Senin, 31 Maret 2014

The Hottest Liveshow Continues: Sandra

SEPULUH SARAN UNTUK MENIKMATI CERITA HASIL : CWK GTL - CWK GNS - CWK SDS:
  1. Cerita ini adalah khayalan belaka , tak ada kaitan dengan tokoh manapun dalam kehidupan sebenarnya
  2. Nikmatilah cerita ini dengan rileks , buanglah kepenatan setelah berjuang seharian mencari sesuap nasi
  3. Boleh dinikmati sekali , dua kali atau tiga kali sehari - tak ada keharusan pemakaian dengan resep dokter
  4. Dapat dinikmati sebelum makan , disaat makan atau sesudah makan , tidak akan mengganggu lambung
  5. Boleh dinikmati dengan busana resmi-lengkap , pakaian bebas , pakaian daerah , juga boleh tanpa baju
  6. Dapat dinikmati dalam posisi duduk , berdiri , tiduran , terlentang , terlungkup , atau bahkan nungging 
  7. Boleh dibaca dikamar tamu, dikamar makan, dikamar mandi, dikamar tidur, tapi jangan dikamar kerja
  8. Baca sendirian boleh tapi pasti lebih mantab bersama partner dan keduanya berpakaian ala Adam & Eva
  9. Ilham cerita dari CWK GNS - di tulis menjadi cerita oleh CWK GTL - tambahan foto-foto dari CWK GNS
  10. Sebagai finishing touch dikoreksi, diberi bumbu lezat dan ditambahkan foto dimana perlu oleh CWK SDS    
#######################
EPILOG

Cerita ini adalah lanjutan dari kisah hangat pernah di rilis diawal blogs yang semarak memenuhi cyberspace Nusantara. Pernah dimuat di weblog "ah-uh.tk" dengan judul "Desahan Santi dkk." , Hampir dalam waktu bersamaan tampil pula di weblog "17 Tahun.com" serta "Sawomatang.com" dan masih ada beberapa weblogs lainnya yang kini sudah almarhum. Tentunya tak terlupakan pula pernah muncul di-blog asuhan boss Shusaku namun judulnya diganti oleh sang pengarang menjadi "The Hottest Liveshow". Penasaran ? Silahkan tanya karena pasti boss Shu tahu persis cerita apa dimaksud - atau research sendiri sambil baca cerita-cerita lama tak kalah hot dengan yang baru.

########################
Preview

tiga orang gadis cantik rupawan dari kalangan upper class (the beauties) memenuhi undangan rekan sekuliah Erwin yang kaya raya untuk "sukarela" melakukan orgy dan bahkan bergantian di-gangbang oleh lima orang kuli  pekerja kasar pekerja (the beasts) dari perusahaan milik orang tua Erwin di rumah yang juga masih satu kompleks dengan pabriknya di kota Bandung. Kini beberapa tahun telah berlalu dan ketiga gadis yang bernama Santi, Sandra dan Ivana telah lulus kuliah , telah sukses dalam kehidupan karier mereka dan dua orang telah menemukan jodohnya , sedangkan yang seorang masih tetap sendirian karena mungkin memang "berat" jodoh" dan agaknya lebih mementingkan kehidupan bebas.
Setelah mereka menempuh jalan kehidupan masing-masing secara kebetulan mereka pernah bertemu dan berkumpul kembali - reunian kecil katakanlah tanpa partner mereka. Dalam pertemuan dengan percakapan bebas itu muncul kenangan disaat mereka mengalami peristiwa di rumah Erwin , dan dengan ke-genitan wanita dewasa yang tak kalah dengan kegenitan ABG mereka saling menceritakan kembali apa rasa tubuh mereka disaat orgy party di rumah teman pria mereka itu. Bagai anak kecil tak mau kalah dengan temannya membanggakan mainan baru , mereka berusaha membandingkan apa dan bagaimana bentuk badan kuli kuli yang menggarap tubuh mereka, bahkan bau badan, mulut, kemaluan serta sperma yang terpaksa (?) mereka telan juga dijadikan bahan pergunjingan. Mereka secara bebas menceritakan kuli mana (nama tepatnya sang kuli sebagian sudah mereka lupakan) yang menurut mereka masingmasing paling "hebat" dan jago sanggup membangunkan gairah mereka. Tanpa disadari mereka sampai membandingkan rasa yang dialami disaat dipaksa (?) orgasmus berulang-ulang baik saat digarap berulang , bergantian dan massal sekaligus.
Sebagaimana wanita modern ketika berkumpul sesama jenis mereka sambil tertawa geli dan terbahak amburadul mnceritakan bagaimana fantasy mereka setelah peristiwa di rumah Erwin. Akhirnya mereka berkesimpulan dan secara jujur mengakui satu sama lain bahwa kejadian tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sex mereka.
Mereka berterus terang satu sama lain bahwa tidak mau untuk dijadikan seterusnya budak sex didalam kehidupan suami istri. Namun misalnya suami mereka disaat ML ingin bermain "sandiwara" memaksakan hubungan sex baik secara halus maupun (agak) kasar dan untuk semalam dijadikan budak sex yang harus patuh dan menyerah atas kemauan dan diapakan saja oleh suami (asal tak sampai luka) maka tak ada satupun yang menolak......    
Setelah reunian tak resmi itu mereka kembali sibuk dengan tugas sehari-hari, juga tugas diranjang melayani suami, dan tanpa disadari kenangan di saat mengalami orgy itu menambah semaraknya ML dengan sang suami.  
.
Sequel ini adalah kelanjutan hidup mereka yang mungkin karena sudah suratan takdir memiliki episodes tak kalah hangatnya dibandingkan dengan pengalaman mereka di rumah teman mereka ketika menghadapi kelima kuli kasar itu.

Dibawah ini adalah pengalaman ketiga wanita cantik itu  : dimulai dengan Ivana, Sandra dan akhirnya Santi.

############################
Dari ketiga ex mahasiswi yang disebutkan namanya di atas maka Sandra sejak semula selalu free-minded alias menempuh kehidupan yang lebih bebas dan ini terlanjut tak hanya ketika masih remaja dan single namun juga setelah menikah. Sandra menikah dengan seorang sarjana teknik, seorang arsitek yang cukup rajin dan terkenal dengan ilham serta kreasi barunya. Desain yang modern dan mengikuti trend masa kini sangat disenangi baik oleh perusahaan pembangunan negara maupun swasta, oleh karena itu selalu memperoleh banyak kontrakan yang menyita seluruh perhatian dan tenaganya. Sejak menikah dengan Sandra maka kelihatan semakin banyak rejeki dan tugas satu menyusul yang lain, meeting dan pertemuan dengan para orang penggede hampir setiap hari tidak ada hentinya, hanya di hari Minggu ia dapat melepaskan lelah dan dengan setia selalu menemani Sandra istrinya.
Sandra menamatkan kuliahnya di bidang hukum jurusan khusus untuk menjadi notaris, lalu ditambah lagi dengan persoalan pajak dan izin bangunan. Karena kemauan yang cukup besar dan sikap yang tegas dan tampilan yang sangat representatif maka dalam waktu tak terlalu lama Sandra telah berhasil membuka kantor sendiri yang mengurus persoalan jual beli tanah, soal perpajakan dan juga secara effisien memperoleh izin resmi bangunan.
Tak heran dalam waktu yang dapat dikatakan cukup singkat Sandra dan suami telah berhasil mengumpulkan uang dan membeli tanah di luar kota Jakarta. Karena keduanya berkecimpung di bidang yang saling berkaitan maka tanpa banyak masalah izin pembangunan cepat diselesaikan, pembangunan dapat dimulai dan keduanya bergantian hampir setiap hari setelah pulang kerja menyempatkan waktu melihat kemajuan pembangunan rumah baru mereka. Sambil bergandengan tangan dan tak jarang dengan lengan suami membelit pinggang Sandra yang langsing mereka meneliti pembagian ruangan dirumah baru , terutama taman belakang yang sebagian besar teduh karena tertutup. Bagian itu adalah keinginan Sandra sejak lama untuk memelihara pelbagai jenis bunga anggrek yang memang selalu menjadi favoritnya karena sejak kecil di rumah orang tuanya selalu penuh bunga anggrek. Sesuai dengan rencana di atas kertas maka dalam waktu tiga bulan mulai terlihat bentuk rumah yang megah itu dan karena semuanya berjalan cukup lancar maka setelah semua dinding dinding luar serta atap penutup selesai dipasang maka suami Sandra yang bernama Hendra itu telah mempercayai kemampuan para kuli pembangunan dan mandor-nya untuk dapat menyelesaikan proyek rumah pribadi mereka. Hendra kini dengan lebih tenang dapat mengalihkan konsentrasi pekerjaannya ke proyek-proyek lain yang lebih besar dan tentu saja menghasilkan pemasukan uang yang semakin bertambah. Dari awalnya setiap hari melihat sendiri pembangunan rumah pribadi Hendra pada bulan ketiga hanya seminggu dua kali dan akhirnya hanya sekali mengunjungi villa barunya yaitu setiap hari Jum'at petang sebelum memasuki week-end.

Yang tetap mengunjungi hampir setiap hari pembangunan villa itu adalah Sandra, terutama bagian taman belakang disertai kolam renang, enam ruangan tidur dengan empat kamar mandi dan dapur menjadi pusat perhatiannya. Sandra telah memperbincangkan dengan Hendra bahwa untuk merasa lebih aman maka perlu kiranya memasang pelbagai kamera CCTV modern yang dengan teknik canggih zaman sekarang dapat berhubungan langsung dengan kantor tempat kerja mereka. Hal ini memang sudah tak asing lagi misalnya seorang dokter zaman sekarang dapat inlog ke RS tempat kerja mereka, melihat langsung operasi yang berjalan , data pasien di CCU/ICU , mengubah pengobatannya dsb. semua dari computer di rumah. Di dalam kompleks itu rumah mereka adalah yang terdahulu sedang dibangun sedangkan tanah kapling lainnya masih dalam pengolahan pertama. Sebaliknya dalam waktu hampir bersamaan dimulai pula pembangunan pusat perbelanjaan, sekolah dasar, taman hiburan untuk anak anak yang letaknya tak terlalu jauh dari villa mereka yang sedang dibangun itu , juga gedung untuk fasilitas sport termasuk kolam renang terbuka dan tertutup. Biasanya Sandra mengendarai sendiri mobilnya Toyota Yaris dari rumah ke kantor dan pulang kantor ke komplex perumahan baru untuk kontrol kemajuan rumah idamannya sebelum kembali kerumah sementaranya. Namun di hari kerja pertama seminggu setelah lebaran Sandra merasa sangat stress, letih dan agak pusing dikantornya - sehingga setelah berunding dengan suaminya melalui WhatsApp maka Hendra menganjurkan agar istrinya meminta office boy dari kantor Sandra untuk mengantarkan pulang ke rumah lebih pagi daripada biasanya sekitar jam 14.00. Semula Sandra agak ragu namun setelah Hendra mendesaknya maka akhirnya setuju dan diberikannya izin pada office boy bernama Benno untuk mengendarai mobilnya. Ternyata hari itu dimana mana ada demo dan pelbagai jalanan utama ditutup sehingga bukan saja banyak kemacetan namun demi keamanan maka pelbagai arus lalu lintas di haruskan memutar jalan jauh sekali. Sandra yang semula hari itu tak berminat untuk melihat villa-nya yang sedang dibangun akhirnya berubah fikiran karena jalan memutar yang terpaksa mereka ambil tak jauh lagi dengan arah ke kompleks pembangunan.
"Pak Benno, tolong mampir sebentar ke kompleks Puri Kencana Indah , saya mau lihat rumah yang sedang di bangun", demikian permohonan Sandra.
"Baik bu, boleh saja , tapi nanti engga tambah pusingnya nih ?", tanya sang sopir.
"Engga pak, hanya sebentar saja, mau lihat kamar mandinya, katanya hari ini selesai", jawab Sandra.
Tak lama kemudian mereka memasuki kompleks perumahan baru itu. Belum semua jalan telah dilapisi aspal, baru jalan masuk utamanya , sedangkan jalan lain termasuk ke depan villa milik Hendra dan Sandra yang masih belum selesai dibangun masih tanah biasa dan penuh dengan batu kerikil. Dengan diberikan petunjuk oleh Sandra maka dalam waktu singkat Benno telah menemukan villa itu dan dihentikannya Toyota Yaris di depan pintu.
Rupanya saat itu para kuli bangunan sedang istirahat tengah hari karena sebagian besar tak bekerja dan duduk minum kopi atau merokok. Yang berkumpul kali ini bahkan termasuk juga pekerja bangunan dari pusat perbelanjaan dan tempat hiburan anak anak dan mereka duduk menyebar dari depan hingga ke belakang rumah.
Sandra merasa agak risih juga karena ia adalah satu satunya wanita di tengah kelompok begitu banyak laki laki tapi karena sudah terlanjur ditabahkan hatinya untuk masuk kedalam menuju ruangan belakang dimana telah terbuat kamar makan, dapur, kamar mandi khusus untuk si pemilik villa menembus langsung ke kamar tidur mewah dan juga mempunyai hubungan ke teras halaman belakang serta kolam renang yang masih digali.
Sandra meneliti semua ruangan yang telah jadi dan terutama kamar tidur dan kamar mandinya dengan lantai batu marmer asli yang mahal di import spesial dari Italia. Pada umumnya Sandra cukup puas dengan hasil kerja para buruh pembangunan yang dipakai oleh kontraktor suaminya hanya disana sini ia memberikan pentunjuk kepada sang mandor agar diperbaiki atau diubah, agar lebih sesuai lagi dengan seleranya. Tanpa disadari oleh Sandra selama itu ia diamati oleh tiga orang pekerja yang sebenarnya sedang membangun gedung pusat perbelanjaan tapi kebetulan saat itu sedang istirahat bersama rekan mereka disitu. Ketiga buruh bangunan itu adalah Andang, Usep dan Endang yang tujuh tahun lalu ikut menikmati pesta sex di villa majikan mereka diuar kota Bandung [baca cerita terdahulu "Desahan Santi dkk." atau "T-H-L-" di weblog ini).



Berbeda dengan Sandra yang setelah peristiwa gila-gilaan itu meneruskan kuliahnya kemudian sibuk dengan karier serta telah menumpahkan kasih sayangnya kepada sang suami sehingga wajah ketiga pria tersebut hampir terhapus seluruhnya dari benaknya maka justru ketiga buruh kasar itu masih membayangkan bagaimana asyiknya menikmati tubuh tiga gadis mahasiswi muda yang tingkatnya sosialnya jauh diatas mereka. Sejak peristiwa hanya sekali didalam hidup mereka itu selalu terbayang di pelupuk mata mereka ketiga wajah cantik dan badan putih mulus yang dalam beberapa jam di villa dulu menjadi mangsa "sukarela". Meskipun ketiganya sudah berkeluarga di desa masing masing namun tentu saja dimata mereka sendiri para istri mereka secara fisik bukanlah tandingan dari ketiga mahasiswi kelas atas di masyarakat itu. Karena upah Usep, Andang dan Endang di perusahaan "E" di luar kota Bandung tak cukup untuk membiayai keluarga akhirnya mereka ke ibukota dengan harapan mendapatkan penghasilan lebih baik - hal sama dilakukan ratusan ribu mungkin jutaan penduduk desa yang hijrah ke kota-kota besar, problem kronis semua negara berkembang di dunia termasuk Indonesia. Tanpa diduga sama sekali salah satu dari bidadari yang pernah mereka cicipi tubuhnya beberapa tahun lalu muncul begitu saja di hadapan mata mereka - ibarat houri firdausi dari cerita dongeng 1001 malam. Dengan mata yang sama sekali tak berkedip dan mulut terbuka penuh pesona mereka mengawasi dan mengikuti gerak gerik Sandra yang sedang inspeksi rumah mewah barunya yang sedang dibangun. Sesuai dengan kenangan di benak mereka maka tubuh Sandra tak berbeda sama sekali dibandingkan tujuh tahun lalu : langsing semampai dengan kulit yang putih agak kuning langsat. Wajah cantik agak mirip bintang film Hongkong , mata agak binal sedikit sipit , hidung bangir mancung dan mulutnya , oh mulutnya yang terhias bibir basah merekah itu pernah mereka ciumi , pernah mereka paksa untuk membuka , pernah mereka jarah rongganya yang hangat dengan lidah kasar mereka dan bukan sampai disitu saja , bahkan kehangatan rongga mulut itu pernah dibasahi oleh sperma mereka dan lidah yang halus itu pernah mereka alami usapannya dipermukaan kemaluan mereka. Tonjolan dada membusung mengingatkan mereka juga betapa kenyalnya daging yang mereka remas remas penuh kegemasan dan putingnya tegak menantang pernah menjadi sasaran gigitan ganas gigi mereka yang tajam tapi kurang terawat. Goyangan pinggul Sandra yang sedemikian halus lembut ketika berjalan mengembalikan kenangan mereka di saat ketiganya mengerubuti tubuh bugil menggeliat karena kegelian. Lutut dan betis sedemikian mulus ibarat batang padi Cianjur yang menonjol keluar dibawah rok mini putih membuat mereka menelan air liur karena teringat paha Sandra terkuak di atas pundak mereka secara bergantian - entah di saat mereka mendapat kesempatan menciumi dan menjilati selangkangannya , atau disaat mereka membelah bukit daging terhiasi rambut halus dengan celah di tengahnya sedemikian hangat, rapat, peret dan sukar dimasuki namun jika telah membelah dan mengatup maka akan terasa mengurut dan memijit batang kemaluan sehingga tak sanggup bertahan dan menyemburkan lahar.
Ketiga buruh kasar itu merasakan keinginan tak terbendung lagi dan disaat mereka saling berpandangan satu sama lain maka tanpa banyak kata kata mereka telah bertekad untuk sekali lagi mencicipi hidangan lezat itu. Andang dan Endang yang terlebih gerudukan dan ingin segera merampok, menculik dan membawa Sandra ketempat terpencil untuk melampiaskan hawa nafsu mereka sempat dicegah dan dinasihatkan oleh Usep yang jauh lebih matang berfikir dan penuh dengan akal muslihat sukar ditandingi keduanya. Dalam beberapa tahun Usep yang semula bertubuh ceking dengan muka dihiasi kumis seperti tikus kini telah berhasil menjadi seorang mandor dengan tubuh semakin kekar tegap dan kumisnya kini berubah menjadi tebal lebat menutupi seluruh bawah hidungnya sampai batas bibir atasnya. Usep ini pula yang mempunyai pandangan lebih jauh ke depan dan memikirkan siasat bagaimana caranya menguasai wanita cantik idamannya. Ia tahu bahwa dengan cara hantam kromo rencana mereka dapat gagal total, mereka mungkin dapat menikmati tubuh mangsanya sekali, namun ada kemungkinan bahwa mereka berurusan dengan fihak berwajib, mereka akan kehilangan pekerjaan dan bahkan mungkin masuk penjara. Usep menginginkan agar Sandra akan terjebak didalam jeratan nafsu birahinya sendiri, diharapkan nyonya kelas atas itu yang pasti di awal mula menolak dan berontak akhirnya akan terlibat erat dijaringan permainan terlarang sedemikian nikmat sehingga diam-diam akan "ketagihan".

Usep

Mang Usep dengan cerdik mendekati para pekerja pembangunan villa Sandra, ditanyakannya apa maksud bagian belakang yang tertutup namun mempunyai atap plexiglas sehingga masuk sinar matahari. Setelah mendengar dari para buruh bangunan bahwa ruangan itu akan dipakai Sandra untuk memelihara bunga anggrek yang menjadi hobby-nya maka yakinlah mang Usep bahwa rencananya akan berhasil tak terlalu lama lagi. Tak jauh dari desanya sendiri ada bekas teman ibunya yang secara sangat sederhana mencoba memelihara bunga anggrek liar.
Dengan keuletan dan menurut penduduk desa di situ juga disertai dengan segala macam jampi , jimat dan ilmu kebatinan maka pelbagai jenis anggrek yang sukar untuk ditanam dan dipelihara justru bisa subur di rumah bekas teman ayahnya yang dipanggil Kyai Musiroh. Usaha tanam anggrek itu namun hasilnya biasa saja, tak dapat maju secara profesionil dan kalah dengan hasil kegiatan Kyai Musiroh yang lain yaitu sebagai dukun yang konon dapat mempengaruhi hubungan perempuan dan lelaki. Rumah Kyai Musiroh dikelilingi halaman cukup luas dan yang sangat khas adalah semua batas luar halaman Kyai Musiroh itu terlindung dengan pohon kelor. Bagi para penduduk di Indonesia yang masih mempercayai ilmu hitam atau guna guna, maka selain pohon beringin juga pohon kelor sangat dicari baik batang, cabang, tangkai dan bahkan daunnya. Semuanya dipercayai mempunyai khasiat untuk menolak ilmu guna guna fihak lawan, selain itu dapat dipakai untuk "memélét" agar disukai lawan jenis atau sebaliknya untuk "menutupi" keselingkuhan sehingga tak disadari atau dicurigai sang suami atau istri. Mang Usep menyediakan waktu di satu hari dengan berpura pura sakit tak masuk kerja dan dipagi buta telah naik bus ke desa tempat Kyai Musiroh itu. Ia berniat meminta nasihat Kyai Musiroh dalam cara merawat anggrek, juga akan dibawanya beberapa foto jenis anggrek yang jarang sekali ditemukan untuk memikat perhatian calon mangsanya, dan selain itu ilmu pélét ala Kyai Musiroh agar Sandra dapat terjebak kedalam rencana mesumnya.
Semuanya berjalan menurut rencana seperti yang telah diramalkan oleh Kyai Musiroh - dengan siasat akal bulus yang sangat rapih maka Sandra terpincuk oleh beberapa jenis anggrek yang diambil mang Usep dengan HP pinjaman dari teman kerjanya yang lebih beruntung dan telah "naik pangkat" sehingga menjadi kepala mandor, lalu dicetak dan sengaja diperlihatkannya kepada salah seorang buruh yang membangun bagian belakang villa Sandra dengan pesan agar diteruskan kepada sang majikan yang tiap hari kontrol pembangunan villanya. Tanpa ada kecurigaan sama sekali Sandra tentu saja sangat tertarik dengan foto foto anggrek yang menarik itu dan menanyakan di mana dapat membelinya. Sang buruh bernama Saimin yang diberi "uang semir" extra oleh mang Usep akhirnya masuk ke dalam komplot yang berniat mesum itu dan tentu saja tak puas hanya diberikan uang extra - dan setelah dijanjikan untuk boleh ikut mencicipi hidangan lezat tubuh Sandra akhirnya setuju. Sebagai otak di belakang rencana penjebakan Sandra itu mang Usep berniat untuk menikmati tubuh Sandra lebih dahulu dan sendirian tanpa harus "membagi jatah" dengan rekan lainnya Andang, Endang dan Saimin. Tak ada tempat yang lebih sempurna dan aman untuk menjebak Sandra daripada tempat kediaman Kyai Musiroh sendiri. Hanya saja harus tahu kapan waktunya dan tentu saja dengan minta izin sebelumnya kepada sang ahli pélét dan guna guna. Selain itu tentu saja harus ditunggu waktunya pada saat Hendra suami Sandra kebetulan sedang menunaikan tugas di tempat jauh - terlebih baik lagi jika tugas itu memakan waktu beberapa hari sehingga Hendra terpaksa menginap di luar kota. Kesempatan itu akhirnya tiba beberapa minggu setelah Tahun Baru dan di saat itu villa milik Sandra dan Hendra selesai, tinggal mengisi kolam renang, memasang alarm dan pintu gerbang luar. Hendra bertugas di Pakan Baru dan menginap selama empat malam di sana, Sandra rupanya betul-betul telah kena pélét nurut ibarat kerbau dicocok hidung untuk di hari Sabtu pagi-pagi ikut ke desa, bahkan dibiarkannya mang Usep yang juga mempunyai SIM untuk mengendarai mobilnya menuju rumah Kyai Musiroh pagi setelah sarapan. Dengan melalui jalan tol yang cukup lancar maka sekitar tiga jam kemudian mereka telah sampai tujuan......

#######################
PEMBANTAIAN  SANDRA  DIRUMAH  KYAI  MUSIROH  YANG  ANGKER  DAN  MENYERAMKAN


Rumah Kyai Musiroh ternyata masih jauh dan terpencil dari jalan umum di desa, setelah melewati pasar sangat ramai dan membisingkan mobil yang dikendarai mang Usep itu membelok ke kiri, melewati rumah penduduk yang semakin lama semakin sedikit dan akhirnya kembali membelok ke kiri dimana tak ada lagi rumah rakyat.
Cuaca yang semula masih cerah ketika mereka berangkat semakin lama semakin gelap mendung dan gerimis disertai angin keras serta petir guntur mengiringi perjalanan mereka memasuki desa pedalaman. Kini tepi jalan kiri kanan hanyalah semak belukar dan pohon pohon besar, namun justru di batang pohon-pohon besar itu banyak tumbuh pelbagai bunga liar warna warni dan bahkan juga ada beberapa terlihat mawar liar merah. Sandra yang sebenarnya mulai agak sadar, menyesal karena terpincuk ikut ke tempat yang tak dikenalnya dan cemas melihat tempat tujuan sedemikian jauh terpencil , kembali terbuai perhatiannya karena melihat bunga berwarna warni itu. Setelah melewati jalan desa tak terawat dan usang aspal sekitar hampir sepuluh kilometer mang Usep akhirnya menghentikan mobil Toyota Yaris berwarna silver metallic itu di depan sebuah bukit kecil. Puncak bukit kecil itu terkurung oleh lebatnya pohon pohon berbatang kurus tinggi sehingga gubuk pasanggrahan tempat kediaman Kyai Musiroh agak tersembunyi dari jalanan. Ketika turun dari mobilnya perhatian Sandra langsung tertarik oleh sekitar dua puluh jenjangan ibarat tangga menuju ke pintu depan rumah dan dikiri kanan jenjangan tangga alam itu penuh terhias dengan pelbagai jenis kembang. Semakin mendekati pintu rumah terlihat semakin banyak bunga yang langsung dikenali oleh Sandra sebagai jenis anggrek langka di potret mang Usep. Rupanya sisa akal sehat Sandra masih memperingatkan adanya kemungkinan "udang dibalik batu" di balik semua bagusnya camouflage hiasan serta harumnya bunga yang mulai tercium oleh hidung Sandra. Melihat Sandra masih agak ragu maka mang Usep yang merasa tujuannya sebentar lagi akan tercapai, menunjuk ke depan pintu rumah yang berwarna hitam namun kiri kanannya penuh dengan mawar liar merah dan anggrek putih sehingga terlihat sangat kontras.
"Tuh lihat bu, bagus banget kan kembang hiasan di depan rumah itu, coba bayangkan kalau semuanya tumbuh dengan subur di halaman belakang ibu, kan nambah asri rumah ibu , apalagi begitu harum pasti bapak senang", begitulah bujuk rayu mang Usep ibarat buaya muncul sedikit dipermukaan air menyerupai batang kayu sehingga kijang yang ingin minum terpedaya dan semakin mendekati tepi sungai yang berbahaya.
"Iya bang, bagus banget ya dan tumbuh begitu subur sehingga merambat ke atas, pakai pupuk apa ya supaya bisa kelihatan segar terus ?", balas Sandra semakin terpesona dan mulai menaiki jenjangan ke arah pintu rumah.
"Saya juga kurang tahu bu, kurang ngerti soal tanaman apalagi bunga , ibu harus tanya sendiri pada yang punya rumah si Kyai Musiroh", jawab mang Usep.
"Iya bang nanti saya tanya, tapi kita datang begini pagi apa engga mengganggu Kyai Musiroh, mungkin beliau belum bangun atau sedang ada kesibukan lain", demikian Sandra sambil menatap terus bunga-bunga anggrek itu.
"Pasti engga mengganggu bu, cuma kalo mau masuk malam Jum'at sebulan sekali kliwon Kyai Musiroh suka nyepi mengundurkan diri bersemedi di gua angker di tengah hutan", jelaskan mang Usep yang berjalan di belakang Sandra sambil matanya menikmati goyangan gemulai bongkahan pantat yang sedemikian menggiurkan. Berbeda sekali dengan hentakan kasar dibuat buat dari ratu ngebor yang secara menyolok cari perhatian pria di panggung.

Beberapa langkah sebelum sampai di ambang pintu Sandra kembali berhenti dan menikmati bagusnya bunga di kiri kanan dinding rumah , dan kesempatan ini dipakai mang Usep yang maju ke depan mengetuk pintu tertutup sambil berteriak : "Salam mualaikum , mbah Kyai , permisi nih datang bawa tamu dari kota , ada dirumah ?".
Suara mang Usep terdengar menggema namun jawabannya hanya keheningan sekeliling hanya terkadang di sana sini suara burung berkicau. Mang Usep kembali mengetuk pintu lebih keras namun kali ini pintu rumah terbuka langsung perlahan lahan tanpa terlihat siapa yang membukanya.
"Maaf Mbah, saya Sandra dari kota senang lihat kembang mawar dan anggrek yang jarang, saya mau punya bunga yang sama, boleh beli dan minta nasihat gimana ngerawatnya Mbah, sebentar saja saya pulang lagi".
Mang Usep melangkah lebih lanjut dan melewati ambang pintu kemudian masuk perlahan lahan ke dalam rumah yang terlihat agak gelap , namun terlihat dari luar ada meja kecil dengan tiga kursi sederhana. Di atas meja itu terlihat cangkir kecil dan di sampingnya puntungan rokok keretek yang rupanya hasil pulungan sendiri.
"Mungkin Mbah Kyai sedang ke sumur di belakang rumah atau mencuci bajunya di pinggir sungai bu, maklumlah tinggal seorang diri jadi ngurus semua juga sendiri. Ibu duduk saja dulu disini, nanti saya cari ke belakang".
"Apa lebih baik saya tunggu di luar saja?", demikian Sandra semakin cemas, dan justru di saat itu hujan gerimis berubah menjadi sangat lebat dan kilat serta bunyi guntur sahut menyahut menyebabkan Sandra makin ketakutan.
"Duduk di dalam aja bu, nanti basah dan sakit, apalagi banyak kilat dan gelédék", demikian usul mang Usep.
Sandra tak mempunyai pilihan lain daripada menurut dan duduk disalah satu kursi kecil disitu.
"Tenang aja bu, nanti saya cari Mbah Kyai , pasti sebentar juga ketemu", ujar mang Usep tanpa menunggu lagi jawaban Sandra lalu keluar lagi pintu depan dan berlari kesamping rumah sehingga hilang dari pandangan.
Suara Sandra yang masih ingin protes karena semakin ngeri ditinggalkan sendirian ditempat asing itu menghilang teredam oleh kilat dan guntur tak hentinya, dan bagaikan terkena sihir pintu rumah yang masih terbuka ditinggal begitu saja oleh mang Usep mendadak menghempas dan menutup dengan keras. Sandra mulai panik karena dengan tertutupnya pintu rumah itu ruangan menjadi gelap , hanya keuntungannya dari luar tak masuk lagi angin keras dan juga derasnya hujan juga tak terbawa masuk oleh angin. Di dalam hati Sandra telah memutuskan agar secepatnya keluar dan pulang lagi, biarlah bunga mawar dan anggrek sedemikian bagus pasti dapat dilihat dan dikunjungi lagi bersama dengan Hendra sang suami jika telah pulang dari tugas. Tanpa disadari oleh Sandra dari balik kegelapan bagian dalam rumah muncul asap berbau harum bunga namun tersembunyi di samping aroma itu terdapat zat yang membuat kebanyakan orang menjadi lebih tenang dan bahkan ngantuk karena mengandung sari bubuk papaverum yang sering dipakai bahan dasar untuk pembiusan. Hidung Sandra yang mengendus aroma itu mulai agak tenang dan bahkan tanpa disadarinya duduk kembali dengan rileks dan bahkan menghisap menikmati harumnya bunga beberapa kali dengan tarikan nafas amat dalam. Ini adalah kesalahan besar sekali karena selain mulai ngantuk juga Sandra merasakan pusing dan seolah ruangan di hadapan matanya dengan lambat namun pasti mulai berputar. Karena tak tahan dengan rasa ngantuk dan pusing yang semakin lama semakin menerpa maka dipejamkannya matanya - bunyi hujan deras menimpa atap rumah terdengar semakin lama semakin sayup seolah semuanya terjadi amat jauh. Lamunan dan bayangan bunga yang terpampang di hadapan matanya yang tertutup juga seolah semakin lama semakin menjauh, semakin samar dan kabur dan akhirnya semuanya menghilang di saat Sandra jatuh ketiduran.

Disaat itu muncullah dua sosok manusia seolah menembus asap kabut dengan aroma yang membiuskan itu , mang Usep dengan sosok tubuh tegap kasar berkumis , dan seorang lagi bertubuh kurus lebih jangkung berusia sekitar enampuluhan memakai jubah panjang mencapai mata kaki, rambut panjang dan kumis jenggot ibarat kambing gunung mewujudkan penampilan seorang pertapa namun dengan sorotan mata tajam menakutkan.
Kyai Musiroh

Keduanya mendekati Sandra yang jatuh pulas, mang Usep berdiri di sebelah kiri dan Kyai Musiroh di kanan , mata kedua lelaki itu menatap wajah demikian cantik dan terlihat berkali kali mereka menelan ludah. Usep dan Kyai Musiroh beberapa kali menyentuh dan menggoyang bahu Sandra, namun pembiusan yang sedemikian ampuh telah menunjukkan keampuhannya sehingga Sandra tetap tertidur pulas. Juga ketika tubuhnya digotong kedua lelaki itu menuju ke bagian dalam rumah - memasuki ruangan cukup luas dimana sebuah ranjang kayu jati dengan di empat ujungnya dipasangi pilar terbuat dari kayu sama dan diperkuat dengan bambu amat besar.
Sandra yang tetap tak sadar ketika dibopong masuk kekamar itu kemudian diletakkan di tengah ranjang, disertai dengan seringai mesum menghiasi kedua wajah mereka, kedua lelaki itu melepaskan semua baju yang dipakai  dan dalam waktu tiga menit kemudian mereka telah bugil seluruhnya. Terlihat tubuh mang Usep berwarna coklat yang tegap kekar berotot dihiasi beberapa tattoo dibagian lengan atas dan juga punggung dan dadanya. Badan Kyai Musiroh jauh lebih tinggi daripada mang Usep, jauh lebih legam dan penuh bulu terutama bagian dadanya , terhias banyak bekas luka luka sayatan karena memang dulu ia pernah menjadi penyamun ganas. Alat kemaluan mereka yang besar panjang hitam melebihi ukuran kejantanan lelaki melayu pada umumnya mulai "berdiri" dan mengangguk angguk ketika keduanya mulai mendekati tubuh Sandra dari kiri kanannya, seolah olah merasa puas melihat mangsa sedemikian ayu cantik yang sebentar lagi akan dihunjam tanpa kenal ampun. Di dalam ruangan agak gelap tampak alat² kelamin mereka yang terkhitan agak mengkilat mirip meriam sundut penuh pembuluh darah menghiasi kepalanya bagai topi baja berlubang siap menyemburkan lahar panas. Dengan tubuh telanjang kini keduanya mulai menggerayangi dan mengelus elus tubuh Sandra: mang Usep melepaskan kancing blouse atas satu persatu hingga muncul gumpalan daging tertutup bh berwarna ungu muda. Kyai Musiroh pertama tama melepaskan kedua sepatu yang dipakai Sandra dan setelah itu mulai diciuminya dan dikulumnya jari-jari mungil sehingga tanpa disadari Sandra agak menggeliat kegelian dan melenguh lemah. Selain itu tangan Musiroh yang mulai keriput itu meraba-raba mengusap betis belalang dan merayap terus naik keatas menyingkap rok agak ketat sehingga perlahan lahan muncullah paha putih mulus tanpa cacat. Mang Usep di sebelah kiri mulai menciumi pipi Sandra, menjilat telinga sambil menghembuskan nafas panasnya ke lubang telinga si cantik, sementara tangannya telah berhasil melepaskan BH berukuran 36b dan mulai nakal  mengusap bukit daging putih kenyal. Jilatan nakal lidah yang kasar dan berbau rokok itu menjalar ke leher jenjang , naik keatas menyentuh bibir setengah merekah terbuka. Tangan kiri Sandra di rentangkan ke atas lalu diletakkannya di atas kepala dan direjangnya ke kasur sehingga ketiak yang tercukur licin kini terpampang. Ciuman dan jilatan mang Usep kini bergonta ganti dari telinga, pipi, bibir, leher dan menghendus di ketiak,  sementara jari jarinya yang semakin nakal meremasi buah dada Sandra, memilin dan memijiti putingnya. Tentu saja Kyai Musiroh tak mau kalah dengan mang Usep untuk merangsang mangsanya : kedua tangannya dengan jari-jari berkuku lancip panjang menyingkap rok ketat Sandra semakin tinggi hingga terlihat selangkangan tertutup oleh celana dalam kecil string tipis berwarna agak pink keunguan. Karena tipisnya celana dalam string maka jelas merayang di bawahnya celah kenikmatan wanita tanpa bulu sama sekali. Memang suaminya Hendra selalu meminta agar Sandra mencukur bulu kemaluannya dengan dalih agar lebih hygienis, namun alasan yang sebenarnya adalah keinginan Hendra yang berkhayal setiap bersebadan seolah-olah sedang menggarap gadis ABG. Dirangsang oleh dua lelaki dengan empat tangan kasar menjarah bagian-bagian tubuhnya yang sangat sensitif menyebabkan Sandra akhirnya mulai sadar. Perlahan dibukanya kedua matanya dan dengan kesadaran yang mulai pulih dilihatnya dua lelaki tanpa pakaian sedang menggerayangi tubuhnya. Sandra berusaha bangun tetapi kepalanya dirasakan pusing melayang sedangkan badannya justru sangat berat dan terutama kaki tangannya bagaikan lumpuh. Sandra berusaha berteriak sekuat tenaga namun suaranya hilang teredam bunyi hujan angin deras yang menggebu atap serta dinding rumah kediaman Kyai Musiroh dan selain itu mulutnya disergap oleh mang Usep yang berbau rokok dan dengan kumisnya yang tebal menggelitik memaksa Sandra membuka bibirnya

"Emmmmppffh, kurang ajjj, mmmmphhh, janggg, nggggggga, hhhmmmm", hanya itu yang keluar dari mulutnya.
Mang Usep kini menciumi dengan ganas bibir Sandra sehingga sukar bernafas dan akhirnya mengalah membuka dan kesempatan ini dipergunakan oleh lidah mang Usep yang segera menyerbu masuk rongga mulut Sandra sambil mengusap langit-langit mulutnya dan menggesek lidah Sandra membuatnya muak namun sekaligus kegelian. Sandra berusaha memukul dan mencakar wajah mang Usep namun segera kedua pergelangan tangannya dicekal erat oleh satu tangan mang Usep dan ditekan sekuatnya ke kasur di atas kepala Sandra. Kini tangan mang Usep yang satunya membuka satu persatu kancing blouse Sandra sehingga langsung muncul dua buah bukit daging nan kenyal padat tertutup bh ungu muda merk Enamora. Penutup terbuat dari bahan campuran satin sutra itu tidak menampung semua kemontokan sumber susu Sandra dan bahkan putingnya terlihat tegang menekan menonjol di permukaan BH berukuran 36b. Dengan sekali renggut secara kasar lepaslah BH penutup buah dada Sandra dan dua gunung sekal berwarna putih dengan puncak merah sedikit kecoklatkan mencuat ke atas langsung diciumi dan dijilati serta digigit-gigit oleh mang Usep menyebabkan Sandra semakin panik ketakutan namun juga geli meronta-ronta.
"Eeeuumm, duuuuh enaaak tenan , nih tedoy masih aja kenyal legiiiit, eeeuuumm, putiiiiih bangeeet kaya bakpau kelas satu, abang jadi geregetan pengen gigit ngunyah teruuus, boleh ya neng", tanpa menunggu jawaban mang Usep meneruskan kegiatannya memijit mengusap dan meremas kedua gundukan daging dada Sandra.
Tak kalah dengan kegiatan mang Usep maka sang dukun Kyai Musiroh yang hampir memasuki usia enampuluh getol menjamah dan mengusap usap betis paha Sandra yang langsing mulus tanpa cacat atau berbulu sedikitpun. Jari jari tangan panjang dan kasar Musiroh menjamah mengelus dan mengurut urut kedua kaki Sandra, mulai dari telapaknya, jari kaki dengan celah celahnya yang tentu saja sangat peka, melanjutkan ke betis membunting bak padi Cianjur, ke lutut dan naik ke bagian paha yang masih berbau wangi dari parfum mahal yang selalu dioleskan oleh Sandra ke bagian tubuhnya yang intim sebelum bepergian keluar rumah. Tak hanya tangannya mengelus dan meraba betis dan paha Sandra membuatnya semakin berontak menggeliat-geliat dan menendang kesana sini, Musiroh kini melepaskan kancing penutup rok serta ikat pinggang Sandra. Secara sigap dengan hanya satu kali tarikan kuat Musiroh melorotkan sekaligus rok dan celana dalam string yang dipakai sang korban, sehingga kini tak ada sehelai benangpun menutupi tubuh Sandra. Musiroh dan dan Usep meneguk liur berulang ulang dan mata keduanya ibarat keluar melotot melihat indahnya tubuh yang akan segera dibantai mereka : langsing sexy semampai amat sempurna proporsinya , putih bersih kulit wanita kota yang meronta dicengkraman mereka itu, berbeda sekali dengan perempuan desa yang dikenal mereka. Rupanya mereka sebelumnya telah berundi dan berjanjian siapa akan mulai membantai dan lubang kewanitaan Sandra mana yang akan mereka bagi dan nikmati bergantian secara adil. Musiroh melepaskan pegangannya pada pergelangan kaki Sandra yang langsing itu, bagaikan monyet lutung yang kurus penuh bulu namun gesit dukun durjana itu mengambil alih tempat mang Usep dan langsung menyodorkan penisnya yang panjang kemulut Sandra, sementara mang Usep justru turun ke bawah dan menempatkan wajahnya di antara paha Sandra untuk menjilat selangkangan korbannya. Sandra yang baru merasa agak lega karena lolos dari ciuman ganas mang Usep kini menghadapi kejantanan sang dukun di hadapan hidungnya dan langsung tercium bau yang tak enak karena mungkin Musiroh tak selalu memperhatikan kebersihan alat kemaluannya yang disunat itu.
"Hmmmmh, wangi tenan nih paha, mana mulus dan putih lagi, si neng engga berobah sama sekali masih seperti dulu, abang jadi gemes ngeliatnya, dicupangin digigit pasti legit ya non", dan tanpa menunggu jawaban mang Usep menggigit geregetan lipat paha Sandra yang sangat menggairahkan mata lelaki itu hingga Sandra menjerit. Inilah kesempatan yang ditunggu Musiroh dan segera rudalnya menerobos masuk mulut Sandra yang membuka lengah karena berteriak itu sehingga hampir tersedak ketika ujung kemaluan si dukun menyentuh rongga langit-langit mulutnya, aroma yang tak menyenangkan menyebabkan Sandra menahan nafasnya beberapa saat namun akhirnya ia harus menerima barang yang menjijikkan itu dimulutnya. Berbeda dengan Sandra yang berusaha melawan rasa jijik dan mualnya maka Musiroh merasakan sangat berbahagia karena alat kemaluannya kini berada di dalam sarung pembungkus hangat dan terasa agak berlendir karena dibasahi air ludah korbannya.
"Aaaah, duuuh bageeuuur teuiiing, duuuh siaaaah, iyaaaa, neng geuliiiis, teruuuus, jilaaaat, iyaaa pinteeer banget si non nyepongin barang pusaka", gumam Musiroh sambil menekan keras kepala Sandra agar tak melepaskan kuluman yang sedang dinikmatinya.

Sandra berusaha mati-matian menolak perkosaan mulutnya yang mungil itu tapi kalah tenaga dan akhirnya karena terasa rahangnya begitu pegal dipaksa membuka sebesar-besarnya maka dijalankannya apa yang diinginkan Musiroh.
"Emmmm, ooooh iyaaah, terusiiin neng jangan malu-malu, jilaaat biaar tandes, biar bersiih, nih jimaat supaya keluar air saktinya , ayooh jilaaat lubang tengahnya , ooooh iyaaa, geliii, teruus, iyaaa", Musiroh makin meracau cabul.
Tiba-tiba Sandra merasa adanya serangan lain menyerang selangkangannya berupa nafas hangat menghembus di situ. Sandra berusaha meronta dan mengatupkan kedua pahanya tapi mang Usep telah menempatkan dirinya berada di tengah selangkangan Sandra. Kedua tangannya yang kuat menahan agar paha demikian putih mulus tak dapat menutup, bibirnya yang terhias kumis baplang dan basah dengan air liurnya yang menetes bagai serigala sedang  mencium mangsanya mengendusi dan menggéwel (istilah Sunda) bergantian paha kiri kanan Sandra sehingga tak tahan harus terus menerus menggelinjang kegelian. Dalam waktu beberapa menit bagian dalam paha Sandra yang tadinya putih itu telah memerah disana sini akibat cupangan dan gigitan gemas mang Usep.
"Mmmmmh, ini mémék kelas satu engga berubah, udah bertahun tahun diimpikan sekarang kesampaian juga nih keinginan, masih rajin dicukur mulus seperti perawan ABG, mang engga tahan nih, mau ngicipin madunya boleh ya neng ?", gumam dan tanya mang Usep yang kini mulai membuka celah kewanitaan Sandra dengan dua jari sehingga segera terlihat dindingnya yang berwarna merah muda. Penuh kerakusan mang Usep mulai menjilati goa kenikmatan Sandra, lidah kasarnya menyapu-nyapu bergantian kekiri kekanan, lalu semakin menusuk ke dalam seolah belalai kecil berusaha memancing keluarnya cairan madu yang diingatnya dulu begitu hangat dan manis.
"Ssshhhhh,siiiip, sluuuuuurrp, emmmmmmmh, sluurrrrp , enaaak bangeeet , geliiiii ya neng, ngakuuuu ayooo enggga usah malu deh, abang seneng banget bisa manjakan neng lagi kayak berapa tahun lalu , nih air memek bisa manis guriiiih begini dikasih apa aja sih neng, abang pengen tahu resepnya boleh engga, emmmh, sluuuurp", mang Usep menggoda dan mencoba menambah rangsangannya dengan kata-kata yang tak senonoh.
Muka dan telinga Sandra merah padam mendengar celoteh mang Usep yang kurang ajar itu, namun diakuinya bahwa suaminya Hendra tak pernah memuji atau mengejek dengan kata-kata di saat ML sehingga agak hambar.
Sandra ingin berteriak menjerit protes atas serangan dan perlakuan tak senonoh mang Usep namun mulutnya telah dipenuhi oleh kejantanan Kyai Musiro yang baunya memualkan, dan dari lubang di tengah kepala rudal Musiroh bahkan Sandra merasakan mulai keluar beberapa tetes air mani sebagai tanda semakin memuncaknya kegiatan kelenjar kelakian Musiroh yang sebentar lagi tanpa dapat ditahan akan menyemburkan lahar panas.
Sandra mulai merasakan putus asa menghadapi kedua lelaki yang sedang menjarah tubuhnya, penyesalan datang selalu terlambat, disesali dirinya sendiri kenapa begitu mudahnya terpancing dengan beberapa foto bunga anggrek kesenangannya. Wajahnya yang demikian cantik telah berada dalam genggaman kuat Kyai Musiroh sehingga tak dapat bergerak dan rongga mulutnya yang biasa menerima ciuman lemah lembut Hendra suaminya kini dipenuhi oleh kemaluan lelaki asing. Memang selama menjadi mahasiswa Sandra bukanlah gadis yang paling alim, sering bergonta ganti pacar dan bahkan juga ML, namun semua dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan meskipun sebelumnya sering main kucing-kucingan dan berpura-pura tak mau seperti jinak-jinak merpati. Namun yang sedang dialaminya pada saat ini adalah perkosaan dan pemaksaan total terhadap tubuhnya yang selalu dirawat rapih itu. Kedua pria yang sedang menggarap Sandra itu saling berpandangan penuh kepuasan dan semakin meningkatkan usaha mereka untuk membuat wanita kelas itu atas takluk dan tunduk kemauan mereka dan dijadikan budak pemuas nafsu kapan saja dan dimana saja mereka ingini. Mereka berusaha memancing keluar semua hormon kewanitaan yang terpendam di dalam tubuh Sandra agar terjadi transformasi biologis dari penolakan dan perlawanan wanita kelas atas di masyarakat menjadi betina yang mendambakan dan memohon agar dipuaskan tanpa henti, bukan lagi perempuan mahal yang memilih untuk bergaul dan bersentuhan dengan pria setarafnya namun merendahkan dirinya untuk merengek dan kalau perlu melupakan derajat dan kedudukan bersedia berlutut dihadapan mereka. Dan tujuan jahanam mereka itu agaknya tak lama lagi akan berhasil karena ditengah rasa keputusasaan dan isak tangis Sandra sebagai wanita muda sehat penuh kebutuhan biologis mulai diterpa oleh rasa hangat dan kegelian tak tertahan disemua pori kulitnya yang telah basah kuyup dengan keringat.
Rasa muak dan benci tak terkira karena diperdaya dan dipancing dengan dalih melihat bunga anggrek kemudian diperlakukan sebagai perempuan murahan kini mulai terkalahkan dengan gairah tubuh seorang wanita dewasa mengalami rangsangan dari dua pria berpengalaman.


Rontaan dan hentakan kaki yang semula masih berbentuk tendangan keras menolak mang Usep ditengah selangkangannya kini mulai berubah menjadi gelinjangan resah disertai gerakan paha membuka menutup menahan rasa geli tak tertahan. Mang Usep kini mengatupkan bibirnya yang sangat tebal itu di bibir vagina Sandra, lidahnya tak berhenti menjilat daging kecil di ujung atas celah kewanitaan Sandra, dan kini digigit gigit klitoris yang sedemikian peka, dan sekaligus jari tengah tangan kirinya mendadak dimasukkan dengan kasar dan brutal ke anus Sandra menembus otot lingkar yang sama sekali tak menduga mendapat serangan ini.
"Duuuuuh nih lubang kecil banget neng, belum pernah dipake ama suami ya neng, beruntuuuug banget neng ketemu ama abang yang emang seneng lobang lobang sempit , bentuk sempurna teuiing, kayak kerucut masuk, mana coklat muda kemerahan, nih abang gelitik dirojok-rojok ya neng supaya siap dijos", oceh mang Usep.
"Wuuuiiih, udah mulai kembang kempot nih lobang bool, iyaaaa betuuuul gituuuu neng , latihan yang bener neng kyai Musiroh udah terkenal banget di seluruh kampung sebentar lagi mau permisi masuk", mang Usep menusuki anus Sandra semakin bersemangat dan semakin dalam sambil menggesek klitoris Sandra dengan kumis kasar sehingga daging kecil yang sudah sedemikian peka itu ibarat disentuh dan disikat dengan sapu ijuk.
Semuanya itu tak dapat ditahan lagi menyebabkan ledakan dahsyat kenikmatan dipusat susunan syaraf Sandra di otaknya : seluruh badannya gemetar dan kemudian kejang melengkung ke atas bagaikan busur panah. Pinggulnya melenting ke atas disertai katupan pahanya menekan kepala mang Usep yang menancap di selangkangannya ibarat tak rela untuk melepaskan rangsangan yang sedang dialaminya. Jeritan dari tenggorokan Sandra teredam oleh batang daging Musiroh yang memaksakan masuk lebih dalam seolah ingin agar ditelan masuk kerongkongannya. Di saat itu Musiroh ikut meledak dan menyemburkan lahar panasnya bertubi tubi memenuhi rongga mulut Sandra. Wanita elite malang itu tersedak dan terbatuk batuk ketika dipaksa menyicipi sperma Musiroh berbau memualkan dan terasa asin sepat. Musiroh dengan ganas menekan kepala Sandra sekuatnya ke selangkangannya agar semua hasil semprotannya tak ada yang sia sia terbuang.
"Aaaah, iiiyyaaaa, iyaaaa sedooot teruuuus neng , hisaaaap teruuuus , pinteeer bangeeet , neng geuliiiis mulutnya emang yahuuuud disekolahin buaaat nyepooong, engga ada keduaaaanya, ooooh teruuus neng", Musiroh ikut berteriak di tengah kenikmatannya menjarah mulut Sandra.
Mang Usep sementara itu mulai beraksi menjalankan penjarahan berikutnya saat Sandra mengalami puncak orgasme dan pinggulnya melenting keatas ditengah kekejangannya maka kesempatan ini tak disia-siakan oleh mang Usep yang langsung menangkap kedua pergelangan kaki Sandra. Dicekalnya kedua betis langsing bak padi bunting lalu dikuakkan paha yang sedang gemetar menahan puncak orgasmus itu dan diletakkannya di atas bahunya. Mang Usep menyeringai lebar melihat getaran paha korbannya dan dengan penuh keahlian serta sadis diusap lalu dibelainya klitoris Sandra yang keluar menonjol di antara belahan bibir vaginanya. Dengan cara ini Sandra dipaksa untuk tetap berada di puncak kenikmatan orgasmus terbukti dengan denyut ritmis otot vaginanya. 
Pada saat otot vagina Sandra berkontraksi ritmis ini secara brutal mang Usep memasukkan penisnya dengan mendadak tanpa memperdulikan apakah otot vagina itu sedang kontraksi atau relaks. Rupanya disaat penis mang Usep yang amat besar dan panjang itu menghunjam gua surgawi Sandra justru otot vagina Sandra sedang kontraksi mengecil. Akibatny Sandra merasa sangat perih ngilu dan kesakitan ibarat di perawani pertama kali. dan menjerit sekuatnya ibarat hewan akan disembelih
"Aduuuuuh, auuuuuw , toloooong keluarkan bang , engga tahan ngiluuuuu periiiiih , auuuuw , auuuuuuw, auuuuuuuuw, sakiiiiiiiiit bang, sakiiiiiiiit , ampuuuuuun , udaaah bang ampuuuuuun".
Jeritan memilukan yang seharusnya menimbulkan rasa iba justru semakin memacu nafsu mang Usep yang telah kesetanan menikmati gadis idaman yang selalu diimpikan sejak beberapa tahun mereka bersetubuh pertama kali.
"Aiiiiih, pereeeet banget nih memek , engga berubah biar udah punya laki , jarang dipake kali ya neng , nih abang service yang komplit supaya licin lagi , pasti ntar neng ketagihan dan engga lupain abang lagi , ngaku deh neng", ujar mang Usep sambil memompa menaik turunkan pinggulnya dengan kecepatan tinggi.

Sandra tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya, rasa benci, muak, mual dan terhina karena sedang diperkosa, namun dibalik itu juga badai kenikmatan semakin menghantam tubuhnya. Musiroh yang telah menumpahkan spermanya ke dalam kerongkongan Sandra masih saja belum habis staminanya - batang kemaluannya masih saja terlihat tegak dan tegang maju mundur di dalam mulut Sandra. Ujung penisnya bahkan terlihat semakin mengkilat karena tercampur dengan ludah Sandra tetap menyiksa dengan aroma tak menyenangkan, apalagi bulu kemaluan yang sedemikian tebal tetap berada di dekat hidung Sandra yang bangir mancung itu. Namun beberapa saat kemudian mang Usep memberikan tanda kepada Kyai Musiroh untuk merubah taktik lagi. Tanpa melepaskan tancapan lembing dagingnya di dalam celah kewanitaan Sandra kini mang Usep berganti posisi dan membalikkan tubuhnya sehingga terlentang dengan Sandra berada di atasnya dalam posisi woman on top. Sandra yang telah kewalahan dan mulai lemas diterpa orgasmus beberapa kali dengan intensitas semakin tinggi hanya dapat melenguh lemah pada saat tubuhnya dibalik berada di atas menindih mang Usep yang dengan penisnya bagaikan tombak tetap menancap di memeknya. Kini berganti lidah mang Usep memasuki mulut Sandra sementara kedua lengan mang Usep yang kekar memeluk badan Sandra sehingga sukar berontak sementara sentakan ritmis penis mang Usep menimbulkan ngilu sehingga tanpa sadar pantat Sandra semakin menungging. Kyai Musiroh dengan penisnya yang panjang ibarat ular hitam dengan kepala mengkilat akibat lumasan ludah Sandra kini mendekati mangsanya dari belakang dan mulai berlutut di belakang pantat Sandra. Dengan perlahan namun penuh keahlian kedua tangan Kyai Musiroh memegang dan menarik belahan pantat Sandra ke samping menyebabkan lubang anus Sandra berwarna merah tua agak coklat terpampang jelas bagaikan kuncup bunga. Mengetahui apa kemauan Kyai Musiroh kedua tangan Sandra menggapai ke belakang penuh putus asa berusaha menolak penetrasi yang diketahuinya pasti akan sangat menyakitkan. Namun Kyai Murisroh telah menduga akan adanya perlawanan Sandra dan langsung menyekal kedua pergelangan tangan Sandra lalu dipelintir ditelikung di punggungnya sehingga Sandra kembali menjerit merasakan ngilu di sendi pundaknya.
"Makanya jangan berontak lah neng , pasrah aja kan neng juga mulai enak ngerasain dijarah dua lelaki , kapan lagi neng dapet service komplit kayak gini" Musiroh memberikan nasihat kepada korbannya yang kembali mulai menangis sesenggukan tapi langsung teredam oleh bibir mang Usep yang begitu lebar dan dower.
"Enggggaaaaa maauuuuu, jangaaaan masukiiin disituuuuuuu, aduuuuuuuhh, auuuuuuuuwwww, paaak tolooong, jangaaaan sayaaaa mintaaa ampuuuun, ampuuuuun, sakiiiiiittt pak , aduuuuuh , aauuuuuw ampuuuun", kembali Sandra menjerit-jarit sambil menggelepar meronta penuh rasa putus asa sambil menahan sakit tak terkira di anusnya.
Bagian badannya yang sangat intim tersembunyi itu terasa perih tersayat-sayat bagai dicolok dimasuki kayu menyala. Kedua lelaki pemerkosanya sama sekali tak perduli karena sebaliknya dengan Sandra mereka merasakan betapa nikmatnya kemaluan mereka digesek-gesek di dalam lubang sempit yang meremasi dan memijiti bagaikan tangan halus. Bahkan keduanya kini mulai berusaha menyesuaikan gerakan maju mundur dengan keseragaman dan sinkron bagaikan pemain musik sedang mengiringi goyang pinggul sinetron yang sedang ngebor di atas panggung. Musiroh kini memberikan sedikit "keringanan" atas siksaan yang sedang dialami Sandra. Kedua nadi yang ditelikung dicekal dilepaskannya, sebaliknya kini di jambak dan ditariknya rambut Sandra ibarat sedang mengendalikan kuda. Akibatnya Sandra dapat menopang tubuhnya lagi sendiri dengan kedua tangannya dan berusaha menjauhkan diri dari ciuman-ciuman ganas mang Usep. Agaknya mang Usep juga mempunyai rencana lain karena ciuman ganasnya beralih dari mulut Sandra yang mungil ke arah kedua buah dada Sandra yang menggantung. Dengan sadis diremas remas kedua bukit menggantung itu dan putingnya ditarik tarik, dipilin dan dipelintir sambil bergantian digigit gigit secara ganas penuh nafsu. Sandra yang semakin lama semakin lemas itu akhirnya pasrah dan melepaskan semua harapan untuk bertahan, pinggulnya kini mengikuti sodokan kedua lelaki pemerkosanya , wajahnya menunduk lemah ke bawah dan tanpa disadari mendekati mulut mang Usep yang berbau rokok itu.

Ketiga insan yang sedang bersetubuh itu semakin cepat memacu golakan nafsu mereka - tanpa henti mereka memakai semua kemampuan yang dimiliki untuk merangsang tubuh elok mangsanya dengan maksud agar Sandra menyerah total dan melepaskan semua rasa malunya. Seluruh ujung syaraf Sandra di pori kulitnya yang putih halus mulus itu dirangsang tanpa henti menyebabkan gelora panas semakin naik dan memenuhi sumsum tulang sampai sudut terpencil di otak Sandra. Pandangan mata Sandra mulai kabur kembali - kini bukanlah atas pengaruh obat melainkan proses alamiah mendekati ledakan orgasmus ke sekian kalinya dan kali ini dipacu sedemikian dahsyat oleh kedua pria pemerkosa sehingga muncullah jutaan bintang berkunang kunang di depan mata Sandra. Jutaan bintang gemerlapan didepan matanya yang sudah kabur itu - disertai rasa pegal, ngilu, perih, gatal, sakit namun nikmat tak terkira di bagian badannya yang sedang dibantai habis. Sandra mendengar sayup-sayup jeritan histeris seorang wanita yang mengaduh-aduh, merintih, mengeluh, mendesah meminta terus terselang seling memohon ampun - dan dalam sisa kesadarannya sebelum jatuh pingsan disadarinya bahwa itu adalah suaranya sendiri. Akhirnya Sandra ambruk ke dada mang Usep yang lebar dengan tubuh mengejang dan dalam saat sama mang Usep menyemprotkan air maninya yang melimpah ke dalam rahim Sandra sementara Kyai Musiroh menghunjam sedalam mungkin kemaluannya ke dalam anus Sandra dan memuncratkan pula pejuh simpanannya ke dalam tubuh seorang wanita cantik yang jarang sekali dapat dinikmati selama hidupnya. Ketiga tubuh telanjang itu tergolek penuh keringat meskipun udara luar cukup sejuk di tengah siraman hujan. Sandra seorang sarjana wanita kelas atas tinggal di kota telah ditaklukkan oleh dua pria asal desa dengan senjata kejantanan serta kebuasan hewaniah yang tak ditemukannya ketika bercinta di dalam kamar mewah dengan suaminya sendiri. Setengah jam kemudian kedua pria yang sangat perkasa itu telah mulai pulih kemampuan mereka untuk membuktikan nafsu mereka yang tak pernah terpuaskan dan mereka mulai lagi menjarah tubuh Sandra dengan lebih kasar dan lebih sadis sehingga akhirnya Sandra menjerit-jerit histeris meminta meratap dan memohon agar mereka menghentikan kegiatan seksual mereka. Anehnya ketika mereka sengaja meredakan tindakan perangsangan mereka dengan hanya membelai dan mengusap tubuh Sandra yang bugil itu malahan Sandra yang menggeliat dan bermasturbasi di hadapan mereka meminta ´bonus`. Tambahan ´bonus´itu datang tak lama kemudian karena masih ada tiga kuli bangunan yang masih meminta jatah mereka yaitu Andang , Endang dan Saimin. Menjelang magrib Sandra sekaligus dibantai lima lelaki buas yaitu Andang,  Endang dan Saimin mengisi ketiga lubang ditubuhnya sedangkan kedua tangan halus mengocok penis mang Usep dan Musiroh sehingga kembali memuntahkan lahar panas mereka yang kini tanpa malu dan jijik diminum Sandra bagai air madu asli.  Hancur luluh sudah pertahanan Sandra dan di masa depan ia akan berada sepenuhnya didalam genggaman kekuasaan mang Usep, pak Andang, pak Endang, pak Saimin serta Kyai Musiroh yang secara teratur datang ke rumah villanya barunya dengan dalih mengurus kebun dan anggrek , namun dimana ada kesempatan maka mereka segera menerkam hidangan daging yang putih mulus itu. Setelah peristiwa itu Sandra hanya melayani suaminya Hendra disaat ML hanya dengan biasa dan rutin saja tanpa kebinalan seorang istri yang tentu saja selalu diidamkan dan didambakan setiap suami, karena kehausan birahinya hanya dapat dipuaskan oleh kedua pejantan desa dan terkadang juga secara extra oleh ketiga pembantu kuli² kasar.

By: Satyrosaurus (si pemangsa gadis)
elzhakhar@hotmail.com

Anoman Duta

Episode ini terjadi sebelum terjadinya insiden Anoman Obong (Anoman dibakar)

Anoman

EPISODE EROTIKA ANOMAN . . . . . .
Perundingan di Paseban sudah selesai dan memutuskan sebagai berikut
- Anoman (Hanuman) dengan dikawal oleh Wasamatra diutus ke Alengkapura untuk menjalankan tugas2 intelejen negara. Mengukur dan memata-matai Alengka.
- Berupaya melakukan pendekatan kepada Wibisana beserta pengikut2nya untuk direkrut menjadi anggauta Partai orang2 terbuang.
- Jika Wibisana menolak, tugas Anoman untuk membunuhnya. Jika berhasil, Pancawati akan meminta dana awal. Saudara kembar Wasamatra ditahan di Pancawati sebagai agunan jika Wisamatra mbalelo.
- Kapi Srobo membangun angkatan laut.
- Kapi Anilo mulai membangun kapal dan menunjuk Kolo Wisamatra membuat pasukan marinir yang akan diterjunkan pertama di pesisir Alengka.
- Kapi Mendo urusan logistik militer
- Kapi Joyo Anggodo diangkat sebagai panglima pasukan grudugan.
- Dst


Gendewa diketukkan ke meja, thok, thok, thok ... Terdengar sorak gegap gempita
“Sendiko ... sendiko ... magito gito lumaksono ...”
Singkat cerita, Anoman dengan dipandu Wasamitra dan dua losinan prajurit pilihan diberangkatkan ke Alengka. Di antara para prajurit itu ada yang tampak cengèngèsan ketawa ketiwi. Anoman bertanya :
Sesampai di Alengka, Anoman menyamar sebagai mahasiswa pasca sarjana, kuliah sastra Universitas Papan Nama di Alengka. Ia berpisah dengan anak buahnya yang mengontrak rumah dipinggiran Alengka. Anoman indekost di kampung Kolombo yang agak elite. Ibu Kost bernama tante Sayemprobo. Ia janda cantik mantan istri perwira Alengka yang gugur di palagan Maespati.
Sebenarnya tante Sayem sebagai worokawuri perwira Alengka hidupnya berkecukupan. Ia mempunyai kost-kostan hanya agar ada anak-anak muda yang bisa menemaninya karena ia hidup sendirian. Anak tunggalnya bernama Dityo Kolo Pratolomaryam mengikuti jejak swargi ayahnya menjadi prajurit di Alengka. Walau usianya menjelang 40an tante Sayem masih cantik, genit dan tubuhnya sangat sexy. Banyak perwira Alengka yang melamarnya tetapi ditolak semua. Ia ingin bebas berganti pacar. Tante Sayem menyukai Anoman yang serius dan santun. Anomanpun menyukai tante Sayem yang periang. Semula Anoman membantu tante memperbaiki genteng bocor, mengantar belanja, dll. Lama kelamaan mereka makin akrab. Suatu hari Wisamatra berhasil mengontak Wibisana dan mempertemukan dengan Anoman. Sekilas Wasamatra menjelaskan misi Anoman. Setelah saling berkenalan dan atur pambagyo, Wibisana mulai berbicara
“Wanoro seto, biar kita perjelas, sebenarnya kamu utusan siapa dan apa tujuanmu ? “ (Wanoro=kera, seto = putih, gelar keperwiraan Anoman)
“Kami ini adalah anggauta perkumpulan orang2 yang terbuang yang berjuang ber-sama2 agar gegayuhan masing2 tercapai. Jika Radèn bersedia, kami mengundang untuk bergabung. Kami akan memperjuangkan supaya gegayuhan Radèn bisa tercapai. “
“ Ini bukan perkara gampang. Sik, tak pikir dulu. “ Wibisana berpikir keras “ Apa yang bisa kulakukan agar bisa juga membantu rekan2 seperjuangan ? “
“Biaya. Kami butuh biaya yang sangat besar untuk mencapai gegayuhan salah satu anggauta kami yang kehilangan tahta “
“ Sik, sik, sik .. coba cerita dari awal .. “
“ … blah … blah … blah … “ Anoman menceritakan kisah perjuangan oom Sugriwo dan Rama yang bahu membahu saling membantu. Demikian kontak pertama telah berlangsung. Wibisana bukanlah orang yang gegabah. Pertemuan-pertemuan itu dilanjutkan dengan beberapa pertemuan lagi. Sembari berunding Anoman beserta para anak buahnya melakukan pekerjaan mata-mata.
Suatu hari Anoman menemani tante belanja pakaian. Ketika pulang, dengan riang tante mengajak Anoman masuk kedalam untuk memamerkan pakaian-pakaian yang baru dibelinya. Tante masuk kamarnya dan keluar lagi dengan pakaian barunya.
“ Bagaimana Anoman, bagus ? “
“ Bagus sekali tante. Tante tampak anggun “ Anoman terpesona
“Ah, jangan memuji dooooooong “ tante berkata genit. Tatapan mata Anoman yang terpesona tampak tulus. Tante Sayem berbahagia mendapat tatapan itu.

###########################
Sayemprobo
Episode 49
Godaan yang Fatal Tante Sayemprobo


“Aku coba yang lain, ya?” tante kembali masuk ke kamarnya. Tante sudah kenyang tatapan laki-laki yang mengaguminya tetapi kepolosan tatapan mata Anoman lain. Tante menyukai tatapan tulus ini. Tiba-tiba Sayemprobo ingin lebih, ia ingin menunjukkan yang lebih indah dari itu. Ia haus, ingin mendapatkan lagi tatapan mata perjaka ting-ting.
“Anoman, masuk sini. Di dalam ada cermin “ tante berteriak dari dalam kamar.
Dengan ragu-ragu Anoman masuk kamar tante Sayem. Ia heran kamar tante banyak cerminnya. Bahkan diplaponpun ada. Anoman berdiri canggung.
“duduk sini!“ Kata tante sambil me-nepuk-nepuk kasur.
Anoman manut. Kembali ia heran, kasurnya mentul-mentul. Sepertinya ini kasur air? Anoman menebak-nebak.
“Sekarang akan aku tunjukkan yang lebih indah dari tadi. Mau?“
Anoman mengangguk. Tante menyukai anggukan Anoman yang polos. Seperti anggukan anak-anak yang tersipu ditawari permen.
“Tunggu, yaaaa “ Dengan tersenyum amat manisnya pelan-pelan tante membuka stagennya. Tidak lupa diputarnya lagu slow. Anoman bengong memandangi polah tante. Dadanya berdegup kencang ketika tante sudah selesai membuka setagennya. Ketika tante sudah sepenuhnya telanjang bulat, perjaka alumni Panglawung ini sudah seperti sapi. Ngah ngoh. Sikap Anoman yang pah poh ini justru makin menyemangati tante. Ia menari-nari meliuk-liuk mengikuti irama. Ketika lagu diganti ndang ndut yang genit, tante makin bersemangat. Ditunggingkannya tubuhnya sehingga sepasang cangkir gadingnya yang indah menggelantung ranum. Nafas Anoman menjadi makin sesak. Melihat Anoman begitu, tante Sayem makin bergairah. Ia kemudian memunggungi Anoman dengan posisi menungging. Kemudian direntangkannya pahanya lebar-lebar. Tante Sayem begitu bergairah hingga tak terasa ada bagian tubuhnya yang basah. Seumur-umur sang perjaka Anoman belum pernah melihat pemandangan seperti itu. Dilihatnya sesuatu yang merekah dan basah di antara paha tante. Tiba-tiba Anoman mendesah. Oooops … crut … crut … crut …. ia mengalami ejakulasi dini. Dengan tersipu ditutupnya mukanya dengan bantal.
[dalam versi ini ia ejakulasi dini karena masih perjaka. Dalam versi pedalangan karena ia anak dewa yang ejakulasi dini, Anoman menderita penyakit ‘keturunan’ dari Bathara Guru yang gampang ngecrut hanya dengan melihat orang telanjang. ]

Hampir tergelak tante melihat sikap Anoman yang lucu tetapi tante yang sudah pengalaman dengan sabar mendekati Anoman. Dilihatnya kain kampuh poleng Anoman ada bercak-bercak. Karena malu, Anoman tidak berani membuka bantal yang menutupi mukanya. Dengan lembut tante menarik bantal dan Anoman tidak menolak. Namun, ketika bantal sudah ditarik, segera disilangkannya lengannya untuk menutupi matanya. Tante tidak bisa menahan geli. Sambil tertawa ditempelkan pipinya ke pipi Anoman untuk unjuk pengertian. Merasakan sikap tante yang penuh pengertian, Anoman menjadi lebih rilek. Melalui sela-sela tangannya ia mengintip tante yang tersenyum penuh pengertian. Dilihatnya tante kini sedang membuka kain kampuh polengnya. Tiba-tiba Anoman kembali dirundung rasa malu. Seumur hidup ia belum pernah menunjukkan keperjakaannya ke siapapun. Ketika tante membuka kainnya, secara reflex Anoman menutupi lagi mukanya dengan lengannya. Kembali tante merasa geli terhadap tingkah Anoman. Sambil terus menyingkap kain Anoman, tante berkata
“ Mau mimik ? “
“ Mimik ? Mimik apaan, tante ? “
Dengan senyum menggoda tante menyingkirkan lengan yang menutupi muka Anoman. Kemudian didoyongkannya tubuhnya sehingga satu cengkir gadingnya tepat di mulut Anoman. Dengan lahapnya Anoman ‘mimik’. Kembali tante merasa bertambah bergairah. Usahanya menyingkap kain Anoman diteruskan. mengetahui kainnya dikupas, kembali Anoman secara reflex merapatkan pahanya. Kali ini tante tertawa tergelak. Dengan tersenyum tante berkata
“mau disebul ? “
“disebul ? ditiup? Apanya yang ditiup, tante …. ?”
kini Anoman sudah telanjang bulat. Pelan-pelan tante mencari yang disembunyikan Anoman di pahanya. Mula-mula ia membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat di batang keperjakaan Anoman. Kemudian tante mendekatkan mulutnya .. sensor … sensor … sensor.

#########################
Lhaaaa ini ketemu yang di sensor:
Sensor Off . . . .

+ Ki, tante Sayem yang MILF cantik dan sexy itu kok mau sama monyet?
- Di pewayangan, jaman dulu itu macam-macam makhluk berkeliaran dan berinteraksi dengan manusia. Makanya, monyet masih tergolong ganteng. Lha wong ada Mahesasura, Lembusura, Dinosaura dsb.Lagian Anoman itu kesatria gagah perkasa.. biar mukanya monyet..
+ Jadi saya ini termasuk sinden cantik yo ki?
- Umurmu wis swidak rolas, eling anak putu, setrika dulu mukanya...


Mr. kontilnya Anoman mencuat bagaikan tiang kapal. Sayem menghampiri Anoman dan berlutut dihadapannya. Bibir Sayem langsung mengecup senjata yang telah membuat Anoman tenggelam dalam lembah kenikmatan duniawi yang indah. Lidah Sayem menjilati kepala Mr. kontil Anoman, tepatnya menjilati cairan bening yang keluar dari celah Mr. kontilnya, kemudian mulut Tante Sayem melahap seluruh kepala Mr. K-nya dan disedotnya sampai kering, tidak lupa lidahnya yang lembut dan basah menari-nari dengan sensual.
Anoman membelai rambut dan kepalanya.
“Tante..”
Dia melihat Anoman dan tersenyum, kemudian bangkit dan mengulum bibir dan lidahnya. Anoman masih dapat merasakan aroma memabukan dari cairan pra orgasmenya yang bercampur dengan ludahnya.
“Kau duduk di sini dan nikmati pertunjukannya, tapi tidak boleh dalam bentuk atau cara apapun merangsang atau menyentuh apapun milikku.” (kayak pengumuman resmi departemen kehakiman.
Tante Sayem mengatakan itu disebelah telinga kirinya, sambil mengelus-elus kejantanannya.
“Bagaimana Sayang..?” Tante Sayem menjulurkan lidahnya dan menjilat rahang dan kuping Anoman.
“Ok.” jawab Anoman.
Dia tersenyum nakal dan genit. Sepertinya Anoman telah membangkitkan sisi nafsunya yang terpendam. Sayem mengambil barang-barang belanjaan mereka dan menaruhnya di depan Anoman. Ia mengambil sebuah pakaian dalam berwarna hitam transparan dan mengeluarkan isinya. Sayem menarik bangku meja rias dan menaruhnya di hadapannya, kemudian ia duduk menghadap ke kanan, sehingga sisi kanan tubuh Sayem ada di hadapan Anoman. Kaki kanan Sayem diletakan sedikit lebih maju dari kaki kirinya. Dengan perlahan ia menunduk dan tangannya membelai dan mengelus-elus betisnya yang ramping dan padat. Terdengar suara gesekan halus yang terjadi karena gesekan antara tangan Sayem dengan pakaian dalam yang ia kenakan. Suara ini bagaikan musik eksotis yang luar biasa, hingga cairan beningnya kembali menetes keluar. Ia melihat ke arah Anoman dan tersenyum manis, semanis sodium cyclamate.
“Apa kau suka?”
Anoman hanya dapat mengagguk. Sayem kembali mengelus-elus betis, pergelangan kaki, sampai jari-jari kakinya. Benar-benar pemandangan yang tidak ada bandingannya. Dia sengaja merangsang Anoman. Mr. kontil Anoman makin bertambah keras dan basah ujungnya melihat pertunjukan erotis Sayem. Ia berdiri, baju gaun putihnya ia angkat setinggi pinggang. Pakaian dalam putih transparannya yang sexy membuat mata Anoman berkunang-kunang dan Mr. kontilnya meronta-ronta untuk dapat masuk ke dalam mbakyu Tempik Tante Sayem dan ngajak bersetubuh dengannya habis-habisan. Itulah rencana balas dendam atau bisa dibilang rewardnya karena Sayem telah dengan sengaja menggoda dan membuatnya demikian terangsang. Sayem membelakanginya dan membungkuk sehingga pantatnya tepat di depan mata Anoman. Ia turunkan pakaian dalam putihnya pelan-pelan. Ketika Pakaian dalamnya telah melewati selangkangannya, dengan jelas dapat dilihat mbakyu T-nya yang berwarna merah muda diseliputi oleh cairan nafsu Sayem, membuat Anoman ketagihan, dan bunga di selangkangan itu pasti mekar dengan indah. Anoman yakin Sayem juga merasa terangsang dengan pertunjukan solonya sendiri. Satu persatu Kaki Sayem diangkat dan keluar dari lapisan pakaian dalamnya. Setelah itu Sayem melemparkannya ke ranjang di sebelah Anoman.

Ia mengambil pakaian dalam berwarna hitam transparan dan memasukan tangannya ke kaki bagian kanan pakaian dalam tersebut, ia raih ujungnya dan ia tarik ke atas. Sayem kembali duduk di ujung bangku. Ia masukkan ujung kaki kanannya ke dalam pakaian dalam dan tanganya menarik pakaian dalam itu ke atas mengikuti lekuk tumit dan betisnya sampai lutut. Dengan cara yang sama ia lakukan lagi dengan kaki kirinya sambil melihatnya dengan tatapan penuh dengan nafsu. Pakaian dalam di tarik ke atas sampai ke pinggangnya. Sayem merapikan pakaian dalamnya mulai dari ujung kaki sampai ke pangkal pahanya. Mr. kontil Anoman rasanya ingin meledak saat itu juga. Ia jilat bibirnya untuk menggoda Anoman. Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatan Anoman mengalir. Bajunya ia rapikan kemudian dengan gaya seperti seorang peragawati Sayem berjalan lenggak-lenggok di hadapan Anoman. Saat ini juga, Sayem telah telanjang bulat. Mr. kontil dan selangkangan Anoman sudah basah total. Pikirannya hanya terfokus pada Tante Sayem yang asing baginya ini. Diperhatikannya wajah Sayem yang cantik dan manis seperti sedang menahan sesuatu. Setiap pasang pakaian dalam yang telah ia pakai semuanya meninggalkan bercak basah pada selangkangannya. Celana hitam tipis yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga dengan sinar matahari sore Anoman dapat melihat dengan jelas ujung celana hitam tipis bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak lain dapat ia simpulkan cairan itu berasal dari mbakyu T-nya Sayem yang sudah sangat sensitif dan horny.
“Tante cantik sekali..”
Ia datang menghampiri Anoman . Langsung Anoman didekap dan ditidurkan di atas ranjang. Dicumbunya Anoman dengan penuh nafsu pelampiasan dan dengan tangan kirinya Anoman mendarat di selangkangan Sayem yang sudah banjir. Dielus-elusnya bibir-bibir mbakyu T-nya. Sayem mendesah dan bergetar. Dikonsentrasikannya jari tengah pada ngitilnya. Ditekannya dengan sedikit kencang dan digetarkan tangan Anoman. Sayem mendesah dengan kencang dan dalam hitungan detik seluruh tubuh Sayem menggeliat hebat dan otot-otot pinggul Sayem bergetar dengan kencang.
“Acong Sayaaangg..!” Sayem meneriakan nama asing di kuping Anoman . Kiranya itulah kebiasaan panggilan mesra Tante Sayem kepada suaminya dulu.
Gelombang demi gelombang orgasme ngitil Sayem membuktikan betapa nikmatnya kenikmatan seksual. Setelah hampir satu menit, orgasme Sayem mulai mereda. Ia menatap Anoman dengan penuh kasih. Dibantunya jari Anoman masuk ke dalam mbakyu T-nya Sayem dan mencari titik Daerah kenikmatannya. Badan Sayem kembali menggeliat dan desahan yang keluar bagaikan musik erotis di telinga Anoman . Dengan variasi tekanan Sayemprobo dirangsang daerah kenikmatannya. Sampai pada akhirnya meledaklah orgasmenya. Dikulumnya payudara Sayem yang sengaja disodorkan itu dan lalu dihisap kencang-kencang. Otot-otot dinding mbakyu T-nya Sayem berkontraksi kencang sekali mendorong jari Anoman. Anoman mempertahankan posisinya dan Sayem meronta-ronta dalam kenikmatan orgasme yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cairan yang hangat mengalir keluar dari dalam mbakyu T-nya. Anoman ditekan kepalanya oleh wanita itu hingga berpindah posisi dan mengulum mbakyu T-nya Sayem dan madu murni yang keluar dari dalam. Lidah Anoman disuruh julurkan untuk merangsang kembali Daerah kenikmatannya. Sayem kembali bergetar tiada henti. Cairan hangat itu kembali keluar tiada habis. Dihisap dan ditelannya habis semuanya oleh Anoman.

Setelah puas, Anoman dimintanya mengangkat kedua kaki Sayem yang sudah lemas ke pundaknya. Kepala Anoman berada di tengah-tengah kakinya. Dimasukannya Mr. kontil Anoman dengan bantuan jarinya yang lentik. Mulut Sayem terbuka lebar namun tidak ada suara. Mr. kontil Anoman menemukan surga didalam mbakyu T-nya. Ditariknya keluar dan masuk lagi dengan lembut dan stabil dengan imbangan gerakan pantat Sayemprobo. Dibelai dan dielusnya kedua kaki Sayem yang lembut dan seksi. Sayem dengan pasrah tapi aktif menikmati percintaan ini. Mata Sayem terpejam dan nafasnya pendek dan cepat. Anoman juga tidak akan dapat bertahan lama setelah semua rangsangan visual yang ia berikan, namun Anoman mencoba untuk bertahan. Mbakyu T-nya Sayem yang sudah terlalu sensitif langsung meledak lagi. Anoman sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi, karena dinding-dinding mbakyu T-nya meremas-remas Mr. kontil Anoman. Ditariknya Mr. kontil Anoman dan memasukannya ke dalam mulut Sayem. Dengan setia ia menerima semua semburan orgasme Anoman dan Sayem menghabiskan madunya. Badan Anoman bergetar dan mendesah nikmat. Sayem membuka matanya dan menatap Anoman dengan manis. Anoman tahu dia pasti kelelahan karena mengalami orgasme kencang secara berturut-turut. Setelah bersih dikeluarkan Mr. kontilnya, namun Sayem menolaknya. Dengan segenap tenaganya ia berbalik dan membaringkan Anoman di atas ranjang. Bidadari cantik ini terus memberikan layanan mulut dan jilatan pada kejantanan Anoman yang tetap keras. Lidah Sayem menelusuri seluruh bagian dari batang Mr. kontilnya. Makin lama Sayem semakin lancar mengulum Mr. kontil Anoman. Diganjalnya kepala Anoman dengan beberapa buah bantal agar dapat melihat pemandangan yang indah ini. Tante cantik mantan istri perwira Alengka ini benar-benar sangat menikmati dan menyukainya. Anoman tidak ingin sensasi dan waktu ini berlalu. Kapi Anoman benar-benar laki-laki yang beruntung. Menit-menitpun berlalu tanpa terasa. Orgasme kuat kembali mengambil alih tubuh dan pikiran Anoman. Kali ini Sayem sengaja mengumpulkan madu orgasmenya di dalam mulutnya, kemudian ia bermain-main dengan Mr. kontil Anoman dan spermanya. Hasilnya Mr. kontil Anoman berlumuran madu putihnya. Sambil tersenyum dan memandang Anoman ia menjilat dan menghisap habis semua madu yang berceceran. Meskipun telah berorgasme dan ejakulasi berkali-kali kejantanan Anoman masih menolak untuk istirahat dan tetap tegak mencuat dengan perkasanya.  Setelah dipuaskan, kini giliran Tante Sayem 'membalas budi'. Ia mengesek-gesekkan punggung Anoman yang tidur telungkup dengan tubuhnya sendiri. Payudaranya digunakan untuk 'memijiti' punggung Anoman. Anoman merasakan enaknya saat ujung payudara Sayem menyentuh badannya. Dadanya yang putih mulus bergesek-gesek dengan punggung Anoman yang kekar. Bulu-bulu mbakyu T-nya juga menggelitik bagian pantat dan paha Anoman. Sementara Sayem juga merasa kegelian terutama di bagian sekitar pahanya yang bergesekan dengan paha Anoman yang berbulu halus.

Anoman membalikkan badan dan tidur telentang. Mr. kontilnya yang besar berdiri dengan gagahnya. Sayem kembali menggunakan payudaranya untuk 'memijiti' muka Anoman yang bereaksi dengan menjilati dan mengecupi payudara Sayem. Tangan Sayem yang halus kemudian memegang Mr. kontil Anoman dan mulai mengocoknya. Setelah itu dijepitnya Mr. kontil Anoman yang putih diantara kedua payudaranya yang putih dan menggesek-gesekkannya.
Bagi Anoman, sungguh enak sekali rasanya Mr. kontilnya dijepit dan digesek-gesek di antara payudara Tante Sayem. Apalagi sesekali kepala Mr. kontilnya membentur dagu Sayem. Saking enaknya sampai-sampai ia hampir mengalami ejakulasi lagi.

+ Kok gak ndang main-main to ki?
- Sik to, jangan buru-buru. Nanti kurang erotizz
+ Woo, gitu to?
- Yo, mangkane aja cerewet.
+ Nggih..


Untung sekali ia adalah Kapi Senggono Marto yang punya stamina tinggi, dan prajurit gladiator pilihan sehingga ia bisa menahan gejolak nafsunya supaya tidak ejakulasi prematur. Tentu adalah suatu kerugian besar kalau ia tidak dapat menikmati tubuh Tante Sayem hari ini. Tante Sayem meminta Anoman untuk tidur telentang. Kini giliran dia yang mengeluarkan tenaga dan berusaha. Ia duduk di atas Anoman. Dimasukkannya Mr. kontil Anoman ke dalam mbakyu T-nya kemudian digoyangnya tubuhnya naik turun sambil mendesah-desah. Payudaranya meski kenyal dan kencang namun bisa naik turun mengikuti gerakan tubuhnya. Badannya jadi basah berkeringat. Rambutnya agak awut-awutan. Kedua tangan Anoman langsung merengkuh payudaranya dan meraba-rabainya, memainkan kedua putingnya dengan jari-jemarinya. Gerakan Tante Sayem semakin cepat dan tak beraturan, Anoman merasakan betapa cengkeraman liang mbakyu T nyonya itu semakin ketat dan terus berdenyut-denyut tak beraturan. Tiba-tiba nyonya itu menggeram hebat sambil menghempaskan pantatnya dengan keras, Mr. kontilnya tertanam kuat sampai ke pangkalnya. Tubuh nyonya itu agak melenting ke belakang, sampai akhirnya datanglah orgasmenya yang kesekian kali malam itu. Setelah itu gerakannya makin lama makin pelan sampai akhirnya ia melepaskan diri dari Anoman dan merebahkan diri ke dada Anoman. Tubuhnya terkulai lemas. Napasnya terengah-engah. Badannya telah basah oleh keringat. Padahal kamar itu udaranya cukup segar. Demikianlah Tante Sayem yang sorenya berkeringat karena olahraga lari di tempat, malamnya di dalam kamar yang sama ia kembali berkeringat karena 'olahraga duduk di tempat'. Namun bedanya kali ini ia merasa puas sekali. Anoman sempat khawatir akan kehamilan akibat hubungan mereka. Ia jadi antara khawatir dan tidak. Lho kok begitu? Ya, memang wajahnya nampak seperti monyet putih, tapi Senggono Marto ini keturunan dewa dan ibunya Andini cantik sekali. Kalaupun jadi, keturunannya pasti cantik atau ganteng. Tapi Sayem segera berbisik bahwa kalau bisa dia ingin hamil lagi dan membesarkan anak tersebut. Berangsur-angsur kekhawatiran Anoman menghilang. Kini bukan saja eks istri perwira Alengka ini yang berselingkuh, Anoman pun turut terjerumus dalam perselingkuhan terencana ini. Perselingkuhan yang dirasa adalah akan menjadi abadi.

***
Melihat orangnya, tante ini sama sekali tidak menyeramkan, sebaliknya malah, setiap orang laki-laki, tua maupun muda, kalau dia waras otaknya dan tidak buta, sudah tentu akan mengakui akan kecantikan tante Sayemprobo. Cantik jelita dan manis sekali dia, wajahnya bulat telur dengan dagu kecil meruncing, tulang pipinya sedikit menonjol sehingga membuat lekuk yang manis, dahinya melengkung halus dan putih, dihias anak rambut tipis halus di bawah rambut disemir blonde yang disisir ke belakang, lalu rambut yang subur dan amat panjang itu digelung dengan model indah sekali di atas kepala, seperti gelung kaum puteri istana Eropa, merupakan hiasan kepala yang aneh akan tetapi menarik, rambutnya dihias pula dengan kembang-kembang terbuat dari emas dan batu kemala hijau. Alisnya hitam kecil panjang tanpa dibantu alat, memang bagus bentuknya, dan sepasang matanya amat indah dan hidup, lebar dan bening sekali, kadang-kadang dapat mengeluarkan sinar tajam menembus jantung, kadang-kadang keras seperti baja dan dingin seperti salju, akan tetapi kadang-kadang, dibarengi suara rintihan seperti kucing merayu, mata itu mengeluarkan sinar yang halus lembut dan penuh kehangatan dan janji muluk. Bulu matanya lentik panjang, menambah keindahan sepasang mata itu. Hidungnya sedang saja, akan tetapi mulutnya! Banyak pria menelan ludah kalau menatap mulutnya karena setiap gerak bibirnya mengandung janji kenikmatan dan kemesraan yang menggairahkan. Wajah yang cantik jelita ini masih ditambah lagi oleh bentuk tubuh yang langsing, ramping padat berisi dengan lekuk-lengkung yang penuh kewanitaan dan kelembutan. Pendeknya, tante ini memiliki tubuh yang agaknya memang khusus diciptakan untuk membangkitkan gairah berahi kaum pria, dan semua gerak-geriknya menunjukkan kecondongan yang khas seperti telah dikhususkan untuk bercinta. Namun Ia masih penasaran ingin mengajari Anoman dan menambah pengalaman seksnya lebih lanjut. Suatu hari diajaknya Anoman untuk check in di satu villa hotel di daerah pegunungan yang dingin. Tante dan Anoman memasuki villa dan membawa segala keperluan yang telah ia siapkan dari rumah. Sayem pun lantas mengeluarkan makanan juga penganan yang akan mereka santap malam nanti. Sementara Anoman mencoba menyiapkan makanan, tiba-tiba entah sudah berapa lama dia mengamati 'kesibukan'-nya, di sampingnya berdiri Tante Sayemprobo. Dalam pakaian menari (gaun sangat ketat) dia menampakkan kemolekan lekuk tubuhnya. Dan tanpa basa-basi lagi dia berlutut di depan Anoman. Selanjutnya, tanpa berkata sepatah pun, kedua tangannya dengan leluasa mulai melepas baju Anoman dan celananya sendiri. Bibirnya yang sering dikhayalkan menciumi Anoman, mulai menjelajahi leher, telinga dan dada, lidahnya juga seakan tak mau kalah beraksi. Anoman semakin tenggelam dalam kolam kenikmatan waktu Tante Sayemprobo menjilat, mengecup, dan menggigit kecil puting dada. Jemarinya mulai mengelus Mr. kontil dalam gerakan yang sangat cepat dari balik celana Anoman. Anoman memindahlan tangannya dari pantat Sayem kearah bawuknya. Dia mulai memegang bulu bawuknya. Nafsu Sayem makin tidak tertahan.

“Gerakkan tanganmu maju mundur ”, kata Sayem mengarahkan.
Anoman pun mulai menggerakkan tangannya di atas bawuknya. Gesekan antara tangannya dan bulu bawuknya makin membuat mbakyu T-nya Sayem basah. Sayempun sedikit menunggingkan badannya untuk mempermudah tangan Anoman bermain di atas bawuknya.
“Masukkan jari tengah kamu ”, pinta Sayem setengah memohon.
Anoman pun mulai mengerti jalannya permainan ini. Dia mulai memasukkan jari tengahnya kedalan mbakyu T-nya Sayem sambil terus menggosok-gosoknya. Sentuhan tangannya sesekali menyentuh ngitilnya, dan itu makin membuat Sayem bernafsu. Suara Sayem makin lama makin meracau karena keenakan.
“Iya ..yang itu. Gosok ‘itu’ ku ”.
“Yang mana?”, katanya polos.
Sayem pun tertipu, dia kira masih terlalu polos.
Lalu Sayem membalikkan tubuhnya, sehingga Anoman kini dapat melihat seluruh tubuh Sayem yang telah bugil dengan leluasa.
“Kamu mau pegang payudaraku?”, tanya Sayem sambil memgang kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua payudaranya. Sayem meremas tangannya sehingga tangannya itu meremas kedua buah dadanya.
Setelah meremas-remas buah dadanya, Sayem pun menarik kepala Anoman dan mengarahkannya ke dadanya. Diapun mulai menjilati putingnya, matanya terpejam Sayempun makin mendesah tidak karuan.
“Oouuh…aaahh…euuhhh…”, tante Sayem mulai liar.
Tangan Sayem tidak tinggal diam. Sayem mulai meraba celana Anoman dan memegang lagi kemaluannya yang sudah tegang dari tadi. Tangan Sayem menarik retsletingnya dan mengeluarkan kemaluannya. Cukup besar berbulu dan putih sekali, hanya sedikit lebih panjang dari genggamannya. Tangan Sayem mulai memainkan kejantannya, Sayem mulai mengocoknya. Akhirnya Sayem berhenti. Sayempun duduk dan mulai melucuti Anoman . Dilihat Kemaluannya baru sedikit ditubuhi bulu-bulu halus. Sayem menyuruhnya terlentang. Sayempun mulai melakukan oral kepadanya dalam posisi berlutut.
“Hmmph...mmph…mmphh”, suara mulut Sayem yang sedang mengulum batang kemaluannya sambil tangan Sayem memainkan kedua bolanya.
“Aahhhh…ahhhh…enak nyaman tante”, Anoman berteriak keenakan.
Anoman merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Tangannya kini memainkan buah dadanya yang besar. Sesekali Sayem berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Anoman . Tangan kiri Sayem kini beralih memainkan ngitilnya. Sayem benar-benar menikmati semua ini.
Tiba-tiba Anoman berteriak,
“Aa..aa..aaahhhhh, geli banget tante. Aaahh..aaahh…aaahhh…ma..ma..mau kkkelluuaaarrr”, Sayem makin mempercepat mulutnya dan makin menghisap kuat-kuat batang kejantannya.
Tidak berapa lama…..
“AAAAHHHHHHH…AAAHHHHHH…AAAAHHHHHH”, Anoman mengeluarkan cairan spermanya di dalam mulutnya.

Sayem sempat terkejut, karena banyak sekali cairan sperma yang dikeluarkan anak muda ini.
Sperma yang telah dikeluar didalam mulut Sayem dikeluarkan lagi ke atas batang kemaluannya, hanya untuk dihisap lagi. Anoman terlihat begitu menikmati oral seks ini. Akhirnya ditelan semua sperma Anoman , dan dihisap lagi kemaluannya untuk membersihakan sisa-sisa spermanya.
“Enak ?”, tanya Sayem puas.
“Enak banget. Kok bisa begitu?”, jawabnya polos.
Sayem hanya tertawa sambil menjawab, “ada yang lebih enak, mau?”.
Sayem pun mulai mengulum kembali batang kejantanan Anoman yang telah terkulai. Sayem sengaja melakukan oral terlebih dahulu kepada Anoman, supaya nanti saat permainan utama dia tidak cepat ‘keluar’. Pelan-pelan Sayem mulai menjilati kemaluannya. Posisi Anoman kini tiduran kembali dengan kedua kaki diangkat, sehingga kepala Sayem berada dikedua pahanya. Jilatan Sayem mulai berubah menjadi kuluman. Semakin lama semakin cepat, Sayempun mulai memperkuat hisapan pada kepala kejantanannya. Sesekali paha Anoman menjepit kepala Sayem menahan rasa geli di batang kejantanannya. Ketika batang kejantanan Anoman telah berdiri lagi Sayem menghentikan oralnya.
“Eh..kenapa tante?”, tanyanya heran.
“Gantian, masa kamu saja yang enak?!”, katanya.
“Maksudnya?”.
Sayem pun mulai berbaring dan menarik Anoman ke pelukannya. Sayempun mulai menciumnya. Mula-mula dia seperti risih, tetapi permainan lidah Sayem mulai mengajarinya untuk berciuman. Mereka terus berpelukan sambil berciuman, sesekali batang kejantanannya menyentuh ngitil Sayem dan ini membuatnya makin menggila. Puas berciuman, Sayem mengarahkan buah dadanya ke kepala Anoman. Kini Anoman telah tahu apa yang harus dilakukan.
Nafsu Sayem makin tak tertahan. Sayem mengangkat kepala Anoman , “, jilati ‘itu’ tante”.
“Yang mana?”.
Sayem mengambil posisi bersandar pada pinggiran tempat tidur. Ditekuknya paha Sayem dan dibuka lebar-lebar pahanya. Kedua tangan Sayem memegang mbakyu T-nya, jari-jarinya menyisir bulu kemaluan. Setelah terlihat jelas bawuk Sayem yang telah basah dari tadi, ditunjukan ngitilnya dengan kedua jari telunjuk.
“Yang itu , jilati ‘itu’ tante”, pinta Sayem setengah memelas.
“Yang ini?”, katanya sambil menyentuh ngitilnya.
Sontak Sayem menggelinjang, sentuhan tangan Anoman pada ngitilnya membuat tubuh Sayem seperti melayang. Dia tampaknya menikmati hal ini.
“Yang ini ya?”, tanyanya lagi sambil mulai memainkan ngitilnya.
“Aaaahhhh…ii..iiyyaaa…yang itu. Ka..kha..kamu nakal ya”, kata Sayem mulai terengah-engah.
“Aaaahhhh…oouuuhh….uuuhhhhh….jilati saja ”, kata Sayem tak tahan sambil menurunkan kepalanya ke kemaluannya.

Anoman mulai menjilati mbakyu T-nya, mula-mula merasa aneh, mungkin karena aroma khas mbakyu T yang telah basah. Sayempun makin melebarkan pahanya, sambil tangannya membuka mbakyu T-nya agar tampak ngitilnya oleh Anoman .
“Jilat yang ini ”, kata Sayem sambil menunjukkan letak klitoris.
Anoman mulai menjilati ngitil Sayem dengan lidahnya. Sayempun memegang kepalanya dan menggerakkan kepala Anoman naik turun di atas ngitilnya. Gerakan lidah Anoman yang kasar menari diatas ngitil Sayem membuatnya hampir mencapai orgasme. Cepat-cepat diangkat kepala Anoman dan ditarik badannya kearahnya. Dengan tidak sabar dipegang batang kemaluannya yang telah keras kembali, diarahkan ke mbakyu T-nya. Cllep…bleessshhh…batang kejantanannya langsung masuk kedalam mbakyu T-nya Sayem yang sudah semakin basah.
“Aaaaahhhh…goyang aaahh yaa terus goyanghh”, teriaknya.
Merasa remasan dan tekanan tangan pemuda itu di pantatnya telah berkurang, Sayem berbalik menaiki tubuh Anoman dan mulai memompa batang Mr. kontil Anoman dengan gerakan perlahan sambil menjilat-jilat telinga pemuda itu, kemudian nyonya cantik itu dengan ganas melumat bibir Anoman.
Melihat betapa pemuda itu merem-melek keenakan Sayem hanya tersenyum, jilatannya berpindah keputing pemuda itu, kini ganti dia yang menjilat dan menyedot puting susu pemuda itu dengan ganas, gerakannya mulai makin cepat tak beraturan, remasan liang senggama perempuan itu membuat Anoman tak bakal kuat bertahan lebih lama lagi, pemuda itu memeluk dengan kuat dan mulai ikut menggoyangkan pantatnya menyambut.
Sayem mendesis geram, “Kamu memang anjrit ... ahhh mau enak malah bertingkah”, digigitnya leher pemuda itu, gerakan nyonya cantik makin cepat dan menghentak-hentak, “kamu kurang asem, anjrit ... aku juga sudah hampir tak kuat lagi”, lanjutnya dengan nafas memburu.
Anoman tak jauh berbeda hanya dia tak dapat menyalurkan tenaga ke Mr. kontilnya untuk melawan remasan dan sedotan tenaga wanita itu, diremasnya rambut perempuan itu dengan diacak-acak, pemuda itu mengejang kuat dan berusaha untuk bertahan dan mengangkat pantatnya setinggi mungkin, batang Mr. kontilnya berdenyut-denyut dengan kerasnya, Sayem berusaha mmemberikan kedutan dan isapan menggunakan otot-otot senggamanya yang sudah terlatih itu dan menghempas-hempaskan pantatnya dengan kuat. Pertahanan pemuda itu habis sudah, Mr. kontilnya berdenyut-denyut dan menyembur dengan kuat ke dalam liang senggama perempuan itu. Anehnya, tak setetespun air kenikmatan itu yang tercecer, semuanya diisap habis ke dalam rahim nyonya cantik ini. Sayem menekankan pantatnya dengan panik, tanpa dia maui ternyata dinding dinding kenikmatannya berkedut-kedut keras, tubuhnya bergetar hebat melenting-lenting seperti seperti penunggang yg hendak terlempar dari pacuan kuda binal. Diapun telah mencapai puncak birahinya, lalu Anoman yang sudah sejak tadi mencapai puncak birahi dengan Mr. kontil masih agak-agak tegang ikutan terkapar di sebelahnya.

#########################
Sensor ON lagi . . . . . .
Demikian, sejak malam itu Anoman bukan lagi perjaka. Hampir setiap malam Anoman ‘dimimiki’ tante Sayemprobo.

Episode 50
Anoman Picak


Tanpa terasa putik suka mulai bersemi didada Sayemprobo. Anoman yang hampir selalu hidup dalam keprihatinan menikmati dimanjakan tante. Anoman diajak makan-makan ke resto yang lezat-lezat, dibelikan pakaian bagus-bagus, dll, bahkan dibelikan kuda agar bisa kesana kemari dengan lancar.
Namun, Anoman belum cukup berpengalaman memenuhi kehausan tante di ranjang. Tante masih senang cek in di motel-motel dengan perwira-perwira senior Alengka, yang lebih bisa memuaskan hasratnya. Anoman bukannya tidak tahu tetapi ia tidak ambil pusing. Ia adalah prajurit yang taat dan mendahulukan tugas. Benaknya dipenuhi oleh tugas-tugas yang belum tuntas dikerjakannya. Pekerjaan mata-mata dan pendekatannya ke Wibisana berjalan sangat alot, belum menampakkan hasilnya. Beberapa kali pertemuan dengan Wibisana selalu berakir dengan keraguan. Posisi Wibisana sulit. Di satu sisi ia punya ambisi kuat untuk naik tahta tetapi ia tidak cukup punya alasan untuk memusuhi kerabat-kerabatnya, terutama yang senior. Di sisi lainnya lagi partai fasis membuatnya gerah. Tawaran Anoman memberinya peluang untuk menghantam Indrajid dan gengnya.
“Anoman, sebenarnya apa yang sangat kau harapkan dariku “
“ Pertama, kami membutuhkan dukungan keuangan, baik untuk melakukan invasi ke Alengka maupun untuk bekal nantinya merebut kembali tahta Ayudyo. Kedua, kami membutuhkan Radèn sebagai konsultan dalam invasi ke Alengka. Yang bisa kami berikan adalah merajakan kembali Radèn.
“ Aku belum mengambil keputusan tetapi sedang mempertimbangkan. Ada beberapa skenario. Skenario pertama, aku berikan dana bantuan ke Pancawati untuk invasi bukan ke Alengka tetapi ke Ayudyo. “
“ Tetapi dengan begitu Radèn sulit menggapai cita-cita … “
“ Betul, itu yang sedang kupikirkan. Skenario kedua, aku izinkan invasi ke Alengka tetapi dengan jaminan para pinisepuh tidak terbunuh … “
“ Wah, ini sulit. Dalam peperangan sulit sekali menjamin bahwa mereka tidak terbunuh. Apakah mereka mau ditawan ? Saya ragu itu …. “
Perundingan kembali macet. Anoman yang sudah selesai dengan penyidikan mata2 menyimpulkan bahwa sangat sulit bagi Pancawati untuk bisa menginvasi Alengka tanpa bantuan Wibisana. Wibisana tidak hanya sekadar memberi bantuan keuangan tetapi nasehat2nya untuk mengalahkan Alengka diperlukan. Tanpa Wibisana, invasi ke Alengka hal yang mustahil.
Sementara itu makin lama tante Sayemprobo makin menjadi posesif terhadap Anoman. Beberapa bulan kemudian Sayemprobo hamil dan ia menggunakan ini untuk menuntut Anoman menikahinya. Anoman menolak, selain karena ia tidak mencintai, ia meragukan siapa ayah anak itu ? Anoman menuduh itu hasil perselingkuhan Sayemprobo dengan perwira-perwira senior. Selain itu, dalam tugasnya sebagai mata-mata, mustahil Anoman menikah karena ini akan mengundang perhatian khalayak. Mula-mula tante menggunakan hansip untuk memaksa Anoman menikahinya tetapi Anoman berkelit dengan mengatakan itu karena suka sama suka. Tante merasa dipermalukan penolakan Anoman. Dari rasa mencintai menjadi posesif kini tante menjadi sangat marah akan penolakan Anoman. Selama ini ia selalu dikagumi dan diingini pria-pria yang dikencaninya. Ini ada pemuda miskin kere berani menolaknya? Saking marahnya, tante kebablasen. Ia meracun Anoman. Maksudnya untuk memberi pelajaran anak sialan itu tetapi Anoman menjadi buta. Beruntung Kolo Wasamitra mengetahui keadaan Anoman. Anoman dibawa ke dokter dr. Suharko. Walau ia spesialis penyakit dalam, ia bisa juga mengobati kebutaan Anoman. Setelah peristiwa ini Anoman terpaksa mengungsi, pindah kost ke daerah pinggiran agar penyamarannya tidak ketahuan. Dewi Sayemprobo yang makin marah akirnya mengadu kepada anaknya Dityo Kolo Pratolomaryan yang perwira muda Alengka. Sejak itu gerak gerik Anoman dan pasukannya menjadi tidak leluasa lagi karena Alengka melaksanakan sweeping. Anoman menjadi buron, bukan karena kasus terorisme atau kegiatan mata-mata tetapi karena pelanggaran susila. Itulah akibat Anoman glanyongan. Tugas menjadi makin sulit dilaksanakan. Melihat keadaan yang makin genting, terpaksa Anoman mendesak Wibisana untuk membuat keputusan. Keadaan Wibisana yang sedang dilanda kebimbangan membuat Anoman nyaris kehilangan harapan. Tanpa Wibisana, misi invasi ke Alengka akan menjadi misi bunuh diri yang sia-sia.

By: Ruhul Yaqin