Disha ku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan, tatap matanya sayu…dan wajahnyapun memerah. Pinggulnya bergoyang dengan kedua tangannya memainkan rambut pada kepalanya, seolah penari striptise yang menghibur tukang sayur itu. Pinggulnya bergerak dengan erotis ketika dia melolosi celana dalamnya sendiri, tangannya memainkan payudaranya, meremasnya dan istriku mendesah, ya istriku ingin dipuaskan birahinya. Tukang sayur itu kembali bangkit nafsunya, batang penis yang lemas itu mulai ereksi lagi, Nampak urat-urat yang menonjol pada penampang penisnya, menambah kesan angker bahwa jika sampai ‘kena’, pasti akan ketagihan gesekan urat-urat itu pada dinding liang senggama istriku.
Digenggamnya batang penis tukang sayur langganannya itu, dan kemudian dia mulai mengakangi batang penis tukang sayur yang tengah duduk di kursi dapur, diarahkannya batang penis tadi dan blessss….masuklah penis tukang sayur kedalam liang senggama istriku.
“akkhhhhh…..akhh…..ahhhhh….”istriku mulai menik turunkan pinggulnya. Kedua tangan istriku memeluk bahu tukang sayur dengan erat, sementara kedua tangan tukang sayur itu meremasi bongkahan pantat istriku seolah memberi semangat.
“sempit banget lubang memekmu bu, nikmaatttt… kontoku serasa diremas-remas bu…..” racau tukang sayur yang kemudian menciumi leher jenjang istriku.
“ahhhh assshhhh aahhhhh, ahhhh ssseeesak pakkkk ahhhh” racau istriku ditengah cumbuan yang diberikan tukang sayur.
“ayoohh bu goyang teruuuss, nikmaattti buuuu mumpung suami mu gak ada!”
“ahhh ahhhhhhh ahhhh” istriku terus mendesah menikmati sodokan batang penis tukang sayur langganannya.
Tukang sayur itu tiba-tiba berdiri dan membalik badannya, sementara istriku masih dalam posisi semula namun kedua kakinya kini mengaitkan pada pinggang tukang sayur. Direbahkannya tubuh istriku pada meja makan yang ada dibelakang kursi tadi, kini tukang sayur itu akan menggenjot liang kenikmatan istriku, diselempangkannya kedua kaki istriku ke bahunya dan dia mulai menghujamkan batang penisnya lagi.
“ahhhhh ahhhh ahhhhh ahhh assshhhh, kerasss banget pakhh konthollmu, memekku kayak diadukk aduukk”
“ohhh buuu nikmatti buuu nikmattii sajja, saaya yakin ibbuu pastii sukhaaa”
“ahh iyyaaa pakhh saayaaa sukaaa batang kontholl bapakk yang besarrr assshhh”
Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya, dadanya membusung menunjukkan kemontokan payudaranya, matanya terpejam dan terus meracau menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur. Tukang sayur itu mengenyoti putting payudara istriku, digigitinya dan diremasi dengan tangannya. hampir 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku diposisi itu, istriku mendesah dan terus meracau ditengah lautan birahi.
“akkhhhh akhhh kontholmuu nikmaatttt pak, inhiii batang koontholl ketiga selain milik suamiku pakkkk, ennhakk” racau istriku tanpa sadar
“ahhaa, bu dishaaa bissa nyeleweng jugaaa ternyaata, dengan siapaaahh buu?” sahut tukang sayur sambil terus menghentak-hentakkan batang penisnya di liang senggama istriku.
“dengan tegguuuh dan pardiii pakkkk waktu mudhiik kemarinnn aaahhhhh, ternyataaa batang konthool gede dan panjanggg nikmaatttt”
“binal juga buu, saya gak menyangkaa bu disha sebinall iniii” racau tukang sayur
Tukang sayur itu kemudian mencabut batang penisnya yang membuat istriku terkejut.
“loh pakk kok dicabuutt?”
“sudah bu, diam saja”
Tukang sayur itu kemudian membalik badan istriku sehingga kini posisi istriku telungkup dimeja, ditariknya pinggul istriku kebelakang sehingga membuat istriku hamper terjatuh jika dia tidak berpegangan pada tepi meja. Tukang sayur mengakangakan kaki kanan istriku sehingga kini Nampak bongkahan pantat istriku yang indah, kukatakan indah karena selain padat dan kenyal, juga karena kulitnya mulus tanpa cela yang kemudian ditamparnya pantat istriku tadi, “plaakk”
“ahhhhhh, sakitt pakkhh…. Oohhhhhh” rintihan sakit istriku tertahan ketika tukang sayur itu kembali melesakkan batang penisnya ke liang senggama istriku.
“akkkkhh akkhhhh akkhhhhh enaakk pakkkk sodook teruuss pakkhhh”
“paliing enakk memang ngenthu sama bini orang, beruntung banget saya hari ini, hahhaha”
“ahhhh ahhh ahhh paakkk sayaaa mau keluaarrr”
“tungggu dulu buu, sayaaaa juga mau keluarrr, kita barengann buuu”
“pakkhh aku gakk kuatttttt, akuu keluarrrr oouugghhhh….” istriku melenguh panjang ketika dia mendapatkan orgasmenya
“akuu keluarin didalamm buuuu”
“iiiiyyaaa pakhhhhh” sahut istriku terengah engah
Tanpa kusadari penis ku pun memuncratkan sperma tanpa terkendali menikmati persetubuhan istriku sendiri, membasahi dinding dibawah jendela. Kulihat tukang sayur itu mencumbui punggung istriku dan istrikupun Nampak menikmatinya. Nafas mereka berdua memburu seusai pesetubuhan panjang itu, wajah disha memerah dan kulihat keringatnya membasahi tubuhnya, terlihat seksi sekali istriku ketika dilanda birahi seperti itu. Aku tak pernah menyangka, ternyata sangat nikmat ketika melihat istriku sendiri, dishaku, ibu dari kedua anakku, melihatnya tengah bersetubuh dengan lelaki lain, perasaan kecewa, marah dan cemburu dikalahkan oleh rasa penasaran seperti apa istriku jika disetubuhi lelaki lain, bagaimana liarnya istriku ketika dilanda birahi, bagaimana dia dari istri baik-baik, istri yang sopan bisa menjadi binal dan liar ketika dia disetubuhi orang dibelakangku, memperlihatkan sisi lain dalam dirinya yang tak pernah kutahu. Istriku tampak sumringah mendapati cumbuan dari tukang sayur itu, mungkin baginya sekarang penampilan fisik ataupun kemapanan ekonomi bukan menjadi tolok ukur baginya, tetapi bagaimana perkasanya lelaki lain itu ketika menghujamkan batang penisnya diliang senggamanya, karena dari ketiga orang yang telah berhasil menggauli istriku, tidak ada satupun yang menurutku tampan tetapi mereka memiliki sesuatu yang istimewa yang tak kumiliki.
~~~Let it go, let it go
Can't hold it back anymore~~~
Tiba-tiba kudengar smartphone istriku yang ada dimeja didepannya itu berdering, lagu yang dinyanyikan oleh Demi Lovato itu seolah menyiratkan kepadaku bahwa aku harus membiarkan saja apa yang dilakukan istriku itu terjadi, namun siapa yang meneleponnya???kulihat istriku berusaha menggapai smartphone nya karena dia cukup kesulitan karena tukang sayur itu masih menindih dan mencumbunya. Ketika smarphone itu sudah ditangannya, terlihat sebuah no baru dilayar ponsel istriku.
“hhhaaloo…” jawab istriku ragu
Hanya sebuah nomor saja tanpa nama yang muncul di smartphone istriku, akupun berusaha mendengarkan baik-baik percakapan antara istriku dengan sipenelepon itu.
Disha: “haaloo???”
Penelepon : “dengan mbak disha ya ini?” (terdengar suara laki-laki)
Disha : “ii iyaaa, siapa ya inii?” Istriku tergagap karena tukang sayur itu intens mencumbu istriku
Penelepon : “ ini saya pardi mbak, yang dilapangan waktu itu”
Disha : “oohh mas pardi,iii iiyaa mas bagaimana? ” sahut istriku terkejut
Penelepon : “ini saya lagi perjalanan dikereta, mau mencari kerja, mbak bisa menjemput saya?”
Disha : “oohhhh…. Iiyyaa dijemput jam berapa?” istriku mendesah karena tiba-tiba saja tukang sayur itu menghujamkan batangnya kembali ke liang senggama istriku.
Penelepon : “jam 15.00 mbak sampai stasiun, oia mbak lagi apa kok suaranya serak dan ngos-ngosan nafasnya?”
Disha : “ ini habis olahraga mas pardi hhh hhhh” sahut istriku terengah-engah
Mendapati istriku yang berusaha menutupi keadaannya tukang sayur itu justru mempercepat sodokan batang penisnya , istriku berusaha menahan desahannya dengan menutup bibirnya rapat-rapat, namun ekspresi wajahnya tidak mampu menyembunyikan kenikmatan yang tengah melandanya.
Penelepon : “tapi dari suaranya kok kayak lagi dientot mbak?hehehe”
Disha : “ehhhh endak kok mass, asshhh…” istriku menggigit bibir bawahnya.
Penelepon : “iya juga gak apa-apa kok mbak, kan enak ngetot siang-siang gini”
Disha : “ ahh mas pardi ini, ssuuudah ya mas saya tak lanjutin pekerjaan saya dulu” istriku buru-buru mengakhiri pembicaraan
Penelepon : “hahaha iya mbak, dinikmati saja dulu”
Tuuutt tuutt tuuttt….
Tiba-tiba suara telepon itu diputus dr seberang.
“ahhhh ahhhh assshhhh …..”
“itu tadi yang pernah ngentotin bu disha ya?” Tanya tukang sayur penuh selidik
“iii iyyaaa pakkk, ooouucchhhhh…” lenguh istriku
“enak mana bu saya entot apa dientot mas nya tadi?” tukang sayur itu menghentikan sodokan batang penisnya pada liang senggama istriku
Namun istriku tidak berusaha menjawab karena dia tengah dilanda birahi, dia memaju mundurkan sendiri pinggulnya untuk mendapatkan kenikmatan yang tiba-tiba terhenti.
“akkhhh pakkk tolong entot saya lagi” pinta istriku
“jawab dulu makanya kalau ditanya!” tukang sayur itu terlihat gusar dan menampar pantat indah istriku
Pllllaakkk….
“aahhhhh ampunn pakk” rengek istriku
“saaamaa enaakknya paakkk, kontholnya sama-sama gedeee” istriku terengah-engah
Tukang sayur itu melanjutkan sodokan-sodokan batang penisnya ke liang senggama istriku
“assshhhhhh enhakkk , tee rruuuss assshhhh”
“konthooll bapak gedhee bangett, sesshaaakk….ohhhhh asshhhh”racau istriku
“memekmu saja yang sempit bu,jarang dipakai ya? Atau jangan-jangan kontol suamimu kecil?”
“iiyyaaa paahhk, saya jarang dientot sama suami sayaaa, kalaupun dientott cepet keluarnyaaa”
Istriku meracau ditengah sodokan batang penis tukang sayur, kenikmatan dari persetubuhan itu membuatnya gelap mata.
“haa haa haaa” tukang sayur itu semakin semangat menghujamkan batang penisnya ke liang senggama disha.
“assshhh pakkk saya mau keluaaarrrrr….. ahhhhhhhh” istriku ambruk diatas meja ketika dia mendapatkan orgasmenya. Tukang sayur itu tetap mnyetubuhi istriku yang kelelahan dari orgasme yang didapatnya, pinggul istriku dicengkeram kuat dengan kedua tangannya
“nikmatt baget bu memekmu, pereetttttt”
Tukang sayur itu mencumbui leher istriku dengan batang penis yang menghujam cepat keliang senggamanya. Istriku yang tengah kelelahan merespon cumbuan tukang sayur itu pada leher jenjangnya, disibakan rambut yang tergerai dan dia pun menolehkan kepalanya, dan merekapun berciuman mesra. Posisi istriku cukup kesulitan untuk mereka berciuman, tubuh istriku mendongak keatas agar memudahkan batang penis itu menerobosi dinding liang senggamanya ketika mereka berciuman dan menggunakan tangan nya untuk bertumpu pada meja. Hal itu memudahkan tukang sayur untuk menikmati kekenyalan payudara istriku. Tangan kanan tukang sayur itu yang tadinya memegangi pinggul istriku kini asyik meremasi kedua gunung kembar istriku.
Payudara istrikuberguncang-guncang akibat hentakan-hentakan batang penis itu diliang senggamannya, rambutnya yang tergerai ikut berkibar karena nya. Sungguh erotis sekali pemandangan yang kulihat, istriku mengikuti setiap irama sodokan pada liang senggamanya, tubuh mereka penuh peluh oleh aksi panas yang mereka lakukan. Penisku tanpa kusadari kembali berdiri melihat hal itu, melihat bagaimana ekspresi wajah istriku ketika liang senggamanya tengah digempur batang penis yang besar dan panjang milik si tukang sayur sementara payudaranya terus diremasi, bagaimana desahan-desahannya sungguh terdengar seksi ditelingaku, menjadi candu atau minyak tanah yang turut membakar nafsuku.
Istriku terlihat sagat lemas ketika tukang sayur itu membantu istriku berdiri, dicabutnya batang penis itu yang penuh lender percintaan dari liang senggama istriku dan kemudian mendudukkan istriku diatas meja dengan kedua kaki terjuntai. Terlihat olehku liang senggama nya yang semula terlihat menganga membentuk oval, kini perlahan menutup kembali perlahan seperti tadi tidak pernah dimasuki batang penis tukang sayur. Mungkin ini adalah manfaat dari jamu yang rutin diminumnya sehingga membuat liang senggamanya selalu sempit dan peret. Tukang sayur itu memegang bawah lutut kaki kanan istriku dan mengangkatnya, tangan kirinya berusaha mengarahkan batang penisnya yang masih tegak mengacung itu keliang senggama istriku karena beberapa kali dicobanya gagal. Istriku yang dalam kondisi lemas, membantu mengarahkan dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk leher tukang sayur, setelah dirasa pas, dimasukkannya batang penis itu keliang senggama istriku
“Bblleeesss….”
“aakkkhhhhhhh” terdengar desahan istriku yang tertahan
Tukang sayur itu memagut bibir istriku, mereka kembali berciuman seperti sepasang kekasih yang baru pertama kali melakukan percintaan. Istriku membalas ciuman tukang sayur itu dengan ganasnya, tangan kiri tukang sayur itu menarik turun pantat istriku sehingga istriku berdiri dengan satu kaki kirinya. Tukang sayur itu menyetubuhi istriku dalam posisi berdiri, batang penis itu tidak mengalami kesulitan keluar masuk liang senggama istriku, pinggul tukang sayur itu dengan cepat menghujam-hujamkannya seolah dia telah terbiasa bersetubuh dalam posisi berdiri. Suara nafas yang memburu dan terengah-engah memenuhi ruangan dapur, tak henti-hentinya tukang sayur itu berhenti menciumi bibir istriku, dan meskipun terlihat istriku kesulitan bernafas, tetapi istriku tidak berusaha berhenti berpagutan dengan tukang sayur. Birahi dalam dirinya telah membuatnya lupa diri dan mengendalikan akalnya.
Ada kurang lebih 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku sambil berdiri dan selama itu pula mereka berciuman, bersama-sama menikmati persetubuhan itu. Itriku kemudian meracau seperti akan meraih orgasmenya lagi
“aaasshhhh ahhhhh paahhkkk sayaaa mau keluuaarrr”
“iyyaaa buu, kita sama-sama, tahaannn dulu buuuuu”
“sayaa sudah tidakkk kuat pakkhh….”
“aaakkkhhhhhhhhhh” bersamaan dengan desahan panjang istriku, dia meraih orgasmenya
“buuuu saya juga keluaaarrrrrr” tukang sayur itupun menyemburkan spermanya didalam Rahim istriku.
Tukang sayur itu tidak buru-buru mencabut batang penisnya dari dalam liang senggama istriku, direbahkannya istriku diatas meja dan mereka berpelukan mesra. Nafas mereka sama-sama memburu dan terengah-engah. Sekitar 5 menit kemudian tukang sayur itu mencabut batang penisnya dan dari liang senggama istriku mengalir perlahan lelehan sperma si tukang sayur tadi. Seperti sebelumnya, liang senggama istriku kembali lagi kebentuk semula seolah tidak usai disetubuhi. Dengan kurang ajarnya dia menggunakan celana dalam istriku yang tergeletak untuk mengelap batang penisnya yang basah oleh cairan cinta mereka dan istriku dan kemudian digeletakkannya kembali. istriku yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya belum mampu berdiri, kepalanya tergolek lemas dan matanya terpejam. Pipi istriku merona merah karena sisa orgasme yang didapatnya barusan, dan wajahnyapun Nampak tersenyum, terlihat cantik sekali istriku dalam kondisi polos seperti itu, apalagi sehabis disetubuhi habis-habisan oleh tukang sayur, justru sangat menggairakan sekali wajahnya.
Tukang sayur itu duduk dikursi dan kembali menyeruput sisa kopi yang ada digelasnya tadi sambil membetulkan celananya. Sementara kaki istriku terjuntai lemas disebelahnya. Memperlihatkan betapa mulus dan halusnya kulit paha istriku, dan diatasnya Nampak kemaluan istriku dengan rambut tipis yang menghiasi bibir kemaluannya yang tembam. Tukang sayur itu memandangi tubuh istriku yang tergeletak lemas telanjang diatas meja, bibirnya tersenyum-senyum sendiri karena dia telah berhasil menggauli istriku yang sebelumnya dikenal diperumahan kami sebagai pribadi yang sopan dan terhormat, namun image itu sepertinya telah lenyap seiring desahan dan lenguhan kenikmatan istriku ketika dia disetubuhi tukang sayur itu. Istriku yang perlahan pulih dari rasa capek yang mendera mulai bangkit dan duduk diatas meja, dipandangnya tukang sayur itu yang mana tukang sayur itu juga tengah memandangi istriku dan senyum yang indah terhias di bibirnya. Persetubuhan istriku dengan tukang sayur itu sendiri memakan waktu hampir 2 jam, karena kulihat jam sekarang menunjukkan pukul 13.30, persetubuhan yang telah menghantarkannya meraih orgasme beberapa kali, yang memberikan kepuasan yang tidak didapatnya dari aku suaminya.
Sebelum berpamitan, tukang sayur itu kembali mencium bibir istriku dan dibalas istriku dengan ciuman yang lembut dan basah. Aku buru-buru bersembunyi agar tidak ketahuan mereka karena tukang sayur itu akan keluar dari dapur. Istriku dengan masih bertelanjang bulat mengantarkan tukang sayur itu kehalaman depan. Ini benar-benar gila, istriku dengan beraninya bertelanjang ria berjalan dihalaman rumah kami, memang halaman rumah kami tertutup pagar dan tanaman yang cukup rindang apalagi jam segitu jalan didepan rumah juga sepi.
“terima kasih ya bu… memek ibu benar-benar nikmat” pamit tukang sayur
“iyya pak, terima kasih juga sudah membuat saya puas” sahut istriku sambil tersenyum.
Istriku melihat kepergian laki-laki yang telah memberinya kepuasan itu dengan senyuman, terlihat tukang sayur itu mendorong gerobaknya berjalan menjauhi rumah kami dan istriku terlihat riang berjalan kedalam rumah.
“nanti jam 15.00 jemput pardi di stasiun, harus beralasan apa ya aku sama mas fais?” gumam istriku sambil tersenyum-senyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar