Pak Risman Kusbiantoro |
Ia ingin meningkatkan prestasi ke lima murid bengal itu, ia tak mau murid-muridnya hanya memikirkan selangkangan para guru wanitanya saja. Untuk itu pak Risman mengadakan jam tambahan belajar untuk siswa-siswa bengal tersebut. Mereka akan di bimbing oleh guru-guru cantik hasil penaklukan pak Risman, dan untuk mendongkrak semangat mereka dalam belajar, pak Risman memperbolehkan anak-anak bengal tersebut menyetubuhi guru-guru mereka itu, tetapi dengan catatan setelah mereka selesai belajar.
"Gimana menurut kalian..." tanya pak Risman kepada kelima muridnya yang dijawab setuju oleh mereka berlima.
"Bagus...dan kalau kalian berhasil meningkatkan prestasi belajar kalian...bapak kasih kalian bonus..." Lanjut pak Risman.
"Bonusnya apa pak...?" tanya Firman penasaran.
"Bapak akan adain pesta buat kalian..." jawab pak Risman yang tentu saja membuat kelima anak laki-laki itu bersorak.
"Baik anak-anak...ini sebagai hadiah untuk kalian karena telah mau meluangkan waktu untuk pelajaran tambahan..." ucap pak Risman sambil menepuk bahu kedua guru cantik yang mengapitnya memberi mereka kode.
"Pak...saya juga punya hadiah buat bapak..." ucap Rizal kepada pak Risman.
"Oh apa itu..." tanya pak Risman penasaran.
"Silahkan liat sendiri pak.." ucap Reska sambil menunjuk ke arah pintu ruangan itu.
Pak Risman yang penasaran beranjak dari duduknya menuju pintu ruangan tersebut, dan ketika ia membuka pintu. Hatinya berdegup kencang, senyum menjijikan mulai mengembang. Di depannya berdiri seorang gadis cantik berkulit putih yang masih memakai pakaian seragam SMA. Rok abu-abunya yang menggantung ketat di atas lutut menyuguhkan pemandangan yang menggiurkan.
"Oooh...selamat datang nak...namanya siapa..." ucap pak Risman sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan gadis yang menunduk malu di depannya.
"Tt..ttifany pak.." jawab gadis itu terbata-bata.
"Pak Risman...selamat menikmati pak..." ucap ketujuh orang yang tengah berada di dalam ruangan kepala sekolah itu serempak...
######################
Tanpa terasa beberapa bulan telah berlalu. Bu Ernita, bu Astri, bu Linda dan bu Indah semakin terhanyut dan menikmati perannya sebagai seorang guru sekaligus pemuas nafsu para pejantan di sekolah itu. Berkat arahan dari pak Risman, skandal yang mereka lakukan tidak pernah tercium oleh siapapun. Semua permasalahan bisa mereka selesaikan menggunakan jalan diplomasi yang diakhiri dengan memacu birahi. Program pak Risman pun berjalan baik dengan hasil yang sangat memuaskan. Kelima murid yang dikenal bengal yaitu Aldo, Firman, Noval, Reska dan Rizal menunjukan grafik yang terus naik dalam pelajaran sekolahnya. Kini mereka selalu nampak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Kegiatan membolos yang dulu menjadi imej yang melekat pada kelima siswa tersebut sudah hilang. Belajar kini merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi mereka berlima. Dimana setiap mereka berhasil menangkap materi baru dalam suatu pelajaran, vagina, anus dan payudara dari guru-guru mereka yang cantik sudah menunggu sebagai imbalan.
Tiffany |
"Hoooohhh...Fany keluar pakhhh...ohhh" ucap gadis itu yang kini tengah bergoyang diatas tubuh pak Risman yang duduk di sofa ruangan kebanggaannya dalam keadaan telanjang.
Batang kemaluan pak Risman yang menancap ketat di vagina Tifany ikut berkontraksi.
"Aaahhh...bapak juga udah gak kuat...ayo sayang cepet hisap kontol bapak..." ucap pak Risman ketika merasakan dirinya akan segera berejakulasi.
Tifany segera turun dari pangkuan pak Risman, gadis itu lalu bersimpuh di depan selangkangan kepala sekolahnya. Ketika ia hendak memasukan batang pak Risman ke dalam mulutnya, batang kemaluan pak Risman malah memuntahkan spermanya yang tentu saja mengenai wajah gadis muda tersebut.
"Maaf ya fan bapak gak kuat nahannya.." ujar pak Risman sambil mengelus-elus rambut Tifany.
"Oh gak apa-apa ko pak..Fany suka ko disiram mani bapak..." jawab gadis itu sambil tersenyum polos dengan sperma memenuhi wajahnya.
Ketika keduanya telah selesai berpakaian, terdengar suara pintu diketuk dari luar. Pak Risman lalu membuka pintu itu. Di luar ruangan itu nampak 5 anak laki-laki yang masih berseragam putih abu-abu menyapa pak Risman.
"Eh kalian...ayo mari masuk" ucap pak Risman mempersilahkan mereka masuk ke ruangannya.
"Wuih...ada Tifany...abis enjot-enjotan ya Fan" ucap Aldo melihat gadis seumurannya tengah duduk di sofa ruangan tersebut.
Tifany hanya memeletkan lidahnya dan tersenyum mendengar pertanyaan Aldo.
"Wah pak...maaf ni kita jadi ganggu" ucap Firman kepada pak Risman.
"Alahhh...santai aja...baru selesai ko" jawab pak Risman sambil mempersilahkan duduk kepada kelima orang muridnya tersebut.
"Ngomong-ngomong ada apa ni kalian datang kesini" tanya pak Risman memulai pembicaraan.
"Ah cuma mau nanyain hadiah yang mau bapak kasih sama kita...itu loh janji bapak yang dulu...masih inget kan pak" ucap Rizal mewakili teman-temannya.
"Oh itu..tentu saja saya masih ingat...malah saya sama guru kalian udah nyiapin hadiahnya" jawab pak Risman yang membuat kelima murid laki-laki itu terlihat antusias.
"Kapan itu pak" tanya Reska bersemangat.
"Gini aja...besok jam delapan bapak tunggu kalian di ruang serbaguna.." jawab pak Risman.
########################
Pagi hari pukul 06.00.
Bu Indah |
"Hmmm...wangi bener sayang...udah mandi ya" tanya orang yang memeluknya, yang tak lain adalah suaminya.
"Eh mas udah bangun...iya udah mandi, kan mesti ke sekolah mas" jawab bu Indah, sambil terus mengaduk masakannya.
"Loh...ko ke sekolah? Bukannya hari ini kamu libur.." tanya sang suami sambil mengernyitkan dahinya keherannan.
"Oh...itu mas masih ada rapat buat akreditasi...jadi masih harus ke sekolah..." ucap bu Indah mencari alasan. "Mas cepet mandi gih...nanti telat loh ke kantornya" lanjut bu Indah.
Satu jam kemudian akhirnya pasangan suami istri tersebut keluar dari pekarangan rumahnya.
"Aku berangkat ya sayang...yakin gak mau bareng" tanya suami bu Indah sambil mengecup mesra kening istrinya.
"Ah engga usah mas...aku bareng bu Astri aja...bentar lagi dia kesini...mas hati-hati ya" jawab bu Indah.
Tepat sebelum menaiki mobilnya, suami bu Indah berpapasan dengan bu Astri teman Istrinya sesama pengajar. Otaknya langsung berpikiran mesum ketika melihat body aduhai guru cantik tersebut.
"Waduuuh...semoknya wanita ini, gak kalah sama istriku...hmmm" pikir laki-laki itu ketika melihat langkah gemulai bu Astri di depannya.
"Pagi mas Hadi...mau ngantor ya" bu Astri menyapa suami rekan kerjanya itu yang sedang memelototi tubuhnya.
"Iya ni bu...yu duluan takut telat nih" jawab laki-laki tersebut.
"Oh iya mas...hati-hati ya" ucap bu Astri seraya melambaikan tangan serta memberi kedipan dan kecupan genit menggoda suami teman kerjanya tersebut, yang tentu saja membuat sesak nafas laki-laki itu.
########################
Pukul 7.30.
Di suatu sekolah menengah atas, nampak suasana pagi itu sangat sepi. Berbeda dengan hari-hari biasa, dimana jam-jam segini sekolah pasti sedang ramai-ramainya. Hari itu memang hari pertama liburan sekolah. Namun di salah satu bangunan di sekolah tersebut dua orang laki-laki nampak sibuk menyiapkan sesuatu.
"Gimana mang, udah beres kan semuanya?" Tanya seorang laki-laki buncit kepada seseorang yang tengah sibuk mengatur meja-meja dan kursi di ruangan tersebut.
"Okeh pak beres...tinggal di check nih...silahkan" jawab orang yang tengah mengatur kursi tersebut sambil mengacungkan jempolnya.
Lalu si laki-laki buncit itu berkeliling di dalam ruangan tersebut, ia nampak puas dengan hasil pekerjaan bawahannya. Ruangan itu telah di setting sedemikian rupa. Hanya dalam waktu satu malam, mang Yono mengubah ruang serbaguna tersebut menjadi sebuah club malam, lengkap dengan lampu-lampu khas, dan peredam suara.
"Wahhh...mang Yono emang hebat...salut saya" puji laki-laki buncit itu yang tak lain adalah pak Risman si kepala sekolah mesum jagoan kita, memuji hasil kerja bawahannya yang tak lain dan tak bukan adalah mang Yono si penjaga sekolah yang beruntung.
"Ahhhh ini juga kan yang punya idenya pak Risman" jawab mang Yono merendah. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak menjijikan layaknya para penjahat di film-film india. Tepat pukul 08.00 semua orang yang terlibat dalam rencana pak Risman sudah berkumpul dan duduk di atas kursi yang telah disiapkan di ruang tersebut. Mereka adalah Aldo, Noval, Reska, Firman dan Rizal. Kelimanya merupakan siswa-siswa yang dijanjikan pak Risman akan mendapatkan hadiah hari ini. Tak ketinggalan juga mang Yono dan pak Risman sendiri sebagai otak dari acara ini. Sementara para guru-guru cantik tengah bersiap-siap di belakang panggung mematut dirinya secantik mungkin dengan perasaan berdebar-debar.
"Ehm...gimana anak-anak...udah siap untuk hadiah kalian" tanya pak Risman pada kelima murid tersebut yang nampak tak sabar menunggu hadiah yang dimaksud oleh kepala sekolahnya.
Kelimanya hanya bisa mengangguk mendengar pertanyaan pak Risman. Lalu pak Risman naik keatas panggung, layaknya acara resmi dia memberi pidato sambutan kepada lima muridnya.
"Baiklah...inilah hadiah untuk kalian" ucap pak Risman mengakhiri pidatonya.
Lampu utama dimatikan bersamaan dengan ucapan terakhir pak Risman. Sejenak suasana ruangan menjadi gelap gulita. Suara musik mulai menghentak diikuti cahaya lampu sorot yang menyala kearah panggung. Semua orang yang berada dalam ruangan tersebut nampak terhanyut dalam suasana.
Beberapa detik kemudian muncul satu sosok perempuan cantik berkacamata dengan pakaian abu-abu khas seorang guru. Namun pakaian itu tidak bisa menutupi tubuh sexynya. Wanita itu muncul dari belakang panggung sambil meliuk-liukan tubuhnya mengikuti irama musik yang menghentak. Dia terus bergoyang kearah depan panggung dimana 7 orang laki-laki tengah menelan ludah menyaksikan tarian erotisnya. Sesampainya di depan panggung, wanita itu membalikan tubuhnya membelakangi orang-orang yang tengah menontonnya bergoyang. Lalu, sambil menolehkan muka dan menggigit bibir bawahnya, wanita itu menggoyangkan pinggulnya menggoda para lelaki yang menyaksikannya.
"Bu Ernita..." ucap Firman pelan ketika merasakan batangnya menegang terangsang dengan apa yang ia saksikan.
Selang 3 menit musikpun berganti. Bu Ernita pun mundur. Lalu munculah sosok wanita lain dari belakang panggung. Kali ini yang muncul adalah bu Indah. Sama halnya dengan bu Ernita, bu Indah pun menunjukan kebolehannya menari demi membangkitkan birahi para lelaki di ruangan itu. Tatapan mata binal mengiringi goyangan pinggulnya yang bulat. Membuat kelima muridnya tak tahan untuk mengelus-elus batang kemaluannya masing-masing. Seperti sebelumnya, ketika musik berganti sosok wanita lain pun muncul. Kali ini bu Linda yang semok bergoyang di depan panggung memperlihatkan keahliannya menggoda laki-laki dengan wajah binal dan senyuman mesum khasnya. Musikpun kembali berganti. Kini giliran terakhir bu Astri yang muncul ke atas panggung. Ia berlenggak-lenggok bak peragawati ke depan panggung. Sesampainya disana ia pun mulai bergoyang tak kalah binal dengan ketiga rekannya, membuat orang-orang yang tengah menyaksikannya bergoyang bertepuk tangan. Setelah keempat guru wanita itu mendapat giliran untuk menunjukan kebolehannya meliukan badan mengikuti alunan musik, suasana makin memanas. Satu persatu mereka menanggalkan semua pakaian yang melekat pada tubuh-tubuh molek yang menggiurkan itu. Dengan senyuman-senyuman menggoda, keempat guru cantik itu nampak pasrah mempertontonkan tubuh-tubuh ranum mereka. Dan yang tak kalah mencengangkan adalah ketika keempat guru cantik tersebut melakukan hubungan sesama jenis di atas panggung. Bu Astri yang nampak gemas menggumuli bu Indah yang ditindihnya, memperlihatkan dua pasang payudara ranum yang saling berhimpitan diiringi desahan-desahan penuh birahi dari keduanya disela-sela pagutan panasnya. Sementara itu bu Ernita dan bu Linda tak mau kalah. Terlihat mereka saling menggesekan vaginanya dengan diiringi racauan dan kata-kata jorok khas keduanya.
Musikpun telah berhenti, lampu ruangan itupun kembali menyala. Terlihat di atas panggung empat tubuh telanjang wanita-wanita cantik tengah terengah-engah. Mereka baru saja melewati orgasme masing-masing, hasil dari persetubuhan sesama jenisnya dengan pasangan masing-masing.
Kembali suara tepuk tangan dari ketujuh laki-laki itu terdengar menggema diruangan tersebut. Sementara senyum dari keempat wanita cantik itu terlihat mengembang dari bibir-bibir ranum mereka, seolah mereka bangga telah berhasil memberikan pertunjukan spektakuler kelas dunia.
Bu Linda |
Satu persatu para guru wanita itu bangkit. Dimulai oleh bu Indah yang mengajak Noval dan Firman ke sudut ruangan, dimana sebelumnya mang Yono sudah mempersiapkan matras yang empuk disana. Bu Indah lalu menyuruh kedua muridnya bertelanjang. Terlihatlah olehnya batang-batang muda yang telah mengacung tegak. Ia lalu berlutut di depan kedua muridnya, kemudian secara bergantian memberikan service oral terhadap kedua batang kemaluan milik muridnya tersebut yang hanya bisa melenguh menikmati service dari bibir gurunya.
"Udah siap buat muasin ibu" tanya bu Indah dibawah todongan dua penis muridnya, diiringi jilatan di kedua ujung penis milik muridnya.
Sementara itu bersamaan dengan bu Indah yang menggiring Noval dan Firman ke sudut ruangan, bu Astri pun bangkit berdiri. Dengan langkah gemulai ia menghampiri mang Yono yang hanya bisa menelan ludah melihat lenggak-lenggok pinggul guru yang satu ini. Bu Astri lalu menggandeng tangan mang Yono, mengajaknya menghampiri tiga orang murid yang tersisa. Sambil tangan kiri memegang pergelangan tangan mang Yono, bu Astri berdiri telanjang di depan ketiga muridnya. Ia menempelkan jari telunjuk tangan kanan didagunya, dengan mimik wajah polos seolah-olah tengah menimang-nimang siapa yang akan dipilihnya. Beberapa detik kemudian ia tersenyum, lalu mengulurkan tangan kanannya ke arah Rizal.
"Ayo sayang...gunakan kontol besarmu...buat ibu puas ya" ucap bu Astri dengan senyuman menggoda.
Bu Astri lalu menyuruh kedua orang yang ia pilih bertelanjang. Ia sendiri duduk mengangkang di atas kursi memperlihatkan belahan vagina yang dihiasi bulu hitam yang dicukur rapih.
"Ayo Rizal jilati dulu memek ibu" ucap bu Astri yang tanpa perlu diulang langsung dituruti oleh Rizal muridnya.
Sementara mang Yono menyodorkan batang kemaluan besarnya di depan mulut guru cantik tersebut yang langsung dengan lincah memberikan service oralnya. Aldo dan Reska hanya bisa melongo melihat bu Astri lebih memilih Rizal. Namun mereka kaget ketika tengah melihat bu Astri, mang Yono dan Rizal memulai persetubuhan, sebuah suara bernada galak memanggilnya.
"Hey...Aldo...Reska...sini kalian...sumpal memek ibu sama kontol kalian" ucap bu Linda memanggil kedua muridnya yang sedang bengong menonton temannya menggauli gurunya.
Aldo dan Reska yang melihat gurunya itu menjentikan jari memanggilnya lantas tersenyum senang. Mereka berdua menghampiri bu Linda yang tengah duduk menumpangkan kakinya di pinggir panggung.
"Heh...gimana mau ngentotin ibu kalau kalian gak telanjang" tanya bu Linda ketika Aldo dan Reska sudah berada di depannya.
Dengan terburu-buru kedua anak laki-laki itu melucuti pakaiannya. Lalu secara bersamaan menerkam guru yang terus menggodanya tersebut. Reska sibuk menciumi bibir bu Linda yang terbaring di atas panggung sambil tangan kanannya dengan gemas meremas bergantian payudara besar gurunya tersebut. Sedangkan Aldo yang berdiri di pinggir panggung mengangkat dan merenggangkan kedua paha bu Linda, sehingga lubang vagina dan lubang anusnya nampak menganga. Lalu tanpa buang waktu, Aldo menjilati lubang anus dan lubang vagina bu Linda bergantian, membuat bu Linda semakin bergairah dan melayani dengan buas setiap lumatan bibir Reska yang menggumulinya.
Sementara itu pak Risman terlihat sangat senang ketika melihat guru-guru cantik bawahannya tersebut bertingkah seperti apa yang dikehendakinya. Semua rencananya berjalan lancar. Niatnya untuk menikmati tubuh-tubuh sexy bawahannya telah tercapai, dan rencana untuk meningkatkan prestasi siswa-siswi di sekolah yang ia pimpin pun berhasil. Dengan menggunakan sex semua lancar pikirnya.
"Kayaknya...kalau saya terapkan system ini kepada setiap murid...mungkin murid-murid di sekolah ini bisa pinter semua" terbersit sebuah ide gila dari kepala sekolah mesum ini.
Namun khayalannya buyar ketika seseorang duduk dipangkuannya.
Pak Risman lalu mendongakan kepalanya. Terlihat lah wajah cantik dengan mata bulat, hidung mancung dan bibir tipis tengah tersenyum kepadanya. Rambut pendek ala Fenita Arie semakin menambah pesona kecantikan wanita yang kini tengah menggesekan vaginanya di atas pangkuan pak Risman yang masih berpakaian lengkap.
"Oh...bu Ernita..." Ucap pak Risman mengagumi kecantikan wanita itu.
Sambil tangan kirinya memegang pinggang bu Ernita, dan tangan kanan yang mengelus dan meremas gemas payudara wanita tersebut. Lalu mereka berpagutan, saling melumat bibir, bertukar air liur dengan panas.
"Oh pak...saya adalah orang pertama yang dijadikan pelacur sama bapak...jadi... buat saya memuja kontol bapak selamanya..." ucap bu Ernita penuh birahi dengan kedua tangan memegang kepala pak Risman, lalu ia kembali melumat bibir kepala sekolah tersebut.
Bu Ernita segera melucuti pakaian pak Risman. Lalu ia berlutut di depan batang kemaluan favoritnya itu. Sejenak ia resapi keras, panjang dan besarnya batang kemaluan pak Risman dengan menggunakan genggaman tangannya. Lalu ia memberikan oral sex terbaiknya untuk memanjakan batang kejantanan kepala sekolah tersebut. Desahan, erang kenikmatan, jeritan bahkan teriakan bergema di ruangan tersebut. Di atas matras di sudut ruangan terlihat bu Indah sedang di doggy style oleh Noval dengan mulut tersumpal batang kemaluan Firman. Sedangkan keadaan bu Astri sungguh mengenaskan. Si guru bahenol itu hanya bisa membuka mulutnya tanpa bisa mengeluarkan suara, dengan mata terbalik hanya memperlihatkan putihnya saja, ketika merasakan nikmatnya dua batang kemaluan berukuran jumbo menggenjot lubang vagina dan anusnya. Dimana saat itu mang Yono menyumpal vaginanya dan Rizal menjejalkan batang kemaluan besarnya di anusnya. Sementara di atas panggung bu Linda berteriak memohon ampun ketika dua muridnya yakni Aldo dan Reska menjejalkan secara bersamaan batang kejantanan pannjang keduanya kedalam lubang vagina gurunya. Tangn bu Linda nampak mencengkram bahu Reska yang berada di bawahnya ketika merasakan Aldo ikut memenuhi rongga vaginanya dari belakang. Sedangkan bu Ernita kini tengah terengah-engah dipangkuan pak Risman. Kepalanya ia sandarkan di bahu pak Risman, sambil memeluk tubuh gempal kepala sekolahnya bu Ernita terus menaik turunkan tubuhnya menggenjot batang kemaluan pak Risman yang menyumpal vaginanya. Kegiatan itu terus berlangsung. Entah berapa banyak guru-guru cantik itu mendapatkan orgasme, dan entah berapa kali juga para pejantan itu mengeluarkan sperma. Mereka terus berganti pasangan. Mulut, vagina, dan lubang anus para guru cantik itu pun tak luput dari sperma yang dibuang para pejantan di ruangan itu. Hingga pukul 13.15 persetubuhan itu berakhir. Keempat guru cantik itu tergeletak tak beraturan di atas panggung. Dari mulut, vagina dan anus mereka meleleh sperma. Sedangkan para pejantan terlihat duduk kelelahan diatas kursi di dalam ruangan tersebut. Lalu kelima murid bengal itu dengan serempak berkata, "TERIMAKASIH PAK RISMAN"
-----------------------
Jam menunjukan pukul 16.35 ketika pak Risman sampai di rumahnya. Wajahnya nampak berseri-seri walaupun badannya terasa sangat letih kala itu. Di dalam pikirannya masih terbayang kebinalan keempat guru cantik bawahannya memberikan kepuasan birahi bagi keempat muridnya dalam pesta yang ia adakan. Cuaca hari itu memang sedang tidak bersahabat. Dimana hujan turun sangat deras, sehingga ketika pak Risman memasukan mobil kedalam halaman rumahnya, tak satupun orang yang keluar dari rumah itu.
"Hmmm...pada kemana orang-orang ini" gumam pak Risman sambil berjalan menuju teras rumahnya.
"Clek...clek" suara pintu yang coba dibuka pak Risman. "Sial...pake dikunci segala" kembali pak Risman bergumam, kali ini agak kesal hatinya.
Lalu pak Risman berjalan menuju pintu samping rumahnya, berharap pintu itu tidak terkunci. Ia sudah sangat ingin merebahkan tubuh buncitnya yang kini terasa sangat letih setelah berpesta dengan kelima muridnya menikmati tubuh-tubuh ranum guru-guru cantik bawahannya. Namun ketika melewati jendela di samping rumahnya, sayup-sayup telinga pak Risman menangkap suara desahan dan erangan wanita. Pak Risman yang sudah sangat pengalaman tahu betul jika suara itu adalah suara desah wanita yang sedang disetubuhi. Terlihat pak Risman mengendap-endap mencoba mencari tahu siapa orang yang berani-beraninya melakukan persetubuhan di rumah miliknya. Pak Risman mencoba mengintip dari celah jendela kamar itu yang kebetulan terbuka. Mata pak Risman melotot tak berkedip, ia sungguh kaget dengan apa yang dilihat matanya dari celah jendela kamar tamu rumahnya tersebut. Saat itu nampak Yunitha istrinya yang cantik tengah berada di atas tubuh mang Udin tukang kebun sekaligus supir pribadi istrinya. Yunitha yang saat itu sudah polos tak memakai sehelai benangpun ditubuhnya sedang bergoyang di atas tubuh mang Udin. Ia sangat menikmati batang kemaluan supir pribadinya tersebut yang menyumpal lubang vaginanya. Pinggul Yunitha yang membulat padat tampak menggilas selangkangan mang Udin yang kini nampak pasrah di bawah tindihan majikannya.
"Ohhh...ampun nyah...kontol mamang kaya berasa dipelintir.." ungkap mang Udin ketika merasakan majikannya menggoyang pantat semoknya.
"Hmmm...iyahhh...tapi bukannya mamang sukkah.." jawab istri pak Risman tersebut yang kini makin memperhebat goyangannya.
Selang beberapa menit Yunitha merebahkan tubuhnya memeluk tubuh pembantu sekaligus supir pribadinya tersebut. Nafasnya semakin tak beraturan, pinggulnya semakin menghentak mencoba mempercepat keluar masuknya batang kemaluan mang Udin di vaginanya, bibirnya yang ranum sibuk memagut bibir hitam mang Udin yang kini tampak kewalahan dengan kebinalan istri pak Risman ini.
"Oh...manghh...kel..lu..aaarrrhhh" bibir Yunitha meracau ketika vaginanya berkedut memancarkan cairan orgasme yang ia dapat dari batang kemaluan pembantunya.
Begitu pula dengan mang Udin yang tak kuasa menahan nikmatnya jepitan vagina bu Yunitha majikannya. Beberapa semprotan sperma dari batang kejantanan mang Udin menyemprot di dalam vagina Yunitha. Mereka tampak puas dan tidak menyadari kegiatannya tengah diintip oleh sang mpunya rumah yang kini melotot penuh amarah. Pak Risman menonton kebinalan istrinya bergumul dengan pembantunya dengan mata kepalanya sendiri. Hampir saja pak Risman melabrak kedua pasangan tersebut, namun logikanya bekerja cepat. Emosi tak menyelesaikan masalah menurutnya.
Lalu tampak senyum mesum khas dari si kepala sekolah itu tersungging di bibirnya. Ada sebuah ide yang tengah dipikirkannya.
####
Sementara itu, sepeninggal pak Risman dan 3 guru wanita yang lain bu Indah masih melanjutkan pestanya. Rupanya guru cantik dengan pantat membulat ini sangat menyukai tubuhnya dikeroyok laki-laki. Ketika bu Astri berpamitan terlihat bu Indah tengah menikmati genjotan mang Yono terhadap vaginanya, Aldo di anusnya dan Rizal juga Firman yang mendapat sevice oral guru cantik tersebut. Sementara Noval dan Reska, mereka entah kemana membawa bu Ernita untuk mereka nikmati berdua.
Bu Astri hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan rekan kerjanya yang nampak menikmati dijadikan budak seks oleh murid-muridnya. Langkah bu Astri di koridor sekolah tersebut terhenti. Ia melihat sosok seorang laki-laki yang berjalan ke arahnya.
"Mas Hadi..." Ucap bu Astri yang melihat sosok laki-laki yang datang menghampiri dirinya yang tak lain adalah suami bu Indah sahabatnya.
"Eh bu Astri...indah mana bu" tanya laki-laki itu dengan senyum ramah kepada wanita sintal yang tadi pagi menggodanya.
Cukup kaget juga bu Astri mendapat pertanyaan dari suami bu Indah yang ia ketahui kini sedang ber-ah-eh-oh bersama keempat pejantannya.
"Eh itu anu...bu Indah masih di ruang guru...dia masih beres-beres berkas hasil rapat" jawabnya gelagapan.
"Oh gitu ya...hp-nya gak aktif...mana hujan...saya khawatir...jadi jemput deh kemari" mas Hadi menjelaskan maksudnya datang ke sekolah tersebut kepada bu Astri, dengan mata terus memelototi tubuh wanita di depannya seakan menelanjanginya.
"Huhhh...dasar laki-laki...udah punya istri cantik juga masih jelalatan" pikir bu Astri yang mengetahui pandangan mesum suami bu Indah itu.
"Ohhh...iya tadi dia bilang Hp-nya mati..." jawab bu Astri.
Ia coba merenung sebentar, "kalau mas Hadi dibiarkan menemui bu Indah istrinya pasti skandal ini terbongkar" pikir bu Astri. Lalu sebuah senyuman muncul di bibir wanita itu.
"Mas...nunggu bu Indahnya sambil temenin saya mau gak" tanya bu Astri dengan suara mendesah menggoda.
Lalu bu Astri berjalan menuju salah satu pintu ruangan kelas. Lenggak-lenggok tubuh sintal bu Astri terang saja membuat mas Hadi suami bu Indah itu menelan ludah. Di depan pintu ruangan kelas bu Astri berhenti. Ia menoleh kepada mas Hadi, lidahnya terjulur menjilati bibir tipisnya sendiri menggoda laki-laki itu. Lalu bu Astri dengan desahan menggoda meremas-remas payudaranya sendiri dan berkata, "masss...hujan-hujan gini...enaknya nyusu lohhh..."
Bu Astri |
"Ahhhh...ouh...iyahhh.." suara bu Astri yang saat itu sedang menungging sambil berdiri. Kedua tangannya memegang meja dengan erat, bajunya masih melekat di tubuhnya, hanya saja celana beserta celana dalamnya telah melorot sampai mata kaki. Dibelakangnya mas Hadi yang merupakan suami bu Indah tengah bernafsu mengeluar masukan senjatanya di vagina legit bu Astri. Sambil menggenjot, tangannya terus meremasi pantat kenyal bu Astri yang dengan lihai mengimbangi genjotan mas hadi dengan goyangannya.
"Oh...bu Astri...kamu binal sekalih...sudah lama saya pengen kayak gini" racau mas Hadi sambil terengah-engah.
"Ohhh...iyah masss...masss hadi suka yang binal ya..." Bu Astri menjawab racauan suami teman kerjanya itu sambil terus memutar pantatnya menggilas batang kemaluan mas Hadi yang bersarang di vaginanya.
Namun suami bu Indah itu memang hanya besar nafsunya saja. Ia tak mempunyai stamina yang cukup untuk menandingi kebinalan bu Astri.
"Ahhh...bu...saya keluar...ahhh nikmaaattt" ucapnya ketika kemaluannya menyembur di dalam lorong vagina bu Astri.
"Uh dasar loyo...baru digoyang dikit aja udah muncrat" ucap bu Astri dalam hati ketika merasakan semburan sperma mas Hadi di dalam vaginanya.
Beberapa menit berlalu, kini bu Astri dan mas Hadi sudah kembali merapikan pakaiannya masing-masing. Mereka sedang Asik mengobrol ketika bu Indah dan bu Ernita datang.
"Eh mas..ko jemput gak bilang-bilang sih" tanya bu Indah sedikit kaget melihat suaminya telah berada di sekolah tempat ia mengajar.
Tak ketinggalan bu Ernita juga ikut menyalami suami teman kerjanya itu.
"Tadi aku udah bbm...tapi hp kamu nya mati kan" mas Hadi menjawab pertanyaan istrinya, tetapi dengan mata tertuju kepada sosok yang yang mendampingi bu Indah.
"Waduh...ni guru bahenol gini...bisa gak ya gue ngerasain ngentot sama dia" pikir mas Hadi ketika matanya memelototi bodi sintal bu Ernita.
Setelah ngobrol basa-basi, tak lama kemudian mereka pulang. Bu Ernita dan bu Astri mendapat tumpangan dari mas Hadi dan bu Indah untuk pulang bersama. Di dalam mobil, suami bu Indah itu memperhatikan kedua guru cantik itu di kursi belakang mobilnya. Tau dirinya tengah diperhatikan, bu Astri menggoda mas Hadi yang tengah menyetir dengan senyum dan kedipan nakalnya.
########################
Sementara itu di rumah pak Risman. Kepala sekolah mesum itu masih asik mengintip istrinya yang tengah berselingkuh dengan tukang kebun sekaligus supir pribadi istrinya. Dimana kini mereka mulai kembali membangkitkan hasrat birahi masing-masing setelah beberapa menit beristirahat. Saat itu nampak bu Yunitha tengah berada diatas tubuh mang Udin dengan mulut yang penuh dijejali batang penis mang Udin yang mengacung tegak. Begitupun sebaliknya, mang Udin tidak menyia-nyiakan vagina yang disuguhkan istri majikannya tersebut di depan wajahnya. Ia dengan rakus menjilati bahkan menyedot lubang vagina bu Yunitha sambil kedua tangannya ia gunakan untuk merekahkan bongkahan pantat kenyal istri majikannya tersebut. Mereka terus melakukan gaya 69 tersebut dengan penuh nafsu, hingga bu Yunitha mengerang. Vaginanya berkedut memuncratkan cairan orgasmenya. Kenikmatan itu benar-benar meluluh lantakan tubuh bu Yunitha. Kini mang Udin telah berada di belakang tubuh bu Yunitha yang sedang menungging sexy diatas kasur kamar tamu rumahnya. Kepalanya ia benamkan di atas bantal, membuat erangan kenikmatannya terdengar tertahan ketika merasakan tusukan penis mang Udin di vaginanya. Tanpa menunggu vagina majikannya beradaptasi, mang Udin langsung menggenjot tubuh bu Yunitha dengan kecepatan tinggi, membuat wajah cantik istri dari pak Risman itu semakin terbenam di atas bantalnya.
"Hnggghhh...hngggghhh..." erangan tertahan bu Yunita ketika merasakan kenikmatan yang tiada tara dari genjotan kasar tukang kebun sekaligus supir pribadinya.
Mang Udin dengan gemas meremas pantat majikannya. Ia semakin mempercepat genjotannya, membuat suara vagina becek yang ditumbuk penisnya semakin nyaring terdengar di ruangan itu. Tak sampai 10 menit, bu Yunitha kembali merasakan gelombang orgasme menghampirinya. Kepalanya menengadah, punggungnya melengkung, dan dari mulutnya terdengar erangan yang mengantar muncratnya cairan orgasme dari vaginanya. Mang Udin yang merasakan semburan hangat di batang penisnya yang tengah berada di dalam vagina bu Yunitha, tidak mau memberikan istri pak Risman itu kesempatan menghirup udara. Ia langsung mencabut penisnya dan membalikan tubuh majikannya. Dibuatnya tubuh itu terlentang di atas kasur dengan kaki mengangkang. Lalu mang Udin kembali menancapkan batang penis kebanggaannya itu ke dalam lubang vagina bu Yunitha. Ia kembali memompa vagina itu dengan kasar.
Bu Yunitha hanya bisa melenguh dan menggeleng-gelengkan kepalanya meresapi kenikmatan yang diberikan mang Udin melalui batang penis di selangkangannya.
"Addduuuh...ahhh...enak mang...sayah mauh keluar lagi" racau bu Yunitha ketika merasakan orgasmenya kembali datang.
"Tatt..tahan nyah...mam..mamang juga mau nyampeh.." ucap mang Udin terengah, karena ia pun hampir mencapai klimaksnya.
Akhirnya secara bersamaan kedua insan yang tengah asik bersetubuh itu meraih puncak kenikmatannya. Tubuh keduannya berkelojotan dan mengejang-ngejang. Bu Yunitha merasakan orgasme yang sangat hebat hingga bola matanya terbalik hanya menunjukan warna putihnya saja.
Beberapa detik kemudian mang Udin ambruk di atas tubuh bu Yunitha dengan batang penis yang masih menancap di vagina istri majikannya tersebut. Hingga "Braaaaak..." Seseorang mendobrak pintu itu.
Bu Yunitha menjerit kaget, begitu juga dengan mang Udin. Bahkan saking kagetnya, mang Udin sampai jatuh terguling dari atas kasur. Bu Yunitha tampak ketakutan melihat sosok yang mendobrak pintu itu. Tubuhnya telanjangnya bergetar, keringat dingin membasahi dahinya.
Dengan suara bergetar bu Yunitha berkata, "ppp...pa..papah.."
---------------------
Tanpa terasa liburan sekolah berakhir begitu cepat, hari ini merupakan hari pertama kegiatan belajar-mengajar setelah dua minggu para staff, guru maupun murid me-refresh otaknya dari kegiatan rutin sehari-harinya. Pak Risman masih nampak bermalas-malasan untuk beranjak dari tempat tidurnya, padahal jam sudah menunjukan pukul 06.30. Di sampingnya seorang perempuan cantik dengan rambut panjang di cat agak coklat elegan masih menggelayut manja memeluk tubuh buncitnya. Kulit perempuan itu yang kuning langsat nampak kontras dengan warna kulit pak Risman. Nampaknya malam tadi telah terjadi pertarungan yang hebat, hingga pagi itu nampak si wanita masih enggan untuk melepaskan pelukannya dari tubuh pria buncit di sampingnya. Selain itu, bekas-bekas sperma yang mengering nampak di beberapa bagian tempat tidur tersebut.
"Cklek..." suara pintu kamar itu dibuka dari luar, sesaat kemudian masuklah sosok wanita cantik mengenakan kimono putih pendek yang bawahnya tak dapat menyembunyikan putih mulus pahanya.
Dengan rambut yang disanggul, perempuan itu masuk ke dalam kamar pak Risman membawa nampan berisi dua cangkir kopi dan dua potong sandwich.
Perempuan itu meletakan nampan berisi sarapan di atas meja kecil di samping tempat tidur. Kemudian ia duduk di pinggir tempat tidur di sebelah pak Risman. Tangan kanan wanita itu lalu mengelus dada telanjang pak Risman yang agak sedikit berbulu. Ia lalu menundukan kepalanya menciumi pipi gembil pak Risman. Ketika bibirnya sudah mendekati telinga laki-laki buncit itu, wanita cantik itu berbisik,
"pahhh...ayo bangun, mamah udah bikinin sarapan tuh...katanya mau ke sekolah...nanti kesiangan loh.." Ternyata wanita itu adalah bu Yunitha istri pak Risman yang sexy yang tempo hari ketahuan tengah berselingkuh dengan mang Udin sopirnya.
Pak Risman ternyata mampu menguasai keadaan saat ia memergoki istrinya saat itu. Tak seperti suami-suami yang lain yang lantas menceraikan istrinya ketika mengetahui perselingkuhan yang terjadi, pak Risman justru malah membebaskan istrinya untuk tidur dengan siapa saja. Tentu saja dengan catatan semua perbuatan itu dilakukan di rumah, supaya tidak tercium oleh siapapun di luar sana. Selain itu, pak Risman juga bebas membawa perempuan manapun untuk tidur bersamanya dan mengarungi malam dengan kegiatan birahi di rumahnya. Demi kelancaran kegiatan permesuman di rumah miliknya itu, pak Risman sampai harus memberhentikan pembantu perempuannya. Hingga pada akhirnya selama dua minggu ini bu Yunitha menambah perannya di rumah itu menjadi Istri, pembantu, sekaligus pemuas nafsu. Jika yang membawa sarapan adalah bu Yunitha istri pak Risman, lalu siapa gerangan wanita cantik yang tengah memeluk pak Risman?
Senyum manis tersungging dari bibir tipis perempuan berambut coklat itu.
"Hi...selamat pagi bu Yunitha.." Sapa wanita itu ketika melihat istri dari laki-laki yang tengah dipeluknya.
"Eh...selamat pagi juga bu Melisa...gimana, enak tidurnya" tanya bu Yunitha ramah.
Ya, wanita yang tengah memeluk tubuh buncit pak Risman itu adalah bu Melisa, wanita yang dulu menjadi korban pemerkosaan pak Risman dan mang Yono di ruang kepala sekolah. Bu Melisa diperkosa pak Risman waktu itu karena dirinya tidak sengaja memergoki bu Ernita dan mang Yono tengah bersetubuh. Pak Risman yang ketakutan skandalnya terbongkar akhirnya memerkosa wanita itu. Namun perkosaan itu malah memberikan sensasi kenikmatan yang berbeda terhadap bu Melisa. Ia jadi sangat menikmati kenikmatan yang diberikan batang kejantannan pak Risman, hingga ia rela menjadi salah satu budak seks kepala sekolah mesum itu. Hari ini adalah hari kedua bu Melisa menginap di rumah pak Risman. Suaminya yang seorang pelaut membuat dirinya bebas tidur dimana saja ketika suaminya sedang bertugas, ditambah lagi saat itu anaknya sedang berlibur di rumah orang tuanya, membuat bu Melisa semakin bebas keluar rumah. Pak Risman dengan malas bangkit dari tempat tidurnya. Ia lalu mencium pipi istrinya sebelum beranjak ke kamar mandi yang terletak di kamarnya. Sebelum memasuki kamar mandi pak Risman menoleh ke arah tempat tidurnya. Diatas kasurnya nampak dua orang wanita sexy sedang bercengkrama, dimana yang satu duduk dipinggiran kasurnya masih mengenakan kimono putih sexy, dan yang satunya lagi masih merebahkan tubuh telanjangnya diatas tempat tidur.
"Hmmm...benar-benar indah hidup ini" gumamnya sebelum memasuki kamar mandi.
15 menit berlalu, pak Risman nampak keluar dari kamar mandinya dengan memakai handuk putih yang melilit di tubuh buncitnya. Baru saja ia keluar pintu kamar mandi, matanya sudah disuguhi tontonan menarik. Dua wanita cantik tengah beradu nafsu memacu birahi di atas tempat tidur itu. Terlihat bu Yunitha mendominasi pergumulannya dengan bu Melisa pagi itu. Entah siapa yang memulai, kini keduanya terlihat sedang beradu lincah memagut bibir. Air liur belepotan di kedua wajah cantik itu. Bu Yunitha yang berada di atas tubuh bu Melisa mengambil inisiatif, kaki keduanya saling membelit, pinggul keduanya bergoyang erotis dengan sangat kompak menggesek-geskan permukaan kedua vaginanya.
Erangan dan desahan penuh kenikmatan menggema di kamar sang kepala sekolah mesum pagi itu. Pak Risman kini telah selesai berpakaian. Ia kini tengah menikmati sarapan buatan istrinya di atas sofa kecil kamar itu. Begitupun bu Yunitha dan bu Melisa, keduanya terlihat terkapar di atas tempat tidur dengan tubuh telanjang. Senyum yang mengembang di kedua bibir ranum wanita tersebut menandakan kepuasan.
Pak Risman lalu bangkit dari sofanya setelah menyelesaikan sarapannya. Ia kemudian mengecupi kening kedua wanita cantik yang terkapar di atas tempat tidurnya.
"Mah...papah berangkat ya..." Ucap pak Risman kepada istrinya, "Bu Melisa...saya berangkat dulu...kalau masih pengen kontol, mang Udin ada di kebun belakang..." lanjut pak Risman berpamitan kepada bu Melisa.
Dengan gaya genit seperti girl band korea keduanya serempak menjawab, "hatiiii-hatiii paaaak.."
To be continued...
By: Lagimabok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar