, payudara Jessica tetaplah terjaga keindahannya. Bulat, padat serta menggantung dengan kencang, Putingnya yang berwarna merah muda mencuat diatas wadah yang berukuran 34A.
“Tubuh ini hanya milik kamu seorang sayang. Ahh….” Ucapan sang istri sungguh melegakan perasaan Jimmy
"Sekarang saatnya mimi cucu. Uh nenen kamu masih aja montok. Sluuurrppp….. Kasian sekali orang-orang hanya bisa membayangkan bagaimana bentuknya. Sedangkan aku bisa dengan bebas mengenyot sepuas hatiku" dengan gemas Jimmy menggelamuti puting payudara Jessica. Dari kiri pindah ke kanan, hinggap kembali ke kiri seakan tak pengen lepas.
 "Apaan sih mas! Jangan pernah gunakan bahasa kampungmu ketika bercinta denganku!" Emosi Jessica tersulut mendengar ucapan Jimmy tetapi di lubuk hatinya dia selalu memaklumi, mau bagaimanapun Jimmy berasal dari keluarga dan lingkungan yang kurang berpendidikan. Itu semua terlihat dari cara penggunaan bahasanya.

Dihisapnya kuat-kuat payudara Jessica bergantian kiri dan kanan seakan ingin menghabiskan seluruh cairan yang ada di dalamnya.
"Ah... Mas..." Jessica hanya bisa mendesah menahan kenikmatan pada payudarannya.
Setelah puas bermain-main dengan payudara, Jimmy menurunkan jilatannya ke bawah menuju pusar Jessica.
"Sayang... Kali ini boleh ya aku menciumi memek kamu. Uhhh… Penasaran yang bagaimana rasanya  apabila ditempelkan di mulutku" mohon Jimmy karena selama mereka bercinta Jessica sama sekali tidak mengizinkan Jimmy melakukan oral terhadap dirinya, begitupun sebaliknya.
"Ahh.... Kalau kamu sampai nekat melakukan itu, aku akan marah sekali mas! Ahhh… mas Jimmy… geli…" bentak Jessica, yang ada suara tersebut justru terdengar seksi di telinga Jimmy karena dibarengi dengan desahannya.
"Iya sayang iya…, ah... istriku" kembali Jimmy mengecup keningnya dan mengambil ancang-ancang untuk melakukan penetrasi dengan menempelkan penisnya di depan liang kewanitaan Jessica. Digosok-gosokan kepala penis Jimmy hingga membuat ia merinding keenakan.
"Aduh sayang, enak banget sih… peret.. sempit… aku masukin yah…" Dengan perlahan ia mulai memasukan penisnya ke dalam vagina Jessica. Sungguh sempit sekali tidak terlihat seperti ibu yang telah melahirkan anaknya. Itu semua karena Jessica rajin memelihara kewanitaannya dengan cara meminum ramuan-ramuan tradisional dan melakukan terapi kewanitaan dengan rutin.
"Ah... Sempitnya kaya masih perawan" Jimmy merinding keenakan, setelah semuanya masuk ia mulai menggenjot istrinya yang cantik jelita dengan kecepatan konstan. Sayangnya aktivitas tersebut tidak memakan waktu lama. Hanya lama ketika melakukan pemanasannya saja. Tidak sampai 10 menit penis Jimmy berkedut kencang dan menumpahkan isinya di dalam rahim Jessica. Tetapi itu semua sudah cukup membuat Jessica puas. Jessica tersenyum dan terlelap sambil memeluk erat tubuh suaminya

###
Debby

Tok tok tok. Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Debby.
"Ya... Siapa sih? Malam-malam begini? emangnya gatau orang lagi istirahat apa?!" Keluh Debby karena ketukan itu mengganggu tidurnya.
"Happy Anniversary Beb... " Ternyata yang datang adalah Ramon yang merupakan pacar Debby. Ia membawa bunga mawar yang begitu indah serta bingkisan kado yang tidak bisa ditebak apa isinya. Hari ini bertepatan dengan sebulan dari tanggal mereka jadian. Perayaan-perayaan seperti inilah yang sering dilakukan anak muda jaman sekarang.
"Berarti kamu bohongin aku ya?! Kamu bilang lagi diluar kota ikut ayah kamu bisnis?" Debby langsung loncat kegirangan dan menggelayut manja di pelukan Ramon. "Ah... Aku ga nyangka kamu ngasih surprise seperti ini. Padahal ini anniv pertama loh"
sungguh tidak diketahui Debby, Ramon adalah seorang playboy. Ia memacari Debby tidak bukan dan tidak lain adalah hanya untuk mencicipi dan menikmati keindahan tubuhnya. Sebenarnya Debby juga tidak terlalu sayang terhadapnya. Ya dia pacaran hanya untuk mengisi waktunya saja dan syukur-syukur dia bisa lebih irit selama berpacaran. Tetapi wanita mana yang tidak senang dikasih sebuah kejutan yang tidak terduga seperti ini.
"Gimana beb? Kaget ga aku datang? Seneng ga?" Goda Ramon sambil mengecup kening Debby.
"Bangeeeeetttt..." Nada yang dibuat-buat menjadi nada manja itu menambah nafsu Ramon untuk segera menjalankan rencana jahatnya itu.
"Aku boleh masuk ga sayang? Ya kalo ga boleh juga gapapa aku pulang sekarang. Engga cape kok engga" majas ironinya dikeluarkan karena Ramon berharap sekali ia segera dipersilahkan masuk.
"Alaaah... Lucu banget sih kamu beb.. pake nyindir-nyindir segala. Hehehe yaudah yuk masuk welcome to barbie castle." ini merupakan pertama kalinya Ramon masuk ke dalam kamar Debby. Karena selama ini ia hanya mengantar Debby sampai depan gerbangnya. Debby berpikir waktu yang telah dihabiskan mereka diluar sudah cukup, untuk apa dilanjutkan lagi di kostan.
"Wah.. Wangi sekali kamarnya. Pantes yang punya cantik" harum kamar Debby membuat penisnya tegang duluan di dalam celananya. Ya bukan karena harumnya sih melainkan ia membayangkan akan bersetubuh dengan Debby di kamar pribadinya, mengacak-ngacak seprainya dan seisi kamarnya.
"Kaga ada hubungannya bedon!" Jawab Debby karena ia tahu itu hanyalah gombalan basi.
"Hahaha. Oiya aku laper banget beb, makanya sengaja nih aku bawa makanan ke sini. Kamu temenin aku makan ya. Jangan takut gendut, kamu gendut tetep banyak yang suka kok" inilah tahap awal dari rencana jahat Ramon. Ia telah mencampuri makanan yang ia bawa dengan obat perangsang dan minuman yang akan diberikan kepada Debby telah dicampuri bubuk yang akan membuat peminumnya merasakan lemas dan tidak dapat memberontak.
"Gamauuuu kamuuu... Aku gamau gendut bodo! Tapi aku bakal temenin kamu kok berhubung aku juga lapar weee" menggemaskan sekali jawaban yang dikeluarkan dari mulut Debby. Ingin segeranya menyergapnya dengan ciuman brutal di bibirnya.
"Terima kasih beeb. Yuk kita makan" mereka berdua makan dengan lahapnya. Dan Debby tidak menyadari senyuman jahat tersungging di bibir Ramon ketika menatap wajahnya.

###
Kecelakaan yang menimpa Jimmy terjadi  disaat ia sedang menyetir angkot untuk mencari nafkah, sebuah truk yang berjalan oleng menghantamnya dari belakang. Jelas sekali kalau pengemudi truk tersebut mengantuk. Warga sekitar segera berkumpul mendengar suara dahsyat yang ditimbulkan peristiwa tersebut. Truk yang menghantam angkot masuk ke dalam sawah dan supirnya tewas di tempat, sedangkan Jimmy masih bisa berteriak minta tolong meskipun di sekujur tubuhnya dipenuhi darah.
"Cepat bawa dia ke rumah sakit!" Salah seorang warga dengan cepat membopong dia dan membawanya ke rumah sakit menggunakan sepeda motor

###
Ramon

Setelah selesai makan mereka melanjutkan dengan sedikit obrolan ringan.
"Kenapa ngasih surprisenya malem banget sih beb? Seandainya aku ketiduran gimana? Sia-sia dong usaha kamu mau buat kejutan?" Tanya Debby membuka obrolan ringan mereka
"Ya gapapa, esensinya akan lebih dapet disaat hari aniv pertama kita beranjak berganti hari. Pasti kamu akan mengira hari ini tidak ada yang spesial dan sama seperti hari-hari biasa" dengan pedenya Ramon menjawab pertanyaan Debby, padahal dengan ia datang malam hari, itu akan memudahkan rencananya mencicipi tubuh Debby ketika penghuni kostan yang lain telah lelap tertidur. 
"Pasti obat itu sudah mulai bereaksi, lihat saja sebentar lagi gua akan ngentotin elu Deb sampe bunting!" Dalam hati Ramon begitu senang melihat perubahan yang terjadi pada Debby, terlihat seperti seorang yang gelisah atau menahan sesuatu.
"Ramon apa yang kamu lakukan?! Aku tahu kamu pasti mencampuri obat perangsang dalam makanan itukan?" Bukanlah hal yang asing, Debby seringkali terkena efek obat perangsang disaat dia nge-date bersama pacar-pacarnya atau gebetannya, karena tidak sedikit orang yang berniat jahat mencoba segala cara terhadapnya dengan tujuan dapat menikmati tubuh Debby yang begitu menggiurkan. Untungnya Debby selalu kebal terhadap rayuan para pria bejat yang membujuknya untuk bercinta, meskipun dilanda horny yang begitu sangat, ia segera mencari berbagai alasan dan pergi begitu saja untuk menjauh. Tetapi kali ini sungguh berbeda, selain efek horny yang diakibatkan oleh obat perangsang tersebut, otot-ototnya kian menjadi lemas sehingga ia tak dapat berbuat banyak melainkan hanya berbaring pasrah di kasurnya, menggeliat menahan gatal pada kemaluannya. Membuat penis lelaki yang melihatnya segera ereksi
"Ah... Ramon! Awas aja sampe kamu macam-macam sama aku! Ah... " Kata-kata yang keluar dari mulut Debby selalu diselingi dengan desahan-desahan menggoda. Membuat Ramon tidak sabar untuk beraksi. Dia segera melepas pakaiannya hingga tidak tersisa.
"Cuma orang tolol yang tidak berbuat macam-macam ketika melihat seorang Debby yang memiliki body seksi terbaring dengan pasrah dan siap untuk di entot! Dasar cewe matre! Uang-uang yang banyak aku habiskan bersamamu harus kau bayar dengan memekmu! Mengerti?!" Seperti hewan kelaparan yang melihat mangsa di depannya, Ramon segera menyerang Debby dan dengan ganas ia menciumi mulut Debby. Lidahnya menerobos masuk tetapi sulit sekali hingga dialihkan dengan jilatan-jilatan pada bibir Debby. Padahal terhitung sudah 2 kali ia melakukan french Kiss bersama Debby tetapi hanya sebatas ciuman karena Debby tidak mengizinkannya untuk berbuat jauh melebihi itu, meskipun Ramon memohon sampai memasang wajah memelas. Ini semua demi masa depannya. Dia tidak akan tergoda oleh nafsu semata.

Berbeda dengan kali ini, ciuman mesra Ramon telah berganti dengan ciuman yang dipenuhi rasa nafsu yang menggebu, hal itu membuat Debby enggan untuk membuka mulutnya. Dengan pintarnya ramon mencari cara agar lidahnya dapat menerobos masuk kedalam mulut sang pacar. Tangan Ramon melesak masuk kedalam celana pendek yang dikenakan Debby, memaksa melewati celana dalamnya dan berhenti ketika menemukan apa yang ia cari. Sebuah bagian tubuh yang dapat mengantarkan lelaki manapun menuju surga... Surga dunia. Dengan perlahan ibu jarinya bergerak menggosok-gosok bibir kewanitaan Debby.
"Beb... Aku tau kamu udah ga perawan! Ga usah munafik. Kamu nikmatin aja permainan kita, aku yakin kamu pasti bakal ketagihan setelah merasakan keperkasaanku" mata Debby langsung terbelalak mendengar ucapan Ramon. Ia merasa terhina layaknya seorang pelacur.
"Anjing lu Mon, selama ini lu cuma ngincer tubuh gue? Lepasin bangsat!" Yang seharusnya menjadi teriakan untuk melawan keluar dengan volume yang sangat rendah seperti teriakan yang tertahan
"Tau ga sih lu, elu tuh sering jadi bahan colinya anak-anak Deb. Makanya gua terobsesi buat macarin lu dan make elu. Itu bakal jadi satu kebanggaan buat gua!" Tegas Ramon menjelaskan tujuannya selama satu bulan memacari Debby.
Tangannya segera menemukan apa yang disebut sebagai klitoris dan memainkan bagian tersebut dengan lihai. Debby blingsatan diperlakukan seperti itu sehingga mau tidak mau ia membuka mulutnya. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Ramon. Lidahnya langsung menerobos kedalam mulut dan membelit lidah sang pemilik tubuh seksi nan aduhai. Sambil menghisap lidah Debby kuat-kuat, aktivitas tangan Ramon terus berlangsung, membuat pertahanan Debby sedikit runtuh. Ia mengalami orgasme akibat ulah tanggan Ramon yang terus mengocok klitorisnya.
"Ah... Ramon anjing! Ah..." Secara naluriah Debby menikmati perlakuan Ramon terhadapnya. Dengan membenamkan kepala Ramon yang hendak turun menyusuri belahan dadanya.
"Inilah toket impian mahasiswa hahaha" perkataan Ramon seraya menghina dilanjutkan dengan meletakan kedua telapak tangannya di bukit kembar sang primadona kampus.
Seperti membuat adonan ia memutar-mutar serta meremas dengan gemas payudara tersebut.
"Kenyelnyaaa...!"
Hanya dengan memainkan kedua payudara Debby menggunakan tangan membuat Ramon menggelinjang kenikmatan layaknya orang orgasme. Debby pun tidak dapat melakukan apa-apa kecuali mengeluarkan desahan nikmat, hanya bisa pasrah tubuhnya diperlakukan seperti boneka oleh pacarnya yang sungguh brengsek!"
Tok tok tok! "Anjing! siapa sih yang ngeganggu? orang lagi enak juga, sebentar!” teriak Ramon berharap orang yang diluar bersedia menunggu.
Ramon segera mengenakan pakaiannya tanpa menggunakan kembali celana dalamnya.
"Tunggu ya sayang, nanti kita lanjutin. Aku belum sempet liat toketmu dan memekmu. Pasti bagus banget bentuknya!" Ramon beranjak meninggalkan Debby yang mulai mengeluarkan air mata di sela sela pipinya.

Siapakah orang yang mengetuk pintu? Apakah ini akan menjadi pertolongan atau menjadi malapetaka untuk Debby? Bagaimana Nasib Jessica? Sanggupkah ia melewati hari-hari selanjutnya?

To Be Continued  
By : Mr. Pacman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar