Rabu, 28 Oktober 2015

Binalnya Istriku 9

Aku memacu cepat kendaraanku sambil mengingat-ingat jalan yang tadi kulewati, hingga akhirnya kulihat sebuah apartemen didekat jembatan yang menandakan aku sudah berada dijalur yang benar, kuparkirkan mobilku dan kuajak pardi turun. Kami segera mencari meja yang kosong, karena tempat nya cukup ramai sore ini. Pakaianku yang sedikit terbuka ini kembali mengundang pandangan lapar pria hidung belang didalam rumah makan ini. Pardi ku minta buat pesan makanan terlebih dulu sementara aku mencari toilet perempuan. Bergegas aku meraih smartphone dalam tasku begitu aku memasuki toilet, dan segera ku hubungi suamiku, ‘tuut.. tuuut tuuutt…’ terdengar nada sambung karena suamiku tidak segera mengangkat ponselnya, aku mulai sedikit panic. Namun tak lama kemudian terdengar suara dijawabnya panggilanku tadi.
“halo mas, anak-anak kita sudah dijemput?” tanyaku panik dan gugup
“iya sudah dik, kamu dari mana saja kok lupa belum jemput?ini tadi aku sampai rumah kok kamu belum datang sama anak-anak”
“syukurlah maass, ini aku masih ditempat supliyer soalnya” aku berbohong pada suamiku
“pulang jam berapa dik nanti?”
“sebentar lagi kok mas, oia mas makan saja dulu dengan anak-anak ya, sudah adik siapkan tadi dimeja makan”
“ya sudah hati-hati dijalan dik,”
“iyaa mas, bye… love you” kuucapkan tanda cinta karena aku merasa bersalah pada suamiku
“iyaa love you too istriku”
‘huuffft’ syukurlah mas fais tidak marah dan curiga dengan kepergianku siang tadi. Lega aku mendengar suaranya barusan, sekarang tinggal mencri alas an supaya si pardi bias tinggal dirumah kami sementara waktu ini, tapi apa ya?aku berpikir sambil berdiri didepan wastafel, kulihat dari cermin didepanku wajahku sedikit letih. Namun saat aku tengah tenggelam dalam pikiranku, tiba-tiba saja ada yang merengkuh pinggangku dan memeluknya.
“mmm mass pardi ngapain kok disini?ini kan toilet perempuan mas!”
“duuh cantiknya kalau marah begini kamu mbak”
“mas pardi keluar, nanti dilihat orang mas masuk toilet perempuan!”
Namun bukannya pardi keluar, jutru tangannya yang tadi memelukku mulai menyusup kedalam dressku melalu bagian bawah dan langsung meremasi payudaraku, sementara dia mencumbui leherku denga lembut dan kembali membangkitkan gairahku. Rambutku yang telah kuikat mempermudahnya mencumbuiku,
“mikirin apa sih kamu mbak, kayak orang linglung gitu, coba lihat itu gambarnya apa” sahut pardi kemudian sambil menunjukkan padaku gambar siluet laki-laki da nada tulisan ‘gent’ yang tertempel dipintu toilet.
Ya ampun, ternyata saking panic nya aku tadi sampai salah masuk toilet. Dan terlebih lagi toilet tadi dalam keadaan kosong sehingga aku tetap masuk dan menganggap jika ini adalah toilet wanita.
“utung aja aku yang masuk mbak, coba kalau yang masuk bapak-bapak yang lagi makan itu, bias digarap kamu ditoilet ini mbak, hahaha”
“ehh enak saja, memangnya aku wanita murahan apa bias menggauliku seenaknya”
“ya sapa tau mbak malah pasrah, ya kan kayak di lapangan dulu, mbak malah seneng waktu aku gesek-gesekin kontolku ini kebelahan pantat montokmu ini” pardi kemudian meremas bongkahan pantatku.
“mmm” aku terdiam tidak bisa membantah kata-katanya
“sudah ah, aku mau makan dulu aja” lanjutku kemudian sambil berusaha melepaskan tubuhku dari dekapannya.
“iyaa iyaa, itu tadi juga makanannya baru dating, tunggu ya”
Tanpa menjawab perkataan pardi, aku langsung saja meninggalkannya dan kembali kemeja yang kami pesan tadi, Aku duduk dengan santai menikmati setiap pandangan pria yang mencuri pandang pada tubuh indahku ini. Aku sandarkan punggungku yang sedikit letih setelah persetubuhan sore ini, ku lipat kedua tanganku tepat dibawah gundukan payudaraku yang membuatnya semakin menonjol. Beberapa pria memberikan senyuman kepadaku dan itu membuatku tersipu. Pardi ini kemana kok lama banget sih dikamar mandi, kayak cewek aja. Akhirnya aku makan dulu makanan yang telah terhidang dari tadi dimeja kami. Aku makan dengan lahap, karena perutku bener-benar lapar, persetubuhan ku tadi cukup menguras tenagaku, lemas banget rasanya. Setelah hampir habis makanan dipiringku, kulihat pardi keluar dari arah kamar mandi.
“wah mbak kok aku ditinggal makannya”
“Salah sendiri kamu lama tadi dikamar mandi, mbak kan lapar”
“maaf maaf tadi masih ada yang kukerjakan mbak”
“kamu ngapain aja dikamar mandi kok lama?”
“ada deh , mbak mau tau saja, oia makasih yah sudah bersedia berpenampilan ‘cantik’ sore ini”
“iyaa iyaaa, apa sih yang ndak buat kamu mas, sudah ayo segera makan, keburu dingin”
Baru kali ini aku bepenampilan seberani ini, sebelumnya aku belum pernah keluar rumah dengan pakaian terbuka seperti yang kupakai saat ini. Tak heran banyak pasang mata yang memandangiku seolah tengah menelanjangi tubuhku. Aku cukup senang dengan respon pardi barusan, dia terlihat menghargai apa yang kulakukan untuknya. Sepertinya dia juga sangat lapar, karena dia makan makanannya dengan lahap dan cepat. Mungkin mitos jika orang yang makannya lahap itu ganas diranjang cukup benar, jika melihat pardi begitu menggebu-gebu saat menggauliku.
“pelan-pelan aja makannya mas, santai aja”
“mmmm iya, habisnya makanan ini enak mbak”
Aku tersenyum mendengar jawaban pardi barusan, terlihat sisi kekanak-kanakan dalam dirinya. Aku sudah menyelesaikan makananku, ku silangkan garpu dan sendok yang kupakai dalam posisi tertutup diatas piring.
“aku ke wastafel dulu mas, mau benerin lipbalm dulu”
Aku segera beranjak ke wastafel yang berada disisi seberang meja kami, aku berjalan melewati beberapa pria yang dari tadi memandangiku. Aku lantas berpikir untuk memberi mereka sedikit pemandangan indah. Setelah sampai di wastafel, aku segera mencuci tanganku, aku tersenyum-senyum genit saat bercermin seolah menggoda seseorang. Aku mundur sedikit dan kemudian kubungkukkan badanku, tangan kiriku berpegangan dipinggir wastafel, sementara tangan kananku memoles bibirku dengan lipbalm. Aku melihat dari cermin didepanku, beberapa pria mencuri pandang kearah paha dan pantatku yang memang sengaja aku pamerkan. Tubuhku mulai mengahangat seiring pemainan kecil yang kulakukan. Entah sejak persetubuhan pertamaku dengan mas teguh dulu, kini aku sering terbesit pikiran nakal untuk memamerkan tubuh indahku ini. Kurasa sudah cukup aku menggoda mereka, saatnya mengakhiri lamunan jorok mereka, hiiiii.
Aku kembali berjalan kearah meja kami tadi, kuberikan senyuman manis pada setiap pria yang memandangku dan mereka balik tersenyum dan bahkan ada yang dengan berani mengerlingkan matanya kepadaku.
“sudah selesei mas?mau nambah lagi?” sahutku ketika sampai di meja
“sudah kenyang mbak, ayo kita cabut”
“ya sudah tunggu saja dimobil, aku bayar ke kasir dulu”
Setelah pardi pergi, aku menuju kasir untuk membayar makanan yang sudah kami pesan tadi supaya bisa segera menyusul pardi di mobil.

POV Fais
… “iyaa mas, bye… love you” istriku memberikan ucapan sayang sebelum mengakhiri pembicaraan
“iyaa love you too istriku” sahutku enteng karena aku sebenarnya muak dengan penghianatannya padaku
Tak lama kemudian terdengar nada telepon terputus dari seberang, kulihat anak-anakku yang tengah terlelap. Kupandangi wajah lugu mereka ketika tidur, sempat terbesit dipikiranku untuk bercerai saja dari istriku, namun wajah yang tengah tertidur itulah yang membulatkan tekadku untuk bertahan dan menjaga keutuhan rumah tangga yang kubangun bersama disha istriku.
Perlahan kututup pintu kamar tidur anakku agar tidak membangunkan tidur mereka, meski hari masih cukup sore, mereka sudah ketiduran karena capek bermain. Sementara aku menyeduh kopi didapur, aku duduk di kursi meja makan tempat dimana istriku disetubuhi oleh tukang sayur siang tadi. Kuteguk kopi yang tadi kubuat, dan kembali bayangan persetubuhan tukang sayur dengan istriku berputar dipikiranku.bagaimana ketika tukang sayur itu mendekap istriku, mencumbuinya, menggesek-gesekkan batang penisnya dibelahan pantat istriku, diremasinya payudara besar istriku dan justru istriku menikmati setiap rangsangan yang diberikan tukang sayur kepadanya. Bahkan istrikupun membalas ciuman ketika tukang sayur itu memagut bibirnya, ciuman yang erotis yang penuh dengan nafsu. Hingga akhirnya dia mendesah-desah menahan nikmat ketika liang senggamanya disetubuhi tukang sayur itu dan membuatnya orgasme beberapa kali.
Terbayang bagaimana nikmat yang didapat istriku ketika disetubuhi oleh tukang sayur itu, wajah disha menunjukkan kepuasan yang sangat alami, tidak dibuat-buat seperti ketika kami berhubungan badan. Aku kembali menerawang jauh kebelakang ketika dengan bodohnya aku menuruti nafsuku ingin membiarkan istriku sendirian disungai sore itu, hingga akhirnya dia bertemu dengan mas teguh yang menggugah birahinya. Istriku yang kukenal pemalu dan pendiam seperti berubah 180 derajat setelah kejadian sore itu.mungkin ini semua adalah kesalahanku, aku yang melemparkan kail berisi umpan, namun ketika umpanku dimakan dan terkait pada kail aku malah bingung. Istriku justru akhirnya kecanduan batang penis yang besar dan panjang, dan sulit mendapatkan kepuasan lagi dariku. Juga ketika aku membiarkannya pergi dengan keponakanku untuk melihat pesta rakyat dulu, seharusnya aku menemani dia supaya tidak terjadi apa-apa dengannya, namun keenggananku saat itu justru membuat istriku semakin berani mempertontonkan keindahan tubuhnya, tentu dengan penampilannya malam itu pasti akan memncing birahi pria manapun yang memandangnya, apalagi wajah istriku yang memang sedikit menggoda itu. Dengan penampilan terbuka orang akan beranggapan istriku memang jablay. Dan saat itu pardi lah yang beruntung, yang kala itu berada dibelakang istriku. Dia akhirnya memberanikan diri menggesek-gesekkan batang penisnya dibelahan pantat istriku ketika berdiri melihat pertunjukan rakyat. Dan bodohnya lagi aku justru membiarkannya, istriku bahkan menggenggam erat pahaku ketika pardi berusaha memasukkan batang penisnya di liang senggama istriku.
“tttiinn tiiinnnn”
Lamunanku buyar seketika saat klakson mobil istriku berbunyi didepan rumah, istriku rupanya sudah sampai. Kulihat mobilnya perlahan memasuki halaman rumah kami dan berbelok kearah garasi. Didalam mobil gelap sehingga aku tidak bisa melihat apakah pardi masih bersamanya atau tidak

Binalnya Istriku 8

Dari kejauhan aku melihat disha berusaha mencari pardi diantara kerumunan orang, semenjak masuk stasiun istriku cukup menarik perhatian orang dengan penampilannya yang seksi itu, aku melihat banyak sekali mata para hidung belang yang menatap istriku ketika berjalan seolah seperti tengah menelanjanginya, namun disha cuek saja bahkan beberapa kali dia melempar senyuman manis kepada bapak-bapak atau mas-mas petugas KA, pedagang asongan ataupun penumpang lainnya ketika dia mencari pardi tadi. tak lama kemudian dia melihat ponselnya dan langsung memasukkan lagi kedalam tas yang dibawanya lantas segera melangkahkan kaki kearah mushola. Aku mengendap-endap membuntutinya meskipun aku yakin bahwa istriku tersebut tidak akan mengenali diriku. Aku mengambil posisi duduk dikursi tunggu penumpang yang cukup banyak pula orang disana.
“waahh mas maaf ya nunggu lama, ini tadi tanganku terkilir” disha menyapa pardi dan menunjukkan tangannya yang terkilir tadi
“elalah mbak, tak kira mbak lupa kalau hari ini jemput aku di stasiun, nunggu lama ini tadi” pardi berbicara dengan nada sebal
“iyaa iyaa maaf mas, ayok mas kita cabut dulu, gerah disini, panas juga” istriku mengibas-ibaskan ujung dress nya dibagian dada yang tentu membuat pardi menelan ludah
“wiih, tambah montok aja teteknya mbak” sahut pardi santai memandangi kemontokan payudara istriku tanpa memperdulikan jika dikiri-kanannya ramai orang
“ehh mas pardi ini, malu mas ada banyak orang” istriku terlihat sedikit panik karena ternyata disekitar mushola banyak laki-laki bertampang sangar
“ayook ah mas kita jalan” pinta istriku, tangannya berusaha meraih tangan pardi
“iyaa iyaa mbak” pardi menggapai tangan disha dan kemudian berdiri. Namun tanpa diduga-duga, ketika hendak berjalan melangkah meninggalkan tempat itu, pardi dengan kurang ajarnya memasukkan tangan kirinya kebawah rok dress yang dipakai istriku dan kemudian meremasnya.
“awww” pekik istriku kaget yang kemudian menepis tangan nakal pardi
“hahaha…” melihat hal itu pardi tertawa senang, apalagi kejadian tadi juga dinikmati beberapa pasang mata yang melihat keindahan dan kemontokan pantat istriku. Mereka kemudian melanjutkan langkahnya, dan bebrapa dari bapak-bapak itu ada yang bersiul dan berujar jorok terhadap istriku
“wah enak nih panas-panas minum susu segar”
“putih coy, garai ngaceng ae”
“bagi-bagi mas mbak e itu”
Pardi yang mendengar itu menoleh dan mengacungkan kedua ibu jarinya dan tersenyum kearah bapak-bapak itu, seolah-olah dia beruntung bias berjalan dan bahkan bias menggauli disha istriku yang cantik dan meninggalkan pria-pria kesepian distasiun.
Aku menunggu tempo yang pas untuk membuntuti mereka, jangan sampai aku kehilangan jejak mereka mau kemana. Ternyata mereka masih berdiri didekat pintu masuk, entah apa yang mereka bicarakan, sepertinya pardi kembali kesal dengan istriku.
“terus mas pardi maunya bagaimana?” Tanya istriku bingung
“ya terserah mbak, gimana ngaturnya, yang jelas aku maunya tinggal dirumah mbak” sahut pardi tegas
“tapi dirumah kan ada suami dan anak-anakku mas”, sepertinya mereka memperdebatkan tempat tinggal pardi nantinya
“terserahlah, kalau mbak gak mau aku bakal bilang ke suami mbak dan juga keluarga besar suami mbak dikampung sana bahwa mbak wanita gatel yang suka dientot kontol gede!” pardi mulai marah, dan hal tersebut membuat beberapa orang mengarahkan pandangan kearah mereka. Sepertinya pardi memang tidak perduli dengan keadaan istriku dan tak ragu untuk membuatnya malu
“mas pardi, kamu keterlaluan! Ya sudah aku turuti apa mau mas pardi, tapi mas pardi harus janji, mengikuti apa kata-kataku selama mas pardi tinggal disana nanti” istriku mulai menitikan air mata sambil mengatakan hal tersebut
Aku kasihan melihat disha, istri yang kucintai ditekan sedemikian rupa oleh orang yang pernah meneguk nikmatnya madu yang diraihnya bersama-sama dengan orang itu, namun justru itu kini menyulitkan dirinya.
“ya sudah ayo jalan, kita makan dimana nanti?” Tanya pardi kembali
“ke jalan suhat saja, disana banyak tempat makan”
Kemudian mereka berdua berjalan kedalam mobil tempat istriku diparkir, dan sepanjang jalan itu pula tangan jahil pardi meremasi pantat istriku diluar rok dressnya, beberapa kali pula disha berusaha menepis tangan pardi, namun akhirnya dia seperti menyerah dan membiarkan dirinya dilecehkan oleh pardi dan ditatap belasan pasang mata yang ada ditempat itu.
Tukang parkir yang tadi tersenyum-senyum ketika melihat istriku wajahnya cemberut dilecehkan oleh pardi. mereka memasuki mobil, perlahan mobil itu berjalan pelan meninggalkan komplek stasiun.
“mbak, aku juga pengen” teriak tukang parkir itu setelah mobil istriku berjalan menjauh, hal tersebut membuat beberapa pedagang asongan berkumpul disekeliling tukang parkir menanyakan siapa perempuan barusan yang naik mobil tadi
Tukang parkir : “ndak kenal juga sih pak di, tapi memang agak gatel itu perempuan”
Asongan 1 : “gatel gimana ta jo?”
Tukang parkir : “ya itu pak, suka dientot”
Asongan 2 : “ah masak jo?tau dari mana kamu?”
Kemudian tukang parkir itu kudengar menceritakan dengan detil peristiwa yang dialaminya tadi dengan istriku.
Asongan 1 : “buseett, beruntung banget kamu jo, bias merasakan angetnya tempik bini orang, canti lagi itu perempuan”
Asongan 2 : “iya nih jo, kalau tau dia sudah basah, kok gak kamu garap saja itu bini orang?”
Tukang parkir : “pengennya sih gitu pak, kontholku ini juga sudah ngaceng berat dari tadi” sahutnya sambil menunjukkan batang penisnya yang besar namun pendek
Asongan 2 : “hehh jo, nggilani kamu ini, masukin gak atau tak sentil kontholmu itu” rupanya pedagang asongan itu jijik juga melihat batang orang lain
Asongan 1 : “lha teru kenapa jo kok gak jadi kamu entot tadi?”
Tukang parkir : “gimana mau tak entot pak di, pak man, lha pas lagi tegang-tegangnya hp nya ibu itu bunyi, kayaknya sudah ditunggu mas mas tadi lho”
Asongan 2 : “eman e jo, kapan lagi kamu dapat gratisan kayak gitu”
Asongan 1 : “ huuuuuu” dan kedua pedagang asongan itu mengacak-acak rambut tukang parkir karena kecewa
Aku yang melihat kejadian lucu itupun ikut tersenyum dibalik masker yang kupakai. Aku bergegas ke tempat motorku terparkir, karena letaknya berbeda dengan lokasi parkir untuk mobil. Tiba-tiba aku teringat dengan anak-anakku, duhh gimana ini aku harus mengikuti mereka, namun siapa nanti yang akan menjemput anakku.
“Arrgghhhhh shhiittt”, umpatku dalam-dalam



POV Disha



Kesal sekali aku terhadap sikap pardi yang sama sekali tidak menghargaiku dan seperti sengaja mempermalukanku dengan kata-kata dan tingkahnya barusan. Kupacu mobil ini bergegas meninggalkan stasiun, menuju jalan soekarno hatta untuk mencari makan siang. Sementara pardi duduk disebelahku sibuk dengan teleponnya yang kudengar sedang menghubungi seseorang jika dia sudah sampai disini.
“oia mas, mas pardi kok bisa dapat no hp ku dari mana?” tanyaku mencoba menyelidiki bagaimana bisa pardi mendapatkan nomor ponselku
“kan mbak sendiri yang dulu menyuruh aku buat main kerumah, eh pas kesana mbak sudah balik” jawab pardi santai
“terus???” aku mengejarnya dengan pertanyaanku
“ya sudah, aku tanyakan saja sama keponakanmu yang dirumah, aku bilang saja kalau kemarin aku ada titipan buat kamu, jadi sama keponakanmu tadi diberikan deh no ponselmu mbak”
Sial bener itu budi sama sandi gumamku, aku kembali fokus mengemudi menyusuri jalan raya yang sore ini cukup ramai, namun tiba-tiba aku dikagetkan dengan elusan tangan pada pahaku.
“mas, apaan sih, ini aku sedang fokus nyetir, jalannya cukup ramai”
“kamu kalau marah-marah gini jadi makin cantik aja mbak”, sahutnya dengan senyum-senyum namun tangannya tetap saja tidak lepas dari paha mulusku namun malah semakin nekat mengelusi pahaku semakin keatas masuk kedalam rok dress yang kupakai.
“mas tolong hentikan dulu, aku gak mau kita kenapa-kenapa apalagi kita sekarang ada dalam satu mobil” aku berusaha mencegah pardi dan menepis tangannya,
“santai sajalah mbak, gak usah sok jaim apalagi sok jual mahal gitu lah, kita kan sama-sama tau mbak itu bagaimana” sergahnya sambil tersenyum dan tangannya mulai lagi mengelusi pahaku . mendengar kata-katanya aku terdiam dan mengingat kejadian dimalam itu dimana ketika itu aku dengan sengaja ingin memamerkan keindahan tubuhku di malam hari pada keramaian, yang tentunya akan memberikan sensasi tersendiri bagiku. Namun sepertinya kecerobohanku saat itu karena aku terbuai kenikmatan ketika ada seorang pemuda dibelakangku dengan sengaja berusaha melecehkan aku, ditempelkannya batang kontolnya kebelahan pantatku yang saat itu aku benar-benar menikmati sensasi yang kucari, hingga akhirnya aku semakin pasrah dengan berbagai tindakannya termasuk ketika aku membiarkannya menyelipkan batang kontolnya yang besar dan panjang itu ditengah kerumunan orang. Memang sensasi persetubuhan yang kualami saat itu sangat nikmat dan semakin membuatku terbuai dan bahkan aku menuruti ajakannya untuk mencari tempat yang lebih aman untuk menuntaskan birahi kami yang tanggung sebelumnya, ya ditengah ladang tebu, aku disetubuhi habis-habisan olehnya, batang kontolnya menusuk, menghujam, mengaduk-aduk liang senggamaku yang harusnya hanya boleh dilakukan oleh mas fais suamiku. Tetapi saat itu aku mendapatkan kepuasan darinya, permainannya dalam menyetubuhiku benar-benar membiusku, seperti senyawa Methylene Dioxy Meth Amphetamine yang umum ada dalam kandungan pil haram ekstasi. Gesekan batang penisnya dalam dinding liang senggamaku begitu kerasa karena batang penisnya dihiasi urat-urat yang menonjol, yang ketika dia menarik batang penisnya dinding liang senggamaku seperti ikut tertarik begitu pula ketika dia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam.
Damn, kenapa aku jadi melamun jauh seperti ini, untung saja aku masih mampu mengendalikan laju mobil yang kukemudikan. Namun tak terasa lamunanku tadi membuat selakanganku kembali basah, dan tanpa kusadari tangan pardi sudah sampai disana.
“wah sudah basah rupanya mbak, hahahaha” dia mentertawakan aku karena mengetahui aku terangsang
“bilang aja mbak kalau pengen mbak, gak usah jutek begitu” tangannya terus berusaha memasuki celah celana dalamku
“ahhh masssshh” aku mendesah begitu ujung jarinya menyentuh bibir memekku. Pardi memasukkan jari telunjukknya mengaduk-aduk liang senggamaku, rasanya geli dan nikmat.
“mashh jangan ahhh ashhhh” aku menolak perlakuannya namun isyarat tubuhku mengatakan sebaliknya, liang senggamaku semakin lembab oleh rangsangan yang dilakukannya. Aku memelankan laju mobilku menghindari hal-hal yang tidak kuingankan
“ashhhh ahhhhh masshhhhh, oouuhhhhh” aku melenguh panjang ketika ujung jarinya menusuk dalam-dalam keliang senggamaku, dan kini ibu jarinya juga ikut menggesek-gesek itilku. Aku menggelinjang dirangsang sedemikian rupa.
“aku kangen mbak dengan seponganmu” sahutnya tiba-tiba sambil menurunkan resleting celana jeans yang dia pakai. Dan sekarang disebelahku, sudah mengacung tegak dan kokoh batang kontol yang pernah memberikan aku kepuasan. Nampak jelas sekali tonjolan urat pada permukaan batang kontolnya, yang dulu hanya dapat kurasakan, namun sekarang jelas sekali terlihat. Pantas saja aku liang senggamaku sangat sesak oleh hujamannya karena memang batang kontol pardi berukuran super, sebelas dua belas lah dengan milik mas teguh, namun bedanya batang kontol milik pardi seperti jauh lebih ‘lempeng’.
Tanpa sadar aku arahkan tangan kiriku untuk membelai batang kontol pardi yang sudah ereksi dengan maksimal, aku elus dengan telapak tanganku yang halus dan lembut sehingga membuatnya kegelian
“mbaakk geli banget sumpah, gila mbakk tanganmu lembut banget”
Kata-kata pardi barusan semakin membiusku, kugenggam batang kontolnya namun tetap saja aku tidak mampu menggemnya secara penuh, perlahan aku kocok batang kontol pardi dan dia semakin keenakan karenanya. Sementara tangan pardi tidak berhenti menusuk-nusuk liang senggamaku, bahkan kini semakin cepat, membuatku meracau keenakan.
“aasshhhh massshh parddiiii nikmmaattttt”,
Dengan hati-hati aku menepikan mobilku, aku tidak ingat ini berada didaerah mana, karena aku sudah kehilangan sedkit kesadaranku saat tadi mengemudi, dan kini yang kulihat sebuah jalan yang cukup lenggang yang sepi dan kiri kanannya terdapat hamparan hijau persawahan. Melihat kondisi yang cukup aman tersebut, pardi menyibakkan ujung rok dressku keatas memperlihatkan selakanganku yang menggembung karena tangan pardi tengah mengaduk-aduk liang senggamaku. Pardi dengan tergesa-gesa menarik turun celana dalamku, aku membantunya dengan mengangkat sedikit pantat ku agar dia mudah melolosi celana dalam yang kukenakan. Kulihat celana dalam itu dengan cepat meluncur menyusuri paha dan betiku. Kini dihadapannya terpampanglah liang senggamaku, yang seharusnya hanya dapat dinikmati oleh mas fais, namun kini terhidang untuk dinikmati oleh pardi, tetangga suamiku dari kampung halamannya.
“indah sekali memekmu mbak, tembam dan memerah” ujarnya memujiku
Pipiku merona akibat sanjungan yang diberikannya kepadaku, aku gapai kepala pardi dan sedikit kutekan kearah selakanganku, rupaya dia mengerti maksudku. Aku ubah posisi kursiku sehingga agak rebah, dan oleh pardi kakiku diangkat sehingga posisiku kini rebah kearahnya dengan kakiku yang terbuka lebar-lebar. Dan yang kutunggu pun, kurasakan sebuah sapuan hangat pada bibir memekku yang tembam itu, “asssshhhhh” desahku perlahan. Pardi dengan semangat menjilati liang senggamaku, berkali-kali lidahnya menusuk-nusuk lipatan mememkku berusaha menerobos sempitnya liang senggamaku ini, dan tangannyapun memelintir itilku sehingga aku terus-terusan mendesah karenanya
“giiilaaaaa maassss ennnaaaaaaaakkkkk”
“teruussss masshhhh terruuuussss, yang dhaalamm maasss”
Pardi terus memberikanku kenikmatan dengan permainan lidahnya itu, hingga akhirnya aku seperti ada yang ingin keluar, ya aku hendak meraih orgasmeku dari jilatan lidah pardi pada liang senggamaku. Tangan pardi yang satunya menyusup kedalam baju dress ku yang cukup longgar dibawah, dan kemudian dengan mudahnya menggapai payudaraku, diremasinya payudaraku dengan gemas
“iiyyaa masshh ittu milikmuuh mashh”
“aahhhhs masss niikmaatt gillakkkk”racaukanku tidak berhenti karena dorongan birahiku yang kuat, ketika payudaraku itu diremasi oleh pardi. Belum pernah aku mendapatkan kenikmatan seperti ini ketika bersetubuh dengan mas fais suamiku, pardi memang pandai dalam memberikan kepuasan seksual kepadaku, mampu memancing birahiku hingga membuatku terbakar, panan dingin karenanya. Aku sudah tidak ingat lagi dengan rasa kesalku pada pardi tadi, bahkan dengan perlakuannya yang melecehkanku terang-terangan didepan umum tadi aku juga sudah lupa, yang ada ganti rasa birahi yang ingin dipuaskan olehnya.
“maasshhhh aku keluuaarrrrr, assshhhhhhh ashhhhhh” lenguhku panjang menjemput orgasmeku, pardi bukannya menghentikan jilatannya namun justru tambah semangat menjilati liang senggamaku, menyapu setiap cairan cinta yang kukeluarkan.
“hhhh hhh hhh” nafasku memburu mendapatkan orgasme pertamaku sore ini, badanku terasa lemas, tulang-tulang punggungku seperti dilolosi oleh tenaga yang menekanku dari atas, pardi pun menghentikan aktifitasnya dan membiarkanku menikmati sisa-sisa orgasmeku barusan. Aku tergolek dikursi kemudi dengan mata terpejam dan kedua pahaku yang terbuka lebar, memperlihatkan keindahan liang senggamaku yang aku yakin mampu membuat setiap laki-laki ereksi karenanya.
Kurang lebih 5 menit kemudian aku mendapatkan kembali sedikit tenagaku, aku melihat pardi dan dia tersenyum kepadaku,
“ayo mbak, dilanjutkan lagi”, dia kemudian bergeser kekursi belakang tanpa keluar dari pintu, kursi penumpang yang didudukinya telah direbahkannya, dia melangkah kebelakang dan bersandar dikursi baris kedua, diturunkkannya celana jeans yang dia pakai sebatas betisnya. Setelah ltu direngkuhnya badanku kebelakang dan akupun bersandar disebelahnya, pardi memalingkan wajahku dan mulai mencumbuiku.
“ahhh masss” pardi mencumbui leher jenjangku, disibakkannya rambutku yang menghalanginya, aku sedikit mengaduh ketika dia menghisap kuat-kuat leherku yang indah ini.
“aaww mass pela-pelan sakit, jangan sampai berbekas mas, nanti suamiku curiga” ujarku, namun dia hanya memandangiku sambil tersenyum saja, dan kembali mencumbuiku, kembali kurasakan rasa nyaman dari cumbuannya, tangan pardi pun tak tinggal diam, diturunkannya tali penyangga dressku dipundak sehingga dengan mudah dia bisa menyingkap turun dressku yang menutupi payudaraku. Kini liang senggama dan payudaraku sudah terpampang bebas didepannya, diremasinya kedua payudaraku, saat dia mencumbu leher dan belakang telingaku,
“aaahhhh massshh” aku meremas kuat lengannya karena aku tidak tahan bila bagian belakang telingaku dicumbui, karena itu adalah salah satu G-spot pada tubuhku, pardi yang menyadari itu terus melanjutkan cumbuannya disana, dan semakin membuarku mendesah dan meracau tidak karuan.
“maasshhh stoopp masshh aahhhhh masshhh” suaraku menggema didalam mobil,
Meskipun AC tetap kunyalakan, namun peluh juga membasahi tubuh kami, sangat hot permainan yang diberikan pardi, hingga aku kewalahan mengimbanginya. Pardi kemudian mengarahkan cumbuannya ke keningku, dikecupnya mesra keningku dan kemudian turun mencium hidung mancungku, ciumannya kemudian mengarah kekedua pipiku hingga aku teringat saat aku kuliah dulu bercumbu dengan mantan-mantan pacarku. Selanjutnya ciumannya turun kebibirku yang sejak tadi sedikit terbuka menunggu ciuman darinya. Kami seperti orang yang berpacaran saat ini, diperlakukannya aku dengan lembut dan mesra, membuatku melupakan siapa dia yang tengah mencumbuiku, siapakah aku saat ini yang sudah menjadi istri sah dari mas fais suamiku, dan dimana kami sekarang berada, aku dimabukkan oleh candu asmara permainan cinta pardi. Tangan pardi tak henti-hentinya meremasi payudaraku, dipilin-pilinnya putting susu ku, ditarik-tarik kecil hingga aku menggelinjang jalang. Tangan pardi yang satunya mengarah keliang senggamaku, dimasukkan lagi jari telunjuk pardi kedalamnya, ditusuk-tusukkan dengan cepat jari tersebut yang semakin mudah karena kini celana dalamku sudah terlepas. Pardi benar-benar mengeksploitasi tubuhku tanpa terkecuali, mungkin dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang jarang dia dapatkan, dapat meniduri istri orang yang cantik sepertiku.
Tanganku yang tadi pasif, mulai menggenggam batang penis pardi, kukocok batang penis itu hingga memerah pada ujungnya. Hal itu membuat pardi semakin kesetanan menciumi bibirku, lidahku yang terpagut dengan lidahnya, dihisapnya kuat-kuat. Dan remasan payudaraku juga semakin kuat dia perbuat. Meskipun sedikit nyeri, namun kenikmatan yang kudapatkan jauh dari itu.
“mas, aku sepong yah hhh hhh???” ujarku ketika aku melepaskan diri dari pagutannya
Tanpa menunggu jawaban darinya aku mulai menciumi batang penisnya yang panjang dan berurat itu, aku jilati dari ujung kepala penisnya hingga kantung kemihnya yang ditumbuhi rambut yang tertata cukup rapi. Aku emut perlahan kepala penisnya dan mulai seponganku, kusedot kuat-kuat dan kumasukkan batang penis itu dalam-dalam ke mulutku, meski aku sudah berusaha semaksimal mungkin melebarkan mulutku, namun aku sangat kesulitan untuk mengulumnya, dan bahkan meski sampai mentok ke tenggorokanku, masih menyisakan batang penis yang tidak mampu aku tamping semuanya, sungguh batang penis super milik pardi ini. Seandainya saja penis mas fais bias segagah batang penis pardi mungkin aku dapat kepuasan tiap saat. Pardi Nampak keenakan ketika aku mengulum dan menyedot batang penisnya, tangannya menggapai payudaraku yang tergantung bebas untuk diremasi, tanpa aku duga-duga karena saat ini posisiku sedikit menungging, pardi merebahkan diri dan mengakangkan kedua pahaku diantara kepalanya, dan dia mulai menjilati liang senggamaku yang haus akan kepuasan,
“asshhhhh” desisku tertahan karena aku tengah asyik mengulum batang penisnya, mendapat rangsangan tersebut, aku tidak mau kalah darinya yang juga tengah menjilati memekku. Posisi kami sekarang seperti posisi 69 namun kurang sempurna karena kondisi tempat yang seadanya, jilatan pardi menusuk-nusuk lipatan dinding memekku, keras dan hangat kurasakan apalagi dia juga senang merangsang itilku. Setelah beberapa lama memekku dijilatinya, aku merasakan gelombang orgasme yang bergejolak dalam diriku, aku akan keluar lagi… ini gila, padahal aku hanya dijilati saja dengan lidahnya namun itu mampu menghantarkanku meraih orgasme untuk yang kedua kalinya sebelum penetrasi.
“maasshhh aku gakkk kuatttt asshhhhh, giilllaakkk ennaaakk bangeethh massss…..” aku mendesah menahan gelombang orgasme yang datang, dan bersama dengan itu tubuhku mendongak keatas disertai lelehan cairan cintaku yang kemudian jilatinya hingga bersih.
Aku masih terkulai lemas ketika pardi mulai berdiri membetulkan posisinya, ditariknya pantatku dan diarahkannya ke batang penisnya yang mengacung gagah, mengkilat akibat jilatan yang kulakukan. Tak menunggu seperti tadi, kini pardi mulai memasukkan batang penisnya kedalam liang senggamaku,
“aaggghhhh, pelan-pelan masss, sesaghh” pintaku padanya karena batang penisnya yang besar itu
‘bllleeesss’ masuklah batang penis pardi, ditekannya perlahan dan semakin membuatku merintih kesakitan
“aahhhhh”
Dan dengan sekali tekan, masuklah separuh batang penis pardi hingga menyodok dinding rahimku, memekku terasa sangat penuh dengan batang penisnya itu, berbeda sekali ketika aku disetubuhi suamiku. Memang sejak persetubuhan pertamaku dengan mas teguh dulu, kini aku tidak lagi merasakan nikmatnya disetubuhi oleh suamiku. Dan hal ini menuntutku untuk mencari kepuasan yang lain agar birahiku terpuaskan.
Mulailah diayunkan pinggul pardi, dinding memekku tertarik keluar ketika dia menarik batang penisnya dan dinding memekku kembali terlipat kedalam ketika dia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam, sayang kasihan pardi meski dia memaksa memasukkan semua batang penisnya namun masih menyisakan hamper separuh yang tidak mampu ditampung liang senggamaku. Aku disetubuhi dengan posisi agak menungging dengan tanganku bertumpu di kursi penumpang baris kedua, sementara pardi setengah berdiri karena tempatnya sempit sehingga menyulitkan kepalanya.
“ahhh ahhh ahhhh” aku mendesah tanpa henti menerima kenikmatan persetubuhan ini, rasanya sungguh nikmat sekali
“maaasshh sodhookk yang dhallam, asshhhh”
Pardi dengan semangat terus mengayun-ayunkan batang penisnya mengaduk liang senggamaku, rasa nyeri yang diawal tadi kurasakan kini berganti dengan rasa gatal didinding memekku ini, yang hanya dapat diobati dengan gesekan batang kontol yang besar dan panjang itu
Hampir 15 menit aku disetubuhi dalam posisi doggystyle, dan tak terasa pula gelombang kenikmatan yang tadi melandaku kini datang lagi, aku akan meraih orgasmeku yang ketiga dan pardi sama sekali belum menunjukkan akan berejakulasi. Gila, bagaimana bias pardi mempunyai stamina sekuat ini, mampu menyetubuhiku tanpa merasa letih dan ingin ejakulasi. Ritme hujaman batang penis pardi pun semakin dipercepat olehnya yang membuatku kewalahan.
“asshhh ahhh ahhh ahhhh , mass pardhiii aku keluaarrr, oouugghhhh” aku melenguh panjang ketika mendapati orgasme yang ketiga, aku tertunduk dikursi kelelahan karena lemas. Pardi tetap mendiamkan batang penisnya yang masih ereksi sempurna didalam liang senggamaku ini, terasa sanggat nyaman sekali ada benda yang mengganjal didalam liang senggamaku.
“mas pardi apa tidak capek???” tanyaku padanya ketika menoleh kearahnya
“ah mbak, barang enak kok mau cepet-cepet sih, sudah istirahatnya? Balas pardi dengan percaya diri
Aku membalasnya dengan senyum manisku dan anggukan kepala, yang mengatakan aku siap untuk persetubuhan selanjutnya. Mengerti akan maksudku, pardi kemudian mengambil posisi duduk, dia mengangkang lebar, aku tau posisi itu pardi ingin aku berada diatasnya, aku pun dengan gontai melangkahkan kakiku melewati tubuhnya, mengakang lebar dan menghadap kedepan, sementara kursi baris kedua juga sedikit direbahkan kebelakang setelah dia menarik tuas yang ada disamping bawah kursi, pardi merebahkan diri dikursi tersebut, sementara aku masih mengangkang diatas batang penisnya mencari posisi yang pas, setelah semuanya siap aku mulai menurunkan pantatku dengan hati-hati, kuraih batang ppenisnya dan kuarahkan kedalam liang senggamaku, cukup kesulitan aku karena masih sedikit lemas akibat orgasmeku sebelumnya tadi. Setelah kurasa pas, kutekan pantatku kebawah dan batang penis pardi mulai menusuk liang senggamaku.
“aaahhh masss pardhiii” aku mendesah memanggil namanya
Perlahan batang penis itu menghujam keliang senggamaku, aku berusaha menurunkan pantatku perlahan supaya tidak kaget jika nanti batang penisnya mentok didinding rahimku. Namun rupanya pardi sengaya mengerjaiku, tiba-tiba dihujamkannya penis tersebut kuat-kuat kedalam liang senggamaku hingga mentok.
“aahhhh masss sakkiittt” rintihku akibat hujaman penisnya tiba-tiba
Diapun tertawa kecil melihat ekspresiku itu, aku mulai mengayun-ayunkan pinggulku diatas batang penis pardi yang menghujam kuat-kuat dalam liang senggamaku. Sensasi tarikan dinding rahimku yang menggesek batang penisnya ketika aku mengayunkan pinggulku membuatku semakin bergoyang dengan liar, rasa gatal itu kembali. Aku mengayun-ayunkan pinggulku ketas dan kebawah untuk meraih kenikmatan batang penis pardi,
“aahhh ahhh ahhhhh ahhhh” desahan itulah yang terus terucap dari bibirku setiap kali aku menurunkan pinggulku, rambutku kini sudah acak-acakan tidak karuan, dan payudaraku berguncang hebat kekiri dan kekanan setiap kali aku menghentakkan pinggulku kebawah, pardipun meremasi payudaraku dan memilin putting susuku, memberikan kenikmatan ekstra persetubuhan ini. Diraihnya kepalaku dan ditolehkannya wajahku ke wajahnya, aku langsung memagut bibirnya, kamipun berciuman dalam-dalam, lidah kami saling membelit sementara kedua tangannya kini menopang kedua pahaku, membantuku untuk terus mengayunkan pinggulku karena aku mulai kehilangan focus akibat ciuman kami. Pardi juga menghujam-hujamkan batang penisnya menjemput ayunan pinggulku, kenikmatan yang kudapatkan sore ini tidak dapat aku tuliskan atau aku ungkapkan, sangat nikmat sangat sangat nikmat, bersetubuh dengan posisi seperti itu dan kami berciuman, seolah kami tidak ingin kenikmatan ini berakhir. Namun tak lama kemudian, aku merasakan gelombang orgasme ku lagi,
“ahhh ahh ahhhh, masshh aku mauu keluaarrr lagiihh” kulepaskan ciumanku, dan kuremas-remas sendiri kedua payudaraku yang berguncang guncang itu
“iii iyyyaa mbbhhakk sebentarr, aku juga mau keluuar, kita barengann”
“maasshh aku sudah gak kuattt, aku keluarrrr masshhhh”
Pardi masih terus menggenjot liang senggamaku dengan ritme yang semakin cepat, dan kemudiaan kurasakan batang penisnya seperti semakin menegang
“aahhhh tempikmu enakk mbakkk” teriak pardi dan kemudian ‘crreeettt … crrreeeet… ccrrrreett… creeeet… crreeett… creetttttt….’ tak terhitung berapa kali pardi menyemprotkan spermanya kedalam liang senggamaku ini. Dia mendiamkan sejenak batang penisnya itu hingga akhirnya lemas dan baru ditarik keluar.
Ruangan dalam mobilku kini penuh dengan aroma sperma, segera kubuka jendela agar tidak meninggalkan bekas dan membuat suamiku curiga. Kuraih batang penis pardi dan kubersihakn sisa sperma yang masih ada setelah itu kuambil tissue dan kubersihkan memekku.
Aku yakin mobilku bergoyang-goyang hebat selama kami bersetubuh tadi, namun karena jalanan cukup sepi membuat persetubuhan yang kami lakukan tidak memancing kecurigaan orang lewat.
Kamipun segera berpakaian kembali, kunaikkan tali baju dressku keatas lengan, dan merapikan bagian atas dressku yang terlihat lecek. Rambutku sudah acak-acakan kuikat sekenanya saja dengan tali rambut membuatku semakin terlihat seksi dan menggoda, kuambil celana dalamku yang tergeletak dibawah kursi kemudi dan kupakai. Pardipun segera mengenakan celananya lagi setelah itu dia membantuku merapikan kursi-kursi yang tadi dia ubah posisinya.
“mas aku capekk, lemas” sahutku
“iya mbak, habis mbak enak sih, cantik lagi, jadi pengen ngentotin mbak terus”
“yeee maunya, ayuk mas car”I makan, aku lapar”
“ayoo mbak”
“tapi kita dimana ya ini mask ok aku belum pernah lewat sini”
Sawah sawah dikiri kanan kami mulai berwarna kuning keemasan dikarenakan mataari yang mulai tenggelam, dan kemudian aku teringat sesuatu
“ya ampuun, aku lupa menjemput anak-anakku

Binalnya Istriku 7

Kulihat istriku kembali kedapur seusai mengantar tukang sayur itu kedepan rumah, pinggulnya bergoyang kekiri dan kekanan ketika dia melangkahkan kakinya, dan tak hanya itu kedua pantatnya yang indah pun turut bergoyang seirama dengan lenggok pinggulnya. Aku buru-buru memutar kesamping rumah supaya istriku tidak menyadari jika aku sudah pulang dan bahkan aku mengetahui tentang persetubuhannya tadi dengan tukang sayur.
Aku bergegas kembali ketempat aku menaruh sepeda motor dan menuntunnya keluar pagar dengan perlahan. Istriku menuju ke kamar mandi yang ada didekat dapur untuk mandi tanpa mengambil dasternya yang ada didapur. Ku urungkan niatku untuk beristirahat dirumah karena tiba-tiba sakit magh ku sembuh, entah karena aku menonton dan ikut terangsang melihat persetubuhan istriku barusan atau jika aku tetap memaksa beristirahat dirumah akan membuat istriku mengurungkan niatnya menjemput pardi di stasiun namun yang jelas, rasa perih pada lambungku sekarang sudah hilang. Setelah menuntun agak jauh aku baru menstarter motor yang kupinjam di bengkel langgananku tadi. kupacu kuda besi itu ke warnet terdekat untuk menunggu waktu. “arrghhhh” gerutu ku karena tidak ada yang menarik yang dapat kulakukan di warnet ini. Kulihat sudah 15 menit berlalu, kucoba menghubungi istriku.
Satu panggilan. Dua panggilan dan baru pada panggilan teleponku mendapat balasan.
“iyaa mas ada apa?” jawab istriku diseberang telepon.
“lagi dimana dik?sudah berangkat kerja?”tanyaku basa-basi
“ohh sudah mas, tadi adik masih ada tamu dari supplier obat”, istriku rupanya berbohong
“hari ini mau kemana dik?, makan siang yuuk?” aku memancing jawabannya
“wah maaf mas, nanti adik mau ke tempat supplier obat di jl. Kertanegara, ada faktur yang beda selisihnya dengan obat yang dikirim” istriku beralasan. Jadi benar, istriku nanti akan menjemput pardi di stasiun karena jl. Kertanegara memang sangat dekat dengan stasiun.
“oh ya sudah kalau gitu dik, mas tak makan siang dulu, hati-hati dijalan dik”
“iya mas juga hati-hati dijalan ya”
Begitu telepon ditutup aku harus menyiapkan rencana untuk mengikuti istriku tanpa dia ketahui, aku bergegas ke toko pakaian yang tidak jauh dari warnet tempatku menghabiskan waktu tadi. Sesampainya disana aku membeli kemeja, celana jeans, sepatu kets, jaket bolak balik dan topi. Segera kubayar belanjaankudan bergegas ke indomart membeli masker debu untuk menutupi wajahku. Kembali kupacu kuda besi tua ini ke arah jl. Trunojoyo dimana stasiun yang akan dituju istriku, begitu sampai disana aku buru-buru ke toilet umum untuk berganti pakaian dan menyimpan pakaian serta sepatuku di tas yang aku bawa dari kantor tadi. Sepintas penampilanku mirip bagpacker yang berjalan-jalan tanpa beban ketika aku melihat dicermin yang memang tersedia di dekat toilet. Aku akan menunggu istriku didekat halaman parkir mobil supaya memudahkanku untuk mengintai kedatangan istriku. Jangan sampai nanti aku malah kehilangan jejak karena suasana yang cukup ramai hari ini distasiun.
Rasa kantuk mulai menjalari kelopak mataku, berkali-kali mata ini terpejam dan kemudian terbangun lagi takut jika aku tidak tahu jika istriku sudah datang, beberapa bungkus plastic berisi kopi hitam yang kuminum ternyata tidak juga mampu menghilangkan kantuk ku. Kulihat arloji ditanganku, 14.40, hampir 1 jam aku menunggu kedatangan istriku, dan 10 menit lagi kereta yang ditumpangi pardi akan tiba distasiun. Dari ujung jalan kulihat sedan Honda Civic hitam yang dikendarai istriku, aku yakin karena aku hapal dengan plat nomor polisinya N xxxx BC. Mobil itu kemudian diarahkan oleh tukang parkir ketempat yang kosong dan letaknya diujung.
“prriiiitt priiitt…. Maju bu depan ada yang kosong” kudengar teriakan tukang parkir
“iya bu teruus mundurr teruus buuu pelan-pelan” tangan tukang parkir memberi kode pada istriku.
Kulihat tukang parkir itu mencatat nopol kendaraan istriku disecarik kertas kecil seperti punyaku ketika parkir motor tadi. Dan tak lama kemudian kulihat pintu depan sebelah kanan terbuka, kaki yang jenjang dengan betis membunting padi memijak pada aspal dibawahnya, selaras sekali dengan sandal highhills putih gading yang dia pakai saat itu. Kemudian disusul oleh kaki kirinya hingga semua sudah berpijak kulihat istriku turun dari mobil. Aku terperangah dengan penampilan istriku yang siang ini sangat mempesona, seksi namun elegan. Istriku mengenakan rok dress diatas lutut dengan renda-renda diujungnya, sementara dibagian atas istriku memakai dress yang cukup ketat dibagian dada namun longgar pada bagian perut karena itu merupakan dress santai, apalagi dress itu juga berbelahan dada rendah yang tidak hanya memperlihatkan belahan dada istriku namun juga bongkahan payudaranya yang besar dan montok itu. Dress atasan itu menggunakan tali diatas pundak sebagai penyangganya, sehingga aku semakin yakin istriku saat ini tidak mengenakan BH karena tidak kulihat adanya tali lain dipundak istriku. Pantas saja cetakan payudara istriku Nampak sekali “alami” meskipun putting susunya tidak terlihat menonjol. Biasanya dress itu dipakai istriku bersama dengan cardigan namun sepertinya cardigannya ditinggal dirumah dan tidak dibawa.
“pakk pakk heii pakk” sapa itriku ambil mengayunkan telapak tangannya didepan wajah tukang parkir itu.
“eehhhh maaf maaf bu, hehehe” jawabnya cengengesan
“mikirin apa pak sampe mlongo kayak gitu” balas istriku sambil tersenyum
“ada bidadari cantik turun dari mobil bu, gimana saya gak terpesona, hhehe” jawabnya terang-terangan
“ah bapak ini bisa aja, saya kan sudah ndak muda lagi pa, anak saya saja sudah 2” istriku memperlihatkan cincin kawin dijari manis kanannya
“buseettt, saya pikir ibu masih mahasiswa, cantik e apalagi masih muda. Lagi jemput suaminya ya bu?” sambung tukang parkir sambil menyerahkan karcis ditangannya
“bapak ini pengen tahu saja sih, sebentar ya pak”, istriku tersenyum dan kemudian berbalik mencari uang receh di dashboard,
mungkin istriku ingin menggoda tukang parkir itu, karena posisi istriku yang tengah melongok kedalam mobil, sehingga kini posisinya seperti menungging, memperlihatkan kemulusan kulit pahanya, beberapa kali angin yang cukup nakal menyingkap kain rok dress yang dipakai istriku hingga memperlihatkan celana dalam yang menutupi bongkahan pantatnya itu. Otomatis tukang parkir itu meneguk ludah melihat indahnya pemandangan dari tubuh istriku. Cukup lama istriku diposisi tersebut, berpura-pura mencari uang receh.
“sebentar ya pak, ini saya masih mencari uangnya dulu” sahut istriku disela-sela ia mencari didashboard mobil.
“iii yyaaa bu gak apa” tukang parkir itu tergagap sambil menjawab istriku, tangannya dengan cepat berusaha membetulkan posisi penisnya yang keluar jalur karena ereksi.
“Gila, Disha semakin berani dia mempertunjukkan keseksian tubuhnya pada orang siang hari begini apalagi ini tempat umum” gumamku yang melihat dari kejauhan.
“aduuhh” tiba-tiba istriku mengaduh kesakitan
Istriku memeganggi tangan kirinya yang tadi bertumpu pada kursi kemudi, dan kulihat dia meringis kesakitan.
“kkkenapa bu?” tukang parkir itu panic
“terkilir pak tangan saya, adduhhh” jawab itriku sambil duduk di kursi kemudi.
“sini buu coba saya lihat” tukang parkir itu kemudian berjalan mendekat
Posisi tukang parkir yang berdiri sementara istriku duduk sehingga membuat nya lebih rendah, membuat tukang parkir itu semakin leluasa menikmati pemandangan payudara istriku yang indah itu. Berkali kali dia meneguk ludah karena menahan gejolak birahi yang menjalarinya. Aku segera berusaha pindah tempat untuk bias melihat apa yang mereka kerjakan karena posisiku melihat sekarang tertutup pintu mobil yang terbuka.aku berjalan dan mengambil posisi duduk diseberang mereka, sedikit tertutup mobil, hal ini justru menguntungkanku karena posisiku tidak gampang terlihat. Aku duduk diatas pot beton yang sengaja dibuat permanen oleh dinas tata kota, dari tempatku cukup terlihat jelas apa yang mereka lakukan. Tukang parkir itu berusaha mengurut pergelangan tangan istriku, namun sorot matanya tajam kearah payudaranya. Tatapan lapar yang sepeti menelanjangi pakaian yang istriku kenakan.
“Adduuhh pak pelan sakit” jerit istriku
“iyyaa bu, sayangsaya tidak punya balsam disini”
“kebetulan saya bawa counterpein pak, ada didasbord sana depan kursi penumpang, tolong bapak ambilkan ya, lewat sini saja biar lebih cepat”
Bukannya dia memutar agar lebih mudah mencari didashbord depan kursi penumpang, namun justru istriku menyuruhnya mencari lewat ruang kemudi, tukang parkir itu kemudian melongokkan badannya kedalam. Tentu saja posisi itu cukup sulit karena terhalang istriku.
“pperrmisi bu, tolong agak bergeser kekanan sedikit bu”tukang parkir itu sengaja memanfaatkan kesempatan yang diberikan istriku, kulihat lengan kirinya yang hendak dipakai bertumpu, bahunya sengaja digesekkan kearah payudara istriku, dan tentunya mau tak mau istriku melebarkan pahanya sehingga tangan kiri tukang parkir tadi tepat bertumpu didepan selakangan istriku. Kulihat rok istriku ikut tersibak akibat gerakan tukang parkir tadi, dan tidak hanya memperlihatkan kemulusan pahanya namun juga keindahan pangkal pahanya yang tertutup celana dalam.
“assshhhh” desis istriku lirih ketika pergelangan tangan tukang parkir itu menekan-nekan liang senggama istriku yang masih tertutup celana dalam. Tukang parkir itu sengaja berlama-lama mencari krim pereda nyeri supaya dapat lebih lama mengerjai istriku. Apalagi dia juga mendengar istriku memdesis lirih tadi yang menandakan bahwa ia juga terangsang dan sepertinya memberikannya kesempatan alias lampu hiju untuk berbuat lebih jauh lagi. Tukang parkir yang tadinya menggenggampun akhinya membuka genggamannya dan menggunakan ibu jarinya untuk menekan-nekan diluar liang senggama istriku yang kuyakin sudah lembab karena dia juga terangsang.
“aassshhh pakhh kok lamaa” desah istriku tertahan, mata istriku semakin sayu, pipinya memerah karena perbuatan tukang parkir itu.
“ iya bu, sebentar lagi yaaa” sahut tukang parkir dengan entengnya. Aku sendiri pun kurang paham apa maud dari kata-kata tukang parkir tadi dengan “sebentar lagi”, apa maksudnya belum menemukan yang dicari atu apa belum puas mengerjai istriku.
“iiiiiyyyahhh pakkhh” jawab istriku dengan mendongakkan kepalanya. istriku tidak dapat menyembunyikan sensasi rangsangan yang diberikan oleh tukang parkir itu melalui ibu jarinya yang terus menekan-nekan liang senggamanya dari luar celana dalam.
“Asshhhh asshhhhh” istriku mendesah dengan menggigit bibir bawahnya untuk mengecilkan suara desahannya
Namun tiba-tiba tukang parkir itu mengangkat tangan yang tadi bertumpu didepan pangkal paha istriku dan dia pun semakin maju kearah kursi penumpang, akibatnya kini badan tukang parkir itu semakin memepet istriku terutama bagian pinggulnya yang menyangkut di selakangan istriku, aku yakin istriku dapat measakan tonjolan batang penis dtukang parkir itu dibalik celana kolor yang diapakai, dan dengan kurang ajarnya tukang parikr itu berusaha mengepaskan posisi tonjolan batang penisnya pada selakangan istriku. Ediaaannn gillaaa, istriku seperti menikmati perbuatan tukang parkir itu ketika dia mendorong-dorongkan tonjolan penisnya kearah liang kenikmatan istriku, matanya terpejam dan digigitnya bibir bawah menahan birahi yang meletup-letup didadanya.
Cukup lama tukang parkir itu menggesekkan tonjolan penisnya hingga akhirnya kudengar di seperti berjakulasi,
“ohhhhhhh haaasshhhh” lenguhan lirih tukang prkir itu terdengar dari dalam mobil
“nah ini bu sudah ketemu setelh hamper 10 menit mencari” sahut tukang parkir dengan wajah merah padam kepanasan menahan birahi
Dia kembali beringsut kebelakang dan melihat pemandangan indah didepan matanya, dari tempatku terlihat jelas payudara kiri istriku hampir mencuat keluar dari balik dressnya karena tali penyangga dipundaknya tadi telah jatuh kelengan sehingga membuat penutup yang ada dipaudaranya ikut tersingkap, apalagi posisi istriku yang mengakang memperlihatkan kemulusan paha dan liang senggamanya yang tertutup celana dalam yang sudah basah akibat rok dressnya tersingkap.
“sini bu lengannya saya urut lagi” tukang parkir itu seolah tidak terkejut dengan pemandangan indah didepan matanya.
Istriku pun kemudian mengulurkan lengannya sambil membetulkan posisi tali dress nya sehingga payudaranya yang hamper mencuat keluar tertutup lagi. Meski demikian istriku juga tidak Nampak panic bahkan rok dress yang tersingkap tadi tetap dibiarkannya. Tukang parkir itu terengah-engah melihat pemandangan yang menggugah nafsu setiap pria apabila melihatnya, punggungnya brgerk naik turun dengan cepat seiring dengusan nafas.
“sudah enakan belum bu?” Tanya tukang parkir
“belum mas, ini masih sedikit tanggung tekanan tangannya mas” jawab istriku dengan wajah sayu
“mmm, jadi ibu ma…” belum selesei tukang parkir itu meneruskan ucapannya, tiba-tiba smartphone istriku berbunyi

“Kamu inginkan aku
Peluk aku cium aku
Kamu inginkan aku
Ingin bercinta dengan ku
Mari semua dansa dengan ku
Dekap aku dan hanyutkan ku
Dengan irama yang menggoda
Melepaskan hasrat dirimu”


Istriku terlihat buru-buru menjawab teleponnya, yang ternyata dari pardi karena dia sudah turun dari kereta dan menunggu didalam.
“ha hhalo mas” jawab istriku terengah
“kok lama sih mbak, ini aku sudah sampai distasiun dari 15 menit yang lalu” jawab pardi spertinya kesal
“oia, permintaanku tadi tidak lupa kan?” tambah pardi lagi
“iyya maaf mas, ini sudah diparkiran kok, tunggu sebentar ya”
“tenang aja mas, ini aku pakai kok mas”
“iya mbak, jangan lama!”
“hufffttt” istriku mendengus perlahan karena birahinya masih belum terpuaskan
“dari suaminya ya bu?wah beruntung banget suaminya punya istri secantik dan semolek ibu” sahut tukang parkir tiba-tiba
“ah mau tau saja bapak ini” sahut istriku sambil berdiri,
namun dengan sengaja dia pura-pura terjatuh dan dengan cepat meremas batang penis tukang parkir dari balik celana kolornya. Kejadian itu begitu cepat sehingga belum sempat tukang parkir itu sadar istriku udah berdiri lagi sambil menutup pintu, dia berjalan menjauh, lalu dia membalikkan kepala sambil menyibakkan rambutnya dan melempar senyum kearah tukang parkir yang masih terbengong-bengong terpesona akan perbuatan dan kecantikan istriku. Sebuah senyuman dengan wajah sayu terlihat sangat manis sekali menurutku, sebuah senyuman yang mengisyaratkan untuk mengajak merengkuh kenikmatan darinya. Tukang parkir itu tetap terpaku terdiam seperti patung melihat senyum manis istriku barusan. Senyum disha memang begitu indah… aku pun ikut meninggalkan tukang parkir itu ketika istriku melewati tempatku duduk, dan aku berjalan agak menjaga jarak agar dia tidak curiga sambil berpikir apa permintaan si pardi tadi ya??

Binalnya Istriku 5

Akhirnya masa liburan kami dirumah orang tua telah usai, dan kami harus kembali kekota tempat tinggal kami sekarang, baik aku maupun istriku disha akan kembali pada rutinitas pekerjaan kami sehari-hari dan meninggalkan segala kenangan didesa, hal-hal menyenangkan yang kami lakukan dan juga hal-hal yang membuat hatiku sebagai suami sakit hati. Namun harapanku agar istriku dapat berubah setelah kami kembali kekota sepertinya pupus sudah, seperti kejadian pagi ini, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat istriku tengah mengayun-ayunkan pinggulnya menjemput hujaman batang penis seorang tukang sayur, hal yang kukira dimana si tukang sayur itu memaksa istriku, namun ternyata istriku sendiri malah mendesah dan melenguh menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur tadi.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja setelah liburan yang cukup panjang, sementara istriku sendiri nanti siang seusai memasak akan ke apotek melihat keadaan selama ditinggal cuti olehnya. Maka dari itu, anak-anak aku bawa sekalian ke tempat penitipan anak yang jaraknya tak jauh dari kantorku. Setelah berpamitan kepada ibunya, anak-anakku kubawa serta, dan kupacu Toyota rushku menyusuri jalan yang mulai ramai dengan anak masuk sekolah. Tak lama kemudian sampailah aku ditempat biasanya aku menitipkan anak-anak ku, anak-anakku cukup senang ketika turun dari mobil melihat teman-teman seusianya, kulihat mereka berlarian didalam ruangan yang berisi banyak sekali mainan. Kemudian aku berpmitan dengan pengasuh anak-anakku, dan melanjutkan perjalanan kekantor. Rencanaku siang nanti juga akan melakukan perwatan berkala pada mobilku ini dikarenakan sudah kubawa perjalanan yang cukup jauh untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin saja dapat timbul.
Begitu sampai dikantor, aku disambut teman-teman kerjaku, tak lupa kubawakan mereka oleh-oleh dari kampong halamanku. Sebagai gantinya, mereka ternyata cukup baik dengan mengerjakan pekerjaanku selama aku tinggal cuti kemarin.
“don, laporan bimtek perubahan APD 2015 sudah kembali diemail ke pemprov?” tanyaku pada pak doni rekanku satu bagian.
“sudah beres dri lusa is, beres lah pokoknya, malah sudah tidak ada revisi lagi sepertinya” jawab doni sembari menyerahkan draf yang dia kirim ke pemprov
“wah syukur deh, kemarin pas dijalan kepikiran karena mau deadline, don, kamu emang joss” sambungku sambil mengacungkan ibu jariku.
“ya sudah kalau begitu aku lanjutin bikin draft buat sosialisasi bimtek ke kecamatan ya” sambungku lagi.
“oke, nanti kalau sudah selesei aku lihat dulu ya, paling gak aku nanti jika ditanya pak siswoyo bisa jawab, tau sendiri kan kalau pak siswoyo itu suka ngomel kagak jelas” sambung budi dengan berbisik-bisik.
“sip lah kalau begitu” jawabku optimis.
Kulanjutkan pekerjaan yang kemarin kutinggalkan agar bisa segera menyusun draft ini agar nanti bisa segera kukirimkan ke kantor-kantor kecamatan agar staff dikecamatan juga dapat langsung membuat rencana pengalokasian anggaran untuk infrastruktur desa. Waduh, ada apa ini dengan perutku, sepertinya magh ku kambuh karena seharian kemarin aku tidak makan sama sekali menghindari ngantuk dijalan. Kucari obat magh yang biasa kuandalkan disaat seperti ini dilaci kerjaku, aha ketemu juga namun ternyata ketika kubuka penutupnya tinggal 1 biji saja. Wah gawat ini karena aku biasa minum 2 biji jika magh seperti ini. Semoga nanti tidak makin parah saja batinku.
Mengerjakan draft yang berisi angka-angka ini rupanya semakin membuatku berpikir sehingga meningkatkan produksi asam lambung, dan kurasakan perutku semakin terasa diremas-remas. Sedikit lagi selesei pikirku dan kulihat jam menunjukkan pukul 09.45 WIB, segera kuseleseikan agar bisa kuberikan pada pak siswoyo untuk ditanda tangani.
Tok tok tok… ku ketuk pintu ruangan pak siswoyo dan kudengar suara berat menyahut dari dalam, Kami semua memang selalu menunggu sahutan pak siswoyo ketika mengetuk pintu ruangannya, karena dulu pernah kejadian rekan kerjaku salim setelah mengetuk pintu tiba-tiba saja menyelonong menarik gagang pintu dan apa yang dilihatnya didalam membuatnya kaget setengah mati, dilihatnya desi, staff pemerintahan tengah berada dipangkuan pak siswoyo sementara rok nya sudah tersingkap pada pinggang memperlihatkan kemulusan paha dan celana dalamnya. Sementara tangan pak siswoyo tengah meremasi payudara desi yang telah terbuka kancing bajunya. Tentu saja mendapat kunjungan mendadak seperti itu membuat desi segera turun dari pangkuan pak siswoyo dan segera membetulkan pakaiannya. Sejak saat itu pak siswoyo mulai memasang kamera cctv agar dia dapat memantau siapa yang berkunjung kekantor dan keruangannya.
“iya masuk”
“maaf pak, ini laporan bimtek sudah saya buat, sekiranya bapak mau memeriksa sebelum saya kirim ke pemprov pak” sahutku ketika mengambil kursi didepannya.
“sudah kamu periksa is angka-angkanya?” Tanya pak siswoyo
“sudah pak, saya cek grand totalnya sudah pas, tidak ada selisih” jawabku cepat
“ya sudah is, aku percaya dengan pekerjaanmu, jadi langsung dikirim saja. Oia kamu sepertinya kurang sehat is?” ujarnya sambil menandatangani berkas yang tadi kukerjakan.
“iya pak, saya kalau boleh ijin pulang dulu, badan saya kok rasanya demam”
“iya tidak apa-apa, kamu istirahat dulu dirumah, biar pekerjaanmu dibackup sama doni”
“terima kasih bayak pak, saya pamit sekalian kalau begitu nanti saya balik setelah mengirim draft ini”
“hati-hati dijalan is, salam buat istrimu” sahutnya ketika menyerahkan berkas itu kembali
“oia is, jangan lupa hari minggu ada halal bihalal dan family gathering, jangan lupa ajak istri dan anak-anakmu is” sambung pak siswoyo
“oh baik pak, terima kasih” dan kututup pintu ruangan pak siswoyo.
Segera kubereskan berkas yang berada dimeja kerjaku, dan tak lupa kumatikan PC komputerku untuk menghemat energy karena disini sedang digalakkan program hemat 100000 watt. Setelah selesei aku menuju keparkiran mobil, kulihat jam menunjukkan pukul 10.15, dengan estimasi aku kebengkel dulu maka aku bisa sampai rumah jam 11 an dan tentu jam segitu masakan istriku sudah siap sehingga seusai makan aku bias beristirahat. Segera kupacu mobilku agar dapat segera sampai di bengkel begitu sampai, segera kuserahkan kunci mobilku pada montir kenalanku dang anti kuminta kunci motornya, aku sudah langganan dengan bengkel ini hingga aku kenal baik dengan bos dan karyawannya.
“mas dado, motornya aku bawa dulu ya”
“iya pak fais, silahkan”
Kugeber Honda CB milik dado, cukup terwat juga motor klasik ini pikirku karena tarikan gas nya yang cukup ringan dan responsif. Tak lama kemudian akhirnya aku hamper sampai dirumahku, kulihat dikejauhan ada gerobak sayur langganan istriku di dekat pintu pagar menghalangi aku masuk namun tak kutemukan pemiliknya. Akhirnya aku berputar lewat halaman belakang dan menaruh sepeda motor dado dibawah pohon manga. Ketika melangkah melewati garasi kulihat mobil istriku masih ada didalam, apa istriku belum berangkat kerja pikirku. Namun aku kembali panik ketika ingat gerobak tukang sayur tadi, jangan jangan pikiranku melayang kemana-mana, jangan-jangan istriku dan tukang sayur itu…
Aku berjalan mengendap-endap dengan menghilangkan langkah kakiku supaya kehadiranku tidak dapat diketahui istriku, kudengar suara orang berbicara riang dari arah dapur, aku pun mencari posisi yang pas agar dapat melihat kedalam, siapa yang tengah berbincang dengan istriku itu, apakah benar tukang sayur tadi ada didalam bersama istriku. Perlahan kulongokkan kepalaku mengintip lewat jendela dapur dan kulihat istriku tengah memilah-milah terong ungu yang akan dimasaknya. Istriku pagi itu mengenakan daster dengan berbelahan dada rendah tengah berjongkok dilantai sementara si tukang sayur duduk dikursi diatasnya, da nada secangkir kopi dimeja sebelah tukang sayur tadi. Merasa situasi dan kondisi rumah kami aman, tukang sayur itu berkali-kali mencuri pandang pada bagian payudara istriku, otomatis tentu tukang sayur itu dapat melihat belajan payudara istriku yang ada dibalik daster istriku. Mata tukang sayur tersebut Nampak jelalatan sekali menatap nanar pada istriku ketika kemudian istriku bertanya pada tukang sayur tadi.
“pak, kok terong ungunya kecil dan pendek sih?” Tanya istriku
“iya bu maaf sekarang sedang musim kemarau, jadi berpengaruh deh sama pertumbuhan terong, hehehe…” sahut tukang sayur dengan cengengesan
“padahal enak yang gede dan panjang lho pak “ balas istriku sambil tersenyum
“waahh ibu suka terong yang gede dan panjang ya?, sayang yah yang ini kecil-kecil bu” sahut tukang sayur yang terus memperhatikan keindahan payudara istriku.

“ehh itu matanya kok kemana-mana pak, awas lho ya”

“hehehe maaf maaf bu, jarang-jarang saya melihat bu disha cantik seperti ini“ puji tukang sayur

“ya sudah, anggap saja ini bonus buat bapak yang pagi-pagi sudah giat bekerja, tapi awas ndak boleh macem-macem!” sahut istriku

“makasih makasih bu” sahut tukang sayur dengan cepat.
“Biasanya setelah dari sini nanti keliling kemana pak?” Tanya istriku
“ke gang sebelah bu, kalau sepi ya pulang kerumah karena sudah cuup banyak juga yang laku dagangan saya.

Istriku kemudian mengambil air dari timba untuk diisikan kedalam panci, ketika itu posisinya kembali membungkuk saat mengisi air hingga membuat cetakan celana dalam yang dikenakannya terlihat jelas dibalik dasternya yang cukup pendek itu. Melihat pemandangan indah itu, semakin membuat si tukang sayur berani kurang ajar. Tiba-tiba ketika istriku hendak kembali berdiri, tukang sayur itu memegangi pinggul istriku dan menempelkan batang penisnya kebelahan pantat istriku.
“aawww pak apa yang bapak lakukan?” teriak istriku kaget sambil meronta agar dapat lepas

“saya sudah tidak tahan bu, dari tadi ibu menggoda saya dengan penampilan ibu yang merangsang” sahut si tukang sayur yang terus menggesek-gesekkan batang penisnya yang sudah dia keluarkan dari balik celana.
Istriku kemudian dipepetkan ke dinding dapur untuk menyulitkan gerakannya, sementara itu tangannya meraba dan meremasi payudara istriku, sedangkan tangan yang satunya dia pergunakan untuk memegangi tangan istriku agar tidak banyak berontak.
“ahh pak tolong lepaskan saya pak“ ujar istriku namun tidak terlihat upaya darinya untuk bersungguh-sungguh lepas dari dekapan tukang sayur itu.
Namun tukang sayur itu terus menciumi leher istriku yang jenjang, dan mengabaikan permintaannya, mendapati rangsangan sedemikian rupa lama-kelaman istriku mendesah ketika putting susunya dipilin-pilin setelah tali daster dipundaknya sudah berhasil dilepas tukang sayur.
“ahhhh ahhhh ahhhhh…..jangannn jangaannn” desah istriku dengan mata terpejam.

Melihat mangsanya seperti pasrah tukang sayur itu kemudian membalik tubuh istriku hingga sekarang mereka berhadap-hadapan, segera disambarnya bibir istriku sambil terus meremasi payudaranya. Tukang sayur itu mencoba memasukkan lidahnya kedalam mulut istriku yang masih terkatup rapat. dengan sedikit memaksa akhirnya tukang sayur itu berhasil memasukkan lidahnya kemulut istriku.
Awalnya aku hendak beranjak menolong istriku, namun ketika kemudian aku melihat bahwa istriku tiba-tiba membalas ciuman dari tukang sayur, ternyata istriku menikmatinya …. Apalagi kini tukang sayur itu menggesek-gesekkan batang penisnya diluar celana dalam istriku. Istriku tidak dapat mendesah karena dia sedang berciuman namun aku melihat gairahnya meningkat dari balasan ciuman yang diberikan. Sakit magh yang tadi kambuh kini entah hilang kemana dan digantikan hatiku berdebar-debar menyaksikan pemandangan memilukan ini, sementara aku malah terangsang melihat istriku hendak digauli didapur. Bagian atas istriku kini tanpa penutup lagi, dasternya sudah diplorotkan sebatas pinggang, memperlihatkan payudara indahnya. Tukang sayur itu menghentikan ciumannya dan kemudian bergerak menciumi payudara istriku, digigiti putting susu istriku hingga membuatnya melenguh sementara matanya terpejam.

“cantik sekali kamu bu… sudah dinikmati saja ya, mumpung sepi bu rumahmu” ujar tukang sayur itu pada istriku yang sedang terengah-engah diburu nafsu dan dibalas Istriku dengan menganggukkan kepalanya.
“nah gitu kan sama-sama enak bu, gak ada yang rugi malah ibu yang dapat enak juga, apalagi ibu juga gak kehilangan apa-apa, hehehe” sahutnya sambil terkekeh.
Kemudian disodorkannya batang penis tukang sayur itu yang sudah ereksi maksimal pada istriku,

“ayo bu, emut kontolku jangan malu-malu, inikan yang ibu mau tadi, terong yang besar dan panjang hahaha” yang kemudian disambut oleh bibir istriku, dijilatinya batang penis tukang sayur tadi, dimasukkan lagi kemulutnya, begitu berulang-ulang hingga membuat tukang sayur meracau keenakan.
“ohhhh enak sekali bu, seponganmu benar-benar nikmat”
Istriku benar-benar sudah lupa diri, kejadian ketika ia disetubuhi disungai dan dikebun tebu sudah membuatnya mengabaikan norma yang ada, kini mungkin yang ada dipikirannya adalah bagaimana mendapatkan kepuasan seksualnya yang menggebu-gebu sehingga kini dia tidak lagi sungkan untuk berpenampilan minim dan menggoda.
Kudengar suara mulut istriku yang tengah mengulum batang penis si tukang sayur memenuhi ruangan dapur, istriku berjongkok sementara daster atasnya telah melorot ke pinggang, aku pun mengeluarkan batang penisku dan mulai menikmati sensai perselingkuhan istriku yang cantik itu, kukocok batang penisku sendiri dengan membayangkan istriku yang cantik tengah mengulum batang penisku,
Istriku kemudian menghentikan sepongannya pada batang penis tukang sayur dan tanpa kuduga-duga dijepitnya batang penis tukang sayur itu pada belahan payudaranya yang besar dan sekal kemudian mengocoknya kembali,,tak kusangka istriku bisa melakukan hal itu dengan payudara besarnya.
“buuu benar-benar nikmat tubuhmu, kontolku enak buuuu” racau si tukang sayur sembari meremasi rambut dan kepala istriku, sementara istriku tersenyum-senyum mendengar racauan tukang sayur tadi.
Cukup lama istriku menjepit batang penis tukang sayur tadi pada belahan payudaranya dan tukang sayur itu menggerak-gerakkan batang penisnya mengimbangi gerakan pada payudara istriku. Berkali-kali aku menelan ludah melihat istriku dengan lihainya memainkan batang penis tukang sayur tadi, tentu saja tukang sayur itu merasakan kenikmatan melebihi diriku yang hanya harus puas melihat dan dibantu kocokan tangan ku sendiri. Dan tak lama kemudian muncratlah sperma si tukang sayur tadi kewajah istriku dan sebagian menetes melalui dagunya.
Tukang sayur itu duduk dikursi sembari terengah engah setelah mendapatkan kepuasan dari jepitan payudara istriku, sedangkan istriku sendiri sibuk menjilati batang penis tukang sayur tadi untuk membersihkan dari sperma. Dielus-elusnya rambut istriku seperti kekasihnya sendiri ketika ia sibuk membersihkan batang penis itu. Setelah bersih, dengan wajah memerah tengah dilanda birahi istriku kemudian berdiri dihadapan tukang sayur tadi yang tengah menyeruput kopinya, enak benar dia pikirku, sudah dapat kopi, dapat jepitan susu kini dia akan dapat menggenjot liang kenikmatan istriku juga, arrgggghh

Binalnya Istriku 6

Disha ku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan, tatap matanya sayu…dan wajahnyapun memerah. Pinggulnya bergoyang dengan kedua tangannya memainkan rambut pada kepalanya, seolah penari striptise yang menghibur tukang sayur itu. Pinggulnya bergerak dengan erotis ketika dia melolosi celana dalamnya sendiri, tangannya memainkan payudaranya, meremasnya dan istriku mendesah, ya istriku ingin dipuaskan birahinya. Tukang sayur itu kembali bangkit nafsunya, batang penis yang lemas itu mulai ereksi lagi, Nampak urat-urat yang menonjol pada penampang penisnya, menambah kesan angker bahwa jika sampai ‘kena’, pasti akan ketagihan gesekan urat-urat itu pada dinding liang senggama istriku.
Digenggamnya batang penis tukang sayur langganannya itu, dan kemudian dia mulai mengakangi batang penis tukang sayur yang tengah duduk di kursi dapur, diarahkannya batang penis tadi dan blessss….masuklah penis tukang sayur kedalam liang senggama istriku.
“akkhhhhh…..akhh…..ahhhhh….”istriku mulai menik turunkan pinggulnya. Kedua tangan istriku memeluk bahu tukang sayur dengan erat, sementara kedua tangan tukang sayur itu meremasi bongkahan pantat istriku seolah memberi semangat.
“sempit banget lubang memekmu bu, nikmaatttt… kontoku serasa diremas-remas bu…..” racau tukang sayur yang kemudian menciumi leher jenjang istriku.
“ahhhh assshhhh aahhhhh, ahhhh ssseeesak pakkkk ahhhh” racau istriku ditengah cumbuan yang diberikan tukang sayur.
“ayoohh bu goyang teruuuss, nikmaattti buuuu mumpung suami mu gak ada!”
“ahhh ahhhhhhh ahhhh” istriku terus mendesah menikmati sodokan batang penis tukang sayur langganannya.
Tukang sayur itu tiba-tiba berdiri dan membalik badannya, sementara istriku masih dalam posisi semula namun kedua kakinya kini mengaitkan pada pinggang tukang sayur. Direbahkannya tubuh istriku pada meja makan yang ada dibelakang kursi tadi, kini tukang sayur itu akan menggenjot liang kenikmatan istriku, diselempangkannya kedua kaki istriku ke bahunya dan dia mulai menghujamkan batang penisnya lagi.
“ahhhhh ahhhh ahhhhh ahhh assshhhh, kerasss banget pakhh konthollmu, memekku kayak diadukk aduukk”
“ohhh buuu nikmatti buuu nikmattii sajja, saaya yakin ibbuu pastii sukhaaa”
“ahh iyyaaa pakhh saayaaa sukaaa batang kontholl bapakk yang besarrr assshhh”
Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya, dadanya membusung menunjukkan kemontokan payudaranya, matanya terpejam dan terus meracau menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur. Tukang sayur itu mengenyoti putting payudara istriku, digigitinya dan diremasi dengan tangannya. hampir 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku diposisi itu, istriku mendesah dan terus meracau ditengah lautan birahi.
“akkhhhh akhhh kontholmuu nikmaatttt pak, inhiii batang koontholl ketiga selain milik suamiku pakkkk, ennhakk” racau istriku tanpa sadar
“ahhaa, bu dishaaa bissa nyeleweng jugaaa ternyaata, dengan siapaaahh buu?” sahut tukang sayur sambil terus menghentak-hentakkan batang penisnya di liang senggama istriku.
“dengan tegguuuh dan pardiii pakkkk waktu mudhiik kemarinnn aaahhhhh, ternyataaa batang konthool gede dan panjanggg nikmaatttt”
“binal juga buu, saya gak menyangkaa bu disha sebinall iniii” racau tukang sayur
Tukang sayur itu kemudian mencabut batang penisnya yang membuat istriku terkejut.
“loh pakk kok dicabuutt?”
“sudah bu, diam saja”
Tukang sayur itu kemudian membalik badan istriku sehingga kini posisi istriku telungkup dimeja, ditariknya pinggul istriku kebelakang sehingga membuat istriku hamper terjatuh jika dia tidak berpegangan pada tepi meja. Tukang sayur mengakangakan kaki kanan istriku sehingga kini Nampak bongkahan pantat istriku yang indah, kukatakan indah karena selain padat dan kenyal, juga karena kulitnya mulus tanpa cela yang kemudian ditamparnya pantat istriku tadi, “plaakk”
“ahhhhhh, sakitt pakkhh…. Oohhhhhh” rintihan sakit istriku tertahan ketika tukang sayur itu kembali melesakkan batang penisnya ke liang senggama istriku.
“akkkkhh akkhhhh akkhhhhh enaakk pakkkk sodook teruuss pakkhhh”
“paliing enakk memang ngenthu sama bini orang, beruntung banget saya hari ini, hahhaha”
“ahhhh ahhh ahhh paakkk sayaaa mau keluaarrr”
“tungggu dulu buu, sayaaaa juga mau keluarrr, kita barengann buuu”
“pakkhh aku gakk kuatttttt, akuu keluarrrr oouugghhhh….” istriku melenguh panjang ketika dia mendapatkan orgasmenya
“akuu keluarin didalamm buuuu”
“iiiiyyaaa pakhhhhh” sahut istriku terengah engah
Tanpa kusadari penis ku pun memuncratkan sperma tanpa terkendali menikmati persetubuhan istriku sendiri, membasahi dinding dibawah jendela. Kulihat tukang sayur itu mencumbui punggung istriku dan istrikupun Nampak menikmatinya. Nafas mereka berdua memburu seusai pesetubuhan panjang itu, wajah disha memerah dan kulihat keringatnya membasahi tubuhnya, terlihat seksi sekali istriku ketika dilanda birahi seperti itu. Aku tak pernah menyangka, ternyata sangat nikmat ketika melihat istriku sendiri, dishaku, ibu dari kedua anakku, melihatnya tengah bersetubuh dengan lelaki lain, perasaan kecewa, marah dan cemburu dikalahkan oleh rasa penasaran seperti apa istriku jika disetubuhi lelaki lain, bagaimana liarnya istriku ketika dilanda birahi, bagaimana dia dari istri baik-baik, istri yang sopan bisa menjadi binal dan liar ketika dia disetubuhi orang dibelakangku, memperlihatkan sisi lain dalam dirinya yang tak pernah kutahu. Istriku tampak sumringah mendapati cumbuan dari tukang sayur itu, mungkin baginya sekarang penampilan fisik ataupun kemapanan ekonomi bukan menjadi tolok ukur baginya, tetapi bagaimana perkasanya lelaki lain itu ketika menghujamkan batang penisnya diliang senggamanya, karena dari ketiga orang yang telah berhasil menggauli istriku, tidak ada satupun yang menurutku tampan tetapi mereka memiliki sesuatu yang istimewa yang tak kumiliki.
~~~Let it go, let it go
Can't hold it back anymore~~~
Tiba-tiba kudengar smartphone istriku yang ada dimeja didepannya itu berdering, lagu yang dinyanyikan oleh Demi Lovato itu seolah menyiratkan kepadaku bahwa aku harus membiarkan saja apa yang dilakukan istriku itu terjadi, namun siapa yang meneleponnya???kulihat istriku berusaha menggapai smartphone nya karena dia cukup kesulitan karena tukang sayur itu masih menindih dan mencumbunya. Ketika smarphone itu sudah ditangannya, terlihat sebuah no baru dilayar ponsel istriku.
“hhhaaloo…” jawab istriku ragu



Hanya sebuah nomor saja tanpa nama yang muncul di smartphone istriku, akupun berusaha mendengarkan baik-baik percakapan antara istriku dengan sipenelepon itu.
Disha: “haaloo???”
Penelepon : “dengan mbak disha ya ini?” (terdengar suara laki-laki)
Disha : “ii iyaaa, siapa ya inii?” Istriku tergagap karena tukang sayur itu intens mencumbu istriku
Penelepon : “ ini saya pardi mbak, yang dilapangan waktu itu”
Disha : “oohh mas pardi,iii iiyaa mas bagaimana? ” sahut istriku terkejut
Penelepon : “ini saya lagi perjalanan dikereta, mau mencari kerja, mbak bisa menjemput saya?”
Disha : “oohhhh…. Iiyyaa dijemput jam berapa?” istriku mendesah karena tiba-tiba saja tukang sayur itu menghujamkan batangnya kembali ke liang senggama istriku.
Penelepon : “jam 15.00 mbak sampai stasiun, oia mbak lagi apa kok suaranya serak dan ngos-ngosan nafasnya?”
Disha : “ ini habis olahraga mas pardi hhh hhhh” sahut istriku terengah-engah
Mendapati istriku yang berusaha menutupi keadaannya tukang sayur itu justru mempercepat sodokan batang penisnya , istriku berusaha menahan desahannya dengan menutup bibirnya rapat-rapat, namun ekspresi wajahnya tidak mampu menyembunyikan kenikmatan yang tengah melandanya.
Penelepon : “tapi dari suaranya kok kayak lagi dientot mbak?hehehe”
Disha : “ehhhh endak kok mass, asshhh…” istriku menggigit bibir bawahnya.
Penelepon : “iya juga gak apa-apa kok mbak, kan enak ngetot siang-siang gini”
Disha : “ ahh mas pardi ini, ssuuudah ya mas saya tak lanjutin pekerjaan saya dulu” istriku buru-buru mengakhiri pembicaraan
Penelepon : “hahaha iya mbak, dinikmati saja dulu”
Tuuutt tuutt tuuttt….
Tiba-tiba suara telepon itu diputus dr seberang.
“ahhhh ahhhh assshhhh …..”
“itu tadi yang pernah ngentotin bu disha ya?” Tanya tukang sayur penuh selidik
“iii iyyaaa pakkk, ooouucchhhhh…” lenguh istriku
“enak mana bu saya entot apa dientot mas nya tadi?” tukang sayur itu menghentikan sodokan batang penisnya pada liang senggama istriku
Namun istriku tidak berusaha menjawab karena dia tengah dilanda birahi, dia memaju mundurkan sendiri pinggulnya untuk mendapatkan kenikmatan yang tiba-tiba terhenti.
“akkhhh pakkk tolong entot saya lagi” pinta istriku
“jawab dulu makanya kalau ditanya!” tukang sayur itu terlihat gusar dan menampar pantat indah istriku
Pllllaakkk….
“aahhhhh ampunn pakk” rengek istriku
“saaamaa enaakknya paakkk, kontholnya sama-sama gedeee” istriku terengah-engah
Tukang sayur itu melanjutkan sodokan-sodokan batang penisnya ke liang senggama istriku
“assshhhhhh enhakkk , tee rruuuss assshhhh”
“konthooll bapak gedhee bangett, sesshaaakk….ohhhhh asshhhh”racau istriku
“memekmu saja yang sempit bu,jarang dipakai ya? Atau jangan-jangan kontol suamimu kecil?”
“iiyyaaa paahhk, saya jarang dientot sama suami sayaaa, kalaupun dientott cepet keluarnyaaa”
Istriku meracau ditengah sodokan batang penis tukang sayur, kenikmatan dari persetubuhan itu membuatnya gelap mata.
“haa haa haaa” tukang sayur itu semakin semangat menghujamkan batang penisnya ke liang senggama disha.
“assshhh pakkk saya mau keluaaarrrrr….. ahhhhhhhh” istriku ambruk diatas meja ketika dia mendapatkan orgasmenya. Tukang sayur itu tetap mnyetubuhi istriku yang kelelahan dari orgasme yang didapatnya, pinggul istriku dicengkeram kuat dengan kedua tangannya
“nikmatt baget bu memekmu, pereetttttt”
Tukang sayur itu mencumbui leher istriku dengan batang penis yang menghujam cepat keliang senggamanya. Istriku yang tengah kelelahan merespon cumbuan tukang sayur itu pada leher jenjangnya, disibakan rambut yang tergerai dan dia pun menolehkan kepalanya, dan merekapun berciuman mesra. Posisi istriku cukup kesulitan untuk mereka berciuman, tubuh istriku mendongak keatas agar memudahkan batang penis itu menerobosi dinding liang senggamanya ketika mereka berciuman dan menggunakan tangan nya untuk bertumpu pada meja. Hal itu memudahkan tukang sayur untuk menikmati kekenyalan payudara istriku. Tangan kanan tukang sayur itu yang tadinya memegangi pinggul istriku kini asyik meremasi kedua gunung kembar istriku.
Payudara istrikuberguncang-guncang akibat hentakan-hentakan batang penis itu diliang senggamannya, rambutnya yang tergerai ikut berkibar karena nya. Sungguh erotis sekali pemandangan yang kulihat, istriku mengikuti setiap irama sodokan pada liang senggamanya, tubuh mereka penuh peluh oleh aksi panas yang mereka lakukan. Penisku tanpa kusadari kembali berdiri melihat hal itu, melihat bagaimana ekspresi wajah istriku ketika liang senggamanya tengah digempur batang penis yang besar dan panjang milik si tukang sayur sementara payudaranya terus diremasi, bagaimana desahan-desahannya sungguh terdengar seksi ditelingaku, menjadi candu atau minyak tanah yang turut membakar nafsuku.
Istriku terlihat sagat lemas ketika tukang sayur itu membantu istriku berdiri, dicabutnya batang penis itu yang penuh lender percintaan dari liang senggama istriku dan kemudian mendudukkan istriku diatas meja dengan kedua kaki terjuntai. Terlihat olehku liang senggama nya yang semula terlihat menganga membentuk oval, kini perlahan menutup kembali perlahan seperti tadi tidak pernah dimasuki batang penis tukang sayur. Mungkin ini adalah manfaat dari jamu yang rutin diminumnya sehingga membuat liang senggamanya selalu sempit dan peret. Tukang sayur itu memegang bawah lutut kaki kanan istriku dan mengangkatnya, tangan kirinya berusaha mengarahkan batang penisnya yang masih tegak mengacung itu keliang senggama istriku karena beberapa kali dicobanya gagal. Istriku yang dalam kondisi lemas, membantu mengarahkan dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk leher tukang sayur, setelah dirasa pas, dimasukkannya batang penis itu keliang senggama istriku
“Bblleeesss….”
“aakkkhhhhhhh” terdengar desahan istriku yang tertahan
Tukang sayur itu memagut bibir istriku, mereka kembali berciuman seperti sepasang kekasih yang baru pertama kali melakukan percintaan. Istriku membalas ciuman tukang sayur itu dengan ganasnya, tangan kiri tukang sayur itu menarik turun pantat istriku sehingga istriku berdiri dengan satu kaki kirinya. Tukang sayur itu menyetubuhi istriku dalam posisi berdiri, batang penis itu tidak mengalami kesulitan keluar masuk liang senggama istriku, pinggul tukang sayur itu dengan cepat menghujam-hujamkannya seolah dia telah terbiasa bersetubuh dalam posisi berdiri. Suara nafas yang memburu dan terengah-engah memenuhi ruangan dapur, tak henti-hentinya tukang sayur itu berhenti menciumi bibir istriku, dan meskipun terlihat istriku kesulitan bernafas, tetapi istriku tidak berusaha berhenti berpagutan dengan tukang sayur. Birahi dalam dirinya telah membuatnya lupa diri dan mengendalikan akalnya.
Ada kurang lebih 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku sambil berdiri dan selama itu pula mereka berciuman, bersama-sama menikmati persetubuhan itu. Itriku kemudian meracau seperti akan meraih orgasmenya lagi
“aaasshhhh ahhhhh paahhkkk sayaaa mau keluuaarrr”
“iyyaaa buu, kita sama-sama, tahaannn dulu buuuuu”
“sayaa sudah tidakkk kuat pakkhh….”
“aaakkkhhhhhhhhhh” bersamaan dengan desahan panjang istriku, dia meraih orgasmenya
“buuuu saya juga keluaaarrrrrr” tukang sayur itupun menyemburkan spermanya didalam Rahim istriku.
Tukang sayur itu tidak buru-buru mencabut batang penisnya dari dalam liang senggama istriku, direbahkannya istriku diatas meja dan mereka berpelukan mesra. Nafas mereka sama-sama memburu dan terengah-engah. Sekitar 5 menit kemudian tukang sayur itu mencabut batang penisnya dan dari liang senggama istriku mengalir perlahan lelehan sperma si tukang sayur tadi. Seperti sebelumnya, liang senggama istriku kembali lagi kebentuk semula seolah tidak usai disetubuhi. Dengan kurang ajarnya dia menggunakan celana dalam istriku yang tergeletak untuk mengelap batang penisnya yang basah oleh cairan cinta mereka dan istriku dan kemudian digeletakkannya kembali. istriku yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya belum mampu berdiri, kepalanya tergolek lemas dan matanya terpejam. Pipi istriku merona merah karena sisa orgasme yang didapatnya barusan, dan wajahnyapun Nampak tersenyum, terlihat cantik sekali istriku dalam kondisi polos seperti itu, apalagi sehabis disetubuhi habis-habisan oleh tukang sayur, justru sangat menggairakan sekali wajahnya.
Tukang sayur itu duduk dikursi dan kembali menyeruput sisa kopi yang ada digelasnya tadi sambil membetulkan celananya. Sementara kaki istriku terjuntai lemas disebelahnya. Memperlihatkan betapa mulus dan halusnya kulit paha istriku, dan diatasnya Nampak kemaluan istriku dengan rambut tipis yang menghiasi bibir kemaluannya yang tembam. Tukang sayur itu memandangi tubuh istriku yang tergeletak lemas telanjang diatas meja, bibirnya tersenyum-senyum sendiri karena dia telah berhasil menggauli istriku yang sebelumnya dikenal diperumahan kami sebagai pribadi yang sopan dan terhormat, namun image itu sepertinya telah lenyap seiring desahan dan lenguhan kenikmatan istriku ketika dia disetubuhi tukang sayur itu. Istriku yang perlahan pulih dari rasa capek yang mendera mulai bangkit dan duduk diatas meja, dipandangnya tukang sayur itu yang mana tukang sayur itu juga tengah memandangi istriku dan senyum yang indah terhias di bibirnya. Persetubuhan istriku dengan tukang sayur itu sendiri memakan waktu hampir 2 jam, karena kulihat jam sekarang menunjukkan pukul 13.30, persetubuhan yang telah menghantarkannya meraih orgasme beberapa kali, yang memberikan kepuasan yang tidak didapatnya dari aku suaminya.
Sebelum berpamitan, tukang sayur itu kembali mencium bibir istriku dan dibalas istriku dengan ciuman yang lembut dan basah. Aku buru-buru bersembunyi agar tidak ketahuan mereka karena tukang sayur itu akan keluar dari dapur. Istriku dengan masih bertelanjang bulat mengantarkan tukang sayur itu kehalaman depan. Ini benar-benar gila, istriku dengan beraninya bertelanjang ria berjalan dihalaman rumah kami, memang halaman rumah kami tertutup pagar dan tanaman yang cukup rindang apalagi jam segitu jalan didepan rumah juga sepi.
“terima kasih ya bu… memek ibu benar-benar nikmat” pamit tukang sayur
“iyya pak, terima kasih juga sudah membuat saya puas” sahut istriku sambil tersenyum.
Istriku melihat kepergian laki-laki yang telah memberinya kepuasan itu dengan senyuman, terlihat tukang sayur itu mendorong gerobaknya berjalan menjauhi rumah kami dan istriku terlihat riang berjalan kedalam rumah.
“nanti jam 15.00 jemput pardi di stasiun, harus beralasan apa ya aku sama mas fais?” gumam istriku sambil tersenyum-senyum

Binalnya Istriku 4

Aku ketiduran cukup lama rupanya setelah meraih orgasme dengan tanganku sendiri tadi, dibantu bayangan istriku yang tengah kubayangkan digauli oleh kedua keponakanku yang memiliki batang penis besar dan panjang itu. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 09.30, dan aku belum mengambil air untuk mandi nanti sore, waahh gawat ini bisa tidak mandi nanti orang serumah batinku cemas. Segera aku bergegas bersiap-siap dan mengambil timba di dapur.kulihat istriku belum mandi dan tengah memasak untuk makan siang. Sementara budi dan sandi sudah berangkat karena tak kutemukan mereka di dalam rumah maupun dibelakang rumah. “dik, aku kesungai dulu ya ambil air, tadi mas ketiduran cukup lama rupanya” pamitku pada istriku, “iya mas, ambil secukupnya saja, persediaan air kita masih cukup kok kebetulan kemarin sumur kita ada sedikit air cukup buat mandi dan mencuci dirumah, habis ini aku mau mencuci mas sekalian mandi dikamar mandi “sahut istriku, “iya dik, mas berangkat dulu” sahutku dan disambung istriku “hati-hati dijalan mas” lambai istriku dari pintu dapur.


Aku berjalan menyusuri jalan desa menuju sungai tempat mengambil air, ditengah jalan aku bertemu dengan pak dodi ketua RW dan pak joko bendahara desa. Kulihat mereka tengah menenteng tas dan membawa map. Kusapa mereka “wah mau kemana pak dodi dan pak joko kok sibuk sepertinya?” sapaku pada mereka. “eh mas Fais kebetulan ketemu disini, ini kami lagi menarik iuran untuk pembayaran pertunjukan di lapangan desa kemarin lusa, ternyata ada kekurangan pembayaran jadi akhirnya oleh pak lurah, kekurangan biaya tadi dipukul rata ke penduduk desa mas” jelas pak joko selaku bendahara. “Dan ini rencana nya juga kami nanti mampir kerumah mas fais untuk menarik iuran ibu mas fais, kalau mas fais ada uang Rp. 5.000; sekarang jadi nanti saya tidak perlu mampir kerumah mas” sahut pak dodi menambahi. Uang segitu bukanlah jumlah yang besar bagiku, namun ketika kurogoh saku celanaku ternyata aku tidak membawa uang sama sekali apalagi dompet. “waduh saya pas tidak membawa uang ini pak dodi, tapi dirumah nanti ada istri saya kok, biar nanti dibantu istri saya saja pak, bilang saja tadi sudah ketemu dengan saya dijalan” jawabku singkat. “ya sudah kalau begitu mas, saya tak ke bu rumini dulu, nanti sekalian kerumah mas fais” sambung pak joko. “mari mas fais kami berangkat dulu” tambah pak joko, “iya mari pak…”jawabku singkat.


Aku bergegas kesungi untuk mengambil air, namun ketika aku sudah mengambil air, dan bersiap kembali kerumah, aku teringat jika istriku tadi hendak mandi. Wah, aku kok lupa ya, gawat jika pak joko dan pak dodi melihat penampilan istriku dengan dasternya tadi. Aku buru-buru kembali kerumah dengan langkah yang sedikit cepat, 2 timba yang kupikul itu awalnya berat kini tidak lagi kurasakan. Sepanjang jalan air dari timba berceceran kemana-mana. Setelah aku sampai dihalaman belakang, aku tak menemukan istriku didapur, kemana istriku???jangan-jangan dia sudah menemui pak dodi dan pak joko, aku tidak kepikiran mencari istriku di kamar mandi karena tak kudengar gemericik air pertanda orang mandi. aku memutar lewat halaman samping rumah dan justru tidak masuk rumah. Ketika setengah berlari aku mendengar suara pak dodi memanggil-manggil penghuni rumah menandakan ada tamu yang berkunjung, namun kemudian begitu aku sampai justru aku mendengar langkah kaki mereka menjauh dari pintu depan dan melangkah menuju depan (sisi rumah yang satunya dimana terdapat dapur, kamar mandi dan pelataran sumur tempat menjemur baju). Wah dimana ya istriku kalau didepan tidak ada, aku kemudian bergegas hendak menyapa mereka ketika mereka sampai di pintu pelataran halaman belakang, aku mengurungkan niatku karena mereka tiba-tiba tertegunn seperti terkejut melihat sesuatu. Aku melangkah mengendap-endap dan mencari posisi yang tepat untuk dapat melihat apa yang mereka lihat. Begitu aku mengarahkan pandangan dimana pak dodi dan pak joko melihat, aku terkejut setengah mati. Kulihat istriku tengah menjemur pakaian membelakangi kami sehingga dia tidak mengetahui kedatangan pak dodi dan pak joko yang ada dibelakangnya.aku bingung harus memanggil pak joko dan pak dodi atau tidak, namun jika kupanggil nanti malah membuat istriku malu karena melihat dia yang setengah telanjang diperhatikan 2 orang asing. Istriku rupanya baru selesei mandi dan hanya berbalut handuk yang melilit tubuhnya, handuk itu tidak cukup besar untuk melilit tubuhnya, sehingga hanya dipakai sekenanya saja oleh istriku. Bagian payudara istriku terlihat sangat mencuat seperti hendak tumpah dan bagian bawah sangat pendek, hanya 10cm saja dibawah pantat istriku, sehingga jika istriku membungkuk mengambil baju yang hendak dijemurnya dari ember larutan pewangi pasti akan terlihat bongkahan indah pantat istriku serta belahan liang senggamanya yang tembem merekah merah. Pak joko dan pak dodi terpaku melihat keindahan tubuh istriku, berkali-kali mereka menelan ludah karena terangsang melihat wanita cantik dari kota yang kini ada dihadapannya tengah berpenampilan setengah telanjang. Setelah istriku selesai menjemur semua pakaiannya tiba-tiba saja dia berbalik sembari melepas lilitan handuknya. Payudara istriku yang besar dan montok itu seolah terbebas dari kekangan dan borgoncang dengan indahnya, karena cepatnya gerakan istriku melepas dan menyampirkan handuk pada jemuran tadi sehingga dia tidka menyadari ada orang yang tengah memperhatikannya dengan penuh nafsu, dapat kulihat batang penis kedua orang ini tengah ereksi dari gembungan pada celananya. Istriku dengan santai nya mengibaskan rambut curly nya yang basah seusai keramas tadi hingga dia pun melihat kearah pintu masuk pelataran. “aahhh” istriku terpekik kaget melihat ada 2 orang pria dewasa tengah melihat ketelanjangannya, buru-buru dia menutupi payudaranya yang besar dan kemaluannya dengan menyingsutkan lengannya namun tentu saja itu tidak dapat menutupi sepenuhnya bagian payudara istriku karena tidak cukup. Istriku berusaha menggapai handuknya kembali, namun saying handuk itu justru terjatuh pada ember larutan pewangi yang tadi dipakainya membilas baju yang telah dicucinya. Istiku berusaha mengambil handuk nya yang basah tadi dan hendak memakainya. Namun ternyata tiba-tiba pak dodi sang ketua RW dengan beraninya menenangkan istriku, “dik dik disha, ini saya pak dodi RW di lingkungan ini, dan ini pak joko bendahara desa, apa dik disha lupa?” , “iya dik disha, kami tadi ketemu suami dik disha waktu mengambil air, kami mau menarik iuran desa dik, kata mas fais tadi disuruh minta ke dik disha saja” jelas pak joko. Istriku sudah sedikit tenang namun tangannya masih berusaha menutupi payudaranya, sementara handuk yang tadi depegang dengan tangan kiri diabaikan dan jatuh kembali kedalam ember. “oh, iya pak saya ingat, maaf tadi saya kira ada maling masuk rumah makanya saya takut pak” jawab istriku sedikit santai. “wah dik disha habis mandi yah?kok telanjang-telanjang menjemur baju” Tanya pak dodi mesum sambil cengar-cengir pada pak joko. “iya nih, kita kan jadi tidak enak kan pak dod” sambung pak joko terkekeh. “waah maaf yah pak dodi, pak joko saya menyambut tamu tidak sopan begini” sahut istriku masih berusaha menutupi payudaranya namun liang kewanitaannya dibiarkan terbuka bebas. “ah tidak mengapa dik disha, tidak usah sungkan atau malu sama kami, lagipula kami dari tadi sudah melihat dik disha dan kini papa bedanya kan” ucap pak dodi tersenyum-senyum. Diluar dugaan justru akhirnya kini istriku menurunkan tangan kanan nya yang tadi menutupi payudaranya dan sekarang keindahn payudara istriku dengan puting merah kecoklatan itu terpampang dihadapan kedua orang tua yang pantas menjadi ayahnya istriku itu .


Ketika istriku menurunkan tangan yang menutupi payudaranya tadi dan kini sepenuhnya dia telanjang, pak dodi dan pak joko berdecak kagum “waawww….”, namun justru istriku tertawa saja melihat tingkah kedua orang kurang ajar itu dan membuat payudara besarnya berguncang-guncang seiring gelak tawanya. “ahh sudah-sudah pak dodi dan pak joko apa-apaan sih, kayak tidak pernah lihat perempuan gak pakai baju saja, kan juga sudah sering lihat istri-istrinya kan pak” sahut istriku. “wah tapi klo lihat dik disha kan lain cerita lagi, ya gak pak joko” sambung pak dodi, “iya betul itu dik, kalau lihat dik disha kami seperti berada disurga melihat bidadari yang cantik dan menggoda” sahut pak joko memuji istriku. Istriku bukannya berpamitan untuk segera kedalam rumah mengambil pakaian mengenakannya dan kembali dengan membawa uang , tetapi justru menanggapi candaan mereka. Istriku terlihat santai membalas obrolan-obrolan mereka yang menjurus kearah ranjang tanpa sedikitpun rasa canggung. Cukup lama mereka bertiga berdiri, dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh kedua orang tua itu. Berkali-kali mereka meneguk ludah menahan diri supaya dapat terus bisa lebih lama menikmati ketelanjangan istriku. “oia, mas fais kok belum datang ya pak?” tanya istriku , “wah tidak tahu ya dik, tadi sih bapak ketemu pas ngambil air, mungkin ngobrol dulu dengan warga pas disungai”sahut pak dodi terkekeh. “tadi kan mas fais sudah bilang kalau akan dibantu dik disha jadi mungkin mas fais lama baliknya karena sudah merasa akan dibantu dik disha buat pembayarannya”, “mari masuk kerumah pak” sahut istriku mempersilahkan kedua orang itu masuk rumah. Namun bukannya mereka masuk melalui pintu depan, tetapi malah mengikuti istriku dari belakang lewat pintu dalam. Mereka sibuk membetulkan posisi batang penis mereka yang tegang supaya tidak ketahuan istriku, kulihat mereka memperhatikan goyangan pinggul dan pantat istriku ketika berjalan dibelakangnya. Aku harus mencari tempat untuk melihat apa yang akan dilakukan istriku, aku berputar kembali dan bersiap didekat jendela ruang tamu. Sementara itu pak dodi dan pak joko sudah duduk ditemani istriku yang tengah bertelanjang bulat. Istriku menyilangkan kaki nya sehingga bulatan pantatnya terlihat sangat seksi ketika duduk. “pak joko dan pak dodi mau minum apa?” tawar istriku, “ah ndak usah repot-repot dik disha, kami kesini kan cuma sebentar” jawab pak budi, “iya, dik disha disini saja, temani kami mengobrol sambil menunggu mas fais”, sambung pak joko. “ah pak joko ini nanti kalau dilihat mas fais bagaimana istrinya tengah telanjang bersama bapak bapak” sahut istriku, “waahh jadi kalau mas fais belum datang mau ya menemani kita disini dik disha?” tawa pak budi. “ahh udah ah, saya buatin minum dulu ya” balas istriku sambil berjalan kearah dapur. Sementara itu pak dodi dan pak joko kudengar berbisik-bisik
“wah gila banget dod istrinya si fais, gatal juga ternyta dia”,
“iya jok, gak nyangka aku ternyata si disha binal juga, masak dia kagak malu telanjang didepan kita”,
“kamu tadi lihat kan dod, gimana bodynya si disha istrinya fais, seksi dan bahenol banget dodd, teteknya gede baget tapi ndak kendor, tempik e ya tembem habis dicukur”,
“kontolku ngaceng iki jok, pengen tak ‘ancheli’ tempik e si disha, kayaknya memang pengen kita kenthu itu istrinya si fais”
“wah beruntung banget ya si fais dapat istri cantik seksi kayak disha itu, kalau itu istriku sudah tak kenthu terus dengan kontolku ini dod” sahut pak joko sambil memamerkan batang penisnya yang besar dan panjang.
“wah kontolku ya gak mau kalah ini jok, sudah ngaceng dari tadi ini” pak dodi juga mengeluarkan batang penis yang tidak kalah dengan pak joko.
“kira-kira si fais bisa memuaskan istrinya apa kagak itu, modele mlempem gitu kayak krupuk kena sayur” ejek pak dodi
“sepengetahuanku didunia perkenthuan, hehehe disha itu model-model yang galak diranjang dod, wajahnya lihaten, wajah-wajah haus seks itu, terus lihaten badane, model bongsor dan teteknya besar padat itu dia gak mau kalah sama suami, ditambah lagi betisnya disha itu membunting padi, betis model itu gak puas jika cuma dikenthu satu ronde saja, butuhe pasti yang gede, panjang trus beberapa ronde jika lagi dikenthu, juga kalau ngenthu pengennya pasti diatas dan aku yakin pasti fais gak bisa buat disha merem melek, yang ada paling fais crot duluan” pak joko menjelaskan pengalamannya,
“hahahaha”

Itulah sedikit percakapan yang kudengar dari jendela tempatku mengintip. Hatiku panas dingin mendengar pembicaraan kotor mereka berdua, memang benar apa yang dikatakan mereka, gairah istriku sangat tinggi, dia juga merupakan wanita yang cerdas terlebih disha sangat sempurna kecantikan wajahnya, sehingga dapat menggoda siapapun yang menatap wajahnya. Aku memang tak pernah bisa memuaskan istriku ketika aku menyetubuhinya, hanya menggenjotnya beberapa menit aku sudah tidak bisa mengatur ritme sodokan pada liang kenikmatan istriku dan tak lama kemudian crooot croott menyemburlah sperma ku pada rahim istriku. Namun tak dapat kupungkiri jika mendengar omongan cabul kedua bapak-bapak itu tentang istriku justru membuatku terangsang, kemaluanku menegang keras sekali. Pak joko dan pak dodi masih sibuk dengan permainan tangan mereka pada kemaluan masing-masing, keduanya sama-sama besar dan panjang. Mereka tak menyadari jika istriku telah selesei membuatkan minum dan tengah berjalan kembali keruang tamu. Istriku yang cantik itu begitu terkejut melihat apa yang terjadi diruang tamu, namun keterkejutan itu bukan dikarenakan kedua bapak itu tengah memainkan batang penis mereka, tetapi istriku melihat bahwa didepan matanya kini ada 2 batang penis yang besar dan panjang tengah ereksi maksimal. Menyadari bahwa istriku sudah kembali, pak dodi dan pak joko buru-buru memasukkan kembali batang penis mereka.
“hayoo pak joko dan pak dodi ngapain itu kok buka-buka celana?” tanya istriku biasa saja
Melihat ekspresi dari istriku yang biasa saja tersebut, pak joko dengan kurang ajarnya berkata pada istriku
“didalam sesak soalnya dik, biar nyaman kita keluarkan deh, ya kan pak dod?
“iya dik, habisnya panas-panas gini lihat yang panas juga” sahutnya sambil cengar-cengir
“hahaha…pak dodi dan pak joko bisa saja ah”tawa istriku melihat kelakuan mereka
“kalau masih sesak dikeluarkan saja lagi pak, daripada nanti malah kesemutan, hahaha …. ya sudah saya ambilkan uangnya dulu pak, ini kopinya diminum dulu”
Nampak istriku terpesona dengan kedua batang penis milik pak dodi dan pak joko, bahkan aku dapat melihat jika liang kewanitaannya sedikit mengkilat karena basah. Istriku masuk kedalam kamar dan kemudian duduk termenung diatas dipan tempat tidur. Perlahan istriku mulai mengelusi bibir liang senggamanya dan tangan yang satunya lagi asyik meremasi payudaranya, “aahhh…. ahhhh ….” desahannya cukup keras hingga akupun dapat mendengarnya yang ada diluar ruangan. Tentu pak dodi dan pak joko pun dapat mendengar desahan istriku. Mereka berdua berpandangan ketika desahan desahan itu kian panjang dan disertai lenguhan. Gila! Apa yang istriku lakukan, apakah dia bermaksud hendak memancing mereka masuk kedalam kamar, menunggu salah satu atau bahkan keduanya berani masuk karena merasa diundang oleh istriku melalui desahan dan lenguhannya. Aku harus menghentikan ini, aku mungkin bisa menerima ketika melihat aksi persetubuhan istriku dengan mas teguh disungai kala itu atau ketika istriku digauli oleh pardi dikebun tebu saat dia menonton pertunjukan rakyat. Namun, aku tak siap jika melihat istriku akan digauli lagi, oleh 2 orang tua yang sepantasnya menjadi bapak istriku itu, apalagi ini dirumah keluarga ku. Bagaimana jika ibuku sampai terbangun dan melihat apa yang dilakukan oleh menantunya itu.
Aku bergegas lari kepintu belakang supaya seolah-olah aku dikiran baru tiba dari sungai ketika pak joko dan pak pardi berdiri hendak melangkahkan kaki nya kekamar kami. Saat aku sampai dipintu belakang, aku pura-pura berteriak memanggil istriku.
“dik, kamu dimana???kok didapur dan dikamar mandi tidak ada?”
“dik kamu apa ada dikamar?”
Teriakanku tersebut membuyarkan kenikmatan yang hendak diraih istriku sekaligus menggagalkan niatan kedua orang tua tadi yang hendak berjalan ke kamar kami. Aku lantas kemudian menuju ruang tamu dan melihat pak joko dan pak dodi yang tengah sibuk membetulkan celana mereka.
“eh pak joko dan pak dodi, sudah lama pak? Tanyaku berbasa basi
“ah barusan kok mas fais, ini saya dengan pak joko juga baru saja tiba” balas pak dodi
“oia pak, istri saya dimana?” tanyaku pada mereka
“iyaa mas, adik ada dikamar lagi mengambilkan uang buat iuran” teriak istriku dari dalam kamar
“sebentar ya pak, ditunggu dulu” sahutku
“iya mas” sahut mereka bersamaan.
Aku berjalan kearah kamar, dan melihat istriku tengah telanjang mencari dompetnya dilemari.
“lho dik, kamu kok gak pakai baju sih?”
“maaf mas, tadi handuk ku basah pas aku jemur pakaian, dan ketika itu pak dodi dan pak joko datang, akhirnya aku persilahkan mereka duduk dulu didepan”
“jadi kamu tadi telanjang menemui mereka dik?!”
“maaf ya mas, adik tidak sengaja tadi” jawab istriku memelas
aku yang tadi hendak berpura-pura marah untuk menghentikan sifat istriku yang telah menghianati perkawinan kami justru malah terpengaruh dengan kepura-puraan istriku itu, wajahnya begitu polos hingga aku tidak tega memarahinya meski itu hanya pura-pura.
“ya sudah lah dik, mau bagaimana lagi, sudah terlanjur, kamu segera pakai baju biar gak kedinginan” jawabku untuk menenangkannya. Kemudian aku mengambil uang dari dompetku yang ada dicelana yang kugantungkan dibalik pintu kamar.
Kemudian tak lupa aku tutupkan tirai kamar sebelum menemui pak joko dan pak dodi,
“wah maaf menunggu lama ya pak”
“tidak apa-apa kok mas fais, hitung-hitung istirahat sebentar setelah ‘berpanas-panasan’ tadi, apalagi kami sudah dibuatkan kopi sama dik disha” sahut pak dodi sambil cengengesan.
“kamu ini kok senyam-senyum terus dari tadi pak dod, obatmu habis ya?” seloroh pak joko diiringi gelak tawa mereka berdua.
Setelah berbasa-basi sebentar mereka hendak undur diri, namun istriku belum juga kembali kemari setelah tadi aku suruh berpakaian.
“saya dan pak joko pamit permisi dulu mas Fais, terima kasih atas keramahannya”
“oia, dik disha tadi kemana mas Fais kok tidak kelihatan?” tanya pak joko
“mungkin istirahat dikamar pak”
“oia, kami lupa jika tadi kami lewat pintu belakang waktu masuk kesini tadi”
“iya pak silahkan”, aku memberi jalan kepada mereka untuk kembali kebelakang lewat ruang tengah yang melewati kamar kami. Namun ketika kami bertiga melewati ruang tengah kulihat tirai pintu yang tadi kututup sekarang terbuka lebar, dan tak lama lagi kami bertiga akan sampai didepan pintu kamar. Padahal aku tadi sangat yakin sudah menutup Benar saja, kulihat istriku yang cantik, masih dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun itu kini tengah berlenggak-lenggok didepan cermin seolah tidak menyadari kehadiran kami, hingga pak joko dengan santainya menyapa istriku
“dik disha kami permisi pulang dulu” sahutnya sambil mendekat kepintu kamar, sementara itu pak dodi mengekor dibelakang pak joko meninggalkan aku yang tengah terpaku tidak percaya dengan apa yang kulihat ini. Istriku pura-pura terkejut dan reflek menutupi payudara dan liang vaginanya dengan tangan dan menyilangkan pahanya. Namun ketika pak joko dan pak dodi sudah didepan pintu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, istriku dengan santainya menyalami pak dodi dan pak joko sehingga kini payudara istriku terpampang jelas didepan mereka dan didepan mataku. Tentu hal ini membuat pak joko dan pak dodi senyum-senyum melihat keberanian istriku yang nekat memamerkan tubuh indahnya, yang harusnya hanya milikku dan hanya aku yang dapat menikmati indah tubuhnya itu malah kini dapat dinikmati mereka berdua.
“hati-hati dijalan pak, kapan-kapan jangan sungkan datang lagi kemari” sahut istriku ketika mereka tengah berjabat tangan.
Aku yang mendengar itu semakin larut dalam kecamuk ego dan emosi seolah tidak percaya jika istri yang kucintai, dishaku yang cantik itu terang-terangan mengundang mereka kembali dan mungkin untuk kunjungan mereka berikutnya adalah didalam kamar kami.
“wah pasti kami dengan senang hati akan berkunjung lagi dik, ya kan pak joko” sahut pak dodi.
“iya pak dodi, oia kami permisi dulu mas fais?” balas pak joko namun aku masih terdiam dalam lamunan hingga tidak menyadari jika aku dipanggil mereka
“mas, mas fais ngelamunin apa sih? Ini pak dodi dan pak joko mau pamitan !?” teriak istriku
“oh maaf pak, iya mari besuk-besuk datang lagi kemari” aku tanpa sadar mslsh mengundang mereka, mempersilahkan mereka berkunjung kemari. Aduh apa yang aku lakukan tadi gerutuku.
Akhirnya aku mengantar mereka sampai ke pintu belakang, dan ketika aku kembali kekamar tiba-tiba saja istriku menarikku hingga jatuh diatas kasur.
“dik ada apa?” tanyaku heran
“mas, bercinta yuuk, adik pengen nih? Sahutnya cepat sambil mengocok batang penisku yang sudah tegang dari tadi.
“wah mas juga pengen yah, ini buktinya sudah tegang” sahut istriku sambil mengocok batang penisku.
“dik, sepongin batang mas ya?pintaku
“aduh mas, mas kan tau adik gak bisa, lagipula adik kan gak mau” sungut istriku tanpa berhenti mengocok penisku
Munafik kamu dik, dengan batang penis pardi aja kamu mau mengoralnya, bahkan membersihkan batang penisnya dari sisa sperma seusai menyetubuhimu. Tapi denganku sendiri malah kamu menolak, apa kamu tidak bergairah jika batang penisku ini tidak panjang dan besar ucapku dalam hati.
“ayoo mas masukin cepat ke memek adik mas, adik udah gak tahan” pinta istriku
Aku arahkan batang penisku ini ke liang kenikmatannya yang sudah sangat basah, dan ternyata cukup gampang batang penisku ini memasuki rongga dinding liang vaginanya. Nampak wajah kecewa dari raut muka istriku, namun karena dia sudah sangat bergairah dia mempercepat goyangan pinggulnya. Aku kewalahan mengimbangi goyangannya , istriku seperti kesetanan, belum pernah aku melihatnya seperti ini. Ditengah-tengah lautan birahi yang melandanya, tanpa sadar dia meracau
“ahhhh mas ayoo sodok yang dalam….sodok masss ahh ahh…..”
“mas gedein masss, gedeiin dan buat adik puaasss “
Aku tidak percaya mendengar istriku berkata demikian, terang-terangan dia meminta batang penis yang panjang dan besar yang bisa mengaduk-aduk liang senggamanya hingga menyentuh dinding rahim. Akan tetapi, itu justru membuatku kembali bergairah mendengar racauan istriku tadi, aku yang tadi hampir saja keluar, justru mendapatkan kembali tenaga untuk menyodok vagina istriku sedikit lebih lama. Dan akhirnya istriku mendapatkan orgasmenya,
“aaaaaahhhhhhh masss nikmaaattt” desah istriku ketika orgasmenya datang.
Namun aku yakin, bukan karena aku hebat atau apa, tetapi karena tadi istriku tengah dilanda birahi menunggu datangnya dua pejantan yang siap menyetubuhi dan menuntaskan birahinya , namun tiba-tiba kuhentikan dan kini istriku tidak punya pilihan lain, selain terpaksa menuntaskan birahinya denganku, kasihan sekali kamu dik, maaf kan suamimu ini ratapku dalam diam