Rabu, 06 Januari 2016

Garap Istri Orang di Bioskop

Aku duduk di kursi no 24, dan di sampingku seorang ibu-ibu sekitar 40 tahunan bersam suami dan anaknya yang masih balita. Film yang kami tonton adalah film drama, namun peenontonnya sepi sekali. Ceritanya kebanyakan di malam hari sehingga suasana bioskop sangat gelap. Suami ibu itu disibukkan oleh anaknya yang gak mau diam. Semetara itu ibu itu sangat menikmati tontonan film tersebut. Sesekali aku melirik ke arahnya, rupanya dia cukup cantik, meskipun tubuhnya agak gemuk dan besar. Namun kulitnya sangat putuh dan halus ketika tidak sengaja kakiku mengenai kakinya. Kulitnya benar-benar lembut, dan beberapa kali kusentuhkan kakiku pada kakinya. Hingga akhirnya dia merasa heran dan melirikku. Sementara itu suaminya masih disibukkan oleh anaknya. Karreana takut ibu itu marah oleh tindakanku, akupun berbasa-basi padanya “filmnya menarik juga ya bu?”
“ya tapi kakinya dijaga dong, ibu kan kaget tadi juga, kirain apa” sahutnya sambil senyum.



Aku kaget dan takut kalau-kalu omongannya didengar suaminya. Namun rupanya sang suami makin disibukan oleh anaknya yang terus mengajaknya main. Aku jadi lega dan malah jadi berani menggodanya.
“habis, kakinya halus dan lembut sih” jawabku menggoda.
Ibu itupun tersenyum kecil sambil memalingkan pandangannya menuju layar. Beberapa saat kemudian aku nekad kembali menyentuhkan kakiku dan menggesekkan pada kaki dan betisnya. Namun dia mengenakan celana jeans, sehingga kulit betisnya tidak tersentuh. Aku ulangi tindakanku, namun ibu itu mebiarkanku begitu saja, bahkan dia menaikkan celananya karena dari tadi aku berusaha menggesekkan kakiku ke betisnya, namun terhalang oleh celana jeansnya.
Luar biasa, sensasi yang kudapatkan hanya karena mengelus-eluskan kakiku ke kaki ibu setengah baya itu. Mungkin karena suasana dan ditambah lagi dia adalah istri orang yang mana suaminya ada di sampingnya disibukkan oleh anknya. Suasana tegang itulah yang menjadi sensasi dan membuatku benar-benar bergairah. Penisku pun mengacung dengan sangat tegang, akupun memberanikan diri menggapai tangan kiri ibu itu. Dia melirikku sesaat dan membiarkan aku meraih tangannya. Kurema tangannya, namun dia hanya diam saja. Lalu aku nekad mengarahkan tangannya ke penisku yang tegang itu, namun dia langsung menariknya. Aku kaget takutnya dia marah dan suaminya tau tentang tindakan gilaku pada istriny tersebut. Namun rupanya, dia malah membuka jaket lebarnya dan menyimpanyya diatas pahanya, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalan timbunan jaketnya. Aku heran, dan sejenak berpikir aku mendapat kesimpulan bahwa ibu itu sengaja membuka jaket dan menutupkan di pahanya agar tangan kami bisa berpegangan tanpa di ketahui suaminya. Aku menangkap sinyal positif dari hal tersebut. Beberapa saat kemudian tanganke menyuep ke jaketnya, dan kuraih kembali tangan kirinya. Segera kutuntun ke penisku. Dia masih mendiamkan tangannya, padal sudah kuposisikan memegang penisku.
Akupun lebih nekad memasukkan tangannya kedalam celana, sehingga tangannya bersentuhan langsung dengan penisku, lalu kutarik sedikit jaaketnya agar menutupi pahaku. Kudenyutkan urat-urat penisku dan sesaat dia mulai menggerakan tangannya, mulai memijit dan perlahan menggerakan maju mundur penisku.
“ahhhh....sungguh aku mendapatkan sensasi yang luar biasa” pikirku dalam hati. Kemudian tanganku mulai bergerak masuk ke celananya. Terasa sangat hangat sekali bagian V-nya. Bulunya lumayan lebat, dan vaginanya sudah basah. Kumasukkan jari tengahku dan memutar-mutarkannya di dalam vaginanya. Sementara itu dia makin kencang meremas penisku. Nikmat sekali, kami melakukan hal sekitar 15 menit sampai akhirnya suaminya bilang padda ibu itu bahwa anknya ingin buang air besar.
“mah, si ade mau puf nih!” kata sang suami padanya.
“aduh pah, lagi asik nih, sama papa aja...pliss!!!” rayunya.
Akhirnya sang suami menuruti permintaan ibu itu dan melangkahiku sambil memangku anaknya. Aku tegang saat dia melewatiku, takut dia curiga dan melihat tindakan kami.namun karena dia terfokus pada anaknya sehingga tidak melihat apa yang kami lakukan, apalgi suasana sangat gelap. Setelah ditinggal suaminya ke toilet si ibu langsung bersuara.
“de, gila apa-apaan nih” bisikknya.
Kutatap sejenak wajahnya, dan langsung kucium bibirnya tanpa memikirkan orang yang menonton di sekitar karena kebetulan sangat sepi dan hany beberpa orang saja, itu posisi mereka berjauhan duduknya.
Dia mendesah kecil, dan terus mendaapat ciuman dariku.
“emmmm...nakal banget sih kamu!” bisiknya lagi sambil meremas penisku kuat-kuat.
“awwww...sakit bu!” jawabku nakal.
“habis kamu bikin aku jadi pengen pipis,,hiihi” sambil tertawa kecil.
Lalu kukeluarkan penisku dan rupanya sudah sangat licin dillumuri pelumas bening. Lalu kupegang rambut itu dan kuarahkan mulutnya ke penisku, kemudian dia mengulum penisku yang licin itu. Sungguh nikmat sekali, sementara tanganku makin liar mengorek-ngorek liangnya yang panas dan banjir. Lalu kuhentikan dia dan memintanya melorotkan celananya. Dia pun mematuhi dan segera dia kupangku.
“susah sayang” keluhnya
“gak apa-apa” jawabku sambil memposisikan dia agar bisa kuentot. Akupun mendapatkan posisi yang bisa kuentot namun tidak membaua orang lain curiga. Kusilankan satu kakinya dan kutahan, smentara pantatnya tepat berada di atas pistolku.
Perlahan mulai kumasukkan penisku ke vaginanya. Awalnya agak susah, namu setelah beberapa lama dan mulai masuk, lancar juga. Ku gerakan perlahan-lahan ke depan dan ke belakang.
“uhhhh...de, nikmat de....” desahnya kecil. Sementara itu kuremas dada besarnya dan sesekali kuhentakkan penisku seiring dia mengerang nikmat. Kusadari rupanya di sebelah kanan di bagian ujung kursi ada seorang perempuan yang melihat aksi kami. Namun kubiarkan saja dengan cuek karena ku terlalu menikmati.
“uh..ahhh...enaknya...” ibu itu terus mendeesah dan semakin membuatku bergairah.
Kuubah beberapa kali posisi kami sampai pada posisi doggy style. Kami gak peduli ada orang di sekitar kami yang melihat, kami larut dalam kenikmatan itu. Sampai akhirnya terlihat sang suami kembali dari toilet bersam anaknya yang lucu. Kami sedikit tegang karena takut ketahuan, namun karena ku hampir mencapai puncak, ku nekad mengocokkan penisku dengan sangat cepat ke dalam vagina ibu montok itu.
“ahhhh...ahhhh...ahhh...de itu masku kembali!!” katanya dengan irama mendesah. Aku tak peduli, aku hampir pada puncak, terus kugoclokana smpai akhirnya aku mengeluarkan lahar kenikmatan di dalam vaginanya dan seketika itu pula ibu itu membersihkan sisa cairan sperma di sekitar paha dan vaginanya dan langsung merapihkan celananya sebelum akhirnya sang suami datang. Kami sempat tegang karena takut si suami merasakan sesuatu, namun ternyata dia tidak merasakan apalagi mencurigai bahwa istrinya baru saja kubuahi.
Oh nikmatnya mengentot istri orang di dalam bioskop. Sekitar setengah jam kemudian, filmnya berakhir dan kamipun segera keluar. Aku cepat-cepat keluar. Di dekat tangga aku sengaja diam menunggu si ibu montok itu lewat, sekedar mencari sensasi lain. Beberapa saat kemudian dia keluar bersama suami dan orang lain yang berdesakkan. Aku hampiri dia dan gilanya aku sempat mencubit pantatnya dari desakkan itu. Dia melirik dan tersenyum tipis. Aku mengikutinya, dan rupanya dia menyadarinya. Entah ada maksud apa dia menggerakan jarinya seperti memanggilku. Akupun terus mengikutinya. Rupanya dia menuju toilet, dan aku terus memperhatikannya. Sang suami menunggu sambil bermain bersama anaknya. Beberapa saat kemudia dia keluar tergesa dan seperti menghindari pandangan suaminya. Dia berlari dan matanya kesana-kemari. Aku yakin dia mencariku. Setelah dia cukup jauh dari pandangan suaminya, akupun menghampiri dan memanggilnya. Kami berjalan menuju lantai 5, dan mencari tempat duduk di restoran di mall tersebut. Kami berkenalan dan mngobrol, gila juga nih orang, padahal suaminya meenunggunya di bawah, dia malah pergi bersamaku. Rupanya namanya Ina, usianya 32 tahun, anaknya tiga dan yang bersamaa suaminya adalah anak bungsunya.
“kenapa ditinggal suaminya mbak, wah gila hebat n nekad juga mbak ya, saya kagum!” pjiku padanya.
“haha, iya ya gila juga saya ya ron!, biari aja lah dia udah gede ini!” jawabnya sambil mencubit perutku.
Kuperhatikan dia menelpon suaminya, dan dia berabasa-basi dan bilang bahwa dia mencari suaminya sampai akhirnya dia bertemu keponakannya. Ah ada-ada aja ibu itu beralasan dan bebohong sama suaminya. Aku makin terpesona dan bergairah untuk menikmati kembali ibu ina di tempat yang lebih baik.
“haha, mudah banget suamiku aku kibulin, dia percaya kalo aku dianter pulang sama ponakan aku.” Katanya.
Mendengar hal tersebut aku senang dan aku genggam tangannya, dia pun meremas tanganku. Beberapa saat setelah makan dan mengobrol, kami beranjak dan menuju motor Ninjaku. Kami berangkat menuju apartemenku. Diapun mau saja.
“mas, aku diculik sama laki-laki ganteng nih!” dia berteriak di atas motorku sambil tertawa-tawa. Sepertinya dia kegirangan karena perlakuanku waktu di bioskop tadi. Di sepanjang jalan dia terus menciumi pipiku dan sesekali tangannya masuk ke celanaku dan meremas-remas penisku yang terus tegang dari awal.
“mau berapa hari kamu meculik aku?” bisikknya padaku.
“emmm...!” jawabku penuh gairah.
Sesampainya di apartemenku, aku langsung merebahkan tubuhku karena capek dan pengaruh ketegagan sensasional bersama istri bohay itu. Dia lagsung melompat ke arahku dan menindih tubuhku.
“pah, mamah pengen diewe lagi” bisiknya dengan nafas yang menggoda.
Aku diam saja dan hanya menjawabnya dengan menggenjotkan penisku yang tertindih oleh perutnya yang agak gemuk. Kamipun tertwa kecil dan langsung berciuman. Bibir kami saling berpagutan sementara tanganku meremas-remas pantatnya.
“ting..ting” tiba-tiba terdengar suara bel dari luar.
Kami bergegas dan aku segera membuka pintu, sementara Ina, masuk ke kamarku. Rupanya di depan pintu Bu ella, tetanggaku yang beberapa kali kutiduri.
“ada apa sayang?” tanyaku, sambil kucolek payudaranya.
“bapak lagi gak ada nih, entot aku dong, lagi gatel nih!” mintanya dengan gila.
Gila, dasar nasib lagi cerah, ada dua cewe yang mau aku garap pikirku. Tapi karena di apartemenku ada bu Ina yang baru aja jai mangsaku, aku gak mau mengacaukan, aku terpaksa menolak dengan alasan ada kerjaan di kantor, padahal Bu ella dah berdandan seksi. Namun, dia mengerti dan menerimanya meskipun dia sempat meremas penisku. Aku pun menciuminya beberapa saat agar dia tidak kecewa. Diapun pergi dan aku segera mengunci pintu dan menuju kamar yang di dalamnya ada seorang bidadari montok hasil rampasan dari seorang kontraktor.
“sapa itu ron, cewe kamu, ko ibu-ibu?” tanyanya sedikit memanja
“aah tetangga!” jawabku
“ko kamu ciumin dia, ahh jangan-jangan aku jadi saingan dia ya?” tanyanya lagi.
Aku tertawa saja dan langsung meraih tubuhnya dan menciumi bibirnya. Dia terperanjat dan langsung membalas perlakuanku.
“mah, ko body nya montok banget” gaodaku sambil kuremas-remas payudaranya.
“ah bilang aja mamah ndut!” katanya sambil sibuk membuka celanaku sampai bagian bawahku udah telanjang. Lalu dia meraih penisku dan memainkannya dengan asik.
“gede banget sih burungnya!” godanya
“ayo dong mah!” jawabku sambil menyurunya mengulum penisku, dia pun langsung mengindahkan perintaku. Wah luar biasa nikmatnya, penisku diemut istri orang selama beberapa menit. Kemudian bagianku menjilati vaginanya yang hitam dan berbulu lebat serta beraroma khas yang mekin menbuatku bernafsu. “ah sayang gak nahan ah, cepet aja masukin pelor kamu” mintanya sedikit mengrang. Aku makin bernafsu dan ku sengaja memainkan lidahku di bibir birahi bawahnya.
“udah dong yang, entot lagi ah” mohonnya. Akupun mengiyakan dan langsung membangun posisi bertempur yang baik. Dia tengkurap dan kunaikki dia, sepertinya dia agak sesak dengan posisi tersebut, namun kuacuhkan, sampai akhirnya dia berontak dan meminta agar saling berhadapan. Aku mengalah dan kami berhadapan, lalu kukocokkan kembali si ade ku ke liang surganya perlahan dan cepat, begitulah yang kulakukan selama hampir 15 manit. Dia mulai mencapai puncaknya yang pertama dan kuliaht raut muka kenikmatan darinya.
“pah aku keluar nih” desahnya.
Aku tak menjawab dan sesaat kemudian aku pun keluar, namun aku memang ingin terlihat beda, meskipun sudahorgasme, aku tidak menghentikan malah terus mengocokkan dan akhirnya aku tegang kembali. Diapun makin mengerang dan bersemangat menerima seranganku. Hampir stengah jam di ronde kedua ini kami bertahan hingga akhirnya kami mencairkan kenikmatan kedua kami.
“ahhh pah, jangan di keluarin di dalam ah, !” pintanya
Aku tidak mempedulikan permintaanya dan sengaja mengeluarkan di dalam rahimnya. Sungguh nikmatnya vagina ibu 3 anak ini, biarpun sudah tiddak sempit, namun sikap yang diberikannya sangat membangkitkan gairah nafsuku. Beberapa saat kemudian kami merebahkan tubuh kami karena agak cape dengan ronde dua yang mamakan waktu sekitar setengah jam. Namun tidak sampai 5 menit aku segera meraih kembali peyudaranya dan segera meremasnya lagi.
“lagi ya sayang!” kataku dengan agak terpaksa karena aku sebenarnya sudah lelah, namun ltulah trikku untuk membuat dia senang dengan permainanku. Dengan mata yang sayup dan kecapean dia sedikit menolak. Namun aku acuhkan saja dia dan memeluk dan memagut tubuh bahenolnya yang terkapar tak berdaya. Kubalikkan tubuhnya dan lagi, kumasukkan penisku ke vaginanya yang sudah sangat dower, namun masih memberiku kenikmatan. Dinding vaginanya berdenyut kencang oleh rangsanganku. Melihat pantatnya yang indah, aku jadi mengarahkan penisku ke liang anusnya. Dia agak kaget dan hendak melarang, namun aku menciumi punggungnya dan membuat dia terdiam.
Liang anusnya memang sangat sempit dan rapat, mungkin karena baru kali ini anusnya dipakai.
“ahhh jangan ah, sakit ah...ke memek aja ron!” desahnya agak kesakitan.
Akupun sama agak sakit, namun aku bernafsu melobangi anusnya. Perlahan-lahana aku dorongkan penis keliang sekunder nya. Sememntara itu ibu itu mengerang sakit campur nikmat. Aku memang sedikit kasihan, namun nafsuku tidak merelakan rasa kasihanku mengalahkan. Akhirnya seperempat penisku masuk kedalam dan raanya memang berbeda namun tetap nikmat. Dia semakin tak berday menerima perlakuanku dan hampir setengah sadar.
"sayang maafin aku yah, habis pantat kamu menantang banget” bisikku.
“ya sayang, ahhh baru kali ini aku diperlakukan seperti ini, aku gak kuat!” stengah sadar dia menjwabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar