Minggu, 28 Agustus 2016

Cerita Dewasa Artis Tetangga Masa Gitu

TETANGGA MASA GITU(AN)???

Pagi itu Bastian dan Bintang sedang sarapan sebelum Bastian berangkat bekerja. Menu sarapan mereka pagi itu cuma roti tawar yang diolesi selai saja. Sebenarnya Bintang sudah mau masak nasi goreng tapi Bastian menolak. Dia beralasan kalo sedang terburu-buru dan takut terlambat kalo menunggu istrinya masak. Padahal alasan Bastian sebenarnya adalah karena rasa masakan Bintang selama ini tidak pernah enak.

Bintang yang memang orangnya polos percaya saja pada alasan Bastian. Dia tidak tahu kalo suaminya tidak pernah suka masakannya. Bahkan kalo dibawakan bekal ke kantor tak pernah dimakan oleh Bastian. Sedang asyiknya mereka sarapan tiba-tiba tetangga sebelah rumah mereka datang.

Adi : pagi Bastian, pagi Bintang.
Bintang : hei pagi mas Adi. Udah sarapan belum mas? Bareng aja sekalian.
Bastian : hmm, kebiasaan deh pagi pagi. Tuh kopi sama gula ada di toples, gelas sama air panasnya tahu kan tempatnya?
Bintang : Baas, jangan gitu dong.
Adi : hehe tahu aja sih aku belum sarapan. Kalian emang tetangga yang paling baik.

Adi langsung saja mengambil gelas dan membuat kopi, lalu duduk bersama dengan Bintang dan Bastian. Dia juga mengambil roti dan ikut sarapan bersama dengan mereka.

Adi : Bas kamu udah mau berangkat?
Bastian : iya mas, kenapa emangnya?
Adi : si Angel mau nebeng tuh, mobilnya lagi mogok.
Bastian : oh gitu, lha mbak Angel mana mas kok nggak sekalian ikut kesini?
Adi : biasalah masih dandan, entar juga kesini.
Bastian : oh yaudah deh.

Tak lama kemudian Angel pun datang. Dia terlihat sudah siap dengan pakaian kantornya yang cukup seksi itu.

Bintang : pagi mbak Angel, sarapan sekalian mbak?
Angel : nggak usah Bi, entar aja, aku nggak biasa sarapan. Bas, aku nebeng ya berangkatnya?
Bastian : iya mbak, ini udah kelar kok, tunggu bentar ya.

Bastian yang sudah selesai sarapan masuk ke kamarnya mengambil tas kerjanya, tak lama kemudian dia turun menemui istrinya.

Bastian : Bi, aku berangkat dulu ya. Entar pulangnya mungkin agak malem, soalnya hari ini ada event.
Bintang : iya Bas, hati-hati ya.
Angel : Di, aku berangkat dulu bareng Bastian. Duluan ya Bi.
Adi : iya Angel.
Bintang : iya mbak Angel, hati-hati ya.

Bastian dan Angel pun akhirnya berangkat bersama. Kini tinggal Bintang dan Adi yang ada di rumah. Mereka masih asyik ngobrol sambil sarapan. Setelah sarapan Bintang kemudian mencuci piring kotor sedangkan Adi duduk duduk sambil menonton tv. Karena bosan Adi pun membuka buka laci meja di sebelah tivi.

Adi : Bi, aku main ps ya?
Bintang : oh iya mas, silahkan.

Bintang melihat Adi sibuk menyiapkan psnya, lalu tak lama kemudian tetangganya itu sudah asyik dengan psnya. Adi memang sudah sering seperti itu, makanya Bintang pun maklum saja.

Tak terasa sudah hampir 2 jam Adi main ps, lama-lama dia bosan juga. Dilihatnya Bintang sudah tak ada lagi di dapur, mungkin sedang di kamar, pikir Adi. Adi pun mematikan psnya dan mencari ke kamar Bintang yang ada di lantai 2 untuk pamit. Begitu masuk ke kamar Bintang yang ternyata tidak dikunci, Adi tak melihat Bintang disana, namun terdengar suaranya sedang bernyanyi nyanyi di kamar mandi.

Adi : oh lagi mandi, yaudah aku nunggu di bawah aja deh.

Belum sempat Adi menutup pintu sepenuhnya, keluarlah Bintang dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk saja. Adi bisa melihat dari celah pintu yang belum tertutup itu tubuh Bintang yang sangat putih. Dia mengurungkan niatnya untuk turun dan melanjutkan mengintip Bintang.

Bintang tak menyadari dirinya sedang diintip. Dia mengira kalo Adi masih sibuk bermain ps. Dia pun membuka handuknya untuk mengganti pakaian. Terlihatlah tubuh telanjang Bintang yang membuat mata Adi melotot. Penisnya mengeras seketika. Tubuh Bintang ternyata luar biasa indah. Adi tak pernah membayangkan hal itu sebelumnya, karena dia memang tak pernah punya pikiran mesum pada tetangganya ini.

Namun pemandangan pagi ini membuatnya sadar kalo ternyata tubuh Bintang sangat luar biasa. Kalo dibandingkan dengan istrinya, memang Bintang lebih unggul karena lebih muda. Badannya masih kencang, terutama buah dadanya yang masih kencang karena belum pernah menyusui.

Adi masih terus mengintip Bintang yang sedang memakai pakaian itu. Tak lama kemudian Adi turun dengan hati-hati biar tidak menimbulkan suara. Dia pun duduk kembali sambil menonton tv, namun pikirannya masih membayangkan tubuh indah Bintang tadi. Penisnya masih tegang.

Bintang : eh mas Adi udahan main psnya?
Adi : eh Bintang. Udah Bi, aku mau pulang dulu ya.
Bintang : oke mas.

Sesampainya di rumah adi langsung membuka laptopnya, mencari-cari koleksi film bokepnya. Setelah memilih milih diapun memutar salah satunya. Dan entah kenapa dia melihat pemeran wanita di film itu mirip sekali dengan Bintang. Diapun mengeluarkan penisnya dan mengocoknya sampai pejuhnya muncrat kemana-mana.

Adi : wah nggak bener ini kalo kayak gini, bisa lecet kontolku. Gimana ya caranya biar bisa ngentotin Bintang.

Adi mulai berpikir mesum kepada tetanggannya itu. Gara-gara melihatnya ganti baju setelah mandi tadi, dia yang tak pernah berpikir macam macam kepada tetangganya itu sekarang ingin sekali bisa merasakan tubuh Bintang. Diapun memikirkan bagaimana caranya. Tapi kemudian dia tersenyum, sepertinya sudah tahu apa yang mau dia lakukan.

---

Sudah seminggu sejak kejadian itu, setiap hari Adi selalu main ke rumah Bintang. Ada saja alasannya biar bisa kesana. Bintang sendiri tak menaruh curiga kepada Adi, dia malah senang karena ada yang menemani. Bastian dan Angel yang setiap harinya bekerja seharian penuh membuat Adi bebas-bebas saja main ke rumah Bintang.

Adi : Bi, kamu kalau sama Bastian itu gimana sih?
Bintang : gimana apanya mas?
Adi : hmm, ya gitu. Setiap harinya gimana? Sering berantem nggak?
Bintang : gimana ya. Biasa aja sih mas. Kami nggak pernah berantem kok.
Adi : nggak pernah berantem? Kok bisa sih?
Bintang : yaa, bisa aja mas. Emangnya mas Adi sama mbak Angel sering berantem?
Adi : bukan sering lagi Bi, hampir tiap hari malah.
Bintang : tiap hari? Kok bisa mas?
Adi : Angel itu orangnya egois Bi, nggak pernah mau ngalah, dan nggak mau disalahin. Dia kalo udah bilang A ya A, nggak mau yang lain. Lama-lama jengkel juga aku.
Bintang : masa sampai kayak gitu sih mas?
Adi : bener Bi. Dulu awal nikah sih nggak, tapi sejak anak kami lahir terus dibawa ke jogja sama ibuku, Angel mulai berubah, sampai sekarang tuh kayak gitu.
Bintang : oh gitu. Tapi aku jarang banget denger kalian ribut.
Adi : ya karena aku ngalah terus Bi, kalo nggak gitu bisa bisa makin besar ribut kami nanti.
Bintang : wah mas Adi sabar banget ya orangnya. Berarti kan udah 10 tahunan kayak gitu?
Adi : iya Bi, 10 tahun lebih aku ngalah terus, lama lama capek juga Bi.
Bintang : duh yang sabar ya mas.

Bintang mulai menaruh rasa kasihan kepada tetangganya itu. Dia memang beberapa kali tahu kalau Adi dan Angel bertengkar, tapi dia tak tahu kalau sampai selama itu mereka sebenarnya kurang akur. Bintang menjadi kagum pada Adi karena bisa tahan bersabar selama itu.

Adi menampakkan wajah yang sedih, tapi dalam hatinya dia tersenyum. Sandiwaranya untuk menarik perhatian Bintang nampaknya mulai berhasil, Bintang mulai bersimpatik kepadanya. Tinggal dia lakukan sandiwara ini terus terusan, dia yakin lama lama Bintang akan semakin kagum padanya.

Adi : yaudah Bi, aku pamit pulang dulu ya, udah dari tadi disini, nggak enak sama tetangga yang lain.
Bintang : iya deh mas kalo gitu.
Adi : nanti kalo aku mau cerita cerita lagi ke kamu boleh ya?
Bintang : ya boleh lah mas, kayak sama siapa aja.
Adi : eh tapi kamu jangan ceritain ini ke siapa-siapa lho ya, termasuk Bastian, apalagi Angel.
Bintang : iya mas tenang aja, aku nggak cerita kok.

Adipun pamit dan kembali ke rumahnya. Mulai dari itu setiap ke rumah Bintang Adi pasti bercerita tentang rumah tangganya. Intinya adalah menjelekan Angel dan membuat Bintang yakin kalo Adilah yang selama ini menderita.

Lama-kelamaan merekapun akhirnya semakin dekat. Sering kali gantian Bintang yang cerita kepada Adi, entah itu masalah rumah tangga ataupun yang lainnya. Bintang mulai merasa nyaman dengan tetangganya itu. Bahkan sekarang mereka kalo saling curhat duduknya bersebelahan. Kadang tangan Adi memeluk pundak Bintang, dan Bintang tak merasa keberatan membiarkan saja yang dilakukan Adi.

---

Suatu hari Adi kembali curhat dengan Bintang. Baru saja sejam yang lalu Bastian berangkat kerja Adi sudah langsung datang ke rumah Bintang. Kembali dia menceritakan masalah rumah tangga yang sebenarnya cuma dia karang karang sendiri saja. Bintang pun gantian bercerita tentang bisnis onlinenya yang sekarang makin rame.

Mereka berdua duduk bersebelahan sambil menonton tv. Tangan Adi memeluk pundah Bintang dan Bintang menyenderkan kepalanya di dada Adi. Sesekali Adi membelai rambut lurus Bintang yang masih tercium aroma sampo.

Adi : Bi, kamu kok belum hamil sih?
Bintang : nggak tahu ini mas, belum dikasih aja kali.
Adi : oh, kirain emang kalian sengaja nunda.
Bintang : nggak kok mas. Kita nggak pernah nunda. Bastian sebenarnya juga pengen cepet punya anak, tapi ya emang belum dikasih aja.
Adi : emangnya kalian jarang gituan ya?
Bintang : gituan apa mas?
Adi : ya gitu, berhubungan suami istri, ML.
Bintang : oh, ya nggak juga sih. Rutin kok mas, seminggu bisa 2-3 kali. Kadang kalo Bastian sibuk ya seminggu sekali.
Adi : wah, enak ya Bastian.
Bintang : kok enak mas? Enak gimana?
Adi : ya enak, bisa gituan sering-sering.
Bintang : emang mas Adi enggak?
Adi : boro-boro Bi, udah sebulan ini nggak dikasih sama Angel.
Bintang : hah, sebulan mas?
Adi : iya Bi. Udah sering kayak gini. Udah dia tuh sering marah, jarang ngasih jatah lagi. Terakhir kami gituan malah dia diem aja, kayak lagi main sama guling aja.
Bintang : ya ampun.
Adi : kadang aku pengen jajan diluar Bi, tapi takut resikonya.
Bintang : ih ya jangan lah mas, masa mau jajan diluar.
Adi : ya makanya itu, nggak pernah aku sampe jajan.
Bintang : terus, selama ini?
Adi : ya ditahan aja Bi, mau gimana lagi. Inilah aku Bi, yang mungkin belum diketahui sama orang lain. Plis kamu jangan cerita ini sama orang lain ya, aku baru cerita sama kamu aja lho, aku percaya sama kamu.

Bintang hanya mengangguk saja. Dia merasa kasihan dengan tetangganya ini. Sudah hampir tiap hari kena marah, nggak pernah dikasih jatah pula. Sementara itu Adi hanya tersenyum dalam hati, padahal baru semalam dia menggenjot istrinya habis-habisan. Nafsu Adi memang sangat besar, hampir tiap hari dia menyetubuhi Angel. Dan sejak melihat tubuh telanjang Bintang, dia selalu membayangkan Bintang waktu menyetubuhi Angel, dan itu membuatnya semakin bernafsu.

Adi : kalian belum pernah periksa ke dokter Bi?
Bintang : periksa apa mas?
Adi : ya periksa kesuburan kalian, siapa tahu ada masalah kan, makanya sampe sekarang kamu belum hamil.
Bintang : nggak ah mas, malu juga.
Adi : kenapa harus malu? Kan demi kebaikan kalian berdua juga.
Bintang : iya sih, tapi nggak ah mas. Sabar aja dulu, kan baru setahun juga kami nikah.
Adi : emang nggak pernah ditanyain sama orang tuamu? Atau mertuamu gitu?
Bintang : ya pernah sih mas, beberapa kali malah. Yang sering nanya ibunya Bastian.
Adi : tuh kan, makanya periksa aja.
Bintang : hmm, tapi periksa kemana mas? Lagian aku takut.
Adi : kok takut?
Bintang : iya mas, takut kalo mau ngomongin ini sama Bastian, takut dia tersinggung.
Adi : atau gini aja, aku ada kenalan dokter kandungan, kamu periksa aja kesana. Aku yang antar deh, Bastian nggak perlu tahu, gimana?
Bintang : hmm, tapi mas, duh gimana ya.
Adi : udah nggak usah gimana gimana. Besok ya, aku anterin.

Bintangpun akhirnya menyetujui usul Adi. Dia memang pernah berpikir untuk memeriksakan keadaannya dan Bastian, tapi takut kalo Bastian tersinggung, makanya sampai sekarang dia memilih untuk diam saja dan bersabar.

Keesokan harinya sesuai yang sudah dijanjikan, Bintang pergi dengan Adi. Bintang beralasan kepada Bastian ingin keluar bertemu dengan teman-temannya. Dia tidak berani memberi tahukan yang sebenarnya kepada Bastian.

Mereka sampai ke sebuah klinik dokter kandungan yang pagi itu masih nampak sepi. Adi mengatakan kepada Bintang kalo dia sudah membuat janji dengan dokter itu. Dokter itu adalah teman sekolah Adi dulu. Memang Adi kemarin sudah menghubungi dokter itu, mengatakan kalau ingin mengantar temannya periksa.

Setelah beberapa saat diperiksa, dokter itu mengatakan kalau sebenarnya keadaan Bintang baik-baik saja, tidak ada masalah dengan dirinya. Bintang cukup lega, karena masih ada kemungkinan untuk hamil. Tapi dia jadi kepikiran, kalo dia sehat, jangan jangan ada masalah dengan Bastian.

Mereka pun kemudian pulang. Dalam perjalanan Bintang hanya diam saja. Adi mengetahui apa yang sedang dipikirkan Bintang, tapi dia diam saja. Nanti saja kalau sudah dirumah baru dia hibur Bintang. Sesampainya di rumah Bintang langsung ke dapur untuk menyiapkan minuman sedangkan Adi duduk menonton tv. Dia sedang memutar otaknya bagaimana agar bisa mendapatkan Bintang. Tak lama Bintang kembali membawa minuman dan langsung duduk di sebelah Adi. Adi langsung meraih pinggang Bintang dan menariknya ke arahnya. Bintang diam saja dan malah menyenderkan kepalanya di dada Adi. Dengan lembut Adi membelai lengan Bintang.

Adi : yang sabar ya Bi.
Bintang : iya mas. Makasih ya, paling nggak sekarang aku bisa lega.
Adi : iya sama sama. Kalo ada yang bisa dibantu, aku pasti bantu kok.

Bintang tak menjawabnya, pikirannya masih memikirkan hasil pemeriksaannya tadi. Dia ingin memberi tahu ini kepada Bastian, tapi takut suaminya itu malah tersinggung. Dia benar-benar bingung apa yang harus dilakukannya.

Sementara itu Adi masih terus membelai lengan Bintang dengan lembut. Kemudian dia beranikan diri untuk mencium kepala Bintang, mencoba melihat reaksinya. Ternyata Bintang hanya diam saja, karena itu dia kembali mengulai perbuatannya. Bintang sendiri hanya terpejam tiap keli merasakan kepalanya dicuim Adi. Dia merasa nyaman dengan semua itu, bahkan dia mulai memeluk Adi.

Merasa mendapatkan respon yang baik, Adi mulai semakin berani. Dia turunkan wajahnya, mencium kening Bintang, lagi lagi Bintang diam dan memejamkan mata. Ciuman Adi semakin turun hingga akhirnya bibir mereka bertemu. Bintang sempat kaget dan membuka matanya, tapi melihat Adi yang juga terpejam, dia memejamkan matanya lagi. Bibir Adi yang tadinya diam mulai melumat lembut bibir Bintang. Bintang diam saja. Selain Bastian, baru Adilah yang merasakan bibirnya itu. Meskipun tergolong gadis yang sangat cantik, tapi Bintang terlalu lugu. Meskipun dulu beberapa kali pacaran sebelum menikah dengan Bastian, tapi dia belum pernah ciuman sama sekali dengan mantan-mantannya itu.

Lama kelamaan Bintang mulai terbuai dengan ciuman Adi. Bibirnya beberapa kali digigit dan dihisap oleh Adi, membuat nafasnya mulai memburu. Adi sangat paham dengan reaksi tubuh Bintang ini, meneruskan lumatannya di bibir Bintang sampai akhirnya perlahan lahan Bintang membalas ciuman Adi. Ciuman mereka semakin lama semakin panas. Lidah mereka juga ikut beradu. Bintang yang lugu dan polos ini mudah saja terbawa oleh nafsu. Dia bahkan tak sadar kalo kancing bajunya sudah terbuka semua.

Bintang : aahh mas Adi ngapain mas?
Adi : sstt, udah sayang, nikmatin aja.

Kembali bibir Bintang dilumat oleh Adi, sementara itu tangannya mulai meremasi buah dada Bintang yang padat dan kenyal itu. Tangan Adi bahkan mulai menelusup ke balik bh Bintang. Jarinya memuntir muntir puting Bintang, membuat Bintang semakin menggelinjang. Dia sama sekali tak melawan, bahkan semakin terbawa permainan Adi. Dia biarkan saja wakut Adi mengangkat bhnya dan kini dengan bebas meremasi payudaranya tanpa penghalang.

Remasan Adi yang begitu lembut membuat Bintang semakin terbuai. Puting susunya yang dimainkan dari tadi membuatnya merasa celana dalamnya mulai basah. Bintang hanya meresponnya dengan semakin kuat menghisap bibir dan lidah Adi yang sedari tadi masih menciuminya. Tanpa melepas ciuman, tubuh Bintang langsung disandarkan dikursi sehingga kedua tangan Adi semakin bebas menjamah buah dada Bintang.

Remasan tangan Adi yang kadang lembut kadang kasar itu membuat tubuh Bintang semakin sering menggelinjang. Adi sudah berhasil membuatnya begitu terangsang. Tak puas sampai disitu, salah satu tangan Adi turun menyingkap rok selutut yang dipakai Bintang. Rok itu diangkat sampai ke pinggang sampai terlihatlah celana dalam berwarna hitam, sama seperti bhnya. Tangan Adi segera merogoh ke celana dalam itu, dan ternyata memang sudah basah oleh cairan Bintang.

Bintang : hmph mas Adi mau ngapain mas, aku aahh mass.
Adi : nikmati aja sayang, aku bakal bikin kamu enak.

Tangan Adi terus saja menggesek celana dalam Bintang. Buah dadanya juga masih diremas, dan kini ciuman Adi turun ke leher Bintang, menjilati dan membuatnya basah. Adi masih cukup sadar untuk tidak membuat cupangan di tubuh Bintang, karena tak ingin membuat Bastian curiga. Bintang yang dirangsang seperti itu semakin kelojotan badanya. Dia tak ingat lagi siapa lelaki yang sedang menggarap tubuhnya itu. Dia membiarkan saja lelaki selain suaminya menjamah tubuhnya. Ini adalah pertama kalinya untuk Bintang, dan ternyata sensasinya luar biasa.

Bintang : aahhh mas Adiiiii, aaaahhhh.

Tiba-tiba saja jari tengah Adi menelusup ke balik celana dalam Bintang bahkan langsung masuk ke dalam vaginanya. Vagina itu benar-benar sudah becek. Adi menusuk nusukan jarinya dengan cepat, sambil mulutnya menghisapi puting payudara Bintang yang masih berwarna kemerahan itu. Diserang seperti itu Bintang hanya bisa meremasi kepala Adi yang sedang menyusu didadanya.

Tangan Adi semakin cepat mengocok vagina Bintang yang semakin becek itu. Mulutnya juga makin semangat menyusu di dada Bintang yang kenyal itu. Bintang hanya bisa terus mendesah dan meremas remas rambut Adi. Bintang kembali memekik saat satu lagi jari Adi dimasukan ke vaginanya, dan kembali dikocok dengan cepat, hingga tak lama kemudian Bintangpun orgasme.

Bintang : mas Adi, aah terus maass, aahh Bintang mau dapet mass aahh aahh maasss aku keluaaarr.

Seketika itu tubuh Bintang mengejang beberapa kali. Adi langsung mengarahkan bibirnya ke vagina Bintang, langsung menjilati cairan yang keluar dari vaginanya.

Adi : wah, memek kamu bagus banget Bi, mulus nggak kayak punya Angel, aku suka ini.

Adi kembali menjilati vagina itu. Vagina Bintang memang bersih tanpa satupun bulu karena Bintang rutin mencukurnya. Lidah Adi terus bermain main disana. Sesekali dia menghisap itil mungil di celah vagina itu. Membuat Bintang yang masih kelelahan kembali naik nafsu birahinya. Dia hanya bisa meremas remas kepala Adi lagi. Apalagi saat jari Adi kembali masuk dan mengocok vaginanya, sedangkan lidahnya menghisap itilnya. Tak perlu waktu lama untuk membuat Bintang orgasme lagi dan badannya semakin melemas.

Melihat Bintang yang memejamkan mata mencoba mengatur nafasnya, Adi langsung meraih tubuhnya, menggendongnya untuk dibawa ke kamar. Sampai di kamar langsung saja Adi menelanjangi Bintang, dia lepaskan kemeja dan bh Bintang, kemudian dia lepaskan juga rok dan celana dalamnya. Kini tubuh tetangganya itu sudah telanjang bulat terbaring lemah dikasurnya sendiri. Adi melihatnya sesaat mengagumi tubuh Bintang. Tubuhnya lebih putih ketimbang Angel, lebih kencang juga. Buah dadanya sedikit lebih besar dan lebih kencang, serta putingnya yang masih berwarna merah muda, beda dengan punya Angel yang meskipun masih cukup kencang tapi putingnya berwarna kecoklatan.

Kemudian Adi menelanjangi dirinya sendiri. Penisnya sudah benar benar keras, tapi dia tak mau buru-buru memasukannya ke vagina Bintang. Dia ingin merasakan dulu kenikmatan disepong oleh tetangganya itu. Diapun mendekatkan penisnya ke bibir Bintang yang masih terpejam matanya. Bintang yang merasakan sesuatu menempel di bibirnya langsung membuka matanya. Dia sangat kaget ketika melihat Adi yang sudah telanjang bulat dan benda yang menempel tadi ternyata adalah penis Adi.

Ini adalah penis kedua yang pernah dilihat oleh Bintang selain penis suaminya. Penis Adi terlihat sedikit lebih besar daripada milik Bastian, dan terlihat ada urat-uratnya juga. Bintang masih terbengong melihatnya. Adi menahan senyum melihat wajah Bintang yang terlihat begitu polos.

Bintang : mas Adi...
Adi : buka mulut kamu sayang, sepongin kontolku.

Entah karena memang sudah terbawa nafsu atau apa, secara reflek mulut Bintang terbuka, membiarkan penis itu masuk kedalam mulutnya. Bintang pun kemudian menghisap penis itu, dia keluarkan kemampuan terbaiknya, seperti yang selama ini dia berikan kepada suaminya. Hal itu membuat Adi merem melek keenakan.

Adi : wah nggak nyangka aku Bi, kamu pinter banget nyepongnya. Enak banget Bi sepongan kamu.
Bintang : mmphh mmphh

Entah apa yang dikatakan Bintang tidak terdengar jelas karena bibirnya masih penuh oleh penis Adi yang besar itu. Bintang semakin ganas mengulum penis Adi karena saat itu tangan Adi mulai mengocok-ngocok vagina Bintang lagi, hingga membuatnya kembali basah. Adi yang sudah tak tahan kemudian menarik penisnya dari mulut Bintang, sudah saatnya untuk menu utama.

Adi : Bi, aku masukin yaa?
Bintang : tapi mas, aku...
Adi : Bi, tolong bantu aku, udah sebulan aku nggak dijatah Angel. Kamu bantu aku ya, aku juga bakal bantu kamu bikin anak, biar nggak ditanyain mertuamu terus.

Bintang diam saja. Dia bingung mengijinkan tetangganya itu memasuki vaginanya atau tidak. Dia tahu ini semua salah karena mengkhianati suaminya. Namun dia juga ingin segera mendapatkan anak. Lagipula permainan tadi membuat nafsunya sudah sedemikian tinggi, menuntut untuk diselesaikan. Vaginanya sudah sangat basah, dan kepala penis Adi sudah menempel dibibir vaginanya. Akhirnya Bintangpun mengangguk perlahan, dan disambut oleh senyuman lebar dari Adi.

Bintang : hmmmp aahh mas Adi, pelaan mas, penis mas Adi gede aahh.
Adi : tahan dikit sayang, oohh Bi memek kamu sempit banget, enak banget Bi.
Bintang : aahh penis mas Adi juga aaahh, enak maaasss.
Adi : kontol Bi, bukan penis, ini kontolku lagi masukin memekmu.
Bintang : aahh iya mas, kontol. Aahh kontol mas Adi masuk semua, aaahhh penuh maass.

Adi sudah menanamkan batang penisnya ke vagina Bintang. Dia masih mendiamkan dulu untuk merasakan pijatan nikmat dari dinding vagina milik tetangganya yang cantik itu. Bintang yang merasa vaginanya terisi penuh itu memeluk Adi dengan erat. Mereka berdua pun berciuman dengan ganasnya.

Perlahan lahan Adi menggerakkan pinggulnya. Penisnya terlihat keluar masuk di vagina Bintang. Desahan mereka berdua tertahan karena masih berciuman. Hanya suara tumbukan antar kelamin itu saja yang terdengar. Adi merasakan betapa nikmatnya vagina tetangganya itu, begitupun Bintang merasakan penis milik tetangganya itu benar-benar nikmat.

Kocokan penis Adi semakin kencang, tubuh mereka semakin bergoyang liar. Adi tak lagi menindih tubuh Bintang, dia bangun meraih kaki Bintang dan diangkatnya keatas hingga dibahunya. Tangan Adi lalu meraih kedua tangan Bintang dan menariknya, lalu dia menggoyangkan kembali penisnya. Dia melihat kedua payudara Bintang bergoyang goyang seirama dengan goyangannya, dan dia suka sekali melihat itu.

Setelah 5 menit berada dalam posisi itu, tanpa melepas penisnya Adi merangkul tubuh Bintang dan berguling. Kini tubuh Bintang berada diatas. Dia paham keinginan Adi. Diapun segera bangkit dan menggoyangkan tubuhnya naik turun. Dengan posisi ini membuat Bintang mengambil alih permainan. Dia juga merasakan penis Adi semakin dalam menusuk vaginanya.

Bintang : aahh aahh aahh mas Adii, enak maass aahh aahh
Adi : iya Bi, aahh goyangan kamu enak banget, memek kamu bener bener enak. Kamu suka kontolku sayang?
Bintang : aahh suka mas, Bintang suka kontol mas Adi aahh aahh
Adi : terus goyangin sayang. Ayo keluarin kemampuan terbaik kamu, bisa nggak kamu bikin aku keluar.

Merasa tertantang dengan ucapan Adi, Bintangpun semakin liat menggoyangkan tubuhnya. Tak hanya naik turun tapi juga maju mundur, kadang memutar sambil dinding vaginanya meremas remas penis Adi didalamnya. Tapi dari itu semua yang paling disukai Adi adalah waktu Bintang bergerak naik turun, membuat kedua payudaranya juga ikut naik turun, indah sekali.

Bintang terus bergerak dengan liar. Desahannya kini tak lagi dia tahan. Biasanya jika dengan suaminya, gerakannya ini akan membuat Bastian menyerah dan menyemprotkan maninya, tapi sampai sekarang Adi masih bertahan. Justru Bintang yang lama kelamaan tak tahan. Gerakannya yang liar dan penis Adi yang menusuk-nusuk di vaginanya membuat birahinya semakin tak tertahan.

Bintang : maass aahh aaahh Bintang keluar lagi maassss aaaaahhhhhh.

Badan Bintang kembali mengejang beberapa kali, sampai akhirnya ambruk di tubuh Adi. Nafasnya tak beraturan. Vaginanya juga masih berdenyut denyut meremas penis Adi. Adi dapat merasakan penisnya yang sedang diremas itu juga disembur oleh hangatnya cairan cinta Bintang.

Adi : capek sayang?
Bintang : hah hah hah iya mas. Mas Adi hebat banget, aku sampai kayak gini.
Adi : ini belum selesai lho Bi, aku belum keluar lho.
Bintang : iya mas bentar ya, aku masih capek.

Adi pun memberi waktu kepada Bintang untuk istirahat. Mereka kembali berciuman sedangkan kedua kelaminnya masih menyatu. Tak lama kemudian Adi merasa kalo nafas Bintang sudah mulai teratur, dia pun mencabut penisnya dan bergerak ke belakang Bintang, membuat tubuh Bintang jatuh tertelungkup. Adi menarik pinggang Bintang keatas hingga kini dia terlihat sedang menungging. Dia kemudian menggesek-gesekan penisnya dibibir vagina Bintang.

Vagina Bintang yang masih basah oleh cairan orgasmenya sendiri itupun merespon. Dia menggoyangkan sedikit pinggulnya. Sesaat kemudian kepala penis Adi mulai mendesak masuk vagina Bintang, membuatnya sedikit mengernyit. Dengan tiba-tiba Adi menyentakkan seluruh penisnya hingga masuk semua ke vagina Bintang, membuat Bintang terkejut sampai badannya terangkat. Kini posisi Bintang seperti sedang merangkak.

Bintang : aaarrhh mas Adiii, pelan mass sakitt.
Adi : tahan bentar sayang, nanti juga enak kok.

Adi tak mau menuruti Bintang, dia menggenjot penisnya di vagina Bintang dengan cepat. Tangannya bahkan dengan kasar meremas dan menampar pantat Bintang yang putih dan padat itu, membuatnya meninggalkan bekas kemerah-merahan. Bintang beberapa kali berteriak saat ditampar pantatnya. Dia juga berteriak saat kedua payudaranya diraih dan ditarik oleh Adi dengan kasar.

Bintang : aarrgghh mas Adi jangan gini, sakit maasss aahh aahh aahh
Adi : bentar lagi enak kok sayang, kamu pasti suka diginiin. Tuh memek kamu udah makin basah.

Adi terus saja menggenjot Bintang dengan kasar, tangannya juga meremasi buah dada Bintang dengan kasar. Kulit buah dadanya yang putih mulus membuat remasan itu meninggalkan bekas kemerah-merahan. Namun ternyata Bintang yang tadinya berteriak teriak kesakitan, kini mulai mendesah keenakan. Ternyata benar, Bintang menyukai apa yang dilakukan Adi.

Selanjutnya yang terdengar hanyalah desahan mereka berdua yang semakin kencang. Bintang tak malu-malu lagi untuk mengeluarkan kata-kata yang selama ini tak pernah diucapkanya saat bercinta dengan Bastian. Adi telah berhasil merubahnya.

Adi : aahh aahh aanjiiing, memekmu enak banget Bi, ahh ahh
Bintang : aahh aahh aahh kontolmu juga mas, enak banget dimemekku. Terus mas, entotin aku terus kayak gini mas, enak mass aahh aahh.
Adi : kamu emang lonte Bi, dientot tetanggamu malah suka. Iya kan kamu lonte kan Bi?
Bintang : aahh iyaa aah maass, aku lontenya mas Adi, aku sudah dientotin mas Adi, kontol mas Adi enak banget maass
Adi : enakan mana sama kontol suamimu lonte?
Bintang : enakan kontol mas Adi aahh aahh, aku lontemu maass aahh terus entotin Bintang mas.

Tubuh keduanya bergerak semakin liar saja. Belum pernah Bintang merasakan bercinta seenak ini sebelumnya. Bastian tak pernah memperlakukannya dengan kasar seperti ini. Tiap bercinta pasti Bastian menyentuhnya dengan lembut. Bintang sukan sebenarnya dengan cara Bastian menyentuhnya, tapi entah kenapa kali ini dia benar-benar menikmati disetubuhi dengan kasar seperti ini oleh tetangganya sendiri.

Adi kemudian membalikkan badan Bintang hingga dia terlentang. Tak menunggu lama kembali Adi memasukkan batang penisnya ke vagina Bintang dan langsung menggenjotnya dengan kencang. Kedua buah dada Bintang kembali jadi sasaran tangan Adi. Dia meremasnya dengan kasar. Hal itu justru membuat Bintang semakin blingsatan. Kocokan penis Adi di vaginanya benar-benar nikmat, hingga membuat desahannya semakin keras terdengar.

Bintang : mas Adi, terus mas entotin Bintang mas, aahh aahh Bintang mau keluar lagi mass.
Adi : tahan benar sayang, aku juga mau keluar. Barengan yang biar kamu cepet hamil.
Bintang : aahh aahh aahh mas aahh Bintang nggak tahan mas, Bintang mau keluar maass.
Adi : aahh aku juga Bi, aku mau keluar Bi, aku mau hamilin kamu Bi.
Bintang : aahh aahh hamili aku maass, semprotin pejuhmu mass hamili akuu aaahhh mas aku keluaaaarrr
Adi : aku juga Bi, aku jugaa aaaaaahhhhhhh

Kedua tubuh Adi dan Bintangpun mengejang bersamaan. Keduanya saling memeluk erat. Beberapa kali semprotan sperma Adi masuk bersamaan dengan keluarnya cairan orgasme dari Bintang. Keduanya benar-benar menikmati orgasme ini bersama sama. Nafas mereka sama-sama terengah engah. Adi benar-benar puas akhirnya bisa merasakan kenikmatan tubuh tetangganya yang masih muda itu, sedangkan Bintangpun merasa kepuasan yang sebelumnya belum pernah dia dapat dari suaminya. Saat masih berpelukan telanjang bulat dengan kedua kelamin masih menyatu, mereka dikejutkan oleh teriakan seorang wanita, tepat di pintu kamar Bintang.

Astaga, kak Bintang, mas Adi!!

Bintang : Tania?!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar