Sabtu, 28 Februari 2015

Berbagi Istri

Budi

Malam itu aku mengajak teman dekatku di kampus, Budi untuk membantuku mengerjakan tugas akhir yang sempat terbengkalai karena aku sibuk mengurus pernikahanku. Karena waktunya sudah sangat mendesak maka aku meminta bantuan Budi agar tugas akhirku cepat selesai dan itu adalah pertama kalinya Budi ke kontrakanku lagi setelah aku menikah, padahal biasanya hampir tiap minggu dia menginap di kontrakanku untuk mengerjakan tugas atau sekedar main play station.Malam itu juga untuk kedua kalinya Budi bertemu dengan istriku tercinta Vany setelah sebelumnya aku memperkenalkan mereka saat pertama kali istriku datang ke Jakarta. Istriku adalah seorang wanita berparas cantik dengan bentuk tubuh yang sangat indah, walau berasal dari kota kecil di luar pulau, tapi dia sangat pandai merawat tubuhnya hingga tak jarang banyak lelaki yang mendekatinya atau sekedar menggodanya. Sementara temanku Budi jauh dari tampan badannya gemuk dengan rambut ikal, tapi walau begitu dia orangnya baik dan cukup pintar, kami sudah lama berteman sejak awal kuliah dulu.
Awalnya semua berjalan biasa saja aku dan Budi sibuk menyusun naskah untuk tugas akhir ini, sementara istriku sudah tertidur pulas di kamar sebelah karena saat itu jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Sampai sesuatu terjadi saat Budi meminta izin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Karena kontrakanku hanya terdiri dari tiga ruangan yaitu ruangan depan untuk menonton tv, ruangan tengah untuk tidur dan ruangan belakang ada tempat untuk memasak dan kamar mandi di sampingnya, maka mau tidak mau untuk menuju kamar mandi Budi harus melewati ruangan yang aku jadikan kamar tempat dimana istriku sedang tidur pulas dan di antara kamar depan dan tengah aku kasih kain gordeng sehingga dari ruang depan tidak bisa melihat langsung ke ruang tengah. Sudah lebih dari 15 menit berlalu Budi belum juga kembali dari kamar mandi dan itu cukup aneh karena paling orang pada umumnya hanya butuh waktu lima menit jika hanya buang air kecil. Karena penasaran maka aku membuka gordeng yang membatasi ruang depan dan ruang tengah. Saat itu aku melihat Budi mematung kaku di samping tempat tidur istriku, dan seketika dadaku bergemuruh saat melihat kondisi istriku. Dia masih tertidur pulas tapi pose tidurnya begitu sexy dan menantang birahi bagi setiap lelaki yang melihatnya. Saat itu ia tidur miring ke samping kanan sehingga membelakangi Budi yang berdiri di samping kirinya tapi baju tidur terusan yang dipakai istriku bagian bawahnya tersingkap hingga ke pinggang dan memperlihatkan bongkahan pantat yang gempal dan mulus yang hanya ditutupi celana dalam warna hitam, sementara kancing baju tidurnya terbuka beberapa bagian hingga payudaranya yang putih sedikit mengintip dan membuat penasaran. Budi terlihat sangat bernafsu melihat keindahan tubuh istriku dan posenya yang begitu menantang, tangannya terlihat bergerak-gerak di selangkangannya sendiri mengelus-elus selangkangannya yang terlihat mengelembung pertanda sesuatu yang ada di dalamnya telah  bangkit .

"Pssst Bud...ngapain lo?" panggilku pelan
Budi terlihat kaget dan salah tingkah mendengar suaraku bergegas dia menghampiriku ke ruangan depan karena tidak mau membuat istriku terbangun.
"duh sory banget Bob tadi gua ga sengaja liat istri lo, sumpah istri lo sexy banget ..."
Berkali-kali Budi meminta maaf sekaligus memuji istriku, Anehnya aku tidak marah sama sekali malah aku merasa puas dan bangga ada lelaki lain yang memuji keindahan tubuh istriku.
“Udah Bud, ga apa-apa ko santai aja..."
Aku berusaha setenang mungkin agar tidak membuat dia merasa bersalah karena kejadian tadi , lalu kami kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Namun Budi terlihat gelisah dan tidak fokus, rupanya efek dari kejadian itu masih membekas padanya.
"Lo kenapa Bud? udah kepengen balik?" aku berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada temanku
"Eerrr...sory banget Bob, gua ga fokus neh, soalnya kebayang istri lo mulu.."
Deg… nafasku terasa berat mendengar kepolosan temanku itu
“apaan si lo Bud? Kan lo udah sering liat cewe sexy di film bf?”
“tapi ini beda Bob kan lo tau sendiri gua belom pernah pacaran dan tadi itu pertama kalinya gua ngeliat cewe sexy begitu secara langsung, sekali lagi sory Bob..” lagi-lagi Budi meminta maaf namun aku tidak memperdulikan temanku itu dan terus saja melanjutkan pekerjaan.
“Bob gua pengen liat istri lo lagi please…entar tugas akhir lo gua yang beresin deh! lo tau beres aja pokoknya” tawarnya
Seketika aku terdiam mendengar tawaran dari temanku itu, dan entah kenapa dadaku terasa panas membayangkan apa yang akan terjadi.
“Ngeliat doing kan? ok tapi cukup kita aja yang tau…”
Budi pun seraya menganggukan kepalanya tanda setuju. Tanpa menunggu lama lagi Budi langsung menuju ruang tengah tempat istriku berada. Aku dan Budi seketika terperanjat saat melihat kondisi istriku dia tidur dengan posisi terlentang kedua kakinya terbuka lebar dengan bagian bawah baju tidurnya terangkat sampai pinggang yang otomatis memamerka paha mulus dan selangkanganya yang masih terbalut celana dalam hitam, selain itu kancing atas baju tidurnya terbuka semakin lebar hingga payudaranya yang terbungkus bh hitampun ikut mencuat menjadikan kondisi isitriku semakin sexy dan menggairahkan.Kedua mata Budi terbelalak dan mulutnya menganga seakan ingin melahap tubuh indah istriku yang ada di hadapannya. Perlahan tapi pasti tangannya mulai meremas daerah selangkangannya sendiri dengan gerakan perlahan dia mengurut bagian selangkangan yang sudah mulai menggelembung dan tanpa kuduga dengan satu gerakan dia sudah berhasil mengeluarkan benda hitam keras yang sudah berdiri tegak. Entah sejak kapan dia menurukan sleting celananya karena pandanganku terfokus ke tubuh istriku. Pundakku bergidik ngeri melihat penis Budi yang hitam dan keras. Aku tak pernah menyangka jika Budi mempunyai senjata rahasia yang begitu mengerikan. Seketika saja lututku terasa lemas karena membayangkan benda besar itu mengoyak vagina istriku yang indah dan sempit.
Vanny

Aku sengaja membiarkan Budi yang dengan cuek beronani di samping istriku seolah dia tidak memperdulikan keberadaanku lagi. Awalnya aku berpikir mungkin jika dia sudah ejakulasi birahinya bisa reda dan dia bisa kembali bersikap seperti biasanya. Namun sudah lebih dari sepuluh menit tidak ada tanda-tanda dia akan ejakulasi sehingga aku mulai khawatir takut jika istriku tiba-tiba saja bangun. Entah datang dari mana tiba-tiba saja aku mendapat sebuah ide gila, dengan satu isyarat aku mengijinkan Budi untuk menyentuh paha mulus istrku yang tentu saja disambut baik oleh Budi yang memang sedang terbakar birahinya dan mengharapkan lebih dari tubuh istriku.
“Hah, beneran nih Bob?? Gua boleh nih?” tanyanya antusias setengah tak percaya
Aku mengangguk dan menegaskan, “Cuma pegang loh, inget!”
“Iyah, iyah...thanks banget Bob, lu emang sobat sejati deh!”
Tangan Budi terlihat gemetar saat perlahan turun dan mendekati paha istriku yang terpampang indah. Karena tempat tidurku tidak menggunakan ranjang, hanya sebuah kasur busa, maka Budi harus jongkok agar bisa menyentuh paha istriku dan karena itu posisi penisnya terjepit oleh celana jeans yang dia pakai hingga membuatnya merasa tidak nyaman. Lalu dia kembali berdiri dan dengan satu gerakan melepaskan celana jeans sekaligus celana dalamnya hingga tubuh bagian bawahnya terbebas dari selembar benang pun dan hal itu dia lakukan tanpa meminta persetujuan dariku lagi. Kemudian dia kembali berjongkok disamping istriku, tangan kanannya kini sudah berada tepat di atas paha mulus istriku dengan geraka  perlahan dan hati – hati dia mulai mengelus paha mulus yang menantang itu, sementara tangan kirinya mengocok penis besar yang terlihat semakin mengeras. Aku beberapa kali menelan ludah sendiri karena tenggorokan terasa kering melihat adegan erotis di hadapanku dimana temanku sedang berusaha mencari kenikmatan dari tubuh indah istriku, dan peniskupun terasa sudah sangat keras karena tak bisa kupungkiri birahiku perlahan bangkit dan ini terasa tidak wajar bagiku. Mungkin merasa mendapat lampu hijau dari ku, Budi semakin tak terkendali dan kini tangannya mulai bergerak ke selangkangan istriku dan mengelus lembut gundukan vagina yang masih tertutup celana dalam hitam, sementar penisnya dengan sengaja digesekan di paha sebelah kiri istriku sehingga perlahan  Budi mulai merangkak di atas tubuh istriku dan paha kiri istriku tepat di antara kedua kaki Budi. Aku membiarkan saja ulah temanku karena ingin tau sejauh mana dia akan berbuat nekat. Tak kusadari tanganku kini sudah mengelus penisku sendiri karena melihat adegan yang begitu erotis terjadi di hadapanku, temanku Budi sedang mengelus-elus vagina istriku yang masih dibungkus celana dalam sementara penis besarnya menggesek-gesek paha mulus istrku dan semakin lama Budipun semakin nekat karena kini bukan tangan yang memberikan rangsangan di vagina istriku tapi lidahnya sementara penisnya semakin menempel di paha mulus istriku. Mungkin karena hal itu istriku tiba-tiba saja bangun namun untuk beberapa saat dia terdiam mungkin sedang memulihkan kesadarannya. Untuk mencegah hal buruk terjadi maka bergegas aku menghampiri isitirku dan menyuruh Budi mundur dari tubuh istriku,  dan benar saja seketika istriku menjerit menyadari kehadiran Budi di sampingnya apalagi penis besar Budi berdiri tegak seolah menantang tepat di hadapannya.

“pa apa-apaan? ini kenapa …?” tiba-tiba saja ucapan istriku terhenti saat kedua matanya menatap lekat penis besar yang berdiri tegak di hadapannya, mulutnya menganga seakan begitu takjub menyaksikan penis yang ukurannya jauh lebih besar dari milik suaminya dan itu menjadi pengalaman pertamanya melihat penis lain selain milik aku suaminya.
“tenang mah kalau mamah teriak lagi nanti tetangga pada bangun, papa cuman pengen bantu si Budi, dia horny gara-gara pas ke kamar mandi dia ga sengaja ngeliat pose tidur mama yang sexy, ga apa-apakan ma…”
Aku berusaha meyakinkan istriku dengan berbagai macam cara namun istriku masih marah malah dia hendak beranjak ke ruangan tengah namun saat melewati Budi tiba-tiba saja Budi memegang tangannya
“mau ngapain lo Bud? jangan kurang ajar” istriku berusaha melepaskan genggaman tangan Budi
“van please tolongin dong, gua cuman pengen coli di depan lo doang ko lagian suami lo juga ga apa-apa please” Budi mengiba pada istriku namun entah kenapa penisnya masih saja berdiri tegak dan secara tidak sengaja menyentuh tangan istriku yang sedang dipegang oleh Budi
Tubuh istriku bergidik dan nafasnya semakin berat saat merasakan penis besar Budi menempel di tangannya. Istriku terdiam sesaat dan menoleh ke arahku dengan tatapan kesal ,
“ok coli doang kan ,jangan lama-lama “ dengan ketus dan terlihat masih kesal istriku mengabulkan keinginan temanku itu padahal tadi aku saja tidak berhasil merayunya.
“lo tiduran lagi dong dikasur biar enak gua colinya…”
Tanpa menjawab lagi istriku langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan dengan cuek dia membuka kakinya lebar-lebar seakan sengaja memamerkan vaginanya. Aku sempat bingung dengan ulah istriku itu apa mungkin itu cara dia menunjukan kekesalannya padaku, entahlah yang jelas apa yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaanku. Budipun kembali melanjutkan aktifitas mengurut penisnya sendiri dihadapan istrku sementara pandangan istrku perlahan sayu dan matanya menatap lekat ke arah penis besar dan berurat yang terlihat memerah akibat gesekan tangan Budi.
“ko lama Bud ga keluar-keluar” dengan nada sinis kembali istriku memprotes
“makanya lo bantuin dong biar cepet…”
Perkataan Budi itu seolah sihir karena yang terjadi berikutnya istriku menanggalkan baju tidurnya tanpa meminta persetujuan dariku sehingga tubuhnya hanya ditutupi oleh celana dalam dan bh hitam yang hanya menutupi bagian terpentingnya saja. Aku hanya mematung kaku di sudut ruangan melihat adegan erotis itu dimana temanku Budi dengan penuh nafsu mengocok penisnya sendiri di hadapan istriku sementara istriku tercinta yang nyaris telanjang sudah mulai meremas vaginanya sendiri yang masih terbungkus cd hitam dan adegan istriku itu sangat sexy dan menggairahkan seperti aktris bokep yang sedang onani. Rupanya birahinya mulai terbakar akibat permainannya sendiri.
“ih ko ga keluar-keluar si Budi …?” dengan berlaga kesal istriku lagi-lagi protes
“ya udah biar cepet gua gesekin di paha elo ya?” sambil masih mengurut penisnya Budi kembali melobi istirku
“ya udah cepetan …” kata istriku
Dadaku terasa panas mendengar ucapan istirku itu entah kenapa dia menjadi seperti itu apa karena penis besar Budi itu hingga dia menjadi penasaran karena aku masih ingat dia pernah bertanya padaku bagaimana rasanya disetubuhi oleh penis yang besar saat kita menonton film porno.

Aku benar-benar sudah tidak dianggap lagi karena tanpa persetujuan dariku Budi langsung mendekati istriku dan menempelkan penis besarnya di paha kiri istriku untuk yang kedua kalinya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan adegan terlarang itu karena tadi aku sendiri yang meminta kepada istriku untuk membantu Budi melepaskan hasratnya tapi aku masih berharap apa yang mereka lakukan tidak berlebihan. Perlahan Budi mulai menggerakan badannya naik turun di atas paha mulus istriku dan tentu saja tangannya tidak tinggal diam karena terus bergerak dan merambat menelusuri tubuh indah istriku dan berhenti di gunung kembar yang gempal dan mencuat indah yang masih tertutup bh hitam. Dengan gemas tangan kanan Budi memilin benda kenyal itu dan menyingkapkan penutup bh hitamnya hingga benda kenyal dan gempal itu mencuat keluar dari sarangnya. Sementara istriku diam saja, dia terlihat memejamkan mata dan dari mulutnya keluar erangan tertahan seakan menikmati semua perlakuan Budi terhadap tubuhnya. Gerakan maju mundur Budi semakin cepat dan perlahan tapi pasti badannya merangkak naik hingga penisnya kini berada tepat di atas vagina istriku yang masih tertutup cd hitam karena tubuh mereka kini sudah sejajar. Aku yang begitu larut menyaksikan adegan erotis sambil onani tidak menyadari bahwa tubuh Budi perlahan naik dan menindih istrku. Terdengar erangan dan desahan istriku semakin keras saat penis besar Budi menggesek dinding vaginanya walau masih tertutup cd tapi aku yakin dia bisa merasakan batang besar dan berurat itu.
“stop … stop ini udah kelewatan!’ aku berusaha menghentika mereka karena takut terjadi hal yang di luar batas toleransiku yaitu terjadi persetubuhan antara teman baikku dan istriku tercinta, namun gerakan Budi malah semakin cepat istrikupun meresepon baik dengan menggoyangkan
pinggangnya serama dengan gerakan pinggang Budi maka adegan merekapun sudah seperti adegan orang yang sedang bersetubuh mungkin jika tidak ada cd hitam yang menjadi penghalang penis Budi sudah berhasil menerobos masuk ke lubang nikmat istriku.
Mereka seolah kesetanan dan tidak memperdulikan keberadaanku malah aku bisa melihat dengan jelas tangan istriku bergerak ke bawah dan mendorong turun cd hitamnya. Aku yakin dia mengharapkan lebih dari sekedar pergesakan dan aku sangat yakin dia ingin merasakan penis besar Budi memenuhi lubang senggamanya. Namun baru saja cd istriku turun setengah tiba-tiba Budi memeluk erat tubuh istriku diiringi erangan penuh nikmat pertanda dia sudah berejakulasi dan benar saja sperma Budi muncrat sampai kepusar istriku. Terlihat kekecewaan dari raut wajah istriku karena tidak berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.

“gimana Bud udah puaskan lo?” aku menarik tangan Budi agar menjauh dari tubuh istriku ,
Sementara istriku sedang sibuk membersihkan sperma Budi yang berhamburan di perutnya. Aku yang sudah terbakar hebat tidak memperdulikan apapun lagi dengan mudah aku meloloskan cd hitam istrku dan melemparkan ke arah Budi. Istriku terlihat kaget tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena penisku sudah berada tepat di belahan vaginanya. Lalu tanpa ampun lagi aku menghujamkan penisku yang sudah sangat keras seperti kayu ke lubang senggama istirku yang sudah sangat basah membuat istriku menjerit lirih karena tidak biasanya aku bermain kasar seperti itu
“dasar gatel lo pengen ya di ewe si Budi” aku berbisik di telinga istirku sambil terus menghujamkan penisku hingga membuat istirku merintih nikmat,
“itu kan yang lu mau pa? sekarang kenapa lo marah…” istriku membalas tusukanku dengan goyangan yang liar kita benar-benar hilang kendali hingga tidak memperdulikan keberadaan Budi karena birahi kita sudah terbakar hebat. Mulut kami beradu dengan liar, lidah kami saling membelit sementara tanganku meremas dengan kasar dua bukit kembar yang mengayun indah membuat istriku sesekali menjerit lirih.
“Ayoooo pa… lakukan sekaraaang…“ desah istriku memelas.
Bibir indahnya yang tak berlipstik menganga dan mendesah, matanya membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah ketika penisku menghujam-hujam ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah itu. Ia menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya, sepasang kakinya membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku, bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh…
“Pa… tau kenapa mama pengen dientotin di depan Budi?” bisik istriku dengan tatapan mata mesra, kujawab dengan gelengan kepalaku…
“ya pengen bikin papa puas, fantasi papa jadi kenyataan…kaya sekarang ini… aku kan istri yang pengertian pa… ayoo dong.. beri aku kenikmatan yang indah…” bisik istriku sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya. Wow...ternyata ia memang ingin memprovokasiku karena mengerti keinginanku, Vanny kau memang istri yang pengertian deh. Kembali suara erangan dan rintihan istriku mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, Budi terbengong-bengong menonton adegan panas kami sambil mengocoki penisnya sendiri.
“Ayo ma, bikin si Budi sirik hihihi” bisikan mesraku tampak membuat istriku berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga
“Ayo pa, saya suka sama yang begini… gemesssiiin… hhh… hhhoohhh… pa…” belum selesai kalimatnya, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat matanya kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang….

“Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik
Sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan istriku, dengan gemulai ia memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel. Luar biasa nikmat yang kurasakan karenanya. Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama istriku. Wajah cantiknya semakin gelisah, mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar, alisnya yang runcing semakin berkerut, apalagi matanya yang kadang mengerling ke  arah Budi, kadang menatapku dengan sorot mata gemas…

“Oooooouuuuwww..!! pa, udah gak tahan nih.. mmmmmhhh…!!” kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat di desakan ke arahku bergerak-gerak liar
Aku tanggap dengan situasi wanita yang diterpa gelombang nikmat orgasme, maka segera kuayun batang kemaluanku menembus liang senggamanya sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah. Akibatnya tubuh istriku semakin liar menggelepar-gelepar, kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya. Dinding liang senggamanya yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… hal itu beberapa kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan penisku pada posisi di kedalaman terdalam pada liang sanggama istriku. Tubuh Vanny akhirnya tergolek lunglai dengan nafas tersengal-sengal, tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan. Wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara matanya menatap nakal ke arah Budi. Rambutnya tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya. Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang senggamanya yang semakin becek, dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan ke liang sorgawi tersebut. Tubuh montok istriku kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang, ia membuka matanya yang kini tampak sayu
“Ssssshh… mmm… luar biasa….” desah isriku sambil tersenyum manis.
Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montoknya.Vanny memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku. Woooww… leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku. Terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku, aku dibuat mengerang oleh aksinya
“Ayo pa, tuntaskan hasratmu… aku boleh lagi enggak?” bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku.
Kurasakan pantat montok istriku bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan karena kuhentikan ayunan badanku
“Hihi liat tuh si Budi, reaksinya lucu” sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.
“Eeeeehhhhh…hihihi…makanya mainnya yang hot dong pa!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat
Ternyata istriku ini pandai juga memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek.

“Ooooww… pa… ayo sayaaang… aku masih kuat kok…”desis istriku berulang-ulang sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack
Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih belum ingin mengakhiri. Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku, aku tak peduli erangan dan rintihan istriku yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat
“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..” seringnya bercinta dengankuk membuat Vanny mengerti gelagat ini. Diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai, kuku jarinya yang panjang menancap di punggungku… dan… aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan istriku ini. Dengan lincah Vanny mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat di depan kepala penisku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu. Vanny mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung kepala penisku. “Hwwwoooohhh…!!!!” ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya, aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah,. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikulum dan disedot habis-habisan. Mungkin karena sensasi lain yang kami rasakan dan itu pertama kalinya kami bersetubuh dengan disaksikan orang lain membuat kami cepat mencapai puncak kenikmatan karena tidak butuh waktu lama tubuh kami mengejang hebat pertanda gelombang orgasme yang datang secara bersamaan bahkan istriku menggigit pundakku seakan melukiskan kenikmatan yang begitu dahsyat hingga akhirnya kami terkulai lemas. Sedari tadi Budi hanya melongo menyaksikan pertempuran kami yang begitu panas, mungkin itu pertama kalinya dia menyaksikan adegan persetubuhan secara langsung.
“gila lo Bob kontol gua sampe ngaceng lagi neh…” ucapan Budi itu keluar saat aku mengajaknya ke ruangan depan dan meninggalkan istriku yang masih terbaring memulihkan tenaganya seusai pergumulan panas barusan.
“Kok lu gak ikutan Bud? Cuma nonton doang?” tanyaku
“Ehh...iya hehhee...pengen sih, tapi kan kalian ga ngajak jadi gua nonton aja dulu...” jawabnya garuk-garuk kepala.
“Oke Bud, ini emang yang paling maksimal yang bisa kita kasih, gua rasa udah cukup dan lo jangan berharap lebih dari yang tadi ya..”aku mencoba kembali mengingatkan akan posisi Budi sehingga dia tidak akan meminta lebih lagi
“ok gua ngerti Bob yang tadi aja gua udah makasih banget, pokoknya lo tenang aja tugas akhir lo anggap aja udah beres.”
Aku cukup lega dengan ucapan temanku itu ternyata dia masih menghargai pertemanan kita , dan tak lama setelah itu Budi meninggalkan kontrakanku tepat jam satu dinihari. Walaupun sudah larut tapi aku tidak mungkin membiarkannya menginap bisa-bisa Vanny nanti digarapnya saat aku tertidur pulas.

##################
Besoknya, sambil menikmati sarapan, Vanny menceritakan lebih banyak isi hatinya. Sebenarnya malam itu awalnya dia hanya ingin membuatku marah dan cemburu dengan mengijinkan Budi onani dihadapannya karena dia merasa kesal saat aku memintanya membantu Budi onani, dan saat dia mengijinkan Budi menggesekan penis di pahanya sebenarnya saat itu dia ingin melihat reaksiku dan ternyata aku malah diam saja hingga itu membuatnya semakin kesal maka diapun membiarkan saat Budi meremas payudara gempalnya dan menggesekan penis besar di paha mulusnya. Tapi akibat perlakuan Budi itu birahi istriku malah semakin terlecut dan terus membara apalagi saat penis besar Budi menggesek vaginanya, istriku merasakan sensasi yang luar biasa karena itu pertama kalinya dia merasakan ada penis lain yang mengesek kemaluannya apalagi penis itu lebih besar dan keras membuat istriku tak kuasa menahan gejolak birahin yang semakin dahsyat. Hingga dia menginginkan lebih, dia benar-benar menginginkan penis besar itu melesak kedalam lubang nikmatnya maka dengan sengaja dia menurunkan celana dalamnya agar penis Budi bisa leluasa masuk menerobos kedalam dinding kemaluannya yang sempit namun sayang Budi keburu memuntahkan lahar panasnya dan itu sangat membuat istriku kecewa. Jujur saja tubuhku gemetar saat mendengar pengakuan dari istriku itu, dan dia terang-terangan ingin merasakan lubang nikmatnya dikoyak oleh penis besar Budi. Walau ada perasaan cemburu namun pengakuan dari istriku itu membuat birahiku selalu meluap-luap yang berakibat pada persetubuhan yang liar dan begitu nikmat. Ternyata kejadian waktu itu benar-benar memberikan sensasi yang begitu menggairahkan kepada aku dan juga istrku ,tapi kegilaan yang kami lakukan tidak berhenti begitu saja karena kami menjadi ketagihan dan ingin melakukan sesautu yang lebih gila lagi.

To be continued...
By: Giant

Tidak ada komentar:

Posting Komentar