Jumat, 13 Juli 2012

Tiga Kasta Sex Tania

Tania
Sebelum aku jelaskan apa maksud tiga kasta sex Tania ini, sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri aku terlebih dahulu. Nama aku Tania 22 tahun dan saat ini aku sudah bekerja jadi sekertaris di sebuah bank di kota metropolitan Jakarta. Aku memiliki porsi tubuh yang di idolakan oleh semua lelaki. Berukuran dada yang melebihi genggaman tangan laki-laki dewasa, dengan ukuran pinggul yang gampang untuk di peluk, atau di angkat, bahkan sangat mudah untuk di bulak-balik sesuai dengan keinginan anda. Aku memiliki kulit yang selalu di tempa di ruangan ber-AC. Jadi pembaca sudah tau saja seperti apa putih legit nya kulit aku ini. Aku jamin setiap laki-laki normal pasti ingin membelai bahkan menggigit kulit mulus aku ini. Aku memang belum pernah menikah, tapi untuk urusan sex aku sudah tidak kalah dengan ibu-ibu rumah tangga yang sudah jauh lebih senior dari aku. Pada waktu aku duduk di bangku SMP saja aku sudah tau yang namanya masturbasi. Saat SMA aku sudah menghilangkan keperawanan aku dengan membeli sebuah penis buatan atau sering disebut dildo, agar nantinya kalau aku berhubungan sex dengan laki-laki asli ga akan ada lagi yang mengaku bahwa dialah yang merebut keperawananku.
Sex aku pertama kali aku lakukan dengan pacar aku di kelas 1 SMA. Dia termasuk orang yang sangat amat minim pengetahuan tentang sex. Jadi aku yang memimpin adegan demi adegan percintaan kami. Berhubung dia ga tau bagaimana sex yang sebenarnya, jadi dia juga ga tau kalau aku juga masih nubie dalam hal urusan sex. Tapi disana aku belajar tentang bagaimana anatomi penis, bagaimana cara mengocok penis laki-laki, bagaimana rasanya oral sex, dan yang lebih buruknya adalah hasrat aku untuk memuaskan diri menjadi lebih besar.

Bahkan aku mungkin sudah menganut paham nudist di rumah, dan juga aku suka dengan hal berbau exhibt. Sudah entah dengan berapa laki-laki aku melakukan hubungan badan. Dan kalau sedang ga ada laki-laki yang tersedia, aku rela mengeluarkan duit lebih untuk membeli koleksi sextoy yang beragam bentuk jenis dan fungsinya. Di rumah aku sangat jarang menggunakan pakaian lagi. Oh, iya untuk informasi buat pembaca, aku sudah bisa menyewa sebuah rumah yang berukuran lumayan besar, dan aku hanya tinggal sendiri di daerah itu. Tetangga terdekat kebetulan berjarak 3 petak tanah kosong, jadi kalau aku keluar rumah sampai keluar pagar tanpa pakaian pun aku yakin ga ada tetangga aku yang tahu. Bahan aku sering jogging sekedar lari kecil disekitar petak tanah kosong tersebut pada pagi hari dengan keadaan tanpa busana. Sekalipun belum pernah aku kepergok saat sedang melakukan nude jogging itu. Sedikit gila tapi aku sangat suka melakukan hal seperti itu. Aku juga sekarang sudah memiliki sebuah mobil pribadi. Kalau pergi ke kantor aku selalu sudah rapi seja keluar dari rumah. Tapi pada saat pulang kantor, kalau aku pulang pada jam pulang kantor biasanya, maka aku akan melepas pakaian aku satu persatu setiap kali aku bertemu dengan lampu merah. Pada lampu merah pertama aku akan melepas jas kerja, lalu pada lampu merah berikutnya aku akan melepas rok, setelah itu di teruskan dengan kemeja, cd, dan terakhir bra pun ikut di copot. Sessampainya di depan rumah, tanpa perlu repot-repot memakai pakaian aku langsung turun dari mobil dan membuka pintu pagar rumah. Jadi begitu masuk ke dalam rumah sudah tinggal mandi saja.

###############################
Kasta 1

Karena aku yang memiliki penghasilan yang berlebih sampai bisa menyewa rumah dan memiliki mobil pribadi, secara otomatis para lelaki akan memandang aku sebagai sosok wanita high class yang susah untuk di dekati. Aku pun merasa demikian. Karna tidak setiap cowo yang aku temui d club yang aku ijinkan untuk bersetubuh dengan aku. Aku sangat amat pemilih untuk urusan sex. Hanya laki-laki dengan penis besar dan wajah yang ganteng saja yang aku ijinkan untuk bersetubuh dengan aku. Hal itu aku lakukan di hotel, karena aku tidak mau kalau mereka sampai tahu dimana rumah aku. Bisa di teror terus nih. Tapi karena aku yang makin hari makin masuk kedalam kategori kelas atas, aku pun jadi kesulitan untuk menemukan lelaki pemuas nafsu karena mereka semua sekarang rata-rata sudah enggan mendekati aku. Hal ini membuat aku harus mencari pelampiasan lain untuk urusan sex dan nafsu birahi.

#################################
Kasta 2

Karena kesepian dan hasrat sex yang makin tinggi, aku pun beralih dengan memuaskan diri sendiri atau self-service dengan menggunakan dildo koleksi aku yang sudah entah berapa jumlahnya. Awalnya aku hanya memuaskan diri di kamar saja. Tapi lama kelamaan aku merasa itu saja masih kurang. Aku mulai bermasturbasi di ruang tamu, ruang makan, halaman belakang, disetiap sudut rumah sekarang sudah ada bekas air mani aku yang aku semprotkan setiap aku mencapai orgasme. Dari yang dulu aku selalu menyimpan rapat-rapat dildo yang aku miliki, sekarang dildo-dildo itu bisa ditemukan dengan mudah di setiap sudut rumah aku. Saat ini halaman belakang sudah aku rubah menjadi tempat “fun” pribadi. Sekarang dildo pun sudah aku pasang secara permanen di dinding, bahkan di bangku taman belakang. Jadi kapanpun aku bergairah, aku tinggal menuju taman belakang dan menuntaskan birahi aku yang selalu tinggi ini. Aku sadar sekarang dari wanita high class aku sudah turun menjadi seorang wanita yang haus akan orgasme dan sangat menantikan sex dengan laki-laki sesungguhnya, tapi bukan hanya dengan satu orang laki-laki saja. Pernah pada suatu sabtu siang sebangun tidur, aku menuju halaman belakang untuk menyegarkan badan. Tanpa perlu berganti pakaian (karena aku tidak mengenakan apapun) aku langsung nyebur kedalam kolam berenang pribadi. Saat berenang aku mendapatkan ide gila. Yaitu memasukkan tiga vibrator-egg yang aku beli yang kebetulan wireless, lalu aku masukkan ketiganya sekaligus kedalam vagina aku. Terasa sedikit mengganjal pada awalnya. Untuk membiasakan, aku teruskan berenang dengan tiga vibe didalam vagina dalam keadaan mati selama kurang lebih 15menit. Aku berada di dalam air tapi badan aku berasa panas karena nafsu. Akhirnya aku hidupkan vibrator itu langsung ke posisi full pada remote nya. Aku teruskan berenang dengan stimulasi luar biasa pada bagia intim aku. Aku tidak mampu menggerakkan kaki aku untuk berenang, hingga akhirnya aku hanya bisa mendesah dan hampir kehilangan kontrol di bagian tengah kolam. Aku berusaha kepinggir lagi menuju remote vibe bermaksud untuk mematikannya. Tapi sebelum vibe itu mati, dua orgasme berhasil menampar vagina aku. Aku memulihkan diri menuju bangku taman yang sudah aku pasangkan sebuah penis karet di atasnya. Kalau aku ingin duduk d sana, otomatis penis itu harus masuk ke dalam vagina aku. Aku duduk dan beristirahat sambil menikmati sinar matahari yang jatuh ke dada, perut, bahkan vagina luar aku. Tapi keberadaan dildo ini ternyata membuat nafsu aku kembali bangkit. Dengan perlahan aku gerakkan pantat aku naik turun dengan tempo teratur, hanya saja 3menit kemudian gerakan itu berubah menjadi gerakan binal yang sama sekali ga berirama. Satu orgasme lagi aku peroleh dari memperkosa bangku taman yang memiliki penis palsu. Kegiatan ini sangat rutin aku lakukan apabila aku berada di rumah, tak peduli siang atau malam. Namun kegiatan itu terganggu semenjak di sebelah rumah aku sedang ada pembangunan rumah baru. Tukang yang naik ke lantai dua rumah itu bisa melihat seluruh isi dari halaman belakang aku. Disinilah aku yang dari wanita high class berubah menjadi seorang wanita yang haus akan sex.

##################################
Kasta 3

Pada suatu malam birahi aku sedang tidak bisa di tahan. Akhirnya dengan hati-hati aku pergi ke halaman belakang untuk menuntaskan hasrat birahiku. Telanjang bulat aku duduk di bangku taman spesial untuk melakukan kegiatan mesum rutin aku. Aku mulai duduk dan memasukkan penis palsu itu kedalam vagina aku. Lalu aku mulai bergerak naik turun dengan cepat agar birahi aku cepat tuntas. Setelah tuntas, aku langsung masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Tapi satu hal yang aku tidak sadar adalah ternyata ada beberapa tukang yang memperhatikan kegiatan aku dan merekamnya melalui kamera handphone mereka. Disinilah awal siksaan kasta rendah itu aku alami. Siksaan yang ternyata inilah yang aku tunggu dari dulu. Saat aku pulang dari kantor, belakangan aku sudah tidak telanjang lagi di dalam mobil karena tukang itu selalu memperhatikan aku kalau turun mobil, salah satu tukang tersebut memberikan sekeping cd sambil berkata
“Mbak, liat dulu aja, nanti ada nomer hp yang bisa di hubungi di cover cd nya”.
Supaya cepat beres, aku ambil cd tersebut lalu aku langsung buru-buru masuk ke dalam rumah. Tukang itu disoraki oleh tukang lainnya, tapi dengan santai dia menjawab
“Bentar lagi juga dia bakal kesini”.
Aku sangat amat ga mengerti apa maksud si tukang tadi. Sesampai di dalam rumah, langsung aku putar cd tadi di dalam laptop. Isinya sangat membuat sekujur tubuhku merinding. Ternyata itu adalah vidio seorang wanita yang sedang bermasturbasi di halaman belakang rumahnya, di halaman belakang rumahku, yang bermasturbasi itu adalah aku.    Langsung saja aku telfon nomer yang ada di cover cd tersebut.
“mau kamu apa? Berapa uang yang kamu butuh?”,
“tenang mba, uang dari tukang saja sudah cukup untuk memenuhi hidup saya sehari-hari, yang saya mau cuma tubuh mba saja”,
“kurang ajar kamu!!!”,
“mba, saya sudah tau mba kerja dimana, mba ga mau kan kalau satu kantor mba tau mba itu sebenarnya wanita seperti apa??? Mba pindah kantor atau pindah rumah pun saya juga masih bisa melacak keberadaan mba. Jadi saran saya mba nurut saja. Dengan mba nurut saya jamin rahasia ini aman di tangan saya”.
Merasa tak bisa melawan akhirnya saya pun bersedia mengikuti apapun keinginan mereka agar rahasia saya tetap aman.
“untuk langkah awal, mending mba ke sini dulu saja. Saya jamin mba ga akan kami apa-apain. Jangan lapor siapa-siapa ya mba. Kan mba tau sendiri kalau sekali vidio ini masuk ke internet ga akan bisa di hapus”.

Para tukang bangunan

Badanku mendadak lemas, entah apa yang akan aku hadapi setelah ini. Tapi akhirnya aku pergi ke tempat tukang bangunan tadi untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Masih menggunakan pakaian kerja aku langsung mendatangi mereka di rumah sebelah. Sesampainya di sana ternyata ada 7 tukang bangunan yang penampilan fisik mereka sangatlah jauh dari standar ku. Satu orang tukang menyambut kedatanganku diiringi oleh tukang lain. Aku di ajak ke dalam dan menuju suatu ruang yang masih belum memiliki tembok pada lantai dua. Ternyata dari sana lah mereka melihat aku bermasturbasi tempo hari. Saat aku menoleh kebelakang, aku tersentak karena sekarang tak satupun dari mereka yang berpakaian. Sesaat aku takjub karena dibalik wajah mereka yang hitam bekas sengatan matahari dan kulit mereka yang tidak terawat, ternyata mereka semua memiliki ukuran penis yang patut di perhitungkan. Kalau menurut pengalamanku, aku bakal mati lemas hanya untuk meladeni mereka satu persatu. Tukang yang tadinya menyambutku berkata
“mbak, kami semua ga akan berbuat macam-macam terhadap mbak. Tapi kami semua ingin melihat tubuh mbak polos tanpa ada yang menutupi sedikitpun. Kemaren kami memang sudah melihat tubuh mbak telanjang. Tapi sekarang kami ingin melihatnya dari dekat. Jadi mulai lah membuka pakaian mbak satu persatu”.
Aku yang berada dalam posisi kepepet akhirnya membuka pakaianku satu persatu. Blazer, kemeja, bra, rok, dan terakhir cd. Semua pakaian itu di pegang oleh tukang yang berada di sebelah kiriku, tapi tiba-tiba dia melemparkan semua pakaian ku ke halaman belakang. Sekarang semua penis yang berada di sana sudah ereksi penuh sehingga memperlihatkan ukuran asli nya. Mereka mulai melakukan onani di hadapanku. Sejujurnya aku pun sangat ingin menuntaskan nafsu ku saat itu juga. Tapi malu dong, mau di taro dimana harga diriku kalau aku pun ikut masturbasi. Entah sudah berapa lama mereka onani di depan mataku, tapi tak kunjung muncrat juga. Tukang tadi berkata
“mbak, tolong hisap punya saya dong, sudah tanggung tapi ga cukup untuk bikin saya keluar nih”.
Entah karena aku takut vidio ku tersebar atau karena aku juga sudah nafsu berat aku langsung saja membantu meng-oral penis nya. Melihat itu tukang yang lain jadi mulai berani dan mulai menggerayangi tubuhku. Payudaraku dipermainkan, satu tangan menggenggam pangkal payudaraku sehingga bagian keujungnya jadi tambah mencuat, dan satu tangan lagi memencet, memelintir dan menarik puting payudaraku. Dua tangan pada satu payudara dan itu terjadi pada kedua payudaraku. Satu tangan menggelitik dan mengeluar-masukkan jari-jarinya di anusku, satu tangan mempermainkan lobang vaginaku, satu tangan lagi khusus mempermainkan clitoris ku. Sialan mereka semua, sekarang nafasku sudah sangat berat. Mataku terpejam menikmati semua rangsangan ini. Aku sudah tidak bisa mengelak lagi kalau aku ingin disetubuhi sekarang juga.

Entah siapa yang memulai, seseorang memasukkan penisnya kedalam vaginaku dan langsung saja memompanya dengan cepat. Tidak ada kesulitan lagi saat melakukan penetrasi karena liang senggamaku yang sudah sangat basah. Karena tukang bangunan lain juga sudah sangat bernafsu, ada satu orang yang mengambil posisi untuk penetrasi kedalam anusku. Oh god, i’m beeing double penetrated. Tak satupun dari mereka yang bermain lembut, semuanya menggenjot ku dengan cepat, dalam, dan kasar. Tapi hal itu semakin membutakan mata dan otak rasionalku. Selagi aku masih “bekerja” pada ketiga lobang di tubuh ini, satu tukang menyelipkan tangannya untuk mencubit dan menarik clitku. Hal yang terjadi kemudian adalah aku orgasme sangat panjang dan bertubi-tubi. Orgasme itu terus berlangsung selama tukang tadi mempermainkan clit ku. Aku baru bisa sedikit bernafas saat dia melepaskan tangannya dari clitku, bersamaan dengan muncratnya air mani hampir serempak di ketiga lobang nikmat di tubuhku ini. Tukang lain langsung menggantikan posisi tukang yang sudah orgasme dan ronde berikutnya pun dimulai. Ada saja yang dilakukan tukang-tukang itu untuk membuat orgasmeku jadi tidak biasa. Setelah tiga ronde bermain dengan ketiga lobang terisi penuh, sesi terakhir dilakukan dengan hanya melakukan penetrasi di vaginaku saja, tapi setiap satu orang orgasme, dia berpindah posisi dan menembakkan spermanya di sembarang tempat di tubuhku, dan posisi liang vaginaku langsung digantikan oleh orang sesudahnya. Jadi rangsangan di vaginaku terasa tanpa henti. Tubuhku juga sudah tertutup oleh sperma, mulai dari wajah, leher, dada, payudara, perut, paha, kaki, bahkan bulu pubik ku saja sudah basah dengan sperma. Setelah sesi itu selesai, aku sudah benar-benar tidak bisa bergerak lagi. Badanku masih sangat sensitif dan masih terasa kejang akibat serangan orgasme bertubi-tubi yang sudah entah berapa kali aku rasakan.
“pak, tolong antarkan saya kesebelah pak, saya sudah tidak sanggup berdiri lagi”.
Salah satu tukang bangunan langsung menggendongku dengan posisi punggungku menempel ke dadanya, dan kakiku seperti orang jongkok. Sebelum berjalan, dia menyelipkan penisnya ke dalam vaginaku lalu mulai berjalan. Karena posisi ini membuatku mengikuti gravitasi menghantam penisnya yang masuk semakin dalam. Siksaan yang paling berat itu terjadi sewaktu menuruni tangga. Hentakan penis itu terasa makin menonjok mulut rahimku masuk lebih dalam. Satu orgasme lagi menghujam tanpa bisa kutahan. Sensasi ini terlalu besar untukku, akhirnya karena kenikmatan berlebihan aku sampai orgasme di anak tangga terakhir. Akhirnya aku sudah berada di jalanan depan rumahku dengan posisi masih digendong (lebih tepatnya disetubuhi berdiri) oleh tukang tadi. Dia tidak langsung membawa aku masuk kedalam rumah. Tapi sekarang aku disetubuhi dengan posisi berdiri di tengah jalan. Entah kenapa sensasi takut ketahuan oleh orang lain ini membuat gairahku makin tinggi, aku mendapatkan satu lagi orgasme di sana. Aku benar benar lemas. Begitu tubuhku dibaringkan di atas kasur, aku benar-benar tidak lagi bergerak sampai langsung tertidur

Keesokan harinya sebelum aku berangkat kerja, melalui sms aku diberi tahu untuk mendatangi para tukang bangunan tersebut sebelum berangkat kerja. Sesampainya aku disana, kata pertama yang langsung aku ucapkan adalah
“tolong mas, jangan telanjangi saya sekarang, saya sudah terlambat kerja”.
Dengan santai tukang itu memberikan sebuah kotak dan meminta aku untuk mengeluarkan isinya, lalu menggunakan itu untuk ke kantor. Saat aku keluarkan isi kotak tersebut, ternyata itu adalah sepasang pakaian dalam yang terdiri dari bra dan cd yang serasi. Aku pun mulai membuka kemeja, tanktop, lalu membuka bra yang aku kenakan. Sekarang aku topless disaksikan semua tukang bangunan itu. Satu hal yang sedikit membuatku lega adalah mereka bisa mengendalikan diri dengan tidak menyentuh tubuhku sedikitpun. Aku mulai mengambil bra yang diberikan tadi, bentuknya aneh. Bra tersebut secara umum tidak berbeda dari bra pada umumnya, hanya saja bra ini bolong pas pada posisi puting susu. lalu aku teruskan dengan membuka rok dan cd biru muda, dengan cepat langsung ku pakai cd yang diberikan tukang tadi. Saat cd itu hampir menutupi bagian vagina, aku kaget karna ada sesuatu yang mengganjal. Saat aku lihat lagi, ternyata cd itu memiliki dildo mini dengan jumlah 3 dildo. Satu yang berukuran paling besar itu terletak pas pada posisi liang vagina, satu lagi dengan ukuran agak kecil pada posisi lubang anus, dan satu lagi yang paling kecil itu pada posisi clit ku.
“bang, jangan siksa saya, saya mohon...”,
“mbak sebaiknya nurut saja...atau mba tanggung sendiri resikonya”.
Akhirnya cd tersebut dipasangkan oleh si tukang. Dia mulai memposisikan mini dildo itu ke lobang masing-masing, satu di anus, satu di vagina, ternyata satu lagi itu masuk ke lubang pipis. Cd itu belum terpasang sempurna. Aku diminta untuk sedikit melebarkan kaki, lalu tukang itu meletakkan pahanya pada selangkanganku, lalu ia memegang pinggulku dan menghentakkan pinggulku dengan kencang ke arah bawah sehingga mini dildo yang terpasang di dalam cd tersebut semuanya serempak masuk sempurna ke dalam lobang masing-masing.

“Aaaaahhhhh......” tiga lobang serempak merekah yang menimbulkan sensasi nikmat tersendiri. Tubuhku lunglai dan langsung rebah terduduk di lantai. Aku rasa aku mendapat orgasme kecil barusan. Setelah cd itu terpasang, tukang mengambil sesuatu berupa remote dan mulai mengatur yang aku tak tahu apa.
“nanti setiap 3 jam kamu akan mendapatkan surprise selama 5 menit, sekarang pakai lagi bajumu, berangkat ke kantor, saya tunggu lagi di sini nanti malam”.
Tanpa banyak tanya langsung saja aku kenakan pakaian ku yang lain. Terasa agak sensitif di bagian puting payudara karena bra yang aku gunakan itu bolong pas bagian putingnya. Dan aku yakin puting ku mengeras dari tadi.    Aku sampai di kantor dengan menempuh perjalanan selama sejam. Berarti masih ada 2 jam lagi aku menunggu kejutan dari tukang tadi. Makin penasaran saja apa kejutan yang akan aku peroleh. Aku memasuki kantor dengan langkah yang tidak seperti biasa. Maklum saja ada benda mengganjal di bawah sana, mana tiap gesekannya selalu memberikan sengatan nafsu pula. Tepat tiga jam setelah tukang bangunan tadi memberitahu, sesuatu mulai terjadi pada pakaian dalam ini. Di awali dengan bra, pada bagian puting yang bolong itu ternyata pada bagian pinggir lingkar diameternya terbuat dari bahan sebangsa metal yang memberikan sengatan listrik kecil. Tapi sengatan itu berasa masuk sampai ke otot payudara dalam ku. Bukan Cuma puting saja yang jadi keras. Sekarang sialnya payudaraku malah jadi gatal dan ingin sekali rasanya payudara ini di remas. Tak mungkin aku lakukan ini di kantor. 2 menit kemudian mini dildo pada bagian anus dan lubang pipisku bergetar dengan getaran medium. Aaaah sialan alat ini, anus dan lubang kencing ku serasa digaruk perlahan. Kenikmatan yang cukup untuk membuatku lupa diri, tapi tak cukup hebat untuk membuat aku orgasme. 2 menit setelah itu mini dildo yang berada di vaginaku mulai bergetar, dan tidak hanya sampai di situ saja, dildo itu berputar 360 derajat menggaruk dengan ganas bagian dalam area paling sensitif dari tubuhku. Ini yang aku tunggu. Aku ingin mendapatkan orgasme saat itu juga. Tapi emang dasar alat brengsek, satu menit aku merasakan surga, alat itu langsung mati. Ternyata sudah 5 menit. Clit dan payudaraku sudah membengkak karena sekarang dadaku terasa sesak dan clit ku terasa sekali mengganjal di selangkanganku. Aku geram karena baru tiga jam lagi aku mendapatkan nikmat seperti ini. Aku menuju wc bermaksud untuk melepas semua peralatan gila ini, tapi begitu aku sadar, ternyata cd dan bra itu memiliki semacam kunci untuk membuka pengaitnya. Dan bra juga cd itu terbuat dari bahan yang elastis tapi tidak terlalu bisa di renggangkan. Alhasil aku harus menghadapi lagi siksaan seperti tadi. Aku lupa jam berapa alat ini di pasang. Tapi sekarang menunjukkan jam10 pagi. Berarti masih ada jam1, jam4, dan jam7 malam nanti aku bakal disiksa nikmat.

Selesai makan siang, beberapa menit lagi menuju jam1 aku langsung buru-buru menuju kedalam ruang kerja ku supaya saat alat itu beraksi aku berada pada tempat yang aman. Dan benar saja tepat jam1 siang alat itu kembali memberikan rangsangan listrik di payudara, getaran di anus dan lubang pipis, lalu satu menit terakhir mini dildo di liang senggama ku yang berputarmenggaruk setiap sisi dinding vaginaku. Tapi aku tetap merasa kesal karena alat itu tidak sampai membuatku orgasme. Yang paling membuat ku uring-uringan adalah alat itu selalu berhenti tepat di saat aku sedikit lagi mendapatkan puncak kenikmatan. Jam4 sore alat itu kembali bekerja. Saat itu ada asistenku di dalam ruangan. Aku hanya menunduk dan memegang perutku, jadi asistenku mengira kalau aku lagi datang bulan. Aman lah jadwal jam4. Selanjutnya aku buru-buru pulang supaya tidak terkena macet. Hanya saja prediksi itu melenceng jauh karena aku terjebak macet yang malah lebih lama dari biasanya. Jam7 itu aku masih berada di dalam jala tol. Oh god...siksaan 5 menit ini benar-benar menghabiskan kesabaranku. Aku sangat ingin di tuntaskan. Begitu sampai didepan rumahku, setelah memarkir mobil, aku langsung berlari ke rumah sebelah dengan maksud ingin meminta kunci, sudah seharian aku tidak pipis. Tapi sesampai disaa, aku dikibuli oleh si tukang bangunan. Saat aku sudah membuka baju kemeja dan rok ku sampai sekarang hanya tersisa bra dan cd khusus itu, tukang itu berkata
“kamu ingin pipis atau ingin segera menuntaskan nafsu yang tertahan seharian? Kalau kamu tidak jujur, alat itu akan terus terpasang sampai besok”.
“aku ingin pipis...tapi juga ingin di tuntaskan”. Sudah tidak ada rasa malu lagi untuk mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya aku ucapkan kepada mereka.
Tukang bangunan itu tertawa lalu menyuruhku untuk berjalan pulang dulu. Dia mengambil pakaian ku lalu melemparnya ke halaman belakang rumah. Jadi aku harus berjalan menuju rumah dengan pakaian seperti itu. Tukang itu mengikutiku dari belakang.
“nanti di dalam rumahmu akan aku buka alat pembawa nikmat ini”.
Aku ikut saja apa yang di perintahkan tukang itu. Tapi sesampai didepan pagar rumahku, alat itu bereaksi lagi, padahal belum tiga jam dari jam 7 tadi. Lebih gilanya lagi getaran dan putaran mini dildo itu terasa jauh lebih tinggi dari yang aku rasakan tadi. Sengatan listrik pada payudaraku juga lebih tinggi dari yang tadi. Tanganku belum sempat meraih pagar rumah, alhasil aku jatuh dan tersungkur di jalan aspal tepat di depan pagar rumahku. Badanku lemas karena rangsangan ini terlalu besar untuk bisa aku terima. Tidak sampai satu menit aku langsung dilanda orgasme yang sangat panjang. Orgasme terpajang yang pernah aku peroleh selama ini. Saking enaknya, pandanganku menjadi gelap, dan tanpa bisa aku tahan, aku pipis begitu saja sampai paha dan bagian perutku basah terkena percikannya. Dan pada saat aku sadar, sekarang aku bisa mengeluarkan air susu akibat dari sengatan listrik yang memicu kelenjar susu ku untuk memproduksi susu. tukang tadi tertawa puas melihat keadaan ku sekarang. Lalu ia membuka kunci dari bra dan cd itu, menanggalkannya dari badanku dan meletakkannya di sebelah kepalaku.
“itu sudah di buka, bawa pulang dan cuci yang bersih, karena suatu waktu saya bakal meminta mbak untuk memakai nya lagi”.
Dan ia kembali ke rumah sebelah meninggalkan aku telanjang bulat di depan pagar.

Dengan susah payah aku masuk rumah menuju kamar dan langsung tertidur.     Aku seorang wanita kelas atas telah berubah menjadi budak dari tukang yang kastanya jauh dibawah ku. Tapi kepuasan seksual yang aku peroleh jauh melebihi apa yang pernah aku bayangkan. Pernah aku disuruh menyupir mobilku sendiri tanpa busana sehelaipun, utungnya itu malam hari jadi tidak kelhatan dari luar. Aku dibawa ke tempat spesialis tindik kenalan mereka. Sesampai di tempat tindik itu aku pun ikut turun, dengan payudara berguncang bebas aku mengikuti mereka jalan memasuki studio tindik. Sesampainya di dalam, aku di suruh duduk di kursi tempat pasien tindik berada. Wajahku langsung pucat
“bang saya ga mau di tindik...please...”,
“kita cuma mau ganti suasana aja mbak” itu jawaban yang aku peroleh.
Lalu mereka mulai mempermainkan setiap senti tubuhku dengan keahlian masing-masing. Aku yang sudah memang bernafsu karena selama menyupir, vagina dan payudara ku tidak pernah terbuka. Selalu ditutupi oleh tangan salah satu dari mereka, hal itu membuat nafsuku stabil berada di garis atas. Saat aku orgasme aku merasakan sakit yang luar biasa dari kedua puting ku. Saat aku sadar dan melihat apa yang terjadi, ternyata sekarag aku memiliki dua anting lagi. Satu di puting susu kanan, satu di kiri. Sekarang aku sudah mirip sekali dengan sex-slave seperti di film porno jepang itu.
“nah mbak...sekarang kamu resmi jadi budak kita-kita. Jangan pernah lepasin itu anting atau kita ganti dengan anting yang baru”.
Anting di payudaraku dihubungkan dengan seutas rantai, dan pada bagian tengah rantai itu dipasangkan tali yang biasa digunakan untuk mengikat anjing peliharaan. Lalu mereka berjalan mendahuliku dan menarik tali itu seperti majikan yang menarik tali kekang peliharaannya. Puting ku yang baru ditindik itu memberikan rasa yang tidak nyaman, sedikit sakit, tapi akibat dari tarikan tali itu payudaraku ikut bergerak dan hasilnya payudaraku serasa sedang dirangsang. Setelah puting ku diberi anting, sekarang hampir setiap hari aku tidak lagi menggunakan BH karena terasa mengganjal pada bagian sana. Aku hanya mengenakan BH apabila dalam keadaan terpaksa seperti jika akan ada meeting saja. Karena tidak mungkin aku meeting hanya dengan menggunakan kemeja polos dengan puting yang menonjol dan bentuk anting yang menempel jelas pada kedua puting payudaraku. Entah apa lagi yang akan mereka lakukan untuk menggunakan aku sebagai pelampiasan nafsu mereka. Tapi satu hal yang aku tahu sekarang aku sangat menyukai keadaanku saat ini. Hasrat nafsu dan birahiku semuanya tercukupi, bahkan melewati apa yang aku harapkan walaupun itu aku peroleh dari mereka yang kelasnya jauh di bawahku. Yes...I like being a slave...

By: Badboy Holic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar