Cerita ini bukan untuk melecehkan orang-orang yang memiliki cacat fisik atau ras tertentu.
######################
Cerita ini diawali ketika Samantha (Sam) Shane mengantarkan sang pacar, Letnan Alex Hopper dan melepasnya untuk mengikuti RIMPAC di bawah kepemimpinan Laksamana Terrance Shane yang merupakan ayah dari Samantha. RIMPAC ( the Rim of the Pacific Exercise) adalah latihan perang maritim terbesar di dunia yang diadakan dan dipimpin oleh angkatan laut Amerika Serikat di Honolulu, Hawaii. Kegiatan latihan perang ini yang berlansung selama sebulan atau lebih, memaksa mereka untuk berpisah untuk sementara waktu. Alex harus menjalankan tugasnya sebagai tentara angkatan laut, sedangkan Sam harus meneruskan pekerjaannya sebagai terapis fisik untuk penyandang cacat.
Naval Physical Therapy, OAHU, HAWAII
Samantha Shane |
Kali ini Sam yang berpartisipasi dalam program wounded warrior milik angkatan bersenjata AS sebagai sukarelawan, ditugaskan sebagai terapis fisik yang baru untuk seorang tentara yang bernama Letnan Kolonel Mick Canales. Let. Kol. Mick Canales adalah seorang tentara yang mengalami amputasi di kedua kakinya akibat cedera yang didapatkanya di medan perang. Tugas Sam adalah untuk member semangat baru dan harapan serta membantu Let. Kol. Mick Canales untuk beradaptasi dengan kaki palsunya yang merupakan kaki palsu generasi baru yang canggih.
“Permisi, dimanakah saya dapat menemui Letnan Kolonel Mick Canales?” tanya Sam kepada salah satu staff yang ada di situ.
“Anda dapat menemukannya di ruang simulasi.”
“Terima Kasih.” Jawab Sam sambil menuju ke ruang simulasi yang dimaksud.
Dalam ruang simulasi, Sam menemukan sosok yang ia cari sedang menjalani simulasi, dengan dibimbing oleh terapis yang lain. Sosok Mick Canales sedang berlatih berjalan menggunakan kaki palsu barunya di atas treadmill.
“Jalan yang tegap, saya ingin kamu fokus ke tanda hijau itu tepat di depan mu.” Kata seorang terapis berusaha membimbing Mick berjalan.
“Kamu kira saya lagi melihat apaan?” jawab Mick ketus
“Rapatkan kakimu.”
“Kakiku tidak bisa lebih dekat lagi!”
“Berdiri yang tegak.”
“Baik, sudah cukup.” Mick tampak gusar.
“Terus, sedikit lagi,
“Matikan alat itu!”
“Ayolah, sedikit lagi....”
“Matikan!!!!”
Sam menyaksikan seluruh kejadian di ruang simulasi tersebut. Setelah beberapa saat kemudian, Sam bertemu empat mata dengan Let. Kol. Mick Canales, untuk memulai sesi terapi nya. Mick adalah seorang prajurit kulit hitam dan berbadan besar. Wajahnya keras, dapat dikatakan jauh dari kata ganteng. Lalu Sam mulai memperkenalkan diri.
“Hai, nama saya Samantha Shane, kamu dapat memanggil saya Sam. Saya terapis baru mu.”
Mick hanya diam saja dan memandangnya dengan sinis.
“Aku merasakan amarah yang sangat besar.” Kata Sam berusaha memecah suasana.
“Cepat sekali kamu tanggap.” Jawab Mick dengan sinis.
“Apakah ada hal lain selain kemarahan di dalam kamu, Mick?”
“Tidak banyak.” Jawab Mick singkat.
“Terapis mu yang terakhir mengatakan bahwa kamu kehilangan semangat juang, betulkah itu, Mick?”
“Aku kehilangan semangat juangku ketika aku kehilangan kedua kakiku.”
“Sadarkah kamu, kamu masih orang yang sama yang memenangkan Sarung Emas pada umur 22 tahun, sebuah bintang perungu di afganistan, masih orang yang sama.”
“Aku hanya separuh pria, dan pria yang tidak utuh tidak cukup untuk menjadi seorang tentara, itu saja yang aku tahu.” Jawab Mick.
“Baik, ayo..., kita akan jalan-jalan.”
“Tidak, kita enggak jalan-jalan!”
Tapi Sam mengacuhkan penolakan Mick untuk berjalan-jalan, sambil lalu ia berkata
“Pakai kaki palsu mu.”
Sam mengajak Mick berjalan-jalan mendaki gunung untuk membantu mick beradaptasi dengan kaki palsu barunya.
“Kamu melakukannya lumayan bagus buat seorang yang tidak menyukai kegiatan mendaki.” Kata Sam berusaha memecah suasana
“Anjingku, Mustard, bisa mendaki gunung ini.”
“Bagus itu, kau dan Mustard bisa membuat kenangan indah di atas Mauna Kea, sepertinya menyenangkan.”
“Mustard sudah mati, dia ditabrak truk sampah.” Jawab Mick ketus.
“O, maafkan aku.”
“Saya sudah melupakannya.”
Mick Canales |
“Hey, aku kira kau sudah di luar jangkauan.”
“Aku masih punya waktu sekitar lima menit.” Jawab Alex di seberang sana.
“Bagaimana?” tanya Sam mengenai keinginan Alex untuk menghadapi ayah Sam untuk melamarnya.
“Baik.............maafkan aku , aku mengacaukannya. Aku akan berbicara dengan ayahmu segera setelah aku kembali.”
“Berhentilah mengacau, oke?”
“Dikopi, aku cinta kamu.” Jawab Alex.
“Aku cinta kamu.” Balas Sam sambil menutup ponselnya. Dia tampak sedih, tapi berusaha menutupinya agar tidak terlihat oleh Mick yang tampaknya memperhatikan dia sedari tadi. Lalu mereka melanjutkan perjalanan untuk mendaki lagi. Sesi untuk hari ini telah selesai. Mick tampaknya sudah cukup baik beradaptasi dengan kaki barunya. Terbukti ia sanggup berjalan dan mendaki bersama Sam.
“Kurasa untuk hari ini cukup, Mick. Kau tampaknya sudah dapat beradaptasi dengan baik
Dengan kaki baru mu.”
“Kurasa begitu.” Jawab Mick.
Tampaknya sikap dingin dan sinis dari seorang Mick Canales yang diterima Sam di awal perkenalan mereka, sedikit demi sedikit mulai menghilang. Perbincangan yang terjadi selama menjalani sesi latihan outdoor bersama Sam, membuatnya menjadi lebih akrab dengan terapis fisiknya.
Sam & Mick |
“Kamu lurus saja, blok berikutnya itu sudah rumahku.” Kata Mick menunjukan jalan kepada Sam.
“Oh, oke.” Jawab Sam sambil menyetir mobilnya mengikuti arah yang dikatakan Mick.
Tidak lama kemudian tampak rumah yang tidak terlalu besar bercat putih. Dari luar tampak nyaman. Itulah rumah Mick yang dimaksud.
“Oke, kita sudah sampai.” Kata Mick ketika mobil Sam berhenti tepat di depan rumahnya.
“Wah, dekat juga ya dengan pusat terapi Angkatan Laut.” Komentar Sam mengenai rumah Mick.
“Yeah, begitulah.”
“Ayo mampir dulu.” Sambung Mick.
“Terima kasih, mungkin lain kali.” Sam berusaha menolak dengan halus.
“Ayolah, sebentar saja.” rayu Mick, sedikit memaksa.
Sam yang merasa tidak enak untuk menolak terus, menerima undangan tersebut. Sam pun ikut masuk ke dalam rumah bersama Mick setelah memarkir mobilnya.
Sam kemudian masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu. Matanya berkeliling melihat seluruh isi rumah. Cukup nyaman dan rapi pikirnya.
“Buatlah dirimu senyaman mungkin, anggap saja rumah sendiri. Kamu mau minum apa?” tanya Mick berusaha ramah.
“Tidak usah repot-repot.”
“Nggak apa-apa. Kopi atau teh?
“Teh saja, terima kasih”
Lalu Mick menuju dapur untuk menyediakan teh buat tamunya. Tidak lama kemudian Mick keluar dari dapur dengan secangkir teh di tangan kirinya, kemudian ia berikan kepada Sam.
“Terima kasih, maaf jadi merepotkan.”
“Tidak apa-apa, hanya teh koq.”
Setelah itu Mick turut bergabung bersama Sam untuk duduk bersama di ruang tamunya yang kecil itu. Tidak lama kemudian mereka terlibat dalam sebuah obrolan yang cukup hangat dan akrab. Sampai suatu saat, Mick bertanya kepada Sam
“Maaf Sam, bukan maksud saya untuk mencampuri urusan pribadimu, tapi selagi di atas tadi, kau tampak sedih ketika menerima telepon. Apakah ada sesuatu?”
“Oh tidak ada apa-apa. Itu hanya pacarku yang telepon.”
“Kalau pacarmu yang telepon, bukannya seharusnya kamu senang atau gembira?”
“Hmmmm......bagaimana aku menjelaskan kepadamu ya Mick?” lalu Sam terdiam sejenak.
“Aku mencintai dia, tapi kadang sifat urakannya itu selalu mengacaukan segala sesuatu.Aku ingin menikah dengan dia, tapi untuk berbicara dengan ayahku saja dia tidak sanggup, dia kembali sudah mengacau sebelumnya”
“Hahahahahaha....mengapa jadi aku yang curcol begini?. Mari sekarang kita berbicara tentang kamu Mick.”
“Hah, bicara apa tentang aku?” Mick menjadi salah tingkah.
“Ngomong-ngomong, ke mana istrimu?’
Dalam sekejap raut muka Mick berubah mendengar pertanyaan itu.
“Kamu tinggal sendiri di sini?” tanya Sam.
“Yap.” jawab Mick singkat.
“Kamu belum beristri? Atau pacar kali?”
“Dulu punya.”
“Maafkan aku, apa yang terjadi?”
“Dia meninggalkanku.” jawab Mick dengan berat hati.
“Seperti yang aku katakan sebelumnya aku bukan pria yang utuh.”
“Pacarmu meninggalkanmu karena keadaan fisikmu sekarang?”
“Bukan...bukan itu maksudku.” Mick lalu terdiam untuk beberapa saat, berusaha mencari kata-kata untuk menjelaskan kepada sang terapis mengenai keadaannya kini.
“Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku hanya separuh pria ketika aku kehilangan kedua kakiku di Afghanistan. Keadaanku beberapa waktu setelah peristiwa itu yang membuat dia pergi.”
“Bukan kekurangan fisikku yang dipermasalahkan, tapi kemampuanku untuk memuaskannya yang membuat dia kecewa.”
“Maksudnya?” Sam tampak bingung dengan penjelasan Mick.
“Masa musti aku perjelas Sam?”
Sam malah mengernyitkan dahinya, pertanda dia masih bingung dengan penjelasan Mick.
Dengan kesal akhirnya Mick mengatakan hal yang sebenarmya.
“Aku impoten Sam, nggak bisa ngaceng.........puass?!!!!!”
“Kenapa marah kepadaku Mick?”
Mick terdiam sesaat.
“Padahal dulu aku adalah pecinta yang hebat. Dulu aku mampu membuat para wanita terlena oleh kemampuanku memuaskan mereka di atas ranjang. Aku mampu membuat mereka orgasme lebih dari sekali. Semua mantan pacarku mengatakannya. Tapi setelah kejadian itu semuanya berubah.”
“Jadi hal ini juga yang membuat engkau kehilangan semangat berjuang?” Mick hanya diam saja menanggapi pertanyaan Sam.
“Apakah kamu punya pengalaman dengan obat-obatan atau alkohol mungkin?”
Mick menggelengkan kepalanya.
“Apakah kamu mempunyai sejarah diabetes atau stroke?”
“Tidak ada.” Jawab Mick singkat
“Hhmmmm.........tepat dugaanku.”
“Apa maksudmu Sam?”
“Maksudku, kau hanya mengalami masalah psikis Mick. Perasaan seperti depresi, kecemasan yang berlebihan, rasa bersalah dan lain-lain yang menyebabkan kamu mengalami disfungsi ereksi Mick.” Mick manggut-manggut mendengar penjelasan Sam.
“Jadi yang harus kau lakukan adalah membuang semua beban itu Mick. Jika itu semua bisa kau atasi, dan dengan ransangan yang tepat, mungkin kau bisa menemukan keperkasaanmu kembali.”
Mick tampak senang mendengar penjelasan dari terapis cantik itu.
“Mungkin aku bisa bantu kamu mengatasi hal itu Mick.”
“Apa maksudmu kau bisa membantuku, Sam?” Mick bingung mendengar pernyataan Sam.
“Ya, aku bisa bantu mengembalikan keperkasaanmu jika kau ijinkan.”
“Oh ya? Kamu bisa?”
“Aku usahakan Mick, tapi kamu harus mengikuti caraku.”
“Aku akan melakukan apa saja Sam, apa saja yang dibutuhkan supaya aku mendapatkan kembali keperkasaanku.”
Lalu Sam berdiri menuju Mick yang duduk di seberangnya.
“Buka celanamu!” perintah Sam.
“Apa-apaan ini Sam?”
“Percayalah padaku , Mick, aku ini terapis. Aku akan melakukan segala upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri pasienku.”
“Tapi...tapi tidak seperti ini Sam.”
“Tadi kamu janji apa?” Mick tidak berkutik mendengar jawaban Sam, ia memang berkata akan melakukan apa saja yang diperintahkan Sam.
Dengan berat hati Mick melepaskan kait dan resluiting celananya, egonya membuat ia malu akan ketidakmampuan dirinya untuk ereksi untuk dilihat oleh orang lain. Sam lansung berlutut di hadapan Mick, kedua tangannya membantu Mick melepaskan celana berikut celana dalamnya dari tempatnya. Kini Mick duduk tanpa celana di sofa, penisnya tampak tergeletak lemas menyedihkan diantara selangkangannya. Penis Mick berwarna hitam, bahkan lebih hitam dan gelap dari kulit tubuhnya yang berkulit hitam. Sam memposisikan dirinya sedemikian rupa sehingga ia menghadap penis lemas milik Mick. Mata Sam tidak lepas dari penis lemas Mick, dalam hatinya ia penasaran sebesar apa penis tersebut jika Mick berhasil mempertahankan ereksinya, sedangkan dalam posisi lemas saja ukurannya hampir sebesar penis Alex Hopper, pacarnya ketika ereksi. Pikiran nakal terlintas di pikiran Sam, ia sebenarnya sedang birahi tinggi, tapi pacarnya Alex tidak dapat melayaninya di ranjang karena sedang tugas untuk jangka waktu yang cukup lama. Tangan Sam kini dapat merasakan benda yang masih ‘tidur’ itu. Jemarinya dengan lembut menggenggam penis yang ada di hadapannya. Tangannya secara perlahan-lahan mulai mengocok penis Mick, makin lama makin cepat. Sam lalu membungkukkan tubuhnya lalu menjilati seluruh batang penis hitam Mick, terkadang buah pelirnya pun diemut. Dengan cekatan wanita cantik itu memberikan pelayanan oral kepada sang tentara. Dengan lidahnya dia jilati kepala penis itu sehingga batang itu beserta badan pemiliknya bergetar. Mulutnya dan lidahnya terus mengoral dan tangannya mengocok penis lelaki itu secara bergantian. Tangan Sam mengocok-ngocok batang penis tersebut ketika ia memainkan lidahnya pada zakar Mick. Sejauh ini tampaknya tidak ada perkembangan, penis Mick tetap dalam posisi lemas.
“Tuh kan, nggak efek.” jawab Mick pesimistis.
“Lepaskan semua pikiranmu Mick, rileks dan nikmati.”
“Mungkin aku musti memancing kamu dulu.” Mick tampak tidak mengerti ucapan yang di maksud Sam.
Lalu Sam berdiri, melepaskan ikatan rambutnya, dan membiarkan rambut pirangnya tergerai lepas indah sebahu. Tidak lupa, Sam melepaskan sepatu kets dan kaus kakinya, juga assesori gelang kulit yang melingkar di tangan kirinya. Kemudian wanita cantik itu melepaskan tanktop birunya, berikut sport bra dibaliknya. Celana pendek hitamnya menyusul kemudian melorot ke lantai. Kini Sam hanya memakai BH dan celana dalam hitam di hadapan Mick. Mata Mick terbelalak melihat keindahan tubuh terapisnya yang cantik itu. Mick terpesona dengan kecantikan dan keindahan tubuh putih Sam. Ia tidak menyangka peruntungannya hari itu. Bahkan dalam benaknya, ia ingin merasakan tubuh terapisnya yang cantik ini, sehingga ia berkata dalam hati kepada penisnya yang masih tertidur lemas.
“Ayolah tong, ngaceng donk....kamu ngga mau merasakan tubuh pelacur kulit putih itu. Lihat bodynya begitu sempurna.... body wanita idamanku.”
Sam kembali langsung berlutut di depan Mick, kedua tangannya membuka lebar-lebar selangkangan pria itu. Perlahan Sam mulai memegang penis itu yang masih lemas dalam genggamannya, lalu dengan gerakan pelan Sam mulai mengocok-ngocok penis itu. Sam lalu mendekatkan penis itu ke mulutnya, kemudian langsung memasukkan penis itu ke dalam mulutnya kemudian dihisap-hisapnya dengan kuluman lembut, dan dikocok-kocok dengan tangan
“Kamu suka ini Mick?’ tanya Sam menggoda. Mick hanya mengangguk.
Sam mulai menggerakkan lidahnya mengitari penis itu, menjilati samping sampingnya hingga ke buah pelirnya, Sam sedikit memberi ludah pada ujung penis itu dan memainkan ludah itu di penisnya, kemudian diratakan dan dihisap dan dijilat kembali.
“Kamu bisa tebak apa warna puting payudaraku?”
Diberi pertanyaan seperti itu membuat Mick semakin teransang. Mick berusaha keras untuk bisa ereksi. Sam percaya bahwa Mick tidak impoten, hanya sulit ereksi, terbukti penisnya kini sudah menegang dan mengeras sedikit meski masih terasa layu. Perlu usaha ekstra lebih keras lagi untuk dapat membuatnya menegang sempurna. Lidah Sam bermain di ujung kepala penis hitam Mick, lidahnya bergerak-gerak meyusuri tepian kepala penisnya yang merupakan bagian paling sensitif, lalu lidahnya perlahan-lahan turun menyapu batang kemaluannya hingga turun sampai buah zakarnya. Untuk beberapa saat lidahnya bermain di kedua buah pelirnya. Jilatannya akhirnya kembali ke ujung penis yang mirip jamur itu. Lidahnya menjilati wilayah itu, Mick meringis merasakan sensasi geli dan nikmat akibat sapuan lidah wanita cantik itu pada kepala penisnya. Kemudian Sam membuka mulutnya untuk memasukkan penis itu, kepalanya lalu bergerak maju-mundur sambil memegang batang itu. Perlahan tapi pasti, Sam dapat merasakan perubahan pada batang penis hitam Mick, benda itu mulai menegang, walaupun belum sempurna.
“Jika kamu bisa ereksi nanti, kalau beruntung mungkin kamu bisa melihat dan tidak perlu menebak warna puting payudaraku, bahkan kalau kamu bisa mempertahankan ereksimu, mungkin kau dapat merasakan tubuhku?” Sam mencoba membangkitkan gairah Mick dengan menggodanya.
Mick semakin bergairah mendengar ucapan Sam tadi. Setelah sekitar setengah jam mengocok dan menggulum batang penis Mick, perlahan tapi pasti, Sam merasakan perubahan pada penis Mick. Penis itu sudah mulai tegak berdiri dengan sempurna. Sam sangat takjub dengan ukuran penis Mick ketika mencapai ereksi sempurna, begitu panjang dan besar, membuatnya semakin horny dan ingin merasakan penis hitam tersebut.
“Kontol mu besar sekali Mick,” puji Sam.
Mick tidak menghiraukan pujian Sam, ia hanya ingin menikmati kuluman sang terapisnya yang cantik ini. Matanya terpejam menikmati sentuhan bibir dan lidah Sam. Lalu sekitar seperempat jam Sam kembali melakukan oral seks terhadap pria itu sampai merasa pegal pada mulutnya, karena ukurannya yang besar dan panjang. Lalu ia melepaskan penis yang sudah tegak dan mengeras sempurna itu dari mulutnya. Ia pun menggunakan tangannya untuk mengocok batang penis itu dan mengurangi kulumannya. Sam dapat merasakan batang penis semakin berdenyut saja. Sam menyadari lawan mainnya akan segera mengalami ejakulasi, lalu tangannya mengocok penis pria itu secara lebih cepat, hingga pada akhirnya Mick mencapai ejakulasi.
“Aaaarrrrrggghhhhhh....................,” Mick mengerang merasakan nikmat sekaligus rasa nyeri pada penis dan buah zakarnya akibat ejakulasi yang hebat, ejakulasi pertama setelah sekian lama. Cairan putih kental menyembur deras dari penis di genggaman Sam. Jari-jari lentik Sam terus mengocok penis Mick hingga cairan tersebut berhenti keluar dari mulut penisnya.
“Aaaahhhhhh...........nikmat.........,” kata Mick beberapa saat kemudian.
“Terima kasih Sam..........”
Mick kemudiam diam untuk beberapa saat menikmati ejakulasinya barusan, hatinya pun gembira karena memperoleh kembali keperkasaannya.
“Apa yang bisa kuperbuat untuk membalasmu Sam?” tanya Mick.
“Tidak usah Mick, tidak apa-apa,” jawab Sam.
Tapi pikiran nakal Sam kembali melintas. Ia sedang mengalami dilema, ketika sedang birahi tinggi, sang pacar tidak ada di sisinya untuk memuaskannya. Sedangkan di depannya terdapat sosok Mick yang mempunyai apa yang dibutuhkannya, bahkan lebih besar dan panjang dari milik sang pacar. Pikiran nakal dan hasrat itu membuat Sam berani mengambil keputusan untuk mencoba.
“Tapi ada yang bisa kau lakukan untukku Mick.”
“Sebut saja, apa yang bisa kulakukan, akan kulakukan.” Jawab Mick mantap.
“Aku ingin kau membuktikan omonganmu tadi.”
“Omongan yang mana?” Tanya Mick agak bingung.
“Perkataanmu tadi tentang memuaskan wanita.”
“Maksudmu?”
“Aku ingin kau memuaskanku di atas ranjang.”
“Melakukan seks maksudmu, Sam?”
“Iya, betul. Aku harap kau dapat membuktikan perkataanmu bahwa kau pecinta yang hebat.”
“Kamu serius? Hahahaha pasti kau becanda kan?”
“Tidak, aku serius.” Jawab Sam tegas. Mick seperti tidak percaya dengan apa yang didengarnya, ia tidak percaya betapa beruntungnya dia hari ini. Setelah keperkasaannya kembali, wanita cantik yang telah berjasa itu bersedia ditidurinya, bahkan meminta untuk ditiduri.
“Hei koq malah bengong, mau apa tidak?” tanya Sam. Mick tidak menjawab, hanya mengangguk berkali-kali menandai kesetujuannya.
“Oke, kalau begitu tunjukan di mana kamarmu.”
Lalu mereka berdua berjalan menuju kamar tidur Mick.
“Coklat muda....” bisik Mick ke telinga Sam.
“Apanya yang coklat muda?” Sam pura-pura bingung.
“Kau tadi meminta aku menebak warna puting payudaramu, jawabanku coklat muda.” Balas Mick. Sam hanya tersenyum mendengar jawaban Mick.
Kini mereka sudah berada di kamar tidur milik Mick. Kamar yang cukup sederhana, dilengkapi dengan sebuah ranjang berukuran sedang dan furniture seadanya. Mick lansung menanggalkan kaus yang masih dipakainya, lalu mendekati Sam dari belakang dan memeluknya. Mick yang berada di belakang Sam, menyibakkan rambut pirang Sam sehingga bagian punggung sampai ke tengkuknya bebas tanpa penghalang. Lalu bibirnya yang tebal menjatuhkan ciumannya ke tengkuk Sam. Lidahnya menjelajah di sekitar leher, tengkuk kemudian naik ke kuping dan menggelitik di sana. Kedua tangan hitamnya yang kekar mulai merayap naik dan mulai meremas-remas kedua belah payudara Sam yang montok dan masih tertutup BH dengan gemas. Tak lama kemudian, jari-jari Mick dengan pelan-pelan melepas pengait BH hitam yang dikenakan Sam, jari-jari hitamnya menyelip diantara kedua tali BHnya, lalu menurunkannya dari bahu mulus wanita cantik itu, seketika payudara Sam yang berukuran 36C itu bebas tanpa penghalang. Dari sela-sela ketiak wanita cantik itu, tangan hitam Mick kembali merayap dan meremas payudara yang indah dan kencang itu. Hanya desahan yang terdengar keluar dari mulut indah Sam. Tidak lupa jari-jari Mick bermain di kedua puting payudara Sam yang mulai mengacung indah. Kemudian tangannya yang lain mulai merayap ke bagian selangkangannya. Jari-jari besar itu mulai bergerak perlahan-lahan menyusup ke dalam celana dalam dan di antara kerimbunan bulu-bulu kemaluan Sam, membuatnya tak tahan untuk tidak mendesah. Lalu Mick membalikkan tubuh Sam, mereka kini saling berhadapan. Mick lalu memandang tubuh Sam yang topless, mengagumi keindahan tubuhnya.
“Betulkan, warnanya coklat muda.....” Sam hanya tersenyum mendengar perkataan Mick.
Mick lalu mengawalinya dengan mencium pipi Sam, Sam hanya memejamkan matanya. Lalu Pria itu mulai menelusuri bibir Sam yang merah dan mulai melumatnya dengan gerakan lembut, lidahnya menerobos masuk ke mulut Sam. Mereka berdua berciuman dengan penuh gairah. Sementara tangan Mick sibuk bergerilya di seluruh tubuh Sam, tangan tak henti meraba-raba dan meremas payudara Sam yang montok. Bibir Sam mendesis saat tangan hitam itu kembali meremasi sepasang payudaranya. Sam mengelinjang mendapat perlakuan sedemikian rupa. Sambil bibirnya terus mengulum bibir Sam, tangan Mick yang hitam juga memainkan puting payudara Sam dengan gerakan lembut. Membuat Sam mulai mendesah, Jari-jari Mick tak henti-hentinya memilin-milin dan memencet putingnya sehingga benda itu semakin mengeras saja. Kemudian mulutnya mendekati payudara yang kiri dan menciumi dan menjilatinya, bibirnya yang tebal mulai melakukan gerakan menghisap seperti sedang menyusu.Mick terus melumat payudara Sam, mulutnya sibuk menciumi dan menjilati payudara ranum itu dan tangan kirinya meremas-remas payudara Sam yang lain. Di saat bersamaan Tangan kanan Mick kembali menyusup kedalam celana dalam dan menggerayangi vaginanya, mengelus-elus dan kemudian jari-jarinya digesek-gesekkan di bibir vagina yang mulai berlendir tanpa disadari oleh Sam.
Tubuh Sam makin kelojotan ketika jari-jari hitam Mick yang besar dimasukkan ke vaginanya dan meliuk-liuk di dalamnya. Jari -jari itu menemukan klitoris Sam dan kemudian memainkannya, membuat Sam menikmati ransangan Mick. Kombinasi permainan mulut dan lidah Mick di payudaranya ditambah lagi dengan jari-jari yang bergerak liar pada vaginanya, membuat Sam semakin liar, erangan tertahan terdengar dari mulutnya saat Mick meng-gerakkan jarinya di vaginanya. Lalu mereka berdua duduk di tepi ranjang. Baik tangan Mick atau Sam tidak berhenti menjamah tubuh lawan mainnya. Mulut Mick langsung mengarah ke payudara Sam, lidahnya kembali menjilati dan mengisap gundukan daging kenyal itu secara bergantian. Wanita pirang itu mendesah lirih sambil kedua tangannya menekan kepala Mick ke dadanya. Lelaki itu mengigit-gigit kecil puting coklat muda itu sehingga semakin keras dan membuat Sam keenakan. Lalu Sam membantu Mick untuk membuka kaki palsunya yang terbuat dari bahan titanium itu. Dengan sabar, Sam membantu melepaskan kaki palsu Mick satu per satu, hingga kaki Mick yang diamputasi itu lepas dari kaki palsunya. Lalu mereka berdua naik ke ranjang, Sam berbaring, lalu Mick merangkak mendekatinya dan menempatkan dirinya di atas tubuh wanita pirang tersebut. Pria itu meraih dagu Sam, lalu ia mengarahkan bibirnya yang tebal dan hitam ke bibir Sam yang ranum dan dikecup dengan dalam dan penuh nafsu.. Sam yang sudah terpancing birahinya pun larut dalam ciuman dan permainan lidah Mick yang dahsyat. Kuluman dan permainan lidah itu berlangsung cukup lama. Kemudian mulut Mick terus bermain disekitar dagu dan leher jenjang Sam, bibirnya yang tebal terus turun ke arah dadanya. Payudara Sam yang montok dan kencang membuat pria hitam itu tidak bosan-bosannya bermain di sana. Dengan lemah lembut Mick memilin payudara dengan lembut lalu lidahnya pun menjilat puting payudara yang bewarna coklat muda kemerahan itu. Mendapat rangsangan dan kecupan mulut dari Mick, membuat Sam seolah terbang ke awang-awang. Mick terus saja memilin payudara itu dan mengemutnya dengan mulut, sedangkan Sam hanya meronta manja dengan menghentakkan kakinya ke ranjang, sedang kedua tangannya meraih kepala Mick. Dengus dan rintihan manja keluar dari mulutnya yang mungil.
“Mmmmhhhh.......aaaahhh.........aaaahhh, kau begitu jago Mick.....aaaahhh....”
Beberapa saat kemudian Mick puas dengan area dada Sam dan kini mengalihkan wajahnya turun ke perut Sam yang rata dan tidak berlemak. Mulut dan lidahnya bermain di sana, bermain di sekitar pusar nya, membuat Sam mengelinjang geli.
“Jangan di situ Mick.......geli...,” rengek Sam manja.
Mendengar Sam tidak begitu menyukai apa yang dilakukannya di perut, wajah kasarnya kembali turun ke bawah, lalu berhenti di selangkangan Sam yang masih tertutup celana dalam bewarna senada dengan BH nya. Tanpa menunggu waktu yang lama, Mick melepaskan celana dalam itu, ia ingin sekali melihat isi dibalik celana dalam hitam itu. Jari-jemari hitam nya langsung meraih karet yang melingkari pinggul Sam, menariknya turun secara perlahan hingga ke lutut, lalu meloloskannya melalui kedua kaki Sam yang jenjang. Kini Sam benar-benar telanjang bulat di hadapannya. Yang menempel di tubuhnya hanya dua buah kalung yang menghiasi lehernya. Mata Mick tertuju ke bagian selangkangan Sam. Matanya nanar memandang vagina yang tertutup bulu-bulu kemaluan berwarna pirang kegelapan. Sungguh merupakan pemandangan yang indah bagi Mick. Tanpa membuang waktu lebih lama, Mick kemudian memposisikan dirinya berada di antara kedua paha Sam, kepalanya turun kearah kelamin wanita cantik itu dan mendekatkan wajahnya pada liang kemaluan Sam. Tangan Mick bergerak menyentuh paha Sam dan mengelus - elusnya lembut. Sambil memejamkan mata, Sam membiarkan saja tangan hitam Mick bergerak nakal menyusuri pahanya yang putih mulus sampai ke pangkal paha. Sam membuka pahanya lebar lebar memperlihatkan keindahan kemaluannya.Jari-jari Mick yang hitam besar mulai bermain di situ.
“Eenggghh !” Sam mendesah tertahan ketika merasakan jari-jari mengelusi bibir vaginanya. Dia merapatkan paha menahan rasa geli, namun pemilik tangan itu, Mick malah semakin
gemas dibuatnya, dia makin gencar menggerakkan tangannya diantara jepitan kedua paha mulus itu. Jarinya kini mulai membelah bibir vaginanya dan menggosok-gosok dinding bagian dalamnya. Dua jari-jari Mick dengan liar mengelus serta keluar masuk liang vaginanya sehingga membuat daerah itu makin becek. Mick terus melakukan aktifitasnya berulang-ulang sehingga mebuat Sam tak tahan untuk mengeluarkan erangan tertahan terdengar dari mulutnya saat Mick mengerakkan jarinya keluar masuk liang vaginanya. Setelah beberapa saat, Mick menarik keluar dua jari yang memasuki vaginanya, lalu kedua kaki wanita itu dia naikkan ke bahunya dan wajahnya mendekati vaginanya. Mick pun menghirup aroma kewanitaan yang khas dan bersiap menjilatnya.
“Aaahh !” desah Sam sambil menggeliatkan tubuh begitu lidah Mick menyapu bibir vaginanya.
Lidah pria hitam itu yang bergerak liar pada vaginanya membuat wanita itu tak sanggup menahan desahannya . Mick makin membenamkan wajahnya pada kemaluan Sam yang bulunya cukup lebat. Lidah pria tua itu masuk semakin dalam menjelajahi vagina Sam, lidahnya menyeruak masuk serta melakukan gerakan berputar atau juga menyentil-nyentil klitorisnya. Sam benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa, tangannya sampai meremasi bed cover di bawahnya dan matanya merem-melek keenakan.
Tak lama kemudian Sam merasakan tubuhnya menggelinjang hebat, getaran nikmat itu berasal dari selangkangannya yang sedang dilahap pria hitam di bawah sana dan menjalar ke seluruh tubuh. Sam mengerang merasakan orgasme pertamanya akan segera tiba. Melihat reaksi itu, Mick semakin mempergencar jilatan dan hisapannya pada vagina wanita pirang itu. “Ooohh….yeah…yess…ooohh Gooddd…aahh…ahhh !” Sam mendesah tak karuan, permainan lidah Mick yang sempurna telah mengantarnya pada puncak kenikmatan.
Mick terus menjilat dan menghirup vagina Sam yang semakin basah oleh cairan kewanitaannya itu lalu menurunkan tubuh bawah wanita itu setelah puas menikmati cairan cintanya. Tubuh Sam terasa begitu lemas pasca orgasme barusan, permainan jari dan lidah yang dahsyat dari Mick membuatnya melayang. Mick kemudian kembali mencium dan memeluk tubuhnya. Tanpa menunggu waktu yang lama, Mick ingin segera merasakan tubuh wanita di depannya. Ia ingin merayakan kemenangan yang ia dapatkan hari itu, kemenangan karena kembali memperoleh keperkasaannya, kembali menjadi seorang laki-laki sejati, itu semua berkat keyakinan wanita cantik di depan nya, Sam. Mick kemudian mengatur posisinya diantara selangkangan Sam, mengarahkan penisnya yang sudah kembali tegak perkasa ke arah vagina wanita cantik itu. Penis hitam yang panjang dan besar itu sudah siap untuk melakukan misinya. Digosok-gosokkannya kepala penisnya yang mirip jamur itu pada bibir vagina Sam, membuat wanita itu menggelinjang kegelian. Gairah Sam dengan cepat naik lagi, dia malah menggenggam penis hitam Mick yang besar dan menuntunnya pada liang senggamanya. Mick sendiri yang nafsunya sudah tinggi segera melesakkan penis itu, lalu mendorong dengan pelan-pelan. Ia ingin merasakan saat saat kehangatan celah itu, juga pergeseran dinding kelamin mereka bersama. Karena besar dan panjang, penis itu seolah menemukan liang buntu.
“Ough….. aduhhhh… Mick..!!! Pelannnn……..!!!!!!… grhhh…” Sam mengeluh sakit merasakan batang yang kokoh itu menerobos masuk, ia merasakan penis itu begitu besar, keras, dan mengganjal. Mick sadar benar bahwa apa yang dilakukannya saat ini amat menyiksa Sam. Mick pun lantas mendiamkan posisi penisnya yang mentok ke dasar rahim wanita cantik itu. Ia ingin mendiamkan posisi itu beberapa saat agar liang kemaluan Sam bisa beradaptasi dengan panjang dan ukuran penisnya. Ketika Sam sudah merasa nyaman dengan ukuran penisnya, Mick pun mulai menarik penisnya yang masih tertancap di vagina yang sempit itu, ia mulai memompa penis besarnya dengan gerakan perlahan. Gerakan maju mundurnya membuat sang terapis cantik itu mengigit bibir bawahnya sendiri, Sam dapat merasakan rasa perih di awal penetrasi tadi berangsur-angsur mulai sirna dan berubah menjadi rasa nikmat karena gesekan kulit daerah organ vital mereka berdua. Tangan hitam Mick tidak lupa untuk terus meremas-remas kedua payudara Sam yang bergoyang mengikuti irama sodokan pria hitam itu.
Hujaman-hujaman Mick bervariasi, kadang kasar, kadang lembut, belum lagi sentuhan-sentuhan tangannya yang memberikan belaian-belaian nikmat pada bagian tubuh lainnya. Mick lalu menindih tubuh Sam itu sehingga dapat menyetubuhinya sambil menciumi bibir dan lehernya. Dalam waktu hamper dua puluh menitan, Sam sudah merasa akan klimaks lagi. Tubuhnya mengejang, tangannya memeluk erat tubuh besar hitam di atasnya, mulutnya kembali mengeluarkan desahan panjang.
“Ooooohhh………aaaaaccchhhhhh……”, desah Sam menyambut klimaks yang akan datang,
sedangkan Mick terus menusuk-nusukkan penisnya pada vagina lawan mainnya yang sudah semakin becek sehingga terdengar suara decak cairan setiap kemaluan mereka bertemu, intensitas penetrasinya menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Sam mengerang-ngerang nikmat sambil sesekali menciumi pria hitam itu merasakan kewanitaannya seperti diaduk-aduk oleh batang yang keras. Tubuh Sam semakin basah oleh keringat, ia semakin tak sanggup menahan sensasi nikmat yang melanda tubuhnya sedemikian hebat. Tangannya memeluk dengan erat tubuh hitam di atasnya, tubuhnya melengkung. Akhirnya tubuhnya mengejang dahsyat selama beberapa saat hingga akhirnya terkulai lemas di bawah tindihan tubuh hitam besar milik Mick.
“Sedikit…..lagi…..Sam……..”, bisik MicK sambil mempercepat tusukannya. “Uuuuhhhh..aarrrgghhh……..”, Mick pun mencapai puncaknya. Semprotan demi semprotan air mani mengalir deras di dalam vagina Sam, bercampur dengan cairan cinta yang memancar dari dalam, membuktikan penyatuan kedua tubuh insan berlainan jenis ini.
“Mmhhh…eemm….ookkhh!!” erang Sam,“Yess…sssh…aku menyukainya, mmhhhh !” demikian desisnya dengan nafas memburu.
Demikian pula Mick yang berada di atasnya mencapai ejakulasi pertamanya bersama seorang wanita setelah sekian lama, dia kembali dapat menikmati kenikmatan tersebut. Desah nafas kelelahan berpacu dari mulut Sam dan Mick yang masih berpelukan dalam ke telanjangan, keringat deras membanjir di seluruh tubuh mereka, dengan kemaluan Mick yang masih bertahan di dalam liang vagina Sam. Untuk beberapa saat lamanya, mereka berdua hanya terdiam, membiarkan waktu berlalu dan mencoba memperoleh kembali nafas mereka yang kembang kempis. Sam memejamkan mata menghayati orgasmenya hingga gelombang itu berangsur-angsur reda. Ia lalu membuka matanya dan melihat wajah Mick di atasnya. Pria itu tersenyum dan membelai rambut pirangnya lalu menciumnya lembut sekali.
“Kamu benar-benar membuktikan perkataan mu, Mick, kau memang hebat di ranjang”, puji Sam kepada Mick dengan nafas yang masih sedikit terengah-engah.
“Terima kasih Sam……untuk mengembalikan diriku yang seutuhnya”, jawab Mick, lalu ia kembali mencium Sam. Malam itu mereka menghabiskan malam bersama, dengan kembali bercinta hingga beberapa kali dengan berbagai gaya berbeda yang memungkinkan bagi mereka berdua. Sam pun kembali menikmati kepuasan berkali-kali malam itu, begitu pula Mick.
######################
Keesokan Harinya di Naval Physical Therapy…..
Sam agak kesiangan tiba di tempat kerjanya hari itu, kemudian dia mencari kliennya yang tak lain tak bukan Let. Kol. Mick Canales.
“Ada yang melihat bapak Canales…?” tanya Sam kepada salah satu therapis yang lewat di dekatnya.
“Dia sudah datang menunggumu dari pagi tadi Sam, sekarang dia sedang di ruangan simulasi,” jawab therapis itu.
“Apa yang kau lakukan padanya Sam? Canales seperti orang yang berbeda dibanding Canales yang kemarin. Kemarin dia seperti seorang yang frustasi dan menyerah, belum lagi sifat pemarahnya, tidak ada therapis yang sanggup menghadapinya, tapi BOOM, kau mengubahnya dalam waktu semalam,” therapis itu melanjutkan. Sam hanya tersenyum
“Apa rahasia nya Sam?” tanya therapis itu lagi.
“Rahasia….,” jawabnya singkat Sam sambil meninggalkan therapis tersebut.
Tamat
By: Mike Deng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar