Rabu, 17 Oktober 2012

apa aja


Ellis
Prologue

Taman yang indah dengan air mancur di tengah-tengahnya, air mancur yang indah berbentuk seorang dewi yang menuangkan air dari gucinya dikelilingi oleh malaikat-malaikat kecil seperti cupid yang membawa busur dan anak panahnya. Pemandangan yang sangat familiar untuk Ellis, dia coba mengingat-ingat kapan dia menikmati pemandangan ini. Pikirannya menerawang kembali saat dia menimba ilmu di negri paman Sam, ini adalah taman kecil yang berada di salah satu sudut Central Park.
Di tempat ini pula dia pertama kali bertemu dengan Jack, pria tampan yang mengisi hari-harinya dengan keceriaan dan tawa. Jack, pria berumur 29 tahun yang bekerja sebagai pengacara terkenal di kota new jersey yang selalu setia menemani Ellis dalam masa-masa susahnya dan membagi keceriaan bersamanya.

“Jack … dimana kamu?” bisik Ellis lirih.
Ellis mulai merasakan ada sesuatu yang janggal, Central Park terasa sepi sekali, tidak ada kehidupan, tidak ada suara, tidak ada sirine polisi yang meraung tiap 5 menit, tidak ada tupai-tupai yang bermain dan tiada pula burung-burung yang rajin berkicau seakan menyampaikan gosip-gosip yang didengarnya. Tiba-tiba semuanya memudar, pandangan Ellis terasa kabur, kabut pekat seakan mengambang di depan matanya dan Ellis seakan terbawa oleh kabut ke sebuah ruangan. Seakan silau oleh lampu TL yang terang, Ellis menutupi matanya dan mulai memperhatikan keadaan sekitarnya, meja metal di tengah-tengah ruangan dengan dua kursi yang saling berhadapan, cermin besar di belakangnya. Meja itu terlihat kokoh dengan kaki-kakinya yang tertanam di lantai. Ruangan itu adalah ruang interogasi FBI tempatnya bekerja, tiba-tiba Ellis menyadari bahwa dia telah menamatkan akademi polisinya dengan gemilang dan langsung ditawari pekerjaan di FBI, di umurnya yang baru menginjak 21 dialah salah satu anggota FBI termuda. Ellis tidak hanya memiliki bakat menonjol, tubuhnya pun seindah patung Aphrodite di tengah-tengah Central Park. Lekukan tubuh yang sangat menggiurkan, ramping, kulitnya yang putih bersih dengan rambut hitam berkilat lurus mengembang sebahu dan selalu terlihat rapih. Dadanya termasuk cukup besar dengan ukuran 34D terlihat sangat menonjol apabila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya yang termasuk ramping dengan perut rata dan cukup berotot.
Ellis memiliki tubuh campuran baik dari wajahnya sampai bentuk tubuhnya, ayahnya berasal dari Jepang sedangkan ibunya adalah orang bule asli berambut pirang dengan tubuh yang tidak kalah menggiurkannya dengan anaknya. Ingatannya membawanya kembali ke saat-saat briefing akan adanya penyalahgunaan dan pencurian kartu kredit besar-besaran yang diduga bahwa pusatnya berada di salah satu negara Asia Tenggara. Tepatnya Indonesia dan dugaan semula bahwa jaringan itu besar sekali sampai mencakup seluruh Asia Tenggara. Cukup besar untuk menarik perhatian FBI karena tidak sedikit perusahaan asing yang terlibat didalamnya, claim asuransi dari bank-bank luar negri terkenal yang semakin menjamur membuat FBI mengirimkan agent-agent terbaiknya untuk menginfiltrasi dan membabat bos-bos dari jaringan network pencuri tersebut.Keberhasilan team Ellis di Thailand dan China membuat bangga FBI sehingga mereka tidak ragu lagi untuk membabat sampai ke pusatnya yaitu di Indonesia, yang merupakan kesalahan mereka yang terbesar ….

####################################
Indonesia

Team Ellis tiba di bandar udara Ahmad Yani Semarang dengan pesawat pribadi milik FBI, Fokker kecil bermotor jet ganda itu mendarat tanpa ada masalah sama sekali. FBI sudah menyewa sebuah gudang tua bertempat sedikit diluar kota, di tempat yang cukup sepi dan jauh dari kediaman. Dua buah mobil Mitsubishi Pajero Sport putih dan hitam tampak mendekati markas sementara FBI itu. Dari dalam Pajero Putih keluarlah 3 orang lelaki tegap, mereka mengenakan baju santai dan celana pendek, mereka adalah Chris dan Robert, rekan sekerja Ellis dan Bernard yang merupakan pilot Fokker itu. Dari dalam Pajero Hitam keluarlah Ellis dan 2 orang lelaki, yang satu bernama Patrick, dia adalah teknisi serba guna dan ahli network sedangkan yang satunya lagi bernama Wong, dia adalah orang Chinese blasteran yang lahir di Amerika. Wong adalah ahli komunikasi dan infiltrasi. Gudang itu cukup bersih walaupun pengap dan panas sekali karena memang tidak dilengkapi oleh AC. Berbeda dengan tempat persembunyian mereka sebelumya yang paling tidak dilengkapi AC di kamar tidurnya. Ellis membuka pintu depan dan memandang berkeliling. Gudang tua itu adalah bekas penyimpanan mobil rongsokan, tak heran apabila lantainya agak berbau oli. Gudang tersebut dibagi dua, sepertiga gudang itu adalah daerah tempat tinggal, terdapat dua kamar dengan dua buah ranjang besar, dapurnya terletak disebelah kamar dan di belakang dapur tersebut adalah kamar mandi dan WC yang menjadi satu.Setelah melihat sekeliling dan memberi instruksi pada anak buahnya, Ellis dan Bernard sang pilot berangkat menuju kota untuk membeli bekal dan alat-alat pembersih. Dengan berbekal peta yang penuh coretan dan tanda-tanda dari informan mereka yang menggambarkan dengan jelas dimana letak semua tempat-tempat penting di kota tersebut, mereka meninggalkan crew yang bekerja dengan cekatan untuk memasang semua peralatan mereka. Mobil putih itu meluncur menuju Simpang Lima, tanpa ada hambatan mereka mencapai tujuan dalam waktu sekitar setengah jam. Dengan mobil yang penuh sesak dijejali barang-barang belanjaan mereka yang luar biasa banyaknya itu mereka kembali meluncur ke tempat persembunyian mereka. Di tengah jalan mereka sempat membeli makan malam dan mereka meneruskan perjalanan kembali. Sesampainya di gudang tua itu merekapun bersama-sama menurunkan semua barang-barang belanjaan mereka, sebuah kulkas kecilpun tak lupa mereka beli. Ruangan kosong itu sudah berubah 180 derajat, kabel-kabel berkeliaran dimana-mana, meja-meja sudah dipenuhi oleh peralatan elektronik yang terhubung dengan pemancar satelit militer yang terpasang diatap gudang itu. Keesokan harinya operasi pembasmian dimulai, dengan modus operandi yang sama seperti operasi sebelumnya yang membuahkan hasil gemilang, mereka memulai dari mencari informasi. Setelah merasa mendapatkan cukup informasi, mereka memulai proses infiltrasi, dengan berlaku seolah-olah mereka busines group dari luar negri yang juga bergerak di bidang pencurian kartu kredit, mereka ingin bekerja sama dan hanya mau berbicara dengan pimpinan pusat.

Abah Rohmat

Pimpinan tertinggi jaringan itu adalah Abah Rohmat, seorang lelaki di umur sekitar 55 tahunan, rambutnya sudah mulai beruban, tubuhnya tegap dan penuh bekas luka, wajahnya buruk dan terkesan galak. Dia adalah pimpinan yang disegani anak buahnya, terlihat sekali bahwa wibawanya tinggi terhadap bawahannya. Hal itu membuat Ellis dan timnya yakin sekali bahwa apabila mereka berhasil membabat Abah Rohmat, jaringan itu pasti langsung bubar. Pajero sport hitam itu melaju menerobos malam, Ellis dan Chris berbincang-bincang membahas skenario penyergapan dan pembunuhan Abah Rohmat, mereka sudah membina hubungan yang cukup kuat menurut mereka, lagipula mereka sudah berada di Indonesia selama 3 bulan, pimpinan pusat FBI sudah beberapa kali menanyakan kapan mereka akan mendengar hasil misi ini. Mereka cukup memahami bahwa ini adalah operasi yang sangat berbahaya, oleh karena itu pula mereka ingin misi ini segera berakhir dari kedua belah pihak, baik pusat maupun team Ellis.
“Guys, kalian sudah sia …..” napas Ellis tercekap saat dia membuka pintu gudang dan mendapati gudang itu berantakan, alat-alat canggih mereka hancur berantakan dan yang lebih mengejutkan lagi adalah cipratan darah segar dimana-mana.
Tiba-tiba Ellis merasakan pukulan di tengkuknya dan selanjutnya semua menjadi gelap. Ellis merasakan kepalanya terasa berat, kesadarannya mulai pulih kembali. Dengan mengerjap-erjapkan matanya Ellis mencoba membiasakan diri dengan ruangan yang terlihat asing baginya. Dia merasa aneh pada dirinya, pakaian yang dikenakannya sudah hilang entah dimana, Ellis hanya mengenakan G-string hitam yang hampir tidak menutupi apa-apa, payudaranya yang besar dan tegak menantang dengan putingnya dan aerolanya yang merah muda terekspos, udara di ruangan itu terasa panas dan pengap, tak ada jendela satu pun disana, dia mengira-ira bahwa dia disekap di ruangan bawah tanah.Dia melihat di dinding sebelah kanannya ada ranjang besi tanpa kaki-kaki yang terlihat rapat dengan dinding di belakangnya, di keempat sudutnya ada ikatan dari kulit. Tak jauh dari ranjang itu terdapat kuda-kuda kayu dengan rantai-rantai di atasnya. Pada kuda-kuda itu terdapat alat yang dapat bergetar dengan tonjolan-tonjolan kecil dari karet. Ada pula pasung dan masih banyak lagi alat-alat yang membuat Ellis bergidik.
“Ah rupanya bidadari satu ini sudah siuman, kalian anjing-anjing FBI mengira bahwa kalian itu pandai ya? Hahahahaha …” terdengar tawa Abah Rohmat dengan nada yang jelas-jelas menghina.
Abah Rohmat terlihat memasuki ruangan itu bersama dua orang bawahannya. Mereka memasuki ruangan hanya dengan mengenakan celana dalam, bawahan Abah Rohmat yang satu bertampang sama buruknya dengan Abah Rohmat tetapi buncit dan yang satunya lagi terlihat kurus dan bertubuh lebih tinggi dari keduanya, tampangnya tidak lebih baik dari keduanya, kulit mereka sama-sama hitam karena sering terbakar matahari.
“Semenjak kedatangan kalian di Indonesia kami sudah memata-matai kalian, harus kuakui kalian cukup hebat karena dapat menggulung partner kami di Thailand dan China. Rupanya kalian sudah terlalu berbangga diri sehingga kalian cukup lengah, atau memang kalian memang bodoh?”
“Apa … apa yang terjadi dengan rekan-rekanku?” tanya Ellis
“Jangan khawatir, mereka sudah kukirim ke alam baka, kami ingin informasi dan hal itu bisa kami dapatkan darimu” jawab Abah Rohmat.
“Oh Tuhan … kalian memang biadab!” teriak Ellis sambil menangis setelah mengetahui kalau semua rekan-rekannya sudah dibunuh oleh Abah Rohmat.
“Sekarang kamu akan memberi tahu kami akses kode ke database FBI, posisimu cukup tinggi jadi kamu pasti memiliki clearance yang lumayan tinggi, sebutkan nama pengguna dan kata sandinya!!” hardik Abah Rohmat

Ellis terkejut karena Abah Rohmat tahu bahwa dirinya cukup berpangkat di FBI, dengan clearance level milik Ellis, Abah Rohmat bisa saja dengan mudah menghapus nama-nama yang termasuk daftar cekal FBI atau mereka juga bisa membuat nama-nama tertentu masuk dalam daftar special FBI sehingga mereka tidak perlu melewati custom atau memiliki visa untuk dapat masuk ke negri paman Sam. Sadar dengan apa yang mereka mungkin rencanakan, Ellis memutuskan untuk menutup mulutnya. Gemas karena Ellis tidak menjawab pertanyaan yang diajukannya, Abah Rohmat memerintahkan si buncit Daro dan si tinggi Jali untuk membawa Ellis ke arah kuda-kuda kayu dan mengikat kedua tangan Ellis menjadi satu dengan borgol rantai yang tergantung diatas kuda-kuda tersebut. Kaki Ellis berlutut mengangkangi kuda-kuda itu, celana dalamnya sudah dirobek-robek sehingga vaginanya langsung menyentuh karet bergerinjal-gerinjal itu, kedua tangannya terikat keatas dan dengan posisi tersebut payudara Ellis terlihat semakin tegak mencuat kencang menantang. Dengan hanya menjentikkan jarinya Daro dan Jali sudah tahu bahwa mereka boleh melakukan apa saja yang mereka inginkan. Abah Rohmat sendiri mengambil tempat duduk di depan mereka dan sambil menikmati tontonan di depannya tangannya mengusap-usap penisnya yang mulai terangsang. Daro mulai menjilati putting payudara Ellis dan sekali-kali digigit-gigitnya puting yang tegak menantang itu sementara Jali mengambil sebuah kotak yang seperti remote itu dan mulai memutar tombol yang bertuliskan vibration.
“Hkkkk …. Eeehhhmmmmm ….. mmmmhhhh ….”
Nafas Ellis tercekat karena dia mulai merasakan rasa nikmat dari puting payudaranya yang digigiti Daro dan juga dari karet di vaginanya yang mulai bergetar perlahan-lahan. Jali yang tidak puas dengan ekspresi Ellis segera memutar tombol vibration hingga setengah kekuatan dan memutar tombol yang bertuliskan heater juga sampai setengahnya. Ellis mulai tidak tahan untuk tidak mengerang seiring dengan getaran yang makin menguat dan dia mulai merasakan vaginanya mulai panas. Butir-butir keringat terlihat bertonjolan di sekujur tubuh putih mulus yang menggeliat-geliat dalam rangsangan-rangsangan kenikmatan yang di terimanya secara bertubi-tubi. Jali menempatkan diri di belakang Ellis dan tangannya meremasi payudara Ellis yang kini bebas karena Daro sudah melepaskan kulumannya dari puting Ellis dan sekarang melumat bibir Ellis yang merekah karena menahan gejolak birahinya. Ellis yang sudah lama tidak mendapatkan sentuhan lelaki mulai blingsatan dan tubuhnya terasa sensitif sekali. Tangan-tangan Jali dan Daro yang menggerayangi tubuhnya yang putih mulus mengkilat berkeringat itu semakin cepat membawanya ke gerbang orgasme. Jari jemari Daro tidak tinggal diam, klitoris Ellis yang sudah membengkak di usap-usapnya sambil sesekali di pencet-pencetnya klitoris Ellis yang membuat yang empunya mengerang-erang dengan penuh kenikmatan.
“OOHHHH….. AAAHHHH…. AAARRGGGHHHHH….. SHHH ….. HHGGHHHH…..” Teriakan keras Ellis menggaung di ruangan itu, setelah 15 menit penuh dengan rangsangan-rangsangan akhirnya Ellis tidak tahan lagi dan orgasme pertamanya pun meledak dengan kuatnya. Punggungnya menekuk membusur, kuluman Daro terlepas hingga Daro terjungkal ke belakang, begitu pula Jali yang saking kagetnya sampai mengumpat-umpat sambil meloncat ke belakang. Abah Rohmat tertawa tergelak-gelak melihat pertunjukan yang menggelikan itu.
Jali


Sementara tubuh Ellis terlihat mengejang-ejang selama satu menit dan akhirnya tergolek lemas, Ellis merasakan sakit di pergelangan tangannya yang terborgol dan menopang tubuhnya.
“Jali, kita harus memberi tamu kita pelayanan kita yang sebaik-baiknya” kata Abah sambil jari telunjuknya mengungkit keatas seperti memberi kode.
Jali yang mengerti maksudnya segera memungut remote kuda-kuda itu dan memutar semua tombol kontrolnya ke maksimum. Kuda-kuda itu segera bergetar dengan dahsyatnya, begitu pula pemanasnya semakin terasa panas. Tubuh Ellis tersentak kaget, Ellis berteriak-teriak seperti orang gila karena vaginanya yang sudah terasa sensitif itu kini dirangsang dengan ganasnya oleh mesin kuda-kuda itu, kepalanya menengadah, pergelangan tangannya terasa sakit oleh borgol yang membelenggu tangannya. Butiran-butiran peluh terlihat membanjiri tubuh basah mengkilat itu bagaikan anak sungai yang berlomba-lomba menuruni gunung, kaki Ellis bergetar-getar oleh rangsangan-rangsangan itu.
“OOHHHH … TIDDDAAAKKKK …. AAAAHHHHH …. AARRRGGGHHH …. GGGHHH …. HHHHAAAHHHHHH….. UUUGGHHHHHHH…. AAAAAAAAAAA ….” Akhirnya Ellis mendapatkan orgasme susulannya setelah 6 menit mesin itu berpacu merangsang Ellis, orgasme yang tak kunjung reda selama 5 menit selanjutnya benar-benar terlihat dampaknya pada tubuh Ellis, seakan-akan tubuhnya menginginkan yang lebih lagi, orgasme demi orgasme menghantam Ellis bagaikan palu yang seakan-akan ingin meluluh lantakkan tubuhnya dan hampir merenggut kesadarannya.
Abah menjentikkan jarinya dan Daro serta Jali segera mematikan mesin itu dan membebaskan pergelangan tangan Ellis. Dengan nafas terengah-engah dan tubuh yang masih bergetar-getar Ellis segera ambruk setelah tidak ada lagi yang menyangga tubuhnya.
Abah Rohmat yang sudah bugil itu menghampiri tubuh basah bersimbah keringat itu, mengangkatnya untuk memindahkannya ke kasur yang ada di lantai itu. Kepala Ellis bersandar di dada Abah sementara tangan Abah sibuk meremasi payudara Ellis.
“Wah kenyal sekali, nikmat sekali wanita ini” kata Abah sambil lidahnya menjilati leher Ellis yang bermandikan keringat itu. Ellis hanya dapat mengerang lirih ketika jari jemari Abah menggosok-gosok vaginanya dan memencet-mencet klitorisnya sementara lidahnya sudah turun ke ketiak Ellis dan merambati payudaranya dan akhirnya mengenyoti puting payudara Ellis.
“AAAHHHHH …..” teriakan Ellis terdengar pilu saat Abah menggigit kuat-kuat puting payudara Ellis. Abah yang sudah dibakar nafsu akhirnya mengubah posisi dan mendudukkan Ellis berhadap-hadapan dengannya, kepala penisnya perlahan-lahan membelah vagina Ellis saat tubuh Ellis yang licin melorot dari pelukan Abah.
“Ahhh … hmmmm ….. nnggghhhh ….” Kenikmatan yang dirasakan vagina Ellis yang dirojok oleh penis yang kokoh, besar dan panjang itu ternyata direspon secara tak terduga oleh tubuh Ellis.
 Tanpa disadarinya tubuhnya bergerak sendiri mencari kenikmatannya, dengan kakinya menjepit pinggul Abah Rohmat, tubuh Ellis bergerak naik turun menggenjot penis Abah yang serasa dijepit dengan kencangnya oleh liang surgawi milik gadis muda itu. Daro dan Jali yang tidak mau ketinggalan segera menempatkan diri mereka di sekeliling Abah bagaikan anjing yang meminta jatah makanan.

Setelah 15 menit dengan posisi saling menunggang, Abah membalik tubuh Ellis dan Abah Rohmat berbaring tiduran sementara Ellis mengulum penis Abah dengan mulutnya. Jali mengangkangi Ellis dengan penisnya menggosok-gosok punggung Ellis sambil kedua tangannya meremasi payudara Ellis yang menggantung bebas.
“Hmmmhhh … hhhmmmm …. Mmmm ….” Ellis hanya bisa mengerang-erang penuh kenikmatan saat vaginanya disodok-sodok dengan kencang dari belakang oleh Daro. Payudaranya terpental-pental maju mundur oleh gerakan Daro yang lumayan brutal, Jali tidak tahan lagi dan meremas-remas buntalan payudara Ellis dengan gemasnya. Tangan Abah merenggut rambut Ellis dan memaksa kepala Ellis untuk maju mundur lebih cepat lagi, Ellis pun berkali-kali tersedak dan menggapai-gapai mencari udara saat kepalanya terbenam di selangkangan Abah dan penis Abah merojok tenggorokannya. Daro berbaring sambil penisnya masih tetap mengocok vagina Ellis dan Jali mengambil posisi di belakang Ellis, tanpa ampun lagi penisnya merojok masuk membelah anus Ellis yang masih kering disertai oleh teriakan Ellis yang teredam penis Abah. Abah sendiri merasa lebih nikmat karena getaran-getaran yang ditimbulkan oleh tenggorokan Ellis. Posisi itu bertahan selama 20 menit dan sementara ketiga pria itu belum juga mendapatkan orgasmenya, Ellis sendiri sudah 4 kali orgasme, tubuhnya berkali-kali mengejang dan menggeliat dalam kenikmatan. Akhirnya Ellis tidak tahan lagi oleh siksaan kenikmatan yang diterimanya secara bertubi-tubi dan dengan satu erangan keras Ellis mencapai orgasme kelima dan terkuatnya.
“HHHHOOOOOHHHHH …. AAAAHHGGHHHHH ….. UHHNMMHHHH ….” punggung Ellis melengkung ke atas, keringatnya yang membanjir menetes-netes dari dagu, puting dan perutnya menghujani tubuh Abah yang berada di bawahnya.
Mata Ellis mendelik ke atas dan kulumannya pada penis Abah terlepas, pada saat yang sama ketiga pemerkosanya juga mendapatkan orgasme mereka, punggung Ellis terhujani sperma Jali, mukanya terhujani sperma Abah dan dari vaginanya menetes sperma Daro yang tidak tertampung lagi saking banyaknya. Setelah orgasme panjangnya, Ellis pun ambruk tergeletak tak sadarkan diri. Ketiga pemerkosanya hanya tertawa tergelak-gelak sambil meludahi tubuh Ellis yang terkapar terengah-engah bersimbah keringat dan sperma ketiga pemerkosanya. Ellis merasa dunia berputar dan dia melihat tubuhnya yang pingsan dan bermandikan keringat itu digotong oleh Jali dan Daro ke ruangan kecil dengan satu selang air, tubuhnya yang tak sadarkan diri itu disemprot air oleh keduanya dan dibersihkan dari keringat dan sperma. Ellis mendengar percakapan mereka dengan jelas.
“Wah pegawai FBI ternyata nikmat juga ya?”
“Dengan tubuh seperti ini pasti dia tidak ada masalah naik pangkat, cukup ngentotin bosnya, hahahaha …”
“Wah abah masih belum puas nih sepertinya, dia belum mendapatkan kode sandinya, jangan-jangan dia akan mengalami siksaan ranjang?”

Daro

Lalu semuanya kembali gelap dan berputar-putar, saat Ellis membuka matanya, tubuhnya sudah terikat terlentang berdiri dengan ranjang besi tanpa kasur itu menempel di punggungnya. Tubuh Ellis terasa bersih, rupanya selama dia tidak sadarkan diri, tubuhnya yang lengket karena sprema dan keringatnya maupun keringat para pemerkosa itu sudah dibersihkan.
“Sudah bangun rupanya, banyak yang takluk di siksaan ranjang, mari kita lihat apakah kamu bisa bertahan, ha ha ha ha ….” Abah tertawa-tawa hingga perutnya yang buncit terlihat terguncang-guncang.
Abah mencengkeram belakang rambut Ellis dan wajahnya tiba-tiba terlihat bengis, nafasnya terasa berhembus di pipi Ellis.
“Aku beri kamu kesempatan terakhir sebelum menjalani siksaan yang lebih ganas lagi, sebutkan kata sandi database FBI atau kita lihat seberapa tahannya dirimu.”
“Aku tak akan menghianati kepercayaan dan negaraku, you all can go to hell for all I care!” Ellis menolak memberikan kata sandi kepada Abah, hal itu benar-benar membuat Abah marah besar.
“Jali! Pegangi wanita jalang ini, sebentar lagi dia akan menjadi pelacur paling rendah, ha ha ha” Jali yang kelihatannya sudah tidak asing lagi dengan penyiksaan ini langsung tahu bahwa dia harus memegangi kepala Ellis sementara Daro memegangi lengan Ellis.
Abah mengambil tabung yang berisi cairan bening, menusukkan jarum suntik melalui membran karet yang menjaga agar isinya tetap steril dan mengisi tabung suntik itu dengan cairan bening tersebut. Setelah penuh dan memastikan bahwa tidak ada lagi udara dalam tabung maupun jarum suntik itu, Abah mendekati Ellis dan menusukkan jarum suntik itu ke leher Ellis, langsung ke aortanya. Abah mengosongkan isi tabung suntik itu diiringi oleh mata Jali dan Daro yang terbelalak melihat hal itu, rupanya dosis yang diberikan pada Ellis kali ini melebihi dosis biasa. Ellis merasa tubuhnya aneh, keringat mulai membanjir keluar dari seluruh pori-pori tubuhnya, tubuhnya terasa gatal ingin disentuh. Putingnya mencuat keluar lebih kencang daripada biasanya, klitorisnya mengembang dan terasa gatal pula. Kepalanya terasa pening bukan main. Ellis mulai menggeliat-geliat resah, tangannya sudah ingin menyentuh tubuhnya sendiri, meremas-remas payudaranya dan menggosok vaginanya tetapi posisi tubuhnya yang terikat erat membuatnya tak berdaya. Jali terlihat memasuki ruangan sambi membawa dildo besar berwarna hitam yang ditancapkan pada gergaji listrik sehingga jika gergaji tersebut dinyalakan dildo itu juga akan ikut bergerak maju mundur dengan kecepatan tinggi. Cairan vagina Ellis sudah membanjir keluar karena afrodisiac yang disuntikkan pada tubuhnya membuat dildo itu masuk dengan mudahnya menembus liang vaginanya.
"HHHGGG .... Aaahhhh .... aaahhhhh ..... aaaahhhhhhh" Ellis tercekat dan berteriak-teriak ketika dildo itu dinyalakan dan mulai mengocok vaginanya dengan kecepatan tinggi. Dalam waktu singkat Ellis sudah mendapatkan orgasme berturut-turut yang tidak dapat diredam karena dildo itu terus mengocok vaginanya. Keringatnya sudah menetes-netes membasahi lantai dibawahnya, tubuhnya bergetar-getar tanpa dapat dikontrol. Ketika dildo itu berhenti Ellis sudah tidak kuat lagi berdiri, tubuhnya ambruk dengan lemas dengan hanya bergantung pada kedua tangannya yang terikat di ranjang besi itu.

Selama satu jam berikutnya siksaan demi siksaan terus diterima Ellis, mereka entah melumat-lumat payudaranya, menempelkan alat pijat getar di putingnya dan klitorisnya, bahkan mengocok vagina Ellis dengan dildo yang ditempelkan pada mesin bor listrik.
Vaginanya sudah memar-memar dan terlihat membengkak karena siksaan demi siksaan yang terus diterimanya, orgasme demi orgasme yang menghantam makin menjebloskan Ellis ke dalam lembah kelam. Akhirnya semua menjadi gelap bagi Ellis 
Tik. Tik tik tik. Tik…, air hujan mengguyur semakin deras, ellis merasakan tubuhnya serasa remuk, lelah, putus asa menghinggapi dirinya tapi ia tetap bertahan walaupun sudah kesulitan untuk membuka kedua matanya.
Abah memaki panjang lebar, “sialan, brengsek.., masih tetap membandel..!! Jali.. ikat dia…,kita lanjutkan besok…!!! ” dengan kasar Jali mengikat kedua tangan ellis kebelakang, “besok ?? !! tapi bah… saya masih pengen…” Jali cengengesan. “ Ahh, terserah…, aku capek” Abah tidak mempedulikan Jali dan daro dan meninggalkan mereka.
“Stop it, pleaseee, no more, no more…” Ellis memohon
“haaaa ?? !! no more ?? di film – film juga biasanya mah cewe bule kuat begituan.. iya ngak ro…?”
“Bener , malahan bisa ngadepin banyak cowo…, di genjot sana sini, jungkir balik kaya akrobat…”
“Hssssshhhh ouchhhh…its hurtt” Ellis meringis saat Jali menjewer gemas bibir vaginanya.
“Ngaha ha ha ha ha…, sakit ya…, kalo ngak mau sakit, nihhh lu isep batang gw” Tangan Jali menjambak rambut dan menarik kepala ellis agar segera melakukan “tugasnya”, sementara Daro merenggangkan kedua paha ellis , mulut Daro mengecup ngecup paha ellis bagian dalam dan terus naik mengejar selangkangan ellis, mulut Daro terbuka lebar kemudian bagaikan seekor ikan hiu ganas yang kelaparan ia menerkam vagina gadis itu, melumat liar dan menghisap rakus menikmati cairan lendir lendir vagina ellis yang menggeliat lemah saat nafsu birahinya kembali bergolak semakin panas.
“Hmmmoufffhhh, hmmmouufffhhhhh” kedua mata Ellis mendelik delik saat batang Jali mendesak masuk kedalam tenggorokannya,
Mata Jali merem melek akibat rasa nikmat saat dinding tengggorokan Ellis berkontraksi kuat meremas – remas benda panjang di selangkangan laki laki itu. Daro mulai mengambil posisi menyerang, kedua kaki ellis mengangkang keatas dicengkram oleh tangan daro, batang yang berurat itu kembali menempel di vagina ellis, dengan sekali sodok Daro membenamkan batang kemaluannya tubuh moleknya yang bersimbah peluh berpeluk kembali terguncang dengan hebat saat batang milik Daro melesat keluar masuk mengocoki belahan sempit diselangkangan gadis itu yang memar kemerahan, aura mesum menyelimuti ketiga orang yang tengah asik “bekerja”

“No more!!, no more dimulut doang..!!! he he he, buktinya sekarang lu ketagihan ngisepin kontol gue kan… nga ha ha ha ha”Jali keenakan saat Ellis menjilati batang kemaluannya, batang lidah ellis seperti sedang mengikir menjelajahi lekukan – lekukan “topi” diselangkangannya, kemudian mulutnya bergerak turun naik mengecupi batang perkasa yang semakin menegang.
“ahhh, ahhhhh crettt crrrrrttttt” wajah ellis merona menahan nikmatnya gelombang klimaks , bibirnya meringis menikmati sentakan kuat aliran nafsu yang menggebu merayapi urat-urat syaraf disekujur tubuhnya hingga ia menggigil hebat.
Bagaikan gila tiba tiba Daro dan Jali menerkam Ellis, mereka menyusu dengan rakus sambil menggerayangi lekuk liku tubuh si gadis, buah ranum yang empuk empuk kenyal di dada ellis menjadi santapan bagi kerakusan dua orang laki laki liar yang berebut menikmati kehangatan tubuhnya, erangan dan rintihan lirih ellis menjadi pemicu kegarangan jali dengan kasar Jali menyeret ellis dan memposisikan tubuh gadis itu menungging, ujung kemaluan jali mencongkel congkel belahan Vagina yang berlendir kemudian mangarah pada kerutan lubang anus yang mengkerut saat ujung benda diselangkangan Jali menoelnya.
“BLOSSSHHHHH….”
“HEGGGHHH Akhhhhhh…, AOWWWWW,, Amphunn aWwwwwkkkkhhh, .”
Pedih sekali rasanya saat batang Jali merangsek kasar, jeritan dan erangan silih berganti keluar dari bibir ellis , tanpa ampun Jali menghentak hentakkan batangnya menyodomi ellis, kedua tangan jali mencengkram kuat kuat pinggangnya yang ramping, pekikan dan jerit kesakitan memanjakan telinga jali yang asik menunggangi ellis sementara Daro meraih dan meremas-remas buah dada Ellis yang terayun mengikuti irama sodokan kasar penis Jali.
“Uhhh, Auggghhh heeennnggghhh aaaaaa…..”
Sambil menarik tubuh Ellis, Jali menjatuhkan diri ke belakang, Mata Daro melotot melihat belahan Vagina Ellis yang merekah sementara batang Jali menancap kuat pada lubang anusnya, dengan senyuman mesum Daro mulai bergerak mensandwich Ellis.
“Oooooo, Ooooohhhhhhhh….”
“HA HA HA HA HA…”
Suara lenguhan keras ellis disambut oleh suara tawa bejat Jali dan Daro, liang anus dan liang Vagina Ellis menyempit diisi sesak oleh dua batang yang berusaha bergerak dengan susah payah, merayap berusaha masuk lebih dalam kedalam “sarungnya” masing masing, dengus nafas yang memburu terdengar keras , suara lenguhan tertahan mendirikan bulu roma dan geliatan lemah seorang gadis bertubuh putih  molek terlihat indah di antara jepitan tubuh – tubuh berkulit gelap yang tengah menikmatinya.
“ohhhhhhhh cruttt crutttt…nnggggghhh” entah untuk yang ke seberapa kali Ellis mencapai puncak klimaks sementara Jali dan Daro masih sibuk mengasah batang kemaluannya menikmati anus dan vagina sicantik hingga akhirnya terasa semburan lahar panas dan pelukan kuat kedua laki-laki itu yang seakan ingin melumat keindahan tubuh yang lunglai tak berdaya dan akhirnya ketiganya terengah dengan nafas tersenggal.

“Ellisss.. Ellissss…”
Antara sadar dan tidak Ellis membuka kedua matanya, ia seperti mendengar suara Jack,
“Jjaccckk. Toloooonggg akuuu…”
“Ellis…, ikut aku.. Ellisss…”
“aku tidak sanggup Jack, aku kesakitan, lelahhh…, sakit sekali Jackk”
“Ayo Ellis.. ayoooo…, aku tahu kau sanggup Ellis..”
Entah mendapat kekuatan dari mana tiba – tiba ellis berontak, sikunya menghantam ke belakang pada leher Jali sementara tinjunya mengarah pada dada Daro, Jali yang masih termegap hanya dapat mengeluh keras kemudian terkapar pingsan, sementara Daro terjungkal kebelakang “BRUKKKKK…”
“sialan….. “
Bagaikan macan betina Ellis menerkam Daro, kedua tangannya meelingkari leher laki-laki itu dan lututnya menghantam tepat keselangkangannya, “DUGGG…” “HUUUUNGGGGHHH” Daro melenguh keras, kedua matanya melotot dan kedua tangannya menekap sesuatu yang menggantung di selangkangan.
“Ellis.., Ellis..”
“j-jackkk.. kau dimana ?? Ohhhh…”
Dengan tubuh tergontai Ellis berpegangan pada dinding, dengan hati-hati ia menaiki anak tangga,
“krokkkk.. krokkkk.. kroooooook” suara orang yang sedang mengorok terdengar semakin keras, ellis mengendap memungut botol bir kosong , dengan sekali kemplang, disikatnya kepala Abar yang mendelik terbangun dari tidurnya”BUKKKKKKK “
“hegggghhhh croottttttt….” Abah mengalami mimpi basah yang ngak tuntas karena sudah keburu kelenger.
“ellisssss… ELLLISSSSS….” suara jack yang memanggil terdengar semakin jelas,
Ellis menolehkan kepalanya kearah kaca jendela, seraut wajah di balik jendela seperti membuat semangat dan tenaganya pulih, “Itu JACK”, kaki Ellis melangkah semakin cepat mengejar sosok bayangan Jack, aneh..!! berapa cepatpun ia berusaha mengejar, sosok Jack yang terlihat berjalan tetap tidak terkejar olehnya hingga suatu saat dan di suatu tempat, Jack berhenti.
“J-jack.. hhh .. aku rindu sekali… akuu…”Ellis memeluk Jack erat-erat dan dengan lembut Jack membalas pelukannya, detik demi detik berjalan lambat seolah memberikan kesempatan bagi kedua insan untuk saling melepas kerinduan,
“Ohhh…!” Ellis seperti teringat sesuatu, Jack masih hidup ?? bukankah ?? karena terkejut Ellis melepaskan pelukannya dan mundur ke belakang, ingatannya seolah menyadarkan ellis, akan sesuatu, kontan saja Ellis pucat pasi.

“NEW YORK —  A US Airways jet crash  Thursday between Manhattan and New Jersey after a flock of birds apparently struck its engines —  no one Survived” dan salah seorang korbannya adalah Jack.

“Jack ?? bukankan kau sudah….”
“Diitttttttt…… “Dengan spontan Ellis menoleh ke arah kanan, matanya silau oleh lampu sebuah mobil yang melaju kencang, dan…………
“Ellis.. Ellis…?? “
“Jack ?? “
“Apakah kau baik-baik saja ??”
“aku ?? ini ? ini dimana Jack ?”
“Lohhh… ?? apakah kau lupa empat ini ? ini tempat dimana kita pertama kali bertemu…, benar- benar keterlaluan…, mana hidungmu biar aku cubit… ha ha ha” jack mencubit hidung ellis yang mancung, karena ellis yang masih terdiam dan pucat pasi , jack menghentikan candaannya, dengan nada khawatir jack kembali bertanya
“Ellis…??whats wrong ? Are you ok ? “
“i…, no., noo, I,m ok, fine..”
Seorang pelayan memecah keheningan, menu ini, adalah menu yang sama dengan ingatan Ellis, makan malam yang romantis bersama Jack, semuanya seperti diputar ulang dan Ellis dapat mengingatnya, ia merasa pernah mengalami hal yang sama.

------------------
Dejavu : meaning "all over again") is the experience of feeling sure that one has already witnessed or experienced a current situation 
---------------------
Dan kini lampu berubah redup, Jack berdiri di atas panggung dan bernyanyi dengan suara emasnya.”Unchained melody” ya lagu itu lagu kesukaan Ellis.

Oh, my love my darling 
I've hungered for your touch  
a long lonely time  
and time goes by so slowly 
and time can do so much 
are you still mine? 
I need your love I need your love  
Godspeed your love to me  

Lonely rivers flow to the sea, to the sea  
to the open arms of the sea 
lonely rivers sigh 'wait for me, wait for me'  
I'll be coming home wait for me   

Oh, my love my darling  
I've hungered for your touch  
a long lonely time  
and time goes by so slowly  
and time can do so much 
are you still mine? 
I need your love I need your love 
Godspeed your love to me

Jack menghampiri Ellis dan berlutut, sebuah cincin , ya Ellis melihat sebuah cincin
“Ellis.., jadilah istriku..”
“maaf Jack.., aku.. akuu…”
“kenapa ? apakah kau tidak mencintaiku ?”
“Bukan itu….”
Kejadian hari itu kembali berulang, Ellis kembali harus memilih, antara karier dan cinta, apakah ia akan menerima cinta Jack hari itu ataukah ia akan memilih untuk menjadi agen FBI, cita-citanya yang diperjuangkan dengan keras dan kini ada di depan mata.
“aku belum siap Jack.. aku…”
“Tidak apa. Apa sayang… aku mengerti…” Jack tersenyum dan kemudian mengecup kening Ellis, canda dan tawa saling berganti dalam kemesraan yang membuat iri orang yang melihatnya, Jack yang jauh dari kata tampan tampak mesra dengan Ellis yang cantik menggoda. Kulit Jack yang hitam tampak kontras dengan kulit Ellis yang putih, keduanya bergandengan tangan menuju mobil, Jack mengantar ellis pulang entah kenapa semakin lama Ellis semakin gelisah. Ia tambah gelisah saat Jack berencana naik pesawat terbang, apakah kejadian itu akan berulang kembali, apakah kesepian yang mendalam itu akan benar-benar terjadi?? Setengah jam kemudian mereka sampai dirumah Ellis.
“yaaa.., tadinya jika kamu menerima lamaranku, aku berencana mengajakmu menemui pamanku di ranch miliknya, setelah orang tuaku meninggal, hanya dialah satu-satunya yang menjagaku selama ini…., tapi… rencana berubah… “
“maafkan aku Jack….”. batin Ellis berkecamuk
“no, no, its okay, I will always love …, and waiting for you.” Jack mengecup kening Ellis kemudian ia turun dan mengantarnya sampai ke depan pintu rumah gadis cantik itu, Dari depan pintu rumah Ellis terus menatap punggung Jack yang akan masuk ke dalam mobil
“Jackkkk.. tunggu…..”
“Ellis ? “
“Aku menerima lamaranmu Jack.. aku …”
“ohhh Elllis…..sungguhkah ?”
“ya Jack.., Sungguh….”

Di kemudian hari , ellis duduk dengan santai dikursi sofa , jantungnya berdebar keras saat melihat tajuk utama koran hari ini ...

“NEW YORK —  A US Airways jet crash  Thursday between Manhattan and New Jersey after a flock of birds apparently struck its engines —  no one Survived”

“Good morning…” seseorang keluar dari dalam kamar
“morning jack…”Ellis balas menyapa, ia tersenyum
Jack batal menjadi pengacara dan membantu pamannya mengurus sebuah ranch yang kini berkembang dengan pesat. Seorang negro bertubuh kekar memeluk tubuh putih yang sedang duduk santai di sofa dengan hanya mengenakan g-string berwarna merah.
"You're so sexy, baby ..." Jack memuji Ellis sambil tangannya meremas payudara putih berputing merah muda yang kenyal dan padat itu dengan disertai erangan lembut sang empunya.
Ellis memalingkan wajahnya dan bibirnya yang merah ranum berpagutan dengan bibir tebal Jack, keduanya saling memagut dalam gairah, lidah mereka saling bertemu, membelit dan bertarung. Tangan Ellis melingkar di leher Jack dan menariknya tiduran di sofa. Dua sejoli itu memadu cinta sepanjang hari bagaikan tiada hari akhir, saling menikmati setiap detik yang mereka miliki.

Mungkingkah dejavu adalah kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan yang kita lakukan ??  the answers is yours…

Minami & Yohanna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar